際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
DENGAN STRATEGI CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 1 SINGKAWANG PADA MATERI
BANGUN RUANG SISI DATAR
OUTLINE PENELITIAN
Oleh:
Adi Syuhada putra
311000019
Disahkan Oleh: Di sahkan Oleh:
Dekan/ Wakil dekan I Ketua Program Studi
Fakultas MIPA dan Teknologi Pendidikan matematika
M. Firdaus, M.Pd Yudi Darma, M.Pd
NPP. 262 2007 040 NPP. 202 2010 079
2
A. JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran matematika realistik dengan strategi creative problem solving
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Singkawang pada materi bangun ruang sisi datar
B. LATAR BELAKANG
Matematika adalah ilmu yang sangat penting untuk di kuasai, bahkan pada
hakekatnya matematika di sebut juga sebagai ratu dan pelayannya ilmu, yang
artinya semua ilmu membutuhkan dan di dasari oleh matematika, ungkapan
tersebut menjadi benar dikarenakan dalam proses pembelajaran matematika kita
secara langsung akan melatih kemampuan berfikir kritis, logis, analitis, sistematis
dan kreatif. Hal tersebut juga mejadi sebab mengapa matematika diperkenalkan
sejak kita balita, agar fikiran kita terkonsep dan mampu memecahkan masalah.
Ada banyak sekali manfaat dari matematika dan kebanyakan berhubungan
langsung dengan kehidupan sehari  hari. Istilah jembatan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangatlah pantas dilontarkan kepada ilmu matematika. Sebagai contoh,
kemajuan yang pesat sekarang pada bidang informasi dan teknologi luar angkasa
bisa dikatakan karena kemajuan dibidang ilmu fisika. Tetapi,
perhitungannyatetapsajamenggunakankonsepmatematika, fisika tanpa ilmu
matematika sama saja dengan manusia tanpa tangan dan kaki, Ia hanya siap
bekerja namun tidak dapat melakukanpekerjannya.
3
Pada hakikatnya pembelajaran matematika di sekolah  sekolah haruslah
bermakna, yang di maksud bermakna di sini adalah dengan belajar matematika
siswa di harapkan dapat mengembangkan pola fikir mereka dan melatih
kemampuan berfikir kritis, logis, analitis, sistematis dan kreatif, sehingga
kedepannya mereka dapat menggunakan matematika untuk memecahkan masalah
 masalah yang memang berkaitan dengan kehidupan sehari  hari. Namun
kenyataan yang di jumpai ketika peneliti berdiskusi dengan kepala bagian cabang
dari salah satu bimbel ternama yang ada di kota Singkawang adalah beliau
menyatakan bahwa ketika siswa di berika soal  soal pertanyaan yang biasa,
siswa dengan mudah dapat menyelesaikan soal  soal tersebut. Namun ketika
mereka di hadapkan dengan soal  soal cerita dengan bentuk penyelesaian yang
sama, mereka justru kebingungan untuk menyelesaikan soal tersebut. Padahal soal
 soal cerita memang notabenenya merupakan soal  soal yang seharusnya
menjadi tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikirsiswa
dalam memecahkan masalah. Untukmengetahui hal ini lebih lanjut lagi, peniliti
mencoba memberikan sebuah tes kepada teman  teman mahasiswa jurusan
pendidikan matematika, yang mana tes tersebut berupa soal cerita yang
penyelesaiaannya menggunakan konsep  konsep bangun ruang yang telah di
pelajari ketika SMP dan SMA, dan hasilnya, dari 7 orang yang di berikan tes soal
tersebut,5 di antara mereka sama sekali tidak dapat memahami atau menganalisis
maksud dari soal yang di berikan.
Berikut adalah data yang di peroleh dari hasil tes, si A menjawab dengan
analisis dan konsep yang benar, namun dia mengabaikan realita yang ada
4
sehingga pada bagian b dia membulatkan jumlah porselin yang harus di beli
dalam bentuk kotak. Akibatnya jawaban yang dia berikan kurang tepat, si B
menjawab dengan analisis yang tepat dan menyesuaikan dengan realita yang ada,
namun dia salah dalam penggunaan konsep luas permukaan balok. Sehingga
kesalahan tersebut berdampak pada keseluruhan jawaban yang dia berikan,
adapun si C, si D, si E, si F, dan si G kesulitan memahami soal yang telah di
berikan sehingga analisis dan konsep yang mereka terapkan kurang tepat.
Dari hasil tes tersebut, dapat di simpulakan ternyata soal  soal cerita yang
memang berkaitan dengan kehidupan sehari  hari atau kenyataan sangatlah susah
untuk di pahami. Padahal dalam kaitannya dengan kehidupan sehari  hari,
masalah  masalah yang ada pada matematika bukanlah berupa masalah yang
langsung memunculkan bentuk matematika dengan angka  angka saja seperti
dalam soal  soal yang biasa di gunakan, melainkan pasti masalah  masalah
tersebut akan berbentuk narasi deskriptif atau bentuk cerita. Oleh karena itu agar
pembelajaran matematika dapat bermakna, siswa  siswa juga harus dapat
menggunakan konsep - konsep yang ada pada matematika tersebut untuk
memecahkan permasalahan yang mereka temui dalam kehidupan sehari  hari
yaitu permasalah dalam bentuk soal cerita.
Selain itu dari hasil tes tersebut peneliti menyadari bahwa kemampuan
komunikasi matematis perlu di terapkan sejak awal dalam pembelajaran
matematika agar siswa dapat memahami soal  soal dalam bentuk cerita sehingga
nantinya mereka dapat mengaplikasikan konsep matematika secara maksimal
5
untuk menyelesaikan masalah  masalah yang ada dalam kehidupan sehari  hari,
dengan begitu barulah pembelajaran matematika dapat di katakan bermakna.
Adapun salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk melatih kemampuan komunikasi matematis siswa adalah model
pembelajaran matematika realistik, karena pada model pembelajaran ini siswa
akan di hadapkan dengan beberapa permasalahan  permasalahan nyata di dalam
kehidupan sehari  hari yang berhubungan langsung dengan materi yang akan di
ajarkan, sehingga siswa akan di latih untuk berfikir secara kritis, logis, analitis,
sistematis, dan kreatif. Dan hal inilah kemudian yang nantinya akan menjadi bekal
mereka untuk dapat memecahkan masalah  masalah dalam kehidupan sehari 
hari yang berhubungan dengan konsep  konsep di dalam pembelajaran
matematika.
Selain itu pada dengan strategi creative problem solving, bentuk  bentuk
soal yang di sajikan adalah bentuk  bentuk soal yang memang berupa soal cerita,
karena soal  soal dalam bentuk cerita telah menjadi permasalahan untuk siswa 
siswa pada saat ini seperti yang telah di terangkan pada paragraf sebelumnya, dan
tidak sedikit siswa  siswa yang kesulitan menjawab soal  soal matematika
dalam bentuk soal cerita.Di harapkan dengan menerepkan model pembelajaran
matematika realistik dengan strategi creative problem solving, siswa akan terbiasa
dengan soal  soal cerita, yang nantinya akan melatih pola fikir mereka, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah serta
kemampuan komunkasi matematis mereka.
6
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka, masalah penelitian ini adalah
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran matematika realistik dengan
strategi creative problem solvingterhadap komunikasi matematis siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Singkawangpada materi bangun ruang sisi datar ?
Adapun sub  sub masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakan kemampuan siswa dalam menjelaskan ide  ide dan situasi
secara tulisan ?
2. Bagaimakah kemampuan siswa dalam memahami ide  ide matematis dalam
bentuk tulisan ?
3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyatakan situasi kedalam model
matematika / gambar ?
D. VARIABEL PENELITIAN
Variable penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk di
amati (Sugiyono, 2003 : 2) variabel yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel independen. Menurut Sugiyono (2011 :
61)menyatakan Variable bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
7
pembelajaran matematika realistik dengan strategi creative problem
solving dalam materi bangun ruang sisi datar.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependent. Menurut Sugiyono
(2009:59), Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singkawang.
3. Variabel Kontrol
Menurut Nawawi (1991 : 57) variabel kontrol adalah sejumlah gejala
atau faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan agar tidak
mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat.
Variabelkontroldalampenelitianiniadalah :
1) Guru yang mengajar.
Guru yang mengajar dikelas kontrol dan dikelas eksperimen adalah
guru yang sama.
2) Jumlah jam pelajaran.
Jumlah jam pelajaran adalah sama banyak dikelas kontrol maupun
dikelas eksperimen.
3) Materi yang diajarkan.
Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah materi sistem persamaan linier dua variabel
8
E. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam beberapa istilah yang di
gunakan dalam penelitian ini, maka peniliti merasa perlu untuk menjelaskan
beberapa istilah yang di gunakan tersebut. Dan istilah  istilah yang di gunakan
dalam penelitian ini antara lain :
1. Penerapan
Penerapan dapat diartikan sebagai perihal mempraktekkan (Kamus Besar
Bahasa Indinesia: 2001). Adapun dalam prihal penerapan yang di maksud
pada penelitian ini adalah prihal mempraktekan model matematika
realistikdengan strategi creative problem solving untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis dalam materi bagun ruang sisi datar pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singkawang.
2. Model Pembelajaran Matematika Realistik
Maksud dari model pembelajaran matematika realistik dalam penelitian ini
adalah pembelajaran matematika yang menghubungkan konsep  konsep
matematika dengan kenyataan yang ada di sekitar siswa serta mengaitkan
konsep  konsep tersebut dengan permasalahan  permasalahan yang ada di
dalam kehidupan sehari  hari.
3. Startegi Creative Problem Solving
Yang di maksud dengan strategi Creative Problem Solving dalam penelitian
ini adalah, strategi yang di gunakan guru untuk membimbing siswanya dalam
9
meningkatkan keterampilan mereka untuk menyelesaikan masalah  masalah
matematika yang disajikan dalam berbentuk soal cerita.
4. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Yang di maksud kemampuan komunikasi matematis siswa dalam penelitian
ini adalah kemampuan siswa dalam menyusun dan mengaitkan ide  ide yang
mereka temukan kedalam bentuk matematika serta kemampuan mereka dalam
menafsirkan soal  soal cerita kedalam bentuk matematika.
5. Materi bangun ruang sisi datar
Materi bangun ruang sisi datar dalam penelitian ini adalah kubus dan balok
a. Kubus
kubus adalah salah satu bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh 6 buah
persegi yang kongruen atau sama, adapun bentuk dari kubus adalah sebagai
berikut :
b. Balok
balok adalah salah satu bangun ruang yang menyerupai kubus, hanya saja
tidak seperti kubus yang besar semua sisi sisinya sama besar, pada balok
hanya sisi yang saling berhadapan saja yang sama besar, adapun bentuk balok
adalah sebagai berikut:
10

More Related Content

Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik

  • 1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINGKAWANG PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR OUTLINE PENELITIAN Oleh: Adi Syuhada putra 311000019 Disahkan Oleh: Di sahkan Oleh: Dekan/ Wakil dekan I Ketua Program Studi Fakultas MIPA dan Teknologi Pendidikan matematika M. Firdaus, M.Pd Yudi Darma, M.Pd NPP. 262 2007 040 NPP. 202 2010 079
  • 2. 2 A. JUDUL PENELITIAN Judul penelitian yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran matematika realistik dengan strategi creative problem solving terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singkawang pada materi bangun ruang sisi datar B. LATAR BELAKANG Matematika adalah ilmu yang sangat penting untuk di kuasai, bahkan pada hakekatnya matematika di sebut juga sebagai ratu dan pelayannya ilmu, yang artinya semua ilmu membutuhkan dan di dasari oleh matematika, ungkapan tersebut menjadi benar dikarenakan dalam proses pembelajaran matematika kita secara langsung akan melatih kemampuan berfikir kritis, logis, analitis, sistematis dan kreatif. Hal tersebut juga mejadi sebab mengapa matematika diperkenalkan sejak kita balita, agar fikiran kita terkonsep dan mampu memecahkan masalah. Ada banyak sekali manfaat dari matematika dan kebanyakan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari hari. Istilah jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pantas dilontarkan kepada ilmu matematika. Sebagai contoh, kemajuan yang pesat sekarang pada bidang informasi dan teknologi luar angkasa bisa dikatakan karena kemajuan dibidang ilmu fisika. Tetapi, perhitungannyatetapsajamenggunakankonsepmatematika, fisika tanpa ilmu matematika sama saja dengan manusia tanpa tangan dan kaki, Ia hanya siap bekerja namun tidak dapat melakukanpekerjannya.
  • 3. 3 Pada hakikatnya pembelajaran matematika di sekolah sekolah haruslah bermakna, yang di maksud bermakna di sini adalah dengan belajar matematika siswa di harapkan dapat mengembangkan pola fikir mereka dan melatih kemampuan berfikir kritis, logis, analitis, sistematis dan kreatif, sehingga kedepannya mereka dapat menggunakan matematika untuk memecahkan masalah masalah yang memang berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Namun kenyataan yang di jumpai ketika peneliti berdiskusi dengan kepala bagian cabang dari salah satu bimbel ternama yang ada di kota Singkawang adalah beliau menyatakan bahwa ketika siswa di berika soal soal pertanyaan yang biasa, siswa dengan mudah dapat menyelesaikan soal soal tersebut. Namun ketika mereka di hadapkan dengan soal soal cerita dengan bentuk penyelesaian yang sama, mereka justru kebingungan untuk menyelesaikan soal tersebut. Padahal soal soal cerita memang notabenenya merupakan soal soal yang seharusnya menjadi tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikirsiswa dalam memecahkan masalah. Untukmengetahui hal ini lebih lanjut lagi, peniliti mencoba memberikan sebuah tes kepada teman teman mahasiswa jurusan pendidikan matematika, yang mana tes tersebut berupa soal cerita yang penyelesaiaannya menggunakan konsep konsep bangun ruang yang telah di pelajari ketika SMP dan SMA, dan hasilnya, dari 7 orang yang di berikan tes soal tersebut,5 di antara mereka sama sekali tidak dapat memahami atau menganalisis maksud dari soal yang di berikan. Berikut adalah data yang di peroleh dari hasil tes, si A menjawab dengan analisis dan konsep yang benar, namun dia mengabaikan realita yang ada
  • 4. 4 sehingga pada bagian b dia membulatkan jumlah porselin yang harus di beli dalam bentuk kotak. Akibatnya jawaban yang dia berikan kurang tepat, si B menjawab dengan analisis yang tepat dan menyesuaikan dengan realita yang ada, namun dia salah dalam penggunaan konsep luas permukaan balok. Sehingga kesalahan tersebut berdampak pada keseluruhan jawaban yang dia berikan, adapun si C, si D, si E, si F, dan si G kesulitan memahami soal yang telah di berikan sehingga analisis dan konsep yang mereka terapkan kurang tepat. Dari hasil tes tersebut, dapat di simpulakan ternyata soal soal cerita yang memang berkaitan dengan kehidupan sehari hari atau kenyataan sangatlah susah untuk di pahami. Padahal dalam kaitannya dengan kehidupan sehari hari, masalah masalah yang ada pada matematika bukanlah berupa masalah yang langsung memunculkan bentuk matematika dengan angka angka saja seperti dalam soal soal yang biasa di gunakan, melainkan pasti masalah masalah tersebut akan berbentuk narasi deskriptif atau bentuk cerita. Oleh karena itu agar pembelajaran matematika dapat bermakna, siswa siswa juga harus dapat menggunakan konsep - konsep yang ada pada matematika tersebut untuk memecahkan permasalahan yang mereka temui dalam kehidupan sehari hari yaitu permasalah dalam bentuk soal cerita. Selain itu dari hasil tes tersebut peneliti menyadari bahwa kemampuan komunikasi matematis perlu di terapkan sejak awal dalam pembelajaran matematika agar siswa dapat memahami soal soal dalam bentuk cerita sehingga nantinya mereka dapat mengaplikasikan konsep matematika secara maksimal
  • 5. 5 untuk menyelesaikan masalah masalah yang ada dalam kehidupan sehari hari, dengan begitu barulah pembelajaran matematika dapat di katakan bermakna. Adapun salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan komunikasi matematis siswa adalah model pembelajaran matematika realistik, karena pada model pembelajaran ini siswa akan di hadapkan dengan beberapa permasalahan permasalahan nyata di dalam kehidupan sehari hari yang berhubungan langsung dengan materi yang akan di ajarkan, sehingga siswa akan di latih untuk berfikir secara kritis, logis, analitis, sistematis, dan kreatif. Dan hal inilah kemudian yang nantinya akan menjadi bekal mereka untuk dapat memecahkan masalah masalah dalam kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan konsep konsep di dalam pembelajaran matematika. Selain itu pada dengan strategi creative problem solving, bentuk bentuk soal yang di sajikan adalah bentuk bentuk soal yang memang berupa soal cerita, karena soal soal dalam bentuk cerita telah menjadi permasalahan untuk siswa siswa pada saat ini seperti yang telah di terangkan pada paragraf sebelumnya, dan tidak sedikit siswa siswa yang kesulitan menjawab soal soal matematika dalam bentuk soal cerita.Di harapkan dengan menerepkan model pembelajaran matematika realistik dengan strategi creative problem solving, siswa akan terbiasa dengan soal soal cerita, yang nantinya akan melatih pola fikir mereka, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah serta kemampuan komunkasi matematis mereka.
  • 6. 6 C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka, masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan model pembelajaran matematika realistik dengan strategi creative problem solvingterhadap komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singkawangpada materi bangun ruang sisi datar ? Adapun sub sub masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakan kemampuan siswa dalam menjelaskan ide ide dan situasi secara tulisan ? 2. Bagaimakah kemampuan siswa dalam memahami ide ide matematis dalam bentuk tulisan ? 3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyatakan situasi kedalam model matematika / gambar ? D. VARIABEL PENELITIAN Variable penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk di amati (Sugiyono, 2003 : 2) variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Bebas Variabel bebas atau variabel independen. Menurut Sugiyono (2011 : 61)menyatakan Variable bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
  • 7. 7 pembelajaran matematika realistik dengan strategi creative problem solving dalam materi bangun ruang sisi datar. 2. Variabel Terikat Variabel terikat atau variabel dependent. Menurut Sugiyono (2009:59), Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singkawang. 3. Variabel Kontrol Menurut Nawawi (1991 : 57) variabel kontrol adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan agar tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat. Variabelkontroldalampenelitianiniadalah : 1) Guru yang mengajar. Guru yang mengajar dikelas kontrol dan dikelas eksperimen adalah guru yang sama. 2) Jumlah jam pelajaran. Jumlah jam pelajaran adalah sama banyak dikelas kontrol maupun dikelas eksperimen. 3) Materi yang diajarkan. Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah materi sistem persamaan linier dua variabel
  • 8. 8 E. DEFINISI OPERASIONAL Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam beberapa istilah yang di gunakan dalam penelitian ini, maka peniliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang di gunakan tersebut. Dan istilah istilah yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Penerapan Penerapan dapat diartikan sebagai perihal mempraktekkan (Kamus Besar Bahasa Indinesia: 2001). Adapun dalam prihal penerapan yang di maksud pada penelitian ini adalah prihal mempraktekan model matematika realistikdengan strategi creative problem solving untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dalam materi bagun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singkawang. 2. Model Pembelajaran Matematika Realistik Maksud dari model pembelajaran matematika realistik dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika yang menghubungkan konsep konsep matematika dengan kenyataan yang ada di sekitar siswa serta mengaitkan konsep konsep tersebut dengan permasalahan permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari hari. 3. Startegi Creative Problem Solving Yang di maksud dengan strategi Creative Problem Solving dalam penelitian ini adalah, strategi yang di gunakan guru untuk membimbing siswanya dalam
  • 9. 9 meningkatkan keterampilan mereka untuk menyelesaikan masalah masalah matematika yang disajikan dalam berbentuk soal cerita. 4. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Yang di maksud kemampuan komunikasi matematis siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyusun dan mengaitkan ide ide yang mereka temukan kedalam bentuk matematika serta kemampuan mereka dalam menafsirkan soal soal cerita kedalam bentuk matematika. 5. Materi bangun ruang sisi datar Materi bangun ruang sisi datar dalam penelitian ini adalah kubus dan balok a. Kubus kubus adalah salah satu bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh 6 buah persegi yang kongruen atau sama, adapun bentuk dari kubus adalah sebagai berikut : b. Balok balok adalah salah satu bangun ruang yang menyerupai kubus, hanya saja tidak seperti kubus yang besar semua sisi sisinya sama besar, pada balok hanya sisi yang saling berhadapan saja yang sama besar, adapun bentuk balok adalah sebagai berikut:
  • 10. 10