Dokumen tersebut membahas perkembangan kemampuan berbahasa pada anak, dimulai dari bayi hingga usia sekolah. Pada usia 1 tahun, anak mulai meniru kata-kata yang didengar. Pada usia 18 bulan, anak mampu membentuk kalimat 2-3 kata. Pada usia 2 tahun, anak memahami bahasa lebih canggih dan mampu membentuk pertanyaan. Pada usia sekolah, anak menjadi fas
1 of 11
More Related Content
Pemerolehan bahasa
2. Bayi
mengoceh , mendekut, menangis, dan secara
vokal atau nonvokal mengirimkan sejumlah pesan
tertentu dan menerima pesan-pesan yang lebih
banyak dari orang di sekitarnya.
Menjelang Usia 1 Tahun
membuat upaya khusus untuk mencontoh (to imitate)
kata-kata dan tuturan suara yang mereka dengar di sekitar
mereka. Pada masa ini, mereka mengucapkan kata-kata
pertama mereka
Menjelang Usia 18 Bulan
kata-kata berlipat ganda dan mulai memunculkan kalimat dalam
dua-kata dan tiga-kata umumnya disebut ungkapan telegrafik-
3. Menjelang Usia 2 Tahun
memahami bahasa lebih canggih;
Produksi daftar lagunya tumbuh dengan cepat,
Mampu membentuk pertanyaan dan negasi
Menjelang Usia 3 Tahun
memahami sejumlah input bahasa
bicara (chattering) nonstop dan percakapan tanpa henti
Kreativitas berbahasa mereka membikin senyum orang tua
dan kakaknya
Menjelang Usia Sekolah
Fasih dan kreatif dalam berbahasa
Memperbanyak kosa kata
Mempertajam keterampilan berkomunikasi
4. Usia Sekolah
tidak sekadar belajar mengatakan apa tetapi juga
belajar tidak mengatakan apa ketika mereka belajar
fungsi-fungsi sosial bahasa mereka.
6. A. Konsep (Berdasarkan Teori B.F Skinner, Verbal Behavior)
Bahasa adalah bagian fundamental totalitas perilaku manusia
Respons Observasional (berfokus pada aspek-aspek persepsi
indrawi perilaku bahasa)
hubungan atau asosiasi antara respons dan peristiwa di dunia
seputar pengguna bahasa
perilaku bahasa efektif menjadi produksi respons benar pada
stimuli
Jika respons tertentu diberi penguatan, selanjutnya menjadi
kebiasaan, atau terkondisikan
Kebenaran pemahaman anak tampak pada kebenaran
produksi respons mereka
Anak belajar memahami tuturan dengan merespons secara
benar tuturan itu dan melalui pemberian penguatan terhadap
respons tersebut
7. B. Praktik
Mengkondisikan anak memancarkan satu
respons (operan) berupa kalimat maupun tuturan
respons (operan) diajarkan melalui penguatan
(misalnya, respons verbal atau nonverba dari
orang lain)
misalnya, anak bilang mimik susu dan orang tua
memberi susu, respons (operan) diperkuat dan
dikondisikan.
Terdapat konsekuensi, yakni hadiah /
penghargaan / pujian yang diberikan kepada anak
terhadap responsnya sehingga respons menjadi
terkondisi (kebiasaan)
hukuman / teguran / sikap tidak suka yang
ditunjukkan orang tua kepada anak atas respons
kurang tepat sehingga respons anak tidak akan
muncul lagi
8. A. Konsep (Chomsky, 1965)
LAD (language acquisition device) / Piranti
Pemerolehan Bahasa
Manusia lahir sudah memiliki piranti bahasa bawaan
dalam otak (kotak hitam kecil dalam otak)
Piranti bawaan terdiri atas:
Kemampuan membedakan suara tururan dari suara orang
lain di lingkungannya
Kemampuan mengorganisasikan data linguistik ke dalam
beragam kelas yang selanjutnya dapat diperbaiki
Mengetahui bahwa hanya satu jenis sistem bahasa tertentu
yang mungkin dan jenis lain tidak
Mampu mengkonstruk sistem sedrhana untuk menyediakan
input bahasa
Berfokus pada Tata Bahasa Universal, semua manusia
memiliki kemampuan memperoleh bahasa (semua anak
mengalami proses pemerolehan bahasa)
9. B. Praktik
Riset tentang formasi kalimat tanya, negasi, urutan
kata, diskontinuitas klausa.
mengamati sistem bahasa yang tercipta pada anak,
yakni pengembangan linguistik anak bukanlah proses
mengembangkan sedikit dan sedikit kesalahan
stuktur.
bahasa anak pada tahap apa saja adalah sitematik
karena setiap anak akan membentuk hipotesis input
yang diterima dalam testing bertutur (dan memahami).
Hipotesis secara berkelanjutan direvisi, dibentuk, atau
ditinggalkan oleh anak.
Struktur batin (Deep Structure), struktur abstrak yang
tidak secara konkret diucapkan. Dalam bahasa
telegrafik, anak tidak dapat mengemukakan secara
lengkap.
10. A. Konsep (Lois Bloom, 1971)
Menggunakan perspektif konstruktivistik
Bahasa hanya sebuah manifestasi kemampuan
kognitif dan afektif dengan dunia, orang lain,
dan diri sendiri
Kaidah generatif yang berbasis kerangka
nativis adalah abstrak, formal, eksplisit, logis,
bahkan berurusan dengan bentuk dan bukan
fungsi struktur batin yang dikonstruk dari
interaksi sosial.
11. B. Praktik
Bergantung konteks sosial
Misalnya mama kaos kaki memiliki tiga
kemungkinan hubungan makna, 1) agen-action
(mama sedang meletakkan kaos kaki), 2) agen-objek
(mama mencari kaos kaki), 3) pimilik-yang dimiliki
(kaos kaki milik mama)
Anak berkomunikasi bergantung pada dunia yang
telah diketahui dan perkembangan kognisi (sensori,
pra operasional, operasional, operasional formal)