際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ALLAH
MENGASIHI
SECARA
SUKARELA
Pelajaran ke-1,
Triwulan I - Tahun
2025
HOSEA 14 : 5
Aku akan memulihkan mereka dari
penyelewengan, Aku akan mengasihi
mereka dengan sukarela, sebab
murka-Ku telah surut dari pada
mereka.
Allah dengan rela mengasihi
semua orang lebih dari yang
dapat kita bayangkan.
Kasih-Nya benar-benar
murah hati dan penuh
belas kasihan, karena
Dia dengan sukarela
memilih untuk
menyatakan kasih
pengorbanan-Nya,
bahkan ketika
manusia tidak se
tia.
MELAMPAUI HARAPAN YANG MASUK AKAL
Minggu, 29 Desember 2024
Tidak lama setelah penyelamatan luar biasa yang Allah
buat atas umat-Nya dari perbudakan di Mesir, bangsa
Israel memberontak melawan Allah dan menyembah
anak lembu emas.
Ketika Musa turun dari
gunung, dia melihat apa yang
telah mereka lakukan, dan
dia melemparkan loh-loh
batu yang berisi Sepuluh
Perintah Allah dan
menghancurkannya.
Meskipun umat telah kehilangan semua hak atas berkat
dan keistimewaan perjanjian yang telah Allah anugerahkan
secara cuma-cuma kepada mereka, namun, Allah
secara sukarela memilih untuk terus bersama
mereka dalam hubungan perjanjian,
meskipun mereka tidak layak menerima
berkat-berkat perjanjian [Keluaran 32].
Setelah peristiwa penyembahan anak lembuh emas
itu; Tuhan berfirman kepada Musa:
Keluaran 33:19 ".......Aku akan memberi kasih
karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia
dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
Perhatikan penjelasan dari kalimat di ayat tersebut:
1. Allah tidak menyatakan di sini bahwa Dia secara
sewenang-wenang bermurah hati dan berbelaskasihan
kepada sebagian orang dan tidak kepada yang lain.
2. Allah sedang menyatakan bahwa, sebagai Pencipta
dari segala sesuatu, Dia mempunyai hak dan
wewenang untuk memberikan rahmat dan kasih
sayang secara cuma-cuma bahkan kepada orang-
orang yang paling tidak layak menerimanya. Dan
Dia melakukan hal yang sama dalam situasi ini, bahkan
setelah penyembahan anak lembu emas, dengan
memberikan belas kasihan kepada umat-Nya, Israel,
meskipun mereka tidak layak menerimanya.
Seperti halnya pertanyaan Yesus kepada
Petrus: Apakah engkau mengasihi Aku?
Allah tidak hanya bertanya seperti itu
kepada kita, tetapi Allah sendiri mengasihi
setiap orang, dan Ia melakukannya dengan
sukarela.
KASIH TAK BERBALAS
Senin, 30 Desember 2024
Hosea 1:2
Ketika TUHAN mulai berbicara
dengan perantaraan Hosea,
berfirmanlah Ia kepada Hosea:
"Pergilah, kawinilah
seorang perempuan
sundal dan
peranakkanlah anak-
anak sundal, karena
negeri ini bersundal
hebat dengan
membelakangi TUHAN."
Hosea dan istrinya yang tidak setia menjadi contoh nyata kasih
Allah terhadap umat-Nya.
Allah telah mengasihi umat-Nya dengan sempurna dan setia,
namun mereka telah mencemooh-Nya dan melayani serta
menyembah dewa-dewa lain, hal itu sangat mendukakan dan
memutuskan hubungan dengan Dia, yang tampaknya tidak
dapat diperbaiki lagi.
Kitab Suci berulang kali menggambarkan Allah sebagai kekasih
yang bertepuk sebelah tangan dari pasangan yang tidak setia.
Setelah pemberontakan berulang-ulang yang dilakukan
umat-Nya, Allah berfirman: Aku akan memulihkan mereka
dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan
sukarela [Hosea 14:5].
Meskipun mereka berulang kali mengejar
kekasih lainnya, melanggar hubungan
perjanjian, yang tampaknya tidak dapat
diperbaiki lagi, Allah dengan kemauan bebas-
Nya terus melimpahkan kasih-Nya kepada
mereka.
Manusia tidak
pantas menerima
kasih Allah;
mereka telah
menolak dan
kehilangan hak
apa pun yang sah
atas hal itu.
Namun, Allah tetap
melimpahkan kasih
sayang kepada
mereka tanpa ada
KASIH DIBERIKAN SECARA CUMA-CUMA
Selasa, 31 Desember 2024
Allah tidak hanya terus
melimpahkan kasih-Nya secara
cuma-cuma kepada Israel, meski
berulang kali memberontak,
tetapi Allah juga terus
melimpahkan kasih-Nya
secara cuma-cuma kepada
kita, pada saat kita masih
berdosa [Roma 5:8].
Allah dengan bebas menciptakan
dunia ini. Dan karena hal ini, Allah
layak menerima segala kemuliaan,
hormat, dan kuasa [Mazmur 33:6,
Wahyu 4:11].
Allah tidak membutuhkan
makhluk sebagai objek
kasih-Nya. Namun sesuai
dengan sifat kasih-Nya,
Allah memilih untuk
menciptakan dunia dan
menjalin hubungan kasih
dengan makhluk ciptaan
[Yohanes 17:24].
Setelah kejatuhan di Eden,
Adam dan Hawa tidak
mempunyai hak untuk terus-
menerus hidup dan menerima
kasih Allah.
Namun Allah, yang "menopang
segala yang ada dengan firman-
Nya yang penuh kekuasaan"
[Ibrani 1:3], dalam kasih,
kemurahan, dan anugerah-Nya
yang besar menopang hidup
mereka dan telah menyediakan
jalan untuk mendamaikan umat
manusia kembali dengan diri-
Nya dalam kasih.
BANYAK YANG TERPANGGIL,
TETAPI SEDIKIT YANG TERPILIH
Rabu, 1 Januari 2025
Dalam perumpamaan Kristus
tentang pesta pernikahan [Matius
22:1-14], lebih dari satu kali
raja mengutus hamba-hamba
untuk memanggil mereka yang
telah diundang, namun mereka
mengabaikan panggilan tersebut
dan, yang lebih buruk lagi,
menangkap hamba-hambanya
dan membunuh mereka.
Setelah berurusan dengan orang-orang
yang telah membunuh beberapa
hambanya, raja berkata kepada
hamba-hambanya yang lain:
"Perjamuan kawin sudah siap, tetapi
mereka yang diundang tadi tidak layak.
Sebab itu pergilah ke persimpangan-
persimpangan jalan, dan undanglah
siapa saja yang kamu jumpai di sana ke
perjamuan kawin" [Matius 22:8-9].
Kemudian Yesus menutup
perumpamaan itu dengan ungkapan
yang samar namun sangat bermakna,
"banyak yang dipanggil, tetapi sedikit
yang dipilih" [Matius 22:14].
 Yang menentukan siapa yang pada
akhirnya "terpilih" [eklektos] adalah apakah
seseorang dengan sukarela menerima
undangan tersebut.
 Kebebasan sangat penting untuk mengasihi.
Allah tidak akan pernah memaksakan kasih-
Nya kepada siapa pun. Sayangnya, kita bisa
menolak hubungan kasih dengan Allah.
DISALIBKAN UNTUK KITA
Kamis, 2 Januari 2025
Sesaat sebelum penyaliban-Nya, Kristus meratap:
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang
yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk
ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau" [Matius 23:37].
Meskipun dosa manusia patut
mendapat hukuman mati, Allah
sendiri [di dalam Kristus] yang
menanggung akibatnya dan
telah menyediakan cara untuk
memperbaiki hubungan yang
terputus antara surga dan bumi.
Sementara itu, Dia terus
melimpahkan kasih-Nya
kepada kita, meskipun Dia
tidak berkewajiban kecuali
karena kemauan-Nya sendiri
untuk melakukannya.
Sayangnya, manusia
sering menolak kasih
Tuhan.
Kristus menyerahkan
nyawa-Nya atas
"inisiatif-Nya sendiri."
Tidak ada seorang
pun yang mengambil
nyawa-Nya dari pada-
Nya; Dia dengan
cuma-cuma
menyerahkannya
[Yohanes 10:17-18,
Galatia 2:20].
Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 5, hlm. 16
"Rencana penebusan kita bukanlah
suatu buah pikiran yang lahir
belakangan, suatu rencana yang
dirumuskan sesudah Adam berdosa.
Rencana tersebut adalah wahyu
yang sesuai dengan pernyataan
rahasia, yang didiamkan berabad-
abad lamanya. Roma16:25.
Itu uraian azas-azas yang telah menjadi
dasar singgasana Allah sejak zaman
abadi.
Sejak mula pertama, Allah dan Kristus
sudah mengetahui kemurtadan Setan, dan
kejatuhan manusia oleh kuasa tipu daya
pendurhaka itu.
Allah tidak merencanakan supaya
dosa ada, akan tetapi melihatnya
lebih dahulu jauh sebelum dosa itu
lahir, lalu mengadakan persiapan
guna menghadapi peristiwa yang
mengerikan itu.
Sungguh besar kasih-Nya bagi dunia ini
sehingga dijadikan-Nya memberikan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yohanes 3: 16.
KESIMPULAN
Allah sebagai Pencipta dari segala sesuatu, mempunyai hak dan wewenang
untuk memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya secara cuma-cuma bahkan
kepada orang-orang yang paling tidak layak menerimanya.
Allah mengasihi umat-Nya dengan sempurna dan setia, sehingga Kitab Suci
berulang kali menggambarkan Allah sebagai kekasih yang bertepuk sebelah
tangan dari pasangan yang tidak setia.
Allah terus melimpahkan kasih-Nya secara cuma-cuma kepada
kita, pada saat kita masih berdosa.
Kebebasan sangat penting untuk mengasihi, karena Allah tidak
akan pernah memaksakan kasih-Nya kepada siapa pun.
Meskipun dosa manusia patut mendapat hukuman mati, namun Allah sendiri
di dalam Kristus menanggung akibatnya dan telah menyediakan cara untuk
memperbaiki hubungan yang terputus antara surga dan bumi.
1
2
3
4
5

More Related Content

PEL 1-ALLAH MENGASIHI SECARA SUKARELA.pptx

  • 2. HOSEA 14 : 5 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.
  • 3. Allah dengan rela mengasihi semua orang lebih dari yang dapat kita bayangkan. Kasih-Nya benar-benar murah hati dan penuh belas kasihan, karena Dia dengan sukarela memilih untuk menyatakan kasih pengorbanan-Nya, bahkan ketika manusia tidak se tia.
  • 4. MELAMPAUI HARAPAN YANG MASUK AKAL Minggu, 29 Desember 2024 Tidak lama setelah penyelamatan luar biasa yang Allah buat atas umat-Nya dari perbudakan di Mesir, bangsa Israel memberontak melawan Allah dan menyembah anak lembu emas. Ketika Musa turun dari gunung, dia melihat apa yang telah mereka lakukan, dan dia melemparkan loh-loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah dan menghancurkannya.
  • 5. Meskipun umat telah kehilangan semua hak atas berkat dan keistimewaan perjanjian yang telah Allah anugerahkan secara cuma-cuma kepada mereka, namun, Allah secara sukarela memilih untuk terus bersama mereka dalam hubungan perjanjian, meskipun mereka tidak layak menerima berkat-berkat perjanjian [Keluaran 32].
  • 6. Setelah peristiwa penyembahan anak lembuh emas itu; Tuhan berfirman kepada Musa: Keluaran 33:19 ".......Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
  • 7. Perhatikan penjelasan dari kalimat di ayat tersebut: 1. Allah tidak menyatakan di sini bahwa Dia secara sewenang-wenang bermurah hati dan berbelaskasihan kepada sebagian orang dan tidak kepada yang lain. 2. Allah sedang menyatakan bahwa, sebagai Pencipta dari segala sesuatu, Dia mempunyai hak dan wewenang untuk memberikan rahmat dan kasih sayang secara cuma-cuma bahkan kepada orang- orang yang paling tidak layak menerimanya. Dan Dia melakukan hal yang sama dalam situasi ini, bahkan setelah penyembahan anak lembu emas, dengan memberikan belas kasihan kepada umat-Nya, Israel, meskipun mereka tidak layak menerimanya.
  • 8. Seperti halnya pertanyaan Yesus kepada Petrus: Apakah engkau mengasihi Aku? Allah tidak hanya bertanya seperti itu kepada kita, tetapi Allah sendiri mengasihi setiap orang, dan Ia melakukannya dengan sukarela.
  • 9. KASIH TAK BERBALAS Senin, 30 Desember 2024 Hosea 1:2 Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak- anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN."
  • 10. Hosea dan istrinya yang tidak setia menjadi contoh nyata kasih Allah terhadap umat-Nya. Allah telah mengasihi umat-Nya dengan sempurna dan setia, namun mereka telah mencemooh-Nya dan melayani serta menyembah dewa-dewa lain, hal itu sangat mendukakan dan memutuskan hubungan dengan Dia, yang tampaknya tidak dapat diperbaiki lagi. Kitab Suci berulang kali menggambarkan Allah sebagai kekasih yang bertepuk sebelah tangan dari pasangan yang tidak setia.
  • 11. Setelah pemberontakan berulang-ulang yang dilakukan umat-Nya, Allah berfirman: Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela [Hosea 14:5]. Meskipun mereka berulang kali mengejar kekasih lainnya, melanggar hubungan perjanjian, yang tampaknya tidak dapat diperbaiki lagi, Allah dengan kemauan bebas- Nya terus melimpahkan kasih-Nya kepada mereka.
  • 12. Manusia tidak pantas menerima kasih Allah; mereka telah menolak dan kehilangan hak apa pun yang sah atas hal itu. Namun, Allah tetap melimpahkan kasih sayang kepada mereka tanpa ada
  • 13. KASIH DIBERIKAN SECARA CUMA-CUMA Selasa, 31 Desember 2024 Allah tidak hanya terus melimpahkan kasih-Nya secara cuma-cuma kepada Israel, meski berulang kali memberontak, tetapi Allah juga terus melimpahkan kasih-Nya secara cuma-cuma kepada kita, pada saat kita masih berdosa [Roma 5:8].
  • 14. Allah dengan bebas menciptakan dunia ini. Dan karena hal ini, Allah layak menerima segala kemuliaan, hormat, dan kuasa [Mazmur 33:6, Wahyu 4:11].
  • 15. Allah tidak membutuhkan makhluk sebagai objek kasih-Nya. Namun sesuai dengan sifat kasih-Nya, Allah memilih untuk menciptakan dunia dan menjalin hubungan kasih dengan makhluk ciptaan [Yohanes 17:24].
  • 16. Setelah kejatuhan di Eden, Adam dan Hawa tidak mempunyai hak untuk terus- menerus hidup dan menerima kasih Allah. Namun Allah, yang "menopang segala yang ada dengan firman- Nya yang penuh kekuasaan" [Ibrani 1:3], dalam kasih, kemurahan, dan anugerah-Nya yang besar menopang hidup mereka dan telah menyediakan jalan untuk mendamaikan umat manusia kembali dengan diri- Nya dalam kasih.
  • 17. BANYAK YANG TERPANGGIL, TETAPI SEDIKIT YANG TERPILIH Rabu, 1 Januari 2025 Dalam perumpamaan Kristus tentang pesta pernikahan [Matius 22:1-14], lebih dari satu kali raja mengutus hamba-hamba untuk memanggil mereka yang telah diundang, namun mereka mengabaikan panggilan tersebut dan, yang lebih buruk lagi, menangkap hamba-hambanya dan membunuh mereka.
  • 18. Setelah berurusan dengan orang-orang yang telah membunuh beberapa hambanya, raja berkata kepada hamba-hambanya yang lain: "Perjamuan kawin sudah siap, tetapi mereka yang diundang tadi tidak layak. Sebab itu pergilah ke persimpangan- persimpangan jalan, dan undanglah siapa saja yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin" [Matius 22:8-9]. Kemudian Yesus menutup perumpamaan itu dengan ungkapan yang samar namun sangat bermakna, "banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih" [Matius 22:14].
  • 19. Yang menentukan siapa yang pada akhirnya "terpilih" [eklektos] adalah apakah seseorang dengan sukarela menerima undangan tersebut. Kebebasan sangat penting untuk mengasihi. Allah tidak akan pernah memaksakan kasih- Nya kepada siapa pun. Sayangnya, kita bisa menolak hubungan kasih dengan Allah.
  • 20. DISALIBKAN UNTUK KITA Kamis, 2 Januari 2025 Sesaat sebelum penyaliban-Nya, Kristus meratap: "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau" [Matius 23:37].
  • 21. Meskipun dosa manusia patut mendapat hukuman mati, Allah sendiri [di dalam Kristus] yang menanggung akibatnya dan telah menyediakan cara untuk memperbaiki hubungan yang terputus antara surga dan bumi. Sementara itu, Dia terus melimpahkan kasih-Nya kepada kita, meskipun Dia tidak berkewajiban kecuali karena kemauan-Nya sendiri untuk melakukannya. Sayangnya, manusia sering menolak kasih Tuhan.
  • 22. Kristus menyerahkan nyawa-Nya atas "inisiatif-Nya sendiri." Tidak ada seorang pun yang mengambil nyawa-Nya dari pada- Nya; Dia dengan cuma-cuma menyerahkannya [Yohanes 10:17-18, Galatia 2:20].
  • 23. Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 16 "Rencana penebusan kita bukanlah suatu buah pikiran yang lahir belakangan, suatu rencana yang dirumuskan sesudah Adam berdosa. Rencana tersebut adalah wahyu yang sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad- abad lamanya. Roma16:25. Itu uraian azas-azas yang telah menjadi dasar singgasana Allah sejak zaman abadi.
  • 24. Sejak mula pertama, Allah dan Kristus sudah mengetahui kemurtadan Setan, dan kejatuhan manusia oleh kuasa tipu daya pendurhaka itu. Allah tidak merencanakan supaya dosa ada, akan tetapi melihatnya lebih dahulu jauh sebelum dosa itu lahir, lalu mengadakan persiapan guna menghadapi peristiwa yang mengerikan itu. Sungguh besar kasih-Nya bagi dunia ini sehingga dijadikan-Nya memberikan Anak- Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3: 16.
  • 25. KESIMPULAN Allah sebagai Pencipta dari segala sesuatu, mempunyai hak dan wewenang untuk memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya secara cuma-cuma bahkan kepada orang-orang yang paling tidak layak menerimanya. Allah mengasihi umat-Nya dengan sempurna dan setia, sehingga Kitab Suci berulang kali menggambarkan Allah sebagai kekasih yang bertepuk sebelah tangan dari pasangan yang tidak setia. Allah terus melimpahkan kasih-Nya secara cuma-cuma kepada kita, pada saat kita masih berdosa. Kebebasan sangat penting untuk mengasihi, karena Allah tidak akan pernah memaksakan kasih-Nya kepada siapa pun. Meskipun dosa manusia patut mendapat hukuman mati, namun Allah sendiri di dalam Kristus menanggung akibatnya dan telah menyediakan cara untuk memperbaiki hubungan yang terputus antara surga dan bumi. 1 2 3 4 5