際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pembentukan Kata
materi vi
Dari dalam bahasa Indonesia

Tata

Daya

Serba

Tata buku

Daya tahan

Serba putih

Tata bahasa

Daya pukul

Serba plastik

Hari

Tutup

Lepas

Hari jadi

Tutup tahun

Lepas landas

Hari raya

Tutup buku

Lepas tangan

Hari besar

Tutup usia

Lepas pantai
Dari luar bahasa Indonesia (pungutan kata)

Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata
asing. Kata-kata pungut ada yang dipungut tanpa diubah
dan ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah
disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk
serapan.
bank
kredit
valuta

wisata
santai
nyeri
Bentuk-bentuk serapan

Mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contohnya:
bank
opname
golf
Mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa
Indonesia.
Contohnya:
Subject
subjek
Apotheek
apotek
Standard
standar
Menerjemahkan dan memadankan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh
Starting point
titik tolak
Meet the press
jumpa pers
Up to date
mutakhir
Briefing
taklimat

Mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalannya.
Contohnya:
De facto
Status quo
Cum laude
Ad hoc
Kita dapat juga menyerap kata berikut didaftarkan beberapa kata serapan.
Ambiguous
taksa
Supervision
penyelia
Full time
purna waktu
Drain
salir
Penggunakan kata resmi perlu memerhatikan beberapa ukuran.
a. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat dihindari.
Contohnya:
Nongkrong
Raung
Boleh, jika kata-kata tersebut sudah menjadi milik umum.
Contoh:
Ganyang
anjangsana
Lugas
kelola
Heboh
santai

b. Kata-kata yang mengandung nilai rasa dipakai secara cermat agar sesuai dengan konteks.
Contohnya:
Tunanetra buta
Tuli
tunawicara
c. Kata yang tidak dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat.
Contohnya:
Konon
puspa
Bayu
lepau
Lascar
didaulat
Sebuah kata dikatakan baik kalu tepat arti dan tempat tempatnya.
Saksama dalam pengungkapan, lazim, dan sesuai dengan kaidah ejaan.
a. Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung. Kata-kata itu
tidak selalu dapat dipertukarkan.
Contoh:
masjid raya
rumah besar
hakim agung
b. Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya.
Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata masingmasing tidak boleh diikuti oleh kata benda.
Contoh yang benar:
Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang.
Berbagai gedung bertingkat di Jakarta memiliki gaya arsitektur
masing-masing.
c. Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cermat.
Kata dan lain-lain sama kedudukannya dengan seperti, antara lain,
misalnya.
d. Pemakaian kata pukul dan jam harus dilakukan secara tepat.
Kata pukul menunjukkan waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka
waktu.
Misalnya:
Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari
pukul 8.00 s.d. 12.00.
e. Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak
diikuti oleh kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh kata
benda.
Contoh:
Ia mencari sesuatu.
Pada suatu waktu ia dating dengan wajah berseri-seri.
f. Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiaannya.
Kata dari dipakai untuk menunjukkan asal sesuatu, baik
bahan maupun arah.
Contoh :
Ia mendapat tugas dari atasannya.
Cincin itu terbuat dari emas.
Kata daripada berfungsi membandingkan.
Contoh:
Duduk lebih baik daripada berdiri.
Indonesia lebih luas daripada Malaysia.
g. Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat
pernyataan. Kata di mana tersebut harus diubah
menjadi yang, bahwa, tempat dan sebagainya.
Kesalahan Ppembentukan dan Pemilihan Kata
a. Penanggalan awalan mengPenanggalan awalan meng- pada judul berita diperbolehkan.
Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia.(Salah)
Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia.(Benar)
b. Penanggalan awalan berKata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan berSampai jumpa lagi.-(Salah)
Sampai berjumpa lagi.(Benar)
c. Peluluhan bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat
awalan meng-.
Paino sedang menyuci mobil.(Salah)
Paino sedang mencuci mobil.(Benar)
d. Penyengauan kata dasar
Penyengauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai
dalam ragam tulis. Akhirnya, pencampuradukan antara ragam lisan dan
ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian.
Contoh :
Mandang
Nabrak
Seharusnya
Memandang
Menabrak

ngail
nanam

ngantuk
nulis

mengail
menanam

mengantuk
menulis

e. Kata yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika
mendapat awalan meng- atau peng-.
Eksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya
dipertahankan. (Salah)
Eksistensi Indonesia sebagai negara penyuplai minyak sebaiknya
dipertahankan.(Benar)

More Related Content

Pembentukan kata

  • 2. Dari dalam bahasa Indonesia Tata Daya Serba Tata buku Daya tahan Serba putih Tata bahasa Daya pukul Serba plastik Hari Tutup Lepas Hari jadi Tutup tahun Lepas landas Hari raya Tutup buku Lepas tangan Hari besar Tutup usia Lepas pantai
  • 3. Dari luar bahasa Indonesia (pungutan kata) Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Kata-kata pungut ada yang dipungut tanpa diubah dan ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan. bank kredit valuta wisata santai nyeri
  • 4. Bentuk-bentuk serapan Mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. Contohnya: bank opname golf Mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia. Contohnya: Subject subjek Apotheek apotek Standard standar
  • 5. Menerjemahkan dan memadankan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Contoh Starting point titik tolak Meet the press jumpa pers Up to date mutakhir Briefing taklimat Mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalannya. Contohnya: De facto Status quo Cum laude Ad hoc Kita dapat juga menyerap kata berikut didaftarkan beberapa kata serapan. Ambiguous taksa Supervision penyelia Full time purna waktu Drain salir
  • 6. Penggunakan kata resmi perlu memerhatikan beberapa ukuran. a. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat dihindari. Contohnya: Nongkrong Raung Boleh, jika kata-kata tersebut sudah menjadi milik umum. Contoh: Ganyang anjangsana Lugas kelola Heboh santai b. Kata-kata yang mengandung nilai rasa dipakai secara cermat agar sesuai dengan konteks. Contohnya: Tunanetra buta Tuli tunawicara c. Kata yang tidak dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat. Contohnya: Konon puspa Bayu lepau Lascar didaulat
  • 7. Sebuah kata dikatakan baik kalu tepat arti dan tempat tempatnya. Saksama dalam pengungkapan, lazim, dan sesuai dengan kaidah ejaan. a. Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung. Kata-kata itu tidak selalu dapat dipertukarkan. Contoh: masjid raya rumah besar hakim agung b. Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya. Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata masingmasing tidak boleh diikuti oleh kata benda. Contoh yang benar: Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang. Berbagai gedung bertingkat di Jakarta memiliki gaya arsitektur masing-masing.
  • 8. c. Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cermat. Kata dan lain-lain sama kedudukannya dengan seperti, antara lain, misalnya. d. Pemakaian kata pukul dan jam harus dilakukan secara tepat. Kata pukul menunjukkan waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu. Misalnya: Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari pukul 8.00 s.d. 12.00. e. Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak diikuti oleh kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh kata benda. Contoh: Ia mencari sesuatu. Pada suatu waktu ia dating dengan wajah berseri-seri.
  • 9. f. Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiaannya. Kata dari dipakai untuk menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun arah. Contoh : Ia mendapat tugas dari atasannya. Cincin itu terbuat dari emas. Kata daripada berfungsi membandingkan. Contoh: Duduk lebih baik daripada berdiri. Indonesia lebih luas daripada Malaysia. g. Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata di mana tersebut harus diubah menjadi yang, bahwa, tempat dan sebagainya.
  • 10. Kesalahan Ppembentukan dan Pemilihan Kata a. Penanggalan awalan mengPenanggalan awalan meng- pada judul berita diperbolehkan. Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia.(Salah) Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia.(Benar) b. Penanggalan awalan berKata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan berSampai jumpa lagi.-(Salah) Sampai berjumpa lagi.(Benar) c. Peluluhan bunyi /c/ Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan meng-. Paino sedang menyuci mobil.(Salah) Paino sedang mencuci mobil.(Benar)
  • 11. d. Penyengauan kata dasar Penyengauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya, pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Contoh : Mandang Nabrak Seharusnya Memandang Menabrak ngail nanam ngantuk nulis mengail menanam mengantuk menulis e. Kata yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika mendapat awalan meng- atau peng-. Eksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan. (Salah) Eksistensi Indonesia sebagai negara penyuplai minyak sebaiknya dipertahankan.(Benar)