3. Patellofemoral Pain Syndrome (PFPS) yaitu gangguan pada persendian patela dengan adanya nyeri
lutut bagian depan (Aminaka et al. 2005; Wayasz et al. 2008).
PFPS merupakan istilah untuk kumpulan gejala dari patologi atau kelainan anatomi yang mengarah
pada nyeri lutut depan seperti chondromalasia patella, jumper’s knee, intra -artcular patella
chondropathy, patella arthralgia, runner’s knee
(Witvrouw, et al. 2005; Waryasz, et al. 2008).
Apa itu PFPS ? ? ?
5. â—¦ Nyeri di bagian belakang patella atau di sekitar patella
yang bertambah saat berlari dan beraktifitas yang
melibatkan penekukan lutut
â—¦ Kekakuan sendi
â—¦ Pembengkakan lutut (bukan gejala khas PFPS)
â—¦ Ada suara berderik saat lutut digerakkan
Apa saja gejala PFPS ? ? ?
7. Faktor Neuromuskular
PFPS
Penurunan
kekuatan ekstensor
lutut dan muscle
imbalance
peradangan
m. vastus medial
oblique lebih
lambat dari m.
vastus lateralis
Penurunan massa
otot di sekitar
sendi
inhibisi dari sistem
neuromuskular
pada otot VMO
stabilisasi patella
sisi medial menjadi
menurun
stabilisator
patella sisi
lateral akan
menarik
patella lebih
kearah
lateral
patella bergesakan
dengan tulang
femur pada trochlea
11. Penatalaksanaan PFPS Berdasarkan Waktu Kejadian
Fase Akut RICE
Rest
Ice
Compression
Elevation
Fase
Subakut
Fase Kronis
Stabilisasi Neuromuskular >> melatih grup
otot
Rehabiltasi
#4: 1. chondromalacia patellae: actual fraying and damage to the underlying patellar cartilage. 2. patellar tendonitis: inflammation of the patellar tendon. 3. Fat pad irritation: irritation of the fat pad that lies beneath and to the sides of the patellar tendon.
#9: Sudut normal dari q-angle kurang dari 15o. Jika lebih maka akan mengakibatkan kerusakan pada badan facet patela sisi lateral dengan trochlea.
#10: Patela apprehension test
adalah pemeriksaan untuk melihat reaksi nyeri yang terjadi saat patela di geser ke lateral. Caranya dengan memposisikan pasien tidur terlentang dengan sendi lutut ditekuk 30 derajat. Dalam posisi tersebut pemeriksa menarik patella ke lateral dan secara perlahan pemeriksa meluruskan kaki pasien hingga ekstensi penuh (Nijs-jo et al, 2006).
Mengukur Q-angle
Mengukur q-angle dengan menggunakan goniometer adalah dengan memposisikan pasien tidur terlentang dan menarik garis dengan titik poros di titik tengah tulang patela. Kemudian menarik garis superior iliac anterior spine (SIAS) ke patela dan tuberositas tibia ke patella. Agar hasilnya akurat posisi tulang patella di posisikan ke tengah dari trochlea dengan menekuk sendi lutut 30 derajat
Antropometri Quadriceps
Untuk mengukur besar masa otot vastus medialis oblique diperlukan pengukuran lingkar paha dengan menggunakan pita ukur. Dengan pengukuran di mulai dari titik tengah patela, dan titik tengah tulang paha (10 sentimeter ke atas dari titik tengah patela dan 20 sentimeter dari titik tengah patela)
Patellar Glide
Pemeriksaan ini mengindikasikan ketegangan retinaculum medial atau lateral.
Dilakukan saat lutut ekstensi dan fleksi 30º dengan otot quadrisep relaksasi. Patella dibagi menjadi 4 quadran longitudinal. Displacement kurang dari 1 quadran ke medial menunjukkan ketegangan struktur bagian lateral. Displacement 3-4 quadran menunjukkan hipermobilitas patella.
Patellar tilt
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien dengan posisi supine dan relaks. Pemeriksa mengangkat sisi lateral patella dari condilus femur lateral. Tes positif bila patella terfiksasi dan tidak dapat diangkat dari posisi horisontal (0º) mengindikasikan ketegangan struktur lateral. Hal ini dapat ditemukan pula pada pasien dengan patellofemoral osteoarthritis.
Patellar Grind
Pasien pada posisi supine dengan lutut ekstensi. Pemeriksa menekan patella ke arah inferior ke dalam trochlear groove. Pasien diminta mengkontraksikan otot quadriseps sementara pemeriksa tetap menahan patella secara lembut saat patella bergerak ke arah superior. Tes positif bila timbul rasa nyeri saat pemeriksaan ini.
Fleksibilitas otot
Fleksibilitas dari otot iliotibial band (ITB), quadriseps, harnstring, hip fleksor dan gastrocnemius harus selalu dievaluasi. Ketegangan dari otot iliotibial dan quadrisep merupakan faktor risiko terjadinya PFPS. Fleksibilitas yang buruk pada daerah ini memberikan kontribusi terjadinya stress pada sendi patellofemoral.
#12: Di berikan RICE (Rest, Ice, Compression dan Elevation)
Rest (Istirahat)
Untuk mengurangi energy yang dibutuhkan di daerah yang cidera, sehingga tidak ada peningkatan aliran darah ke daerah tersebut.
Ice (Es)
Meningkatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga mengurangi perdarahan dan akumulasi jaringan parut. Diberikan segera setelah mengalami cidera selama 20 menit setiap 3-4 jam.
Compression (Tekanan)
Dengan pembalutan yang tidak ketat agar dapat mengurangi pembengkakan.
Elevation (Meninggikan)
Meninggikan tungkai bawah agar lebih tinggi dari jantung, sehingga dapat mengurangi pembengkakan dan perarahan.
#14: Gunakan Open Patella Knee Support untuk menstabilkan patella dan menghindari gesekan pada tulang patella terhadap tulang femur.
Gunakan sepatu dengan insole yang memiliki bentuk lekukan (arcus) yang tinggi pada sisi dalam kaki untuk mengkoreksi postur sendi lutut.
Gunakan kinesiotaping untuk membantu kinerja otot quadriceps, namun memerlukan saran dari ahli fisioterapi.
Berikan pijatan pada tendon otot Illiotibial Band dengan menggunakan bola atau foam roller untuk menurunkan ketegangan otot tersebut.