2. Sejarah pangan fungsional
Pengertian & fungsi pangan fungsional
Jenis pangan fungsional
Syarat pangan fungsional
Contoh pangan fungsional
Pengembangan pangan fungsional
3. Tahun 1980, istilah pangan fungsional pertama kali
diperkenalkan di Jepang, dengan istilah FOSHU (Foods
for Specified Health Uses)
4. 3 fungsi dasar pangan fungsional menurut ilmuwan Jepang
Sensory (warna dan
penampilan menarik,
cita rasa enak)
Nutritional (bernilai
gizi tinggi)
Physiological
(memberikan
pengaruh fisiologis
yang menguntungkan
bagi tubuh)
5. Agar produk FOSHU dapat diperdagangkan, klaim yang diberikan harus
disetujui of Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan (Ministry of Health, Labour and Welfare)
Syarat produk FOSHU:
Efektivitasnya bagi kesehatan tubuh manusia harus sudah teruji
secara klinis
Tidak mengandung bahan berbahaya (lolos uji toksisitas)
Mengandung bahan-bahan (ingredients) dengan jumlah yang sesuai
kaidah gizi (misalnya penggunaan garam tidak berlebihan)
Ada jaminan ketika minuman/makanan tersebut dikonsumsi akan
memberikan hasil sesuai klaim
Mengembangkan sistem quality control yang handal
6. Produk FOSHU yang telah dikembangkan umumnya memiliki manfaat
sebagai berikut:
Manfaat Komponen bioaktif
Memperbaiki kondisi saluran cerna Oligosakarida, laktosa, bifidobacteria,
bakteri asam laktat, dietary fiber 8 ingestible
dextrin, polydextrol, guar gum, psyllium
seed coat
Menurunkan kadar kolesterol dalam darah Chitosan, soybean protein, degraded
sodium alginate
Menurunkan kadar gula dalam darah Indigestible dextrin, wheat albumin, guava
tea polyphenol, L-arabiose
Menjaga tekanan darah Lactotripeptide, casein dodecaneptide,
tochu leaf glycoside (geniposidic acid),
sardine peptide
Menjaga kesehatan gigi dan mulut Paratinose, maltitiose, erythrytol
7. Manfaat Komponen bioaktif
Meningkatkan
penyerapan mineral
Calcium citrated malate, casein
phosphopeptide, hem iron, fracuto-
oligosaccharide
Merangsang
osteogenesis
Soybeen isoflavone, MBP (Milk basic
protein)
Menjaga level
triasilgliserol dalam
darah
Middle chain fatty acid
Menurunkan
kolesterol berlebih
pada saluran cerna
Degraded sodium alginate, dietary fiber
from psyllium seed husk
9. Pangan olahan yang mengandung satu atau lebih
komponen fungsional (bioactive compounds), yang
berdasarkan kajian ilmiah, yaitu pembuktian uji klinis,
benar-benar mempunyai fungsi fisiologis yang terbukti
bermanfaat bagi kesehatan, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
(Peraturan Kepala Badan POM Nomor: HK.00.05.52.0685 Tahun 2005
tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional)
10. Merupakan makanan/minuman, bukan berupa
serbuk/kapsul/tablet
Mengandung senyawa bioaktif alami yang memiliki
manfaat fisiologis bagi tubuh manusia
Bahan memenuhi standar mutu dan persyaratan
keamanan pangan
Disajikan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya
makanan/minuman
Karakteristik sensori dapat diterima konsumen
11. Fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan
fungsional:
Mencegah timbulnya penyakit
Meningkatkan daya tahan tubuh
Membantu proses pemulihan tubuh (recovery)
Mencegah penuaan dini
Meningkatkan / memperlancar metabolisme tubuh
12. Vitamin Mineral Serat pangan Gula alkohol
Asam lemak
tak jenuh
Peptida dan
protein
tertentu
Asam amino Prebiotik
Probiotik
Kolin, lesitin,
inositol
Karnitin,
skualen
Isoflavon
Fitosterol,
fitostanol
Polifenol
Komponen
fungsional
lainnya
13. Klaim kandungan gizi
diperkaya vitamin.. ; mengandung serat pangan; tinggi kalsium; rendah
natrium
Klaim fungsi gizi
Kalsium berperan dalam pembentukan tulang, dan meningkatkan kepadatan
tulang dan gigi
Karotenoid dapat bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh
Klaim penurunan risiko penyakit
klaim yang menghubungkan konsumsi pangan atau komponen pangan dalam
diet total dengan penurunan risiko terjadinya suatu penyakit atau kondisi
kesehatan tertentu
Asupan asam folat yang cukup apabila disertai dengan diet gizi seimbang
dapat mengurangi risiko terjadinya kegagalan pembentukan tabung syaraf
pada janin
14. Klaim perbandingan zat gizi
klaim yang membandingkan kandungan zat gizi dan/atau
kandungan energi antara dua atau lebih pangan.
Klaim fungsi lain
klaim yang berkaitan dengan efek khusus yang menguntungkan
dari pangan atau komponen pangan dalam diet total terhadap
fungsi atau aktifitas biologis normal dalam tubuh, klaim tersebut
berkaitan dengan efek positif untuk memperbaiki fungsi tubuh
atau memelihara kesehatan
Serat pangan tidak larut dapat membantu memudahkan buang
air besar (laksatif), jika disertai dengan minum air yang cukup
15. Klaim harus disetujui oleh Kepala Badan POM RI
dengan rekomendasi dari Tim Mitra Bestari
Sebisa mungkin menghindari penggunaan kata-kata:
Untuk mencegah
Untuk menyembuhkan
Untuk mengobati
Untuk mendiagnosa
Boleh diiklankan apabila sudah mendapat persetujuan
Kepala Badan POM RI
16. Telur yang diperkaya omega 3
Senyawa bioaktif: asam lemak omega 3
(DHA)
Fungsi: menurunkan kolesterol,
trigliserida dan risiko penyakit jantung
koroner
Oats
Senyawa bioaktif: -glucan, saponin
Fungsi: menurunkan kolesterol total dan
LDL, menurunkan tekanan darah
17. Ikan berlemak
Senyawa bioaktif: asam lemak omega 3
(DHA dan EPA)
Fungsi: menurunkan trigliserida dan
risiko penyakit jantung koroner
Margarin yang difortifikasi
Senyawa bioaktif: sterol dan stanol
Fungsi: menurunkan kolesterol total dan
LDL pada pasien dengan tekanan darah
tinggi
18. Kacang kedelai dan olahannya
Senyawa bioaktif: isoflavone, genistein
Fungsi: menurunkan kolesterol total dan
LDL
Tomat dan olahannya
Senyawa bioaktif: likopen
Fungsi: mencegah kanker prostat,
menurunkan risiko kanker dan penyakit
jantung
19. Probiotik
Senyawa bioaktif: bakteri asam laktat
(BAL)
Fungsi: menjaga kesehatan saluran
cerna, meningkatkan sistem imun
Kacang-kacangan
Senyawa bioaktif: MUFA, vitamin E
Fungsi: menurunkan penyakit jantung
21. Identifikasi bahan bioaktif baru yang potensial
pada bahan pangan
Menguji efektivitas (stabilitas, bioavalabilitas)
dan level asupan yang diperlukan untuk
memberikan manfaat fungsional yang
diharapkan
Menguji keamanan dan potensi alergi pada
level yang dianggap efektif memberikan
manfaat fungsional bagi tubuh
22. Mengembangkan pangan pembawa (food vehicle)
yang akan digunakan untuk komponen bioaktif
tersebut. Misalnya yoghurt untuk BAL dan stenol
Mendapatkan persetujuan atas klaim melalui
pembuktian dokumen uji klinis dan peer review
(kajian ilmiah Tim Mitra Bestari)
Menginformasikan manfaat pangan fungsional
yang telah dikembangkan kepada konsumen
Memonitor pemasaran pangan fungsional melalui
in-market surveillance
23. Suatu upaya untuk mendapatkan informasi tentang
efek dari bahan fungsional setelah produk tersebut
diperkenalkan ke pasar
Tujuannya: untuk memantau apakah dosis/jumlah
asupan telah sesuai untuk memberikan manfaat
fungsional yang dinyatakan dalam klaim
24. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia
NOMOR HK.03.1.23.11.11.09909 TAHUN 2011
tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan
Pangan Olahan