際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2008
PENGERTIAN CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik  bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/   keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/   konteks lainnya.
PERBEDAAN  CTL  TRADISIONAL Siswa secara pasif menerima informasi Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran 3. Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru Pemilihan informasi berdasarkan kebutuh-an siswa 2. Menyandarkan pada hapalan Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna) 1. TRADISONAL CTL NO.
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang 6. Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa 5. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/-masalah yang disi-mulasikan 4. TRADISONAL CTL NO.
Perilaku dibangun atas kebiasaan Perilaku dibangun atas kesadaran diri 8. Waktu belajar siswa se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok) 7. TRADISONAL CTL NO.
Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan 11. Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri 10. Keterampilan dikem-bangkan atas dasar latihan Keterampilan dikem-bangkan atas dasar pemahaman 9. TRADISONAL CTL NO.
Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.   Hasil belajar diukur  melalui penerapan penilaian autentik. 14. Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting 13. Perilaku baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik 12. TRADISONAL CTL NO.
KOMPONEN CTL Membuat hubungan yang bermakna ( making meaningful connections ) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya. Melakukan pekerjaan yang siginifikan ( doing significant work ). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.
Pembelajaran mandiri ( self-regulated learning ) yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari. Bekerjasama ( collaborating ) untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.
Berpikir kritis dan kreatif ( critical and creative thingking ); siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam pengumpulan, analisi s  dan si n tesa data, memahami suatu isu/fakta dan pemecahan masalah. Pendewasaan individu ( nurturing individual ) dengan mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan memotivasinya.
Pencapaian standar yang tinggi ( reaching high standards ) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Menggunakan penilaian autentik ( using authentic assessment ) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.
PENDEKATAN CTL Problem-Based Learning ,  yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.  Authentic Instruction ,  yaitu pendekatan pengajaran yang menperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan nyata.
Inquiry-Based Learning ;   pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk pembelajaran bermakna.  Project-Based Learning ; pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.  Work-Based Learning ;   pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
Service Learning ,  yaitu pendekatan pembelajar-an yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya. Cooperative Learning ,  yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
IMPLEMENTASI CTL Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkem-bangan mental ( developmentally appropriate ) siswa.  Membentuk group belajar yang saling tergantung ( interdependent learning groups ).   Mempertimbangan keragaman siswa ( disversity of students ). Sesuai dengan  faktor kebutuhan individual siswa , maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya;
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembe-lajaran mandiri ( self-regulated learning ) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, peng-gunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).  Memperhatikan multi-intelegensi ( multiple intelli-gences ) siswa.  Menggunakan teknik bertanya  ( quesioning ) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ( contructivism ). Memfasilitasi kegiatan penemuan ( inquiry ) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan ( quesioning ).
Menciptakan masyarakat belajar ( learning community ) dengan membangun kerjasama antar siswa. Memodelkan ( modellin g) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari. Menerapkan penilaian autentik ( authentic assessment ).
berkaitan dengan  faktor peran guru , agar proses pengajaran kontekstual dapat lebih efektif, maka guru seharusnya; Mengkaji  konsep  atau  teori  (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa. Memahami  latar belakang  dan  pengalaman hidup siswa   melalui proses pengkajian secara seksama. Mempelajari  lingkungan sekolah  dan  tempat tinggal   siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
Merancang pengajaran dengan mengkaitkan  konsep  atau  teori  yang dipelajari dengan mempertimbangkan  pengalaman  siswa dan  lingkungan kehidupannya . Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk  mengkaitkan apa yang sedang dipelajari  dengan  pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari , serta mendorong siswa untuk  membangun kesimpulan  yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya. Melakukan penilaian autentik ( authentic assessment ) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.  Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991).   Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi ( performance)  siswa yang ditemui di dalam praktek dunia nyata.
TUJUAN PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik.   Melalui penilaian autentik ini, diharapkan ber-bagai informasi yang absah/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan .
STRATEGI PENILAIAN AUTENTIK Penilaian kinerja ( Performance assessment ) yang  dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ke-terampilannya ( apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan ) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.  Observasi sistematik atau investigasi jangka pendek ( System Observation  short investigation ) yang ber-manfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa.
Pertanyaan terbuka. Sama halnya observasi sistematik, ia memberikan stimulus dan bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan (respond). Tanggapan ini dapat berupa, antara lain (i) suatu tulisan singkat atau jawaban lisan; (ii) suatu pemecahan matematik; (iii) suatu gambar; (iv) suatu diagram, chart atau grafik. Portefolio ( Portfolio ) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai ketrampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994). Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat.
Kajian/penilaian pribadi ( self assessment )Siswa untuk mengevaluasi partisipasi, proses dan produk mereka. Pertanyaan evaluatif merupakan alat dasar dalam kajian pribadi.  Jurnal ( Journal ) merupakan suatu proses refleksi dimana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam mengorgani-sasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya.
DIAGRAM SISTEM DUKUNGAN UNTUK PELAKSANAAN CTL Pembelajaran Siswa Dukungan  Keorganisasian Sekolah Dukungan  Masyarakat Pengajaran
Seri Pembekalan Pengajaran Mikro Di copy dari: Saliman, M.Pd. (Dosen UNY)

More Related Content

Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

  • 1. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2008
  • 2. PENGERTIAN CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
  • 3. PERBEDAAN CTL TRADISIONAL Siswa secara pasif menerima informasi Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran 3. Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru Pemilihan informasi berdasarkan kebutuh-an siswa 2. Menyandarkan pada hapalan Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna) 1. TRADISONAL CTL NO.
  • 4. Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang 6. Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa 5. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/-masalah yang disi-mulasikan 4. TRADISONAL CTL NO.
  • 5. Perilaku dibangun atas kebiasaan Perilaku dibangun atas kesadaran diri 8. Waktu belajar siswa se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok) 7. TRADISONAL CTL NO.
  • 6. Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan 11. Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri 10. Keterampilan dikem-bangkan atas dasar latihan Keterampilan dikem-bangkan atas dasar pemahaman 9. TRADISONAL CTL NO.
  • 7. Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan. Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik. 14. Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting 13. Perilaku baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik 12. TRADISONAL CTL NO.
  • 8. KOMPONEN CTL Membuat hubungan yang bermakna ( making meaningful connections ) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya. Melakukan pekerjaan yang siginifikan ( doing significant work ). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.
  • 9. Pembelajaran mandiri ( self-regulated learning ) yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari. Bekerjasama ( collaborating ) untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.
  • 10. Berpikir kritis dan kreatif ( critical and creative thingking ); siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam pengumpulan, analisi s dan si n tesa data, memahami suatu isu/fakta dan pemecahan masalah. Pendewasaan individu ( nurturing individual ) dengan mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan memotivasinya.
  • 11. Pencapaian standar yang tinggi ( reaching high standards ) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Menggunakan penilaian autentik ( using authentic assessment ) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.
  • 12. PENDEKATAN CTL Problem-Based Learning , yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Authentic Instruction , yaitu pendekatan pengajaran yang menperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan nyata.
  • 13. Inquiry-Based Learning ; pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk pembelajaran bermakna. Project-Based Learning ; pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata. Work-Based Learning ; pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
  • 14. Service Learning , yaitu pendekatan pembelajar-an yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya. Cooperative Learning , yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
  • 15. IMPLEMENTASI CTL Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkem-bangan mental ( developmentally appropriate ) siswa. Membentuk group belajar yang saling tergantung ( interdependent learning groups ). Mempertimbangan keragaman siswa ( disversity of students ). Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa , maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya;
  • 16. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembe-lajaran mandiri ( self-regulated learning ) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, peng-gunaan strategi dan motivasi berkelanjutan). Memperhatikan multi-intelegensi ( multiple intelli-gences ) siswa. Menggunakan teknik bertanya ( quesioning ) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
  • 17. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ( contructivism ). Memfasilitasi kegiatan penemuan ( inquiry ) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan ( quesioning ).
  • 18. Menciptakan masyarakat belajar ( learning community ) dengan membangun kerjasama antar siswa. Memodelkan ( modellin g) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari. Menerapkan penilaian autentik ( authentic assessment ).
  • 19. berkaitan dengan faktor peran guru , agar proses pengajaran kontekstual dapat lebih efektif, maka guru seharusnya; Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
  • 20. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya . Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari , serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya. Melakukan penilaian autentik ( authentic assessment ) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
  • 21. PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi ( performance) siswa yang ditemui di dalam praktek dunia nyata.
  • 22. TUJUAN PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini, diharapkan ber-bagai informasi yang absah/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan .
  • 23. STRATEGI PENILAIAN AUTENTIK Penilaian kinerja ( Performance assessment ) yang dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ke-terampilannya ( apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan ) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Observasi sistematik atau investigasi jangka pendek ( System Observation short investigation ) yang ber-manfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa.
  • 24. Pertanyaan terbuka. Sama halnya observasi sistematik, ia memberikan stimulus dan bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan (respond). Tanggapan ini dapat berupa, antara lain (i) suatu tulisan singkat atau jawaban lisan; (ii) suatu pemecahan matematik; (iii) suatu gambar; (iv) suatu diagram, chart atau grafik. Portefolio ( Portfolio ) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai ketrampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994). Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat.
  • 25. Kajian/penilaian pribadi ( self assessment )Siswa untuk mengevaluasi partisipasi, proses dan produk mereka. Pertanyaan evaluatif merupakan alat dasar dalam kajian pribadi. Jurnal ( Journal ) merupakan suatu proses refleksi dimana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam mengorgani-sasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya.
  • 26. DIAGRAM SISTEM DUKUNGAN UNTUK PELAKSANAAN CTL Pembelajaran Siswa Dukungan Keorganisasian Sekolah Dukungan Masyarakat Pengajaran
  • 27. Seri Pembekalan Pengajaran Mikro Di copy dari: Saliman, M.Pd. (Dosen UNY)