Dokumen tersebut membahas pedoman penulisan karya ilmiah yang mencakup pengertian makalah, karakteristik makalah, jenis makalah, sistematika makalah, teknik penulisan karya ilmiah seperti teknik pengetikan, sampul luar, cara menulis kutipan dan sumber kutipan, cara menulis angka, dan cara menulis singkatan.
1 of 11
Downloaded 286 times
More Related Content
Pedoman penulisan karya ilmiah
1. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
PENULISAN MAKALAH
A. Pengertian Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah ihwal topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup
suatu perkuliahan. Makalah dapat merupakan suatu syarat untuk menyelesaikan suatu
perkuliahan.
B. Karakteristik Makalah
Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan hasil kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang
sesuai dengan cakupan permaslahan suatu perkuliahan
2. Mengilustrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalah teoretis yang dikaji atau
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang
berhubungan dengan perkuliahan
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap isi dari berbagai sumber yang
digunakan
4. Mendemonstrasikan kemampuan mahasiswa meramu berbagai sumber informasi dalam satu
kesatuan sintesis yang utuh
C. Jenis Makalah
Makalah terbagi ke dalam dua jenis, yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi
(position paper). Makalah biasa dibuat oleh mahasiswa untuk menunjukkan pemahamannya
terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini secara deskriptif, mahasiswa
mengemukakan berbagai aliran atau pandangan tentang masalah yang dikaji. Ia juga memberikan
pendapat baik berupa kritik atau saran mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan. Dalam
makalah ini mahasiswa tidak perlu memihak salah satu aliran atau pendapat tertentu dan
berargumentasi untuk mempertahankan pendapat tersebut.
Dalam makalah posisi, mahasiswa menunjukkan posisi teoretiknyaalam suatu kajian.
Mahasiswa dituntut tidak hanya menunjukkan penguasaan terhadap suatu teori atau pandangan
tertentu saja tetapi juga harus menunjukkan di posisi mana ia berdiri disertai dengan alasan yang
didukung oleh teori dan atau data yang relevan. Dalam menyusun makalah posisi, mahasiswa
harus mempelajari berbagai sumber tentang aliran dan pendapat tertentu, dari sudut pandangan
yang berbeda-beda an bahkan mungkin dari yang saling bertentangan. Dalam bahasannya
2. mahasiswa dapat memihak pada salah satu aliran atau dapat membuat suatu sintesis dari berbagai
penapat yang ada. Dengan demikian, untuk membuat makalah posisi, mahasiswa dituntut
memiliki kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang baik.
D. Jenis Makalah dan Jenjang Pendidikan
Tugas menyusun makalah biasa merupakan bagian tugas perkuliahan pada tiap jengjang
program yaitu program diploma, S1, S2, dan S3. Pada program diploma hingga S1, untuk
beberapa mata kuliah mahasiswa dituntut membuat satu makalah biasa. Jadi mahasiswa yang
mengambil beban semester sebanyak tujuh mata kuliah diharuskan membuat 7 (tujuh) makalah.
Pada program S2 dan S3, untuk tiap mata kuliah yang ditempuhnya mahasiswa diwajibkan
menyusun minimal satu makalah biasa.
Untuk mahasiswa jenjang diploma dan sarjana (S1), makalah posisi ditugaskan secara
terbatas yaitu antara dua an empat makalah posisi selama pendidikannya. Makalah posisi
tersebut berhubungan dengan mata kuliah pokok bidang studi. Sedang untuk mahasiswa program
pascasarjana (S2 dan S3) makalah posisi merupakan tugas wajib tiap matakuliah yang di tempuh
oleh mahasiswa. Mahasiswa S2 diwajibkan menyusun satu makalah posisi untuk tiap matakuliah
yang ditempuh dan berkenaan dengan topik yang esensial pada mata kuliah. Khusus untuk
mahasiswa S3, tugas menyusun makalah posisi menjadi semakin penting karena mahasiswa S3
harus menguasai tiap topik yang dibahasnya an harus mempertanggungjawabkannya. Oleh
karena itu mahasiswa S3 diwajibkan menyusun minimal satu makalah posisi untuk tiap
matakuliah yang ditempuhnya.
E. Sistematika Makalah
Makalah biasa dan makalah posisi masing-masing terdiri atas pendahuluan, isi, an
kesimpulan.
Pendahuluan. Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi: latar belakang
masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian.
Isi. Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban
terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumen-argumen
yang berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan. Bagian ini boleh saja terdiri atas
lebih dari satu bagian.
Kesimpulan. Bagian ini merupakan kesimpulan dan bukan ringkasan isi. Kesimpulan adalah
makna yang diberikan penulis terhaap hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian isi.
Dalam mengambil kesimpulan tersebut penulis makalah harus mengacu kembali ke
permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Teknik Pengetikan
3. Karya ilmiah ditulis dengan menggunakan kertas HVS 70-80 gram ukuran A4 atau kuarto.
Pengetikan karya ilmiah harus mengikuti aturan-aturan sebagai berikut.
1. Diketik dengan menggunakan komputer, huruf jenis Times New Roman ukuran 12, dicetak
dalam quality letter.
2. Isi bab dan judul pada daftar isi diketik dalam dua spasi.
3. Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah masing-masing adalah sekitar 4 cm, 4 cm,
3 cm, dan 3 cm. Bila menggunakan MS Windows atau Word Perfect, digunakan margin kiri
dan kanan masing-masing 1,20, margin atas 1,2 dan margin bawah 1,0.
4. Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok masuk ke dalam
dengan lima pukulan tik dari tepi kiri atau lima huruf (1 tab) bila dengan komputer.
5. Penulisan judul Bab dan sub-bab menggunakan HURUF KAPITAL SEMUA, tanpa garis
bawah dan tanpa titik. Nomor Bab menggunakan angka Romawi. Setiap awal dari judul sub-
bab harus ditulis dengan HURUF KAVITAL, kecuali kata sambung. Nomor urut bagi judul
paragraf menggunakan angka Arab atau abjad.
6. Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari kedua cara berikut ini.
Cara pertama: I., A., 1., a., 1), a), (1), (a)
Cara kedua : I., 1., 1.1, 1.1.1, dst.
Dalam karya ilmiah cara penomoran harus digunakan secara konsisten, tidak boleh
dicampuradukkan. Kedua cara tersebut mengandung kelamahan. Kelemahan dalam cara
pertama ialah memungkinkan terjadinya nomor yang sama dalam Bab yang sama.
Kelemahan cara kedua adalah, akan mengambil ruang yang banyak sehingga memungkinkan
sempitnya tempat untuk menulis uraian.
7. Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya tidak harus menjorok, melainkan dapat diketik
lurus/simetris agar tidak mengambil terlalu banyak tempat dan demi keindahan format.
8. Penggunaan nomor urut sebagaimana disebutkan pada butir 6 di atas sebaiknya dibatasi dan
jangan berlebihan, karena pada prinsipnya karya tulis ilmiah lebih banyak menggunakan
uraian bukan pointers.
9. Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk bagan, diagram, atau gambar,
ditulis di sebelah bawah.
B. Sampul Luar
Sampul luar karya ilmiah berisi: 1. judul dicetak dengan HURUF KAPITAL dan tidak boleh
menggunakan singkatan, jika ada subjudul, maka yang ditulis dengan huruf besar hanya awal
4. dari setiap kata; 2. maksud penulisan karya ilmiah, 3. logo Universitas, 4. nama penulis, 5.
nomor induk, 6. nama Fakultas/Sekolah Pascasarjana dan Universitas, dan 7. tahun penulisan.
C. Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan
Aturan penulisan kutipan dan sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
dengan menggunakam sistem Harvard adalah sebagai berikut.
1. Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik jika kutipan ini merupakan kutipan
pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu dari kutipan, maka kutipan tersebut
ditulis dengan menggunakan satu tanda petik
2. Jika kalimat yang dikutif terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisnya digabung ke
dalam paragraf yang ditulis oleh pengutif dan diketik dengan jarak dua spasi.
Contoh:
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi dan menerima
cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau memberikan perlindungan yang
berlebihan, melainkan cinta dalam arti ...a relationship that nourishes us as we give, and
enriches us as we spend, and permits ego and alter ego to grow in mutual harmony (Cole,
1993:832).
3. Jika kalimat yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda
kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke enam
dan baris kedua diketik mulai pukulan ke empat
Contoh:
Lindgren (1976:225) memandang faktor kepribadian sebagai ego strength yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukakan bahwa:
Ego strength is a general omnibus type of factor that positively related to success of all
kinds, in the classroom, as well as elsewhere. Other personality factors are specific in terms
of the kind of school performance to which they are related.
4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti
dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas.
5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa alternatif sebagai berikut.
a. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis diikuti
dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya diletakkan di
dalam kurung.
5. Contoh:
Sebagaimana dikemukakan oleh Stemberg (1984:41) bahwa In Piagets theory,
childrens intellectual functioning is represented in terms of symbolic logic.
b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan
nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh:
The personality pattern is invardly determined by and closely associated with the
maturation of the physical and mental characteristics which constitute the individuals
bereditary endowment (Hurlock, 1979:19)
c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan
yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa
yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh mengutip pendapat Chomsky dari buku yang ditulis Yelon dan Weinstein:
Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977:62) mengemukakan bahwa children are born
with innate understanding of the structure of language.
d. Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1996:1). Kalau penulisanya lebih dari dua orang
maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al.
Misalnya, Mc Clelland et al. (1960:35). Perhatikan titik setelah al. Sebagai singkatan ari
ally dan kedua kata itu ditulis dengan huruf miring.
e. Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda maka cara
penulisan sumber kutipan itu adalah sebagai berikut.
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972;
Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa (tulis intisari rumusan yang
dipadukan dari ketiga sumber tersebut).
f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulisa yang sama pada tahun
yang sama maka cara penulisannyaadalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya
pada tahun penerbitan.
Contoh: (Bray, 1998a, 1998b).
g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah: (Tn.1972:18).
h. Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan
langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
6. Catatan:
(1) Model kutipan tidak mengenal adanya catatan kaki untuk sumber dengan berbagai istilah
seperti ibid., op.cit., loc.cit.vide dan seterusnya. Catatan kaki diperbolehkan untuk memberi
penjelasan tambahan terhadap suatu istilah yang ada pada teks tetapitidak mungkin ditulis
pada teks karena akan mengganggu alur uraian.
(2) Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama
dengan daftar pustaka.
D. Cara Menulis Angka
Cara menulis angka dalam suatu kalimat adalah sebagai berikut.
1. Ditulis dengan kata-kata apabila angka tersebut kurang dari 10.
Contoh:
Dalam dua minggu ini ia bekerja keras untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
2. Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih.
Contoh:
Dari 20 kandidat untuk jabatan Ketua organisasi tersebut lima dinyatakan berhak mengikuti
pemilihan tingkat akhir.
3. Untuk simbol kimia, matematika, statistika dan seterusnya. Penulisan dilakukan sesuai dengan
kelaziman dalam bidang yang besangkutan.
E. Cara Menulis Singkatan
Penulisan singkatan mengikuti aturan sebagai berikut.
1. Untuk penulisan pertama kali suatu nama harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan
singkatan resminya dalam kurung.
Contoh:
Dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa...
2. Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu
menuliskan kepanjangannya.
Contoh:
7. Dalam laporan PBB tersebut dinyatakan pula bahwa...
3. Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.
F. Cara Menulis Daftar Pustaka
Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini adalah sebagai
berikut.
1. Disusun secara alfabetis. Jika huruf awal sama maka huruf kedua dari nama penulis itu
menjadi dasar urutan demikian seterusnya.
2. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan
(disingkat). Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia.
Cara penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan
tradisi. Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama apakah yang lebih dikenal di
masyarakat, melainkan apakah nama belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah nama itu
merupakan nama keluarga atau bukan.
Misalnya:
Abdul Hamid ditulis Hamid, A.
Tuti Herawati-Mulyono ditulis Herawati-Mulyono, T.
Bonar Situmorang ditulis Situmorang, B.
John Burns ditulis Burns, J.
3. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan dengan digarisbawahi atau dicetak
miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit.
4. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya diketik mulai
pukulan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antar baris satu dengan baris berikutnya
adalah satu spasi, sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya adalah dua
spasi.
Contoh:
Boediono. (1998). Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains
dan Teknologi UI.
Kartodirdjo, S. (1987). Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Clark, D., et al. (1998). Financing of Education in Indonesia. Manila: Asian Development Bank.
8. Darling-Hammond, L. (1997). The Right to Learn. San Fransisco: Jossey-Bass.
G. Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber yang Digunakan
1. Sumbernya Jurnal
Penulisan jurnal dalam Daftar Pustaka mengikiuti urutan: nama belakang penulis, nama
depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara
tanda petik), judul jurnal dengan huruf miring/digarisbawahi dan ditulis penuh, nomor volume
dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan vol, nomor penerbitan
(jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor
halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan pp atau
h.
Contoh:
Barrett-Lennard, G.T. (1983). The Emphaty Cycle: Refinement of A Nuclear Concept.Journal
of Counseling Psychology. 28, (2), 91-100
2. Sumbernya Buku
Kalau sumbernya berupa buku, urutan-urutan penulisannya adalah: nama belakang penulis,
nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan, judul buku digarisbawahi atau dimiringkan,
edisi, kota asal, penerbit. Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperrhatikan keragaman
berikut.
a. Jika buku ditulis oleh seorang saja
Poole, M.E. (1976). Social Class and Language Utilization at the
b. Jika buku ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis.
Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. New York: Holt Rinehart and
Winston.
Lyon, B., Rowen, H.H. and Homerow, T.S. (1969). A History of the Western World. Chicago:
Rand McNally.
c. Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau
digarisbawahi):
Ghiseli, E. et al. (1981). Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Fransisco: W.H.
Freeman aand Co.
d. Jika penulis sebagai penyunting:
9. Philip, H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds) (1976). Australia in the World of Education Today and
Tomorrow. Canberra: Australian National Commission.
e. Jika sumber merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang:
Pujianto. (1984). Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia, dalam Dialog Manusia,
Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM.
f. Jika buku itu berupa edisi:
Gabriel, J. (1970). Children Growing Up: Development of ChildrenPersonality (third ed.).
London: University of London Press.
3. Sumbernya di luar Jurnal dan Buku
a. Berupa skripsi, tesis, atau disertasi
Permana, Y. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis
Siswa SMA melalui Model-Eliciting Activities. Disertasi Doktor pada SPS UPI: tidak
diterbitkan.
b. Berupa publikasi Departemen
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana
Bantuan Operasional, Jakarta: Depdikbud
c. Berupa dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.
d. Berupa makalah
Kartadinata, S. (1989). Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian
Psikologis. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.
e. Berupa surat kabar
Sanusi, A. (1986). Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan Kecerdasan,
Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif. Pikiran Rakyat (8 September 1986).
4. Sumbernya dari Internet
a. Bila karya perorangan
Cara penulisannya:
10. Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet.
[tanggal diakses]
Contoh:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online].
Tersedia:http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.hotml [30 Maret 2000]
b. Bila bagian dari karya kolektif
Cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit.Tersedia:
alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Daniel, R.T. (1995). The history of Western Music. In Britanica online: Macropedia[Online].
Tersedia: http://www.eb.com: 180/cgi-bin/g:DocF=macro/5004/45/0.html[28 Maret 2000]
c. Bila artikel dalam jurnal
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis Media], volume (terbitan), jumlah halaman.
Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses]
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in Indonesia: Some Recent
Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [Online], Vol 7 (7), 12 halaman.
Tersedia; http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 Maret 2000]
d. Bila artikel dalam majalah
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis Media], volume, nomor
halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses]
Contoh:
Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American Health [CD-ROM], 60-64.
Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article 08A [13 Juni 1995]
e. Bila artikel di surat kabar
11. Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat Kabar [Jenis Media], nomor halaman.
Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses]
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakkan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa
Runtuh. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com[9
Maret 2000]
f. Bila pesan dari E-Mail
Cara penulisannya:
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul Pesan. E-mail kepada
penerima [alamat e-mail penerima]
Contoh:
Permana, Yanto (Yantopermana@gmail.com). (2011, 20 Maret). Bab II Kajian Pustaka. E-mail
kepada Wahyu Purnama (Wahyu_purnama@yahoo.co.id).
Sumber :
www.yantopermana.blogspot.com