際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Agnescia Sera, MFoodScTech
 Sejarah pangan fungsional
 Pengertian & fungsi pangan fungsional
 Jenis pangan fungsional
 Syarat pangan fungsional
 Contoh pangan fungsional
 Pengembangan pangan fungsional
 Tahun 1980, istilah pangan fungsional pertama kali
diperkenalkan di Jepang, dengan istilah FOSHU (Foods
for Specified Health Uses)
3 fungsi dasar pangan fungsional menurut ilmuwan Jepang
Sensory (warna dan
penampilan menarik,
cita rasa enak)
Nutritional (bernilai
gizi tinggi)
Physiological
(memberikan
pengaruh fisiologis
yang menguntungkan
bagi tubuh)
 Agar produk FOSHU dapat diperdagangkan, klaim yang diberikan harus
disetujui of Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan (Ministry of Health, Labour and Welfare)
 Syarat produk FOSHU:
 Efektivitasnya bagi kesehatan tubuh manusia harus sudah teruji
secara klinis
 Tidak mengandung bahan berbahaya (lolos uji toksisitas)
 Mengandung bahan-bahan (ingredients) dengan jumlah yang sesuai
kaidah gizi (misalnya penggunaan garam tidak berlebihan)
 Ada jaminan ketika minuman/makanan tersebut dikonsumsi akan
memberikan hasil sesuai klaim
 Mengembangkan sistem quality control yang handal
 Produk FOSHU yang telah dikembangkan umumnya memiliki manfaat
sebagai berikut:
Manfaat Komponen bioaktif
Memperbaiki kondisi saluran cerna Oligosakarida, laktosa, bifidobacteria,
bakteri asam laktat, dietary fiber 8 ingestible
dextrin, polydextrol, guar gum, psyllium
seed coat
Menurunkan kadar kolesterol dalam darah Chitosan, soybean protein, degraded
sodium alginate
Menurunkan kadar gula dalam darah Indigestible dextrin, wheat albumin, guava
tea polyphenol, L-arabiose
Menjaga tekanan darah Lactotripeptide, casein dodecaneptide,
tochu leaf glycoside (geniposidic acid),
sardine peptide
Menjaga kesehatan gigi dan mulut Paratinose, maltitiose, erythrytol
Manfaat Komponen bioaktif
Meningkatkan
penyerapan mineral
Calcium citrated malate, casein
phosphopeptide, hem iron, fracuto-
oligosaccharide
Merangsang
osteogenesis
Soybeen isoflavone, MBP (Milk basic
protein)
Menjaga level
triasilgliserol dalam
darah
Middle chain fatty acid
Menurunkan
kolesterol berlebih
pada saluran cerna
Degraded sodium alginate, dietary fiber
from psyllium seed husk
Pangan fungsional (2)
Pangan olahan yang mengandung satu atau lebih
komponen fungsional (bioactive compounds), yang
berdasarkan kajian ilmiah, yaitu pembuktian uji klinis,
benar-benar mempunyai fungsi fisiologis yang terbukti
bermanfaat bagi kesehatan, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
(Peraturan Kepala Badan POM Nomor: HK.00.05.52.0685 Tahun 2005
tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional)
 Merupakan makanan/minuman, bukan berupa
serbuk/kapsul/tablet
 Mengandung senyawa bioaktif alami yang memiliki
manfaat fisiologis bagi tubuh manusia
 Bahan memenuhi standar mutu dan persyaratan
keamanan pangan
 Disajikan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya
makanan/minuman
 Karakteristik sensori dapat diterima konsumen
Fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan
fungsional:
Mencegah timbulnya penyakit
Meningkatkan daya tahan tubuh
Membantu proses pemulihan tubuh (recovery)
Mencegah penuaan dini
Meningkatkan / memperlancar metabolisme tubuh
Vitamin Mineral Serat pangan Gula alkohol
Asam lemak
tak jenuh
Peptida dan
protein
tertentu
Asam amino Prebiotik
Probiotik
Kolin, lesitin,
inositol
Karnitin,
skualen
Isoflavon
Fitosterol,
fitostanol
Polifenol
Komponen
fungsional
lainnya
Klaim kandungan gizi
 diperkaya vitamin.. ; mengandung serat pangan; tinggi kalsium; rendah
natrium
Klaim fungsi gizi
 Kalsium berperan dalam pembentukan tulang, dan meningkatkan kepadatan
tulang dan gigi
 Karotenoid dapat bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh
Klaim penurunan risiko penyakit
 klaim yang menghubungkan konsumsi pangan atau komponen pangan dalam
diet total dengan penurunan risiko terjadinya suatu penyakit atau kondisi
kesehatan tertentu
 Asupan asam folat yang cukup apabila disertai dengan diet gizi seimbang
dapat mengurangi risiko terjadinya kegagalan pembentukan tabung syaraf
pada janin
Klaim perbandingan zat gizi
 klaim yang membandingkan kandungan zat gizi dan/atau
kandungan energi antara dua atau lebih pangan.
Klaim fungsi lain
 klaim yang berkaitan dengan efek khusus yang menguntungkan
dari pangan atau komponen pangan dalam diet total terhadap
fungsi atau aktifitas biologis normal dalam tubuh, klaim tersebut
berkaitan dengan efek positif untuk memperbaiki fungsi tubuh
atau memelihara kesehatan
 Serat pangan tidak larut dapat membantu memudahkan buang
air besar (laksatif), jika disertai dengan minum air yang cukup
 Klaim harus disetujui oleh Kepala Badan POM RI
dengan rekomendasi dari Tim Mitra Bestari
 Sebisa mungkin menghindari penggunaan kata-kata:
 Untuk mencegah
 Untuk menyembuhkan 
 Untuk mengobati 
 Untuk mendiagnosa 
 Boleh diiklankan apabila sudah mendapat persetujuan
Kepala Badan POM RI
Telur yang diperkaya omega 3
Senyawa bioaktif: asam lemak omega 3
(DHA)
Fungsi: menurunkan kolesterol,
trigliserida dan risiko penyakit jantung
koroner
Oats
Senyawa bioaktif: -glucan, saponin
Fungsi: menurunkan kolesterol total dan
LDL, menurunkan tekanan darah
Ikan berlemak
Senyawa bioaktif: asam lemak omega 3
(DHA dan EPA)
Fungsi: menurunkan trigliserida dan
risiko penyakit jantung koroner
Margarin yang difortifikasi
Senyawa bioaktif: sterol dan stanol
Fungsi: menurunkan kolesterol total dan
LDL pada pasien dengan tekanan darah
tinggi
Kacang kedelai dan olahannya
Senyawa bioaktif: isoflavone, genistein
Fungsi: menurunkan kolesterol total dan
LDL
Tomat dan olahannya
Senyawa bioaktif: likopen
Fungsi: mencegah kanker prostat,
menurunkan risiko kanker dan penyakit
jantung
Probiotik
Senyawa bioaktif: bakteri asam laktat
(BAL)
Fungsi: menjaga kesehatan saluran
cerna, meningkatkan sistem imun
Kacang-kacangan
Senyawa bioaktif: MUFA, vitamin E
Fungsi: menurunkan penyakit jantung
Anggur
Senyawa bioaktif: resveratrol
Fungsi: menjaga kesehatan jantung
Sayuran hijau
Senyawa bioaktif: carotenoids, sulforaphanes,
apigenin, and lutein/zeaxanthin
Fungsi: menghambat karsinogen penyebab
kanker, menjaga kesehatan jantung,
mencegah kebutaan, meningkatkan sistem
imun
Identifikasi bahan bioaktif baru yang potensial
pada bahan pangan
Menguji efektivitas (stabilitas, bioavalabilitas)
dan level asupan yang diperlukan untuk
memberikan manfaat fungsional yang
diharapkan
Menguji keamanan dan potensi alergi pada
level yang dianggap efektif memberikan
manfaat fungsional bagi tubuh
Mengembangkan pangan pembawa (food vehicle)
yang akan digunakan untuk komponen bioaktif
tersebut. Misalnya yoghurt untuk BAL dan stenol
Mendapatkan persetujuan atas klaim melalui
pembuktian dokumen uji klinis dan peer review
(kajian ilmiah Tim Mitra Bestari)
Menginformasikan manfaat pangan fungsional
yang telah dikembangkan kepada konsumen
Memonitor pemasaran pangan fungsional melalui
in-market surveillance
 Suatu upaya untuk mendapatkan informasi tentang
efek dari bahan fungsional setelah produk tersebut
diperkenalkan ke pasar
 Tujuannya: untuk memantau apakah dosis/jumlah
asupan telah sesuai untuk memberikan manfaat
fungsional yang dinyatakan dalam klaim
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia
NOMOR HK.03.1.23.11.11.09909 TAHUN 2011
tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan
Pangan Olahan
Ada pertanyaan?

More Related Content

Pangan fungsional (2)

  • 2. Sejarah pangan fungsional Pengertian & fungsi pangan fungsional Jenis pangan fungsional Syarat pangan fungsional Contoh pangan fungsional Pengembangan pangan fungsional
  • 3. Tahun 1980, istilah pangan fungsional pertama kali diperkenalkan di Jepang, dengan istilah FOSHU (Foods for Specified Health Uses)
  • 4. 3 fungsi dasar pangan fungsional menurut ilmuwan Jepang Sensory (warna dan penampilan menarik, cita rasa enak) Nutritional (bernilai gizi tinggi) Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh)
  • 5. Agar produk FOSHU dapat diperdagangkan, klaim yang diberikan harus disetujui of Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan (Ministry of Health, Labour and Welfare) Syarat produk FOSHU: Efektivitasnya bagi kesehatan tubuh manusia harus sudah teruji secara klinis Tidak mengandung bahan berbahaya (lolos uji toksisitas) Mengandung bahan-bahan (ingredients) dengan jumlah yang sesuai kaidah gizi (misalnya penggunaan garam tidak berlebihan) Ada jaminan ketika minuman/makanan tersebut dikonsumsi akan memberikan hasil sesuai klaim Mengembangkan sistem quality control yang handal
  • 6. Produk FOSHU yang telah dikembangkan umumnya memiliki manfaat sebagai berikut: Manfaat Komponen bioaktif Memperbaiki kondisi saluran cerna Oligosakarida, laktosa, bifidobacteria, bakteri asam laktat, dietary fiber 8 ingestible dextrin, polydextrol, guar gum, psyllium seed coat Menurunkan kadar kolesterol dalam darah Chitosan, soybean protein, degraded sodium alginate Menurunkan kadar gula dalam darah Indigestible dextrin, wheat albumin, guava tea polyphenol, L-arabiose Menjaga tekanan darah Lactotripeptide, casein dodecaneptide, tochu leaf glycoside (geniposidic acid), sardine peptide Menjaga kesehatan gigi dan mulut Paratinose, maltitiose, erythrytol
  • 7. Manfaat Komponen bioaktif Meningkatkan penyerapan mineral Calcium citrated malate, casein phosphopeptide, hem iron, fracuto- oligosaccharide Merangsang osteogenesis Soybeen isoflavone, MBP (Milk basic protein) Menjaga level triasilgliserol dalam darah Middle chain fatty acid Menurunkan kolesterol berlebih pada saluran cerna Degraded sodium alginate, dietary fiber from psyllium seed husk
  • 9. Pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional (bioactive compounds), yang berdasarkan kajian ilmiah, yaitu pembuktian uji klinis, benar-benar mempunyai fungsi fisiologis yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan, serta dapat dipertanggungjawabkan. (Peraturan Kepala Badan POM Nomor: HK.00.05.52.0685 Tahun 2005 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional)
  • 10. Merupakan makanan/minuman, bukan berupa serbuk/kapsul/tablet Mengandung senyawa bioaktif alami yang memiliki manfaat fisiologis bagi tubuh manusia Bahan memenuhi standar mutu dan persyaratan keamanan pangan Disajikan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan/minuman Karakteristik sensori dapat diterima konsumen
  • 11. Fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan fungsional: Mencegah timbulnya penyakit Meningkatkan daya tahan tubuh Membantu proses pemulihan tubuh (recovery) Mencegah penuaan dini Meningkatkan / memperlancar metabolisme tubuh
  • 12. Vitamin Mineral Serat pangan Gula alkohol Asam lemak tak jenuh Peptida dan protein tertentu Asam amino Prebiotik Probiotik Kolin, lesitin, inositol Karnitin, skualen Isoflavon Fitosterol, fitostanol Polifenol Komponen fungsional lainnya
  • 13. Klaim kandungan gizi diperkaya vitamin.. ; mengandung serat pangan; tinggi kalsium; rendah natrium Klaim fungsi gizi Kalsium berperan dalam pembentukan tulang, dan meningkatkan kepadatan tulang dan gigi Karotenoid dapat bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh Klaim penurunan risiko penyakit klaim yang menghubungkan konsumsi pangan atau komponen pangan dalam diet total dengan penurunan risiko terjadinya suatu penyakit atau kondisi kesehatan tertentu Asupan asam folat yang cukup apabila disertai dengan diet gizi seimbang dapat mengurangi risiko terjadinya kegagalan pembentukan tabung syaraf pada janin
  • 14. Klaim perbandingan zat gizi klaim yang membandingkan kandungan zat gizi dan/atau kandungan energi antara dua atau lebih pangan. Klaim fungsi lain klaim yang berkaitan dengan efek khusus yang menguntungkan dari pangan atau komponen pangan dalam diet total terhadap fungsi atau aktifitas biologis normal dalam tubuh, klaim tersebut berkaitan dengan efek positif untuk memperbaiki fungsi tubuh atau memelihara kesehatan Serat pangan tidak larut dapat membantu memudahkan buang air besar (laksatif), jika disertai dengan minum air yang cukup
  • 15. Klaim harus disetujui oleh Kepala Badan POM RI dengan rekomendasi dari Tim Mitra Bestari Sebisa mungkin menghindari penggunaan kata-kata: Untuk mencegah Untuk menyembuhkan Untuk mengobati Untuk mendiagnosa Boleh diiklankan apabila sudah mendapat persetujuan Kepala Badan POM RI
  • 16. Telur yang diperkaya omega 3 Senyawa bioaktif: asam lemak omega 3 (DHA) Fungsi: menurunkan kolesterol, trigliserida dan risiko penyakit jantung koroner Oats Senyawa bioaktif: -glucan, saponin Fungsi: menurunkan kolesterol total dan LDL, menurunkan tekanan darah
  • 17. Ikan berlemak Senyawa bioaktif: asam lemak omega 3 (DHA dan EPA) Fungsi: menurunkan trigliserida dan risiko penyakit jantung koroner Margarin yang difortifikasi Senyawa bioaktif: sterol dan stanol Fungsi: menurunkan kolesterol total dan LDL pada pasien dengan tekanan darah tinggi
  • 18. Kacang kedelai dan olahannya Senyawa bioaktif: isoflavone, genistein Fungsi: menurunkan kolesterol total dan LDL Tomat dan olahannya Senyawa bioaktif: likopen Fungsi: mencegah kanker prostat, menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung
  • 19. Probiotik Senyawa bioaktif: bakteri asam laktat (BAL) Fungsi: menjaga kesehatan saluran cerna, meningkatkan sistem imun Kacang-kacangan Senyawa bioaktif: MUFA, vitamin E Fungsi: menurunkan penyakit jantung
  • 20. Anggur Senyawa bioaktif: resveratrol Fungsi: menjaga kesehatan jantung Sayuran hijau Senyawa bioaktif: carotenoids, sulforaphanes, apigenin, and lutein/zeaxanthin Fungsi: menghambat karsinogen penyebab kanker, menjaga kesehatan jantung, mencegah kebutaan, meningkatkan sistem imun
  • 21. Identifikasi bahan bioaktif baru yang potensial pada bahan pangan Menguji efektivitas (stabilitas, bioavalabilitas) dan level asupan yang diperlukan untuk memberikan manfaat fungsional yang diharapkan Menguji keamanan dan potensi alergi pada level yang dianggap efektif memberikan manfaat fungsional bagi tubuh
  • 22. Mengembangkan pangan pembawa (food vehicle) yang akan digunakan untuk komponen bioaktif tersebut. Misalnya yoghurt untuk BAL dan stenol Mendapatkan persetujuan atas klaim melalui pembuktian dokumen uji klinis dan peer review (kajian ilmiah Tim Mitra Bestari) Menginformasikan manfaat pangan fungsional yang telah dikembangkan kepada konsumen Memonitor pemasaran pangan fungsional melalui in-market surveillance
  • 23. Suatu upaya untuk mendapatkan informasi tentang efek dari bahan fungsional setelah produk tersebut diperkenalkan ke pasar Tujuannya: untuk memantau apakah dosis/jumlah asupan telah sesuai untuk memberikan manfaat fungsional yang dinyatakan dalam klaim
  • 24. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia NOMOR HK.03.1.23.11.11.09909 TAHUN 2011 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan