3. Dekade 50 an: ECONOMIC
GROWTH ORIENTATION
Keberhasilan Pembangunan Nasional diukur
oleh Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Tampak kegagalan dalam memakmurkan
mayoritas penduduk, malah terdapat kantong-
kantong kemiskinan luar biasa yang
tersembunyi dibalik gemerlap sukses beberapa
orang.
4. Dekade 60 an: BASIC NEED
ORIENTED STRATEGY
Ukuran keberhasilan pembangunan beralih ke
pemenuhan Kebutuhan Dasar manusia yang
bersifat ekonomis, khususnya kemiskinan.
Ternyata juga tidak memuaskan karena
program mengangkat kemiskinan tidak jelas.
Teori pemerataan kesejahteraan ekonomi tidak
berhasil. Slogan pemerataan tidak tercapai,
hanya sampai ke tingkat retorika
5. Dekade 70 an: PHYSICAL QUALITY
OF LIFE INDEX APPROACH
(Kecukupan Ekonomi, Kesehatan, dan
Pendidikan)
Ada protes bahwa kebutuhan manusia tidak
sekedar kebutuhan fisik saja, tapi juga non-
fisik, termasuk aspek spiritual dan lingkungan
hidup.
Pada kenyataan operasional juga masih tidak
berhasil karena ketiadaan konsep pemenuhan
kebutuhan secara utuh dan merata itu.
6. Dekade 80 an: ECO-DEVELOPMENT
APPROACH
(Pembangunan Berwawasan Lingkungan)
Dalam pendekatan baru ini ditekankan
pentingnya Lingkungan Hidup sebagai salah
satu aspek strategis dalam pembangunan.
Lingkungan hidup disadari tidak bisa
dieksplorasi dan dieksploitasi semena-mena
untuk kepentingan kebutuhan ekonomi
manusia. Lingkungan punya keterbatasan.
Kualitas Lingkungan juga kebutuhan hidup
7. Milenium ke Tiga (2000 - dst ):
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
APPROACH
(Pembangunan Berkelanjutan)
Pendekatan ini berorientasi pada cita-cita
untuk bisa membangun tanpa ‘merusak’,
sehingga pembangunan bisa Berlangsung
Terus-menerus, disertai Target2 Milenium
Bagimana hasilnya setelah 10 tahun lewat?
8. EFEKTIVITAS STRATEGI
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Criticism: sustainable development FOR
WHOM?
The facts: majority of people are still poor,
economic gap is widening, environmental
pollution-degradation is increasing, rate of
social pathology and criminals is continuously
rising.
Hint: There has been a great mistake, most
likely was laid upon the basic of thinking.
9. DASAR POLA PIKIR YANG
DIGUNAKAN
The basic thinking on development was from
SECULAR approach, an approach that is
neglecting guidance from the Creator.
Is there any other approach to consider?
Where is the role of Religion in National
Development Process?
11. Beragama tidak boleh dianggap sekedar sebagai
simbul sosial seperti alamat rumah atau status
kewarga-negaraan yang bisa berganti tanpa
implikasi yang serius bagi nasib pemeluknya
12. Beragama juga tidak bisa dipersepsi sebagai
sekedar asesoris pribadi, hanya dipakai bila
diperlukan, dan dianggap tidak memberi
dampak serius bagi nasib manusia jika tuntunan
agama itu ditanggalkan.
13. Pilihan terhadap suatu agama seharusnya akan
menentukan (berdampak pada):
- cara hidup seseorang sehari-hari,
- cara hidup orang itu dalam berkeluarga,
- cara hidup orang itu dalam mengurus
masyarakat, bangsa, dan negara
(jika dia memiliki posisi/kewenangan untuk itu)
14. Agama Islam yang dipeluk oleh kaum muslimin
memberi tuntunan hidup manusia secara
menyeluruh, dan dikategorikan dalam dua
prinsip, yakni:
Aqidah dan Syariah.
15. AQIDAH adalah ajaran tentang keyakinan hati:
1). Allah swt adalah tuhannya manusia,
Muhammad adalah Rasul-Nya,
2). Mengikuti tuntunan Allah akan membawa
keberuntungan dunia-akherat, Mengabaikan
tuntunan Allah akan mencelakakan kehidupan,
3). Tuntunan Allah itu Sempurna/Kaffah,
memenuhi semua kebutuhan hidup manusia
16. SYARIAH: petunjuk teknis-operasional untuk
menjalani kehidupan, meliputi:
- ajaran mengurus Pribadi seperti ibadah
mahdhah, makan-minum, cara berpakaian
- ajaran mengurus Keluarga seperti hubungan
anak-orang tua, antar tetangga, waris
- ajaran mengatur/mengelola Masyarakat-
Bangsa-Negara, meliputi poleksosbudhankam.
17. Wawasan Syariah dalam Pembangunan
Nasional berarti:
Membangunan Bangsa-Negara dengan mengikuti
petunjuk operasional dari Allah swt yang
terkandung dalam ayat-ayat al Qur’an dan
hadits terkait masalah sosial-kenegaraan.
19. (Surat Saba’ ayat 15-16)
Ayat 15:
Sungguh kasus Negeri Saba’ merupakan contoh
nyata, negeri itu alamnya bagus dengan
perkebunan di seluruh penjuru negeri; nikmatilah
rizki dari tuhanmu dan bersyukurlah kepadaNya,
negerimu itu bagus kualitasnya dan tuhanmu itu
penuh ampunan.
20. Ayat 16:
Namun ternyata mereka ingkar pada syariat
Allah (ttg sosial-kenegaraan dalam mengurus
negaranya), maka Allah mendatangkan pada
mereka banjir bandang yang luar-biasa, sehingga
perkebunan mereka yang subur berubah menjadi
tanah gersang dan tanamannya berganti dengan
ilalang.
21. (Surat al A’raf ayat 96):
Sekiranya penduduk suatu negeri itu beriman
dan bertaqwa (taat syariat), pasti Allah akan
mendatangkan untuk mereka kesejahteraan dari
langit dan bumi, tetapi ternyata mereka ingkar
akan syariat-Nya maka Allah timpakan pada
mereka banyak kemalangan sesuai dengan apa
yang telah mereka kerjakan.
22. (Surat ar Rum ayat 41)
Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan
karena perbuatan tangan mereka yang tidak taat
syariat; Allah menghendaki agar mereka
merasakan akibat perbuatan mereka itu, supaya
mereka kembali ke jalan yang benar.
23. (Surat al Baqarah ayat 120)
Katakan: Sesungguhnya syariat Allah itulah cara
yang benar, maka jika kalian mengikuti hawa
nafsu kalian setelah datangnya petunjuk Allah
itu, tidaklah akan ada pertolongan dan
perlindungan dari Allah bagi kalian.
25. MAKNANYA:
Membangun ekonomi bangsa dengan
menggunakan dalil dan prinsip operasional yang
diajarkan oleh Allah SWT tentang pengelolaan
masyarakat-bangsa-negara di bidang Ekonomi.
26. Tantangannya:
Mengkaji ayat-ayat dari Kitab Suci (al Qur’an)
dan Sunnah Nabi Muhammad saw tentang
Prinsip Operasional Pembangunan Ekonomi
Nasional.
28. Metabolism-Waste
Habitat
Labour
Sludge
Development Scenarios
Sludge
Social System
Population
•Human Quality
•Social Harmony:
-Criminals
-Unrest
-Social-gap
-Un employment
Environmental System
Air= Atmosphere
Water = Hydrosphere
Soil= Lithosphere
Biosphere
Economic System
Production of
Economic-commodities
Industrial Product
Agriculture Product
Service: - Health
- Education
Business: - Trading
- Transport
= = = = = = = = = = =
(I/O MODEL)
Values for
Production
efficiency
: sickness
negative value/
culture
Social needs:
material &
non material : pollutant, to
* Production needs
* Production efficiencies
& disturbances
30. Landasan Ayat tentang
Ekonomi dalam al Qur’an
Surat al Baqarah ayat 219, 275, 279, 280, 282
Surat at Taubah ayat 103
Surat al Isra’ ayat 26-29
31. Mekanisme Dasarnya:
TANPA SYARIAT >>>AKHLAK RENDAH
(Pejabat-Pengusaha) >>>EKONOMI bersifat
EXPLOITATIF >>>RAKYAT MISKIN,
DENGAN SYARIAT >>AKHLAK TINGGI
(Pejabat-Pengusaha) >>>EKONOMI bersifat
BERKEADILAN >>>RAKYAT MAJU
32. Panduan Tehnis Kebijakan
Ekonomi Syariah
1. Rakyat diberi kebebasan penuh melakukan
usaha ekonomi namun tidak boleh bersifat
haram karena usaha ekonomi yang haram pasti
akan bersifat eksplotatif dan memeras orang lain.
33. 2. Lembaga keuangan harus bebas dari riba’
karena riba’ berarti eksploitasi orang yang
sedang kesulitan ekonomi oleh lembaga/ orang
yang berlimpah dana. Bank Sentral harus
memberikan percontohan dan mengontrolnya
34. 3. Memberdayakan orang/keluarga miskin oleh
Negara melalui:
-lembaga Baitul Mal yang kuat
-prioritisasi anggaran pembangunan
35. 4. Aplikasi Sistem Ekonomi Waris, yakni
keluarga kaya dari suatu sistem waris wajib
membantu/mengangkat kondisi ekonomi keluarga
lain yang sedang kekurangan dalam sistem
warisnya secara sungguh-sungguh.
36. 5. Kebijakan Fiskal:
a).aspek pengeluaran menekankan prioritas
anggaran guna pemberdayaan kelompok
dhuafa, pemberian gaji-fasilitas secukupnya
kepada pejabat, dan neraca anggaran surplus;
b). aspek pendapatan tidak ada yang bersifat
haram dan menghindarkan hutang luar-negeri.
37. 6. Perdagangan internasional memakai
sistem valuta terstandarisasi dengan emas
(dinar) dan menjaga kestabilan nilai tukar
mata uang nasional.
38. 7. Lembaga Peradilan Ekonomi: mengadili dan
menindak birokrat yang lengah mengurusi orang
miskin di daerahnya, atau anggauta waris kaya
yang menelantarkan anggauta warisnya yang
miskin.
40. Dalam Studi Ekonomi dikenal
dua dimensi:
- Pembangunan Ekonomi Makro
- Pembangunan Ekonomi Mikro
Keduanya tidak boleh dipisahkan karena saling
kait mengait.
41. Perbankan bisa masuk ke dalam:
1). Tataran Makro (Bank Sentral)
2). Tataran Mikro (Bank Umum)
42. Peran Makro untuk Bank Sentral Syariah:
1). Peran Pengendalian Sistem Moneter
-Jumlah Uang yang Beredar
- Kurs Mata Uang Nasional
- Kendali dlm Perdagangan Internasional
2). Pengaturan Keuangan Negara,
terkait Baitul Mal dan Kebijakan Fiskal
3). Kontrol pada Perbankan umum
43. Peran Mikro Perbankan:
memberi karakter Syariah pada Bank
Diperlakukan sebagai Usaha Bisnis biasa
Tidak boleh mengetrapkan Riba
Produk Bank harus sesuai Syariah
44. Model Krisis Ekonomi Global:
Transaksi Haram antar Institusi
Perbankan Internasional (IMF, WB, ADB)
Perbankan Nasional Perbankan Nasional
(Bank Sentral Bank Umum)
(Loan, Obligation, Stock, Project)
45. Haram in Bank Transaction:
By Object : Wine, Pork, Porn, etc
Beyond Object: Riba-Cheat-Frame-Gamble
By Process : Incorrect contract
46. Wawasan Syariah dalam
Pembangunan Ekonomi Nasional
Payung Syariah untuk Pembangunan Nasional
Payung Syariah untuk Ekonomi Makro
Payung Syariah untuk Ekonomi Mikro
Asas Menjaga Kualitas Moral Masyarakat
Asas Kemanfaatan Program untuk misi
Pemberdayaan Rakyat Miskin dan Lemah
Asas Pemanfaatan SDA untuk Keadilan Sosial
Asas Perlindungan pada kualitas Lingkungan