1. PEMBAHASAN & PEMERIKSAAN
HIV adalah virus yang mengakibatkan AIDS. AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan
Tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem
kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS
mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat
oportunistik. Selain itu penderiat aids sering kali menderita keganasan, khususnya sarkoma
kaposi dan limfoma yang hanya menyerang otak.
Tes HIV memberi tahu kita apakah kita terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS.
Kebanyakan tes ini mencari antibodi terhadap HIV. Antibodi adalah protein yang dibuat
oleh sistem kekebalan tubuhuntuk menyerang kuman tertentu. Antibodi terhadap semua kuman
berbeda, jadi bila ditemukan antibodi terhadap HIV dalam darah kita, artinya kita terinfeksi HIV.
Ada juga jenis tes lain yang mencari tanda bahwa virus sendiri ada di dalam darah, tetapi tes
macam ini belum tersedia di Indonesia. Tes yang paling lazim untuk HIV adalah tes darah.
Sekarang juga ada tes yang dapat mencari antibodi dalam air seni, atau dalam cairan yang
diambil dari dalam mulut (bukan air liur), digesekkan dari dalam pipi. Tes yang sering dipakai
sekarang disebut tes cepat atau rapid test, yang mampu menyediakan hasil dalam 20-30 menit
setelah contoh darah atau cairan lain diambil.
Untuk tes darah, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik sekali pakai, atau tetes
darah diambil setelah jari kita ditusuk dengan jarum sekali pakai. Jika hasil tes pertama ¡®reaktif¡¯
(positif), hal ini menunjukkan kemungkinan kita terinfeksi HIV. Tetapi tes harus diulang sekali
(jika kita mempunyai gejala penyakit HIV) atau dua kali dengan cara berbeda untuk memastikan
hasilnya benar, dan dapat dinyatakan ¡®positif¡¯. Ini biasanya dilakukan oleh tempat tes tanpa kita
ketahui. Hasil juga dapat dilaporkan sebagai ¡®non-reaktif¡¯ (negatif). Kadang laboratorium juga
melaporkan angka non-reaktif (mis. ¡®non-reaktif, 0,34¡¯). Angka ini tidak ada relevansi sama
sekali dan sebaiknya diabaikan.
Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih.
Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS, manfaat
dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti
hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah diambil (sering
disebutinformed consent). Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh konselor yang sama saat
hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita, dan tidak boleh diberikan pada
orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan tes bertanggung jawab untuk menjamin
nama kita dan hasil tes tidak diketahui orang lain (konfidensialitas ¨C lihat LI 813).
Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita.
Sayangnya, di Indonesia, tidak jelas berapa sebenarnya usia ¡®di bawah umur.¡¯ Hasil tes tidak
wajib dilaporkan ke pemerintah. Ada beberapa tempat tes yang tidak mewajibkan kita memberi
nama atau identifikasi. Ini disebut tes tanpa nama atau anonim.