Dokumen tersebut membahas tentang pemuaian zat padat, cair, dan gas. Pemuaian zat adalah perubahan geometri suatu benda akibat pengaruh panas yang dapat meliputi pertambahan panjang, lebar, atau volume. Dokumen tersebut menjelaskan rumus-rumus pemuaian untuk setiap jenis zat beserta contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
1 of 12
Downloaded 41 times
More Related Content
Pemuaian zat padat
1. Pemuaian Zat Padat, Cair, Dan Gas
Thursday, January 24th 2013. | rumus fisika
Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu
benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya panjang,
lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah
melihat rel kereta yang bengkok, itu adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh
pemuaian yang merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja
pemuaian cairan merkuri pada termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa
kita lihat dari pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika
dan sekring yang prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting.
Jenis-jenis pemuaian zat
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat
karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah
disebutkan tadi.
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna
memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati
kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai
pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai
konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki
pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Rumus pemuaian panjang
Δx= Lo. α. ΔT
2. ΔX =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat
No Jenis zat Alpha( /0C)
1
2
3
4
5
6
7
8
Aluminium
Perunggu
Baja
Tembaga
Kaca
Pirek
Berlian
Grafit
0,000024
0,000019
0,000011
0,000017
0,000009
0,000003
0,000001
0,000008
contoh soal pemuaian panjang
Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik
sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang
logam tersebut setelah suhunya naik?
Pembahasan
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m
b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng
tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk
mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan
nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
3. Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
contoh soal pemuaian luas
sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik
50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan
luas lempeng logam tersebut?
ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu
muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada
koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Contoh Soal Pemuaian Volume
Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi kaalor
sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir
kubus tersebut?
Pembahasan
ΔV = Vo.γ.ΔT
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V= 1000 + 50 = 1050 cm2
2. Pemuaian Zat Cair
4. Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini
terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang
ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat
kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair.
Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan.
rumus pemuaian zat cair
secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat
padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b .
ΔV = Vo.b.ΔT
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume
zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu.
contoh soal pemuaian zat cair
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan
sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci
tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi
ΔV = Vo.b.ΔT
ΔV = 4 liter.0,004.80
ΔV = 1,28 liter
Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas
Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian
zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat
menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba
meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.
Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas
a. Hukum Gay Lussac
PV = nRT
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
5. hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas
mutlak tersebut sehingga
V/T = nR/T = tetap
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah
pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi
Vo V1
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil
perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan
sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya
P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)
c. Hukum Boyle-Gay Lussac
Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini
menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap.
P1.V.1 P2.V2
——– = ———- = tetap
T1 T2
Contoh Soal Pemuaian Gas
Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah
volume gas tersebut.
Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo V1
—- = —-
T1 T2
6. 200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3
Contoh Pemuaian
Jenis
Pemuaian Zat
Contoh
Pemuaian Zat
Pemuaian
Zat padat
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang
hari
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang
akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.
5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan
pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga
memuai kemudian dipasangkan pada poros
roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat
kuat.
Pemuaian
Zat Cair
1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair
(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
2. Air dalam panci akan meluap ketika
dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor
peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)
Pemuaian
(zat) Gas
1. Balon yang meletus terkena panas.
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba mengamatinya
sendiri.
Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat
Benar kata pepatah semua itu ada baik dan buruknya termasuk juga pemuaian. Beberapa pemuaian zat
yang tidak terkendali bisa menjadi sesuatu yang merugikan seperti rel kereta yang bengkok atau ban
kendaraan yang pecah tiba-tiba karena terlalu panas. Ini bisa menyebabkan kecelakann yang fatal. Yang
paling penting adalah kita mengatisipasinya sebaik mungkin seperti membuat jarak antar rel atau
membuat ban dari bahan yang tidak mudah memuai. Selain merugikan masih banyak juga manfaat dari
7. pemuaian zat sepeti pemuaian bimetal yang digunakan untuk pengamanan alat-alat listrik dari kebakaran
atau korsletting dan juga pemakaian listrik berlebih.
Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Pemuaian
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
< Rumus-Rumus Fisika Lengkap
Muai panjang
Rumus:
ï‚· = panjang akhir (m, cm)
ï‚· = panjang awal (m, cm)
 = koefisien muai panjang (/°C)
 = perbedaan suhu (°C)
Muai volume
Rumus:
Keterangan:
ï‚· = volume akhir (m3, cm3)
ï‚· = volume awal (m3, cm3)
 = = koefisien muai volume (/°C)
 = selisih suhu (°C)
Muai luas
Rumus:
Keterangan:
ï‚· = luas akhir (m2, cm2)
ï‚· = luas awal (m2, cm2)
 = = koefisien muai luas (/°C)
 = selisih suhu (°C)
8. Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi
adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya
tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat)
bergantung pada 3 faktor
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
ï‚· Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
ï‚· Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor
laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor
lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan
kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat
celcius.
H = Q/(t2-t1)
9. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat
celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat
dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang
diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3),
setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi
uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali
(Q5)
Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini.
Hubungan antara kalor dengan energi listrik
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan
Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi
kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan
energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah
ketel listrik, pemanas listrik, dll.
10. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara
matematis dapat dirumuskan.
W = Q
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W adalah energi listrik (J)
P adalah daya listrik (W)
t adalah waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh persamaan ;
P.t = m.c.(t2 – t1)
Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.
Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka
akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan
berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat
dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang
bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi
digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang
digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.
Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Kalor
11. Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
< Rumus-Rumus Fisika Lengkap
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah karena perubahan suhu (Δt).
Daftar isi
[sembunyikan]
ï‚· 1 Kalor
ï‚· 2 Kalor Lebur dan Uap
ï‚· 3 Hukum Kekekalan Kalor
ï‚· 4 Kapasitas kalor
ï‚· 5 Literatur
Kalor
Rumus:
dengan ketentuan:
ï‚· = kalor yang diterima suatu zat (Joule)
ï‚· = massa zat (Kilogram)
 = kalor jenis zat (Joule/kilogram°C)
 = perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)
Kalor Lebur dan Uap
Kalor lebur
Kalor uap
dengan ketentuan:
ï‚· = Kalor lebur zat (Joule/kilogram)
ï‚· = Kalor uap zat (Joule/kilogram)
Hukum Kekekalan Kalor
Asas Black
12. Asas Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang
dilepas.
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya
1°C.
Rumus kapasitas kalor:
dengan syarat:
 = Kapasitas kalor (Joule/°C)