ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Pemuaian Zat Padat, Cair, Dan Gas 
Thursday, January 24th 2013. | rumus fisika 
Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu 
benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya panjang, 
lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah 
melihat rel kereta yang bengkok, itu adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh 
pemuaian yang merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja 
pemuaian cairan merkuri pada termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa 
kita lihat dari pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika 
dan sekring yang prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting. 
Jenis-jenis pemuaian zat 
1. Pemuaian Zat Padat 
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat 
karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah 
disebutkan tadi. 
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat 
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna 
memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3 
a. Pemuaian Panjang 
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati 
kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai 
pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai 
konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki 
pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda 
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. 
Rumus pemuaian panjang 
Δx= Lo. α. ΔT
ΔX =besarnya pemuaian panjang 
Lo = panjang mula-mula 
α = konstanta pemuaian 
ΔT = selisih suhu 
L = Lo + Δx 
L = Lo (1 + α.ΔT) 
L = panjang setelah dipanaskan 
Lo = panjang mula-mula 
tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat 
No Jenis zat Alpha( /0C) 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
Aluminium 
Perunggu 
Baja 
Tembaga 
Kaca 
Pirek 
Berlian 
Grafit 
0,000024 
0,000019 
0,000011 
0,000017 
0,000009 
0,000003 
0,000001 
0,000008 
contoh soal pemuaian panjang 
Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik 
sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang 
logam tersebut setelah suhunya naik? 
Pembahasan 
L = Lo (1 + α.ΔT) 
L = 0,2. (1+0,001.40) 
L = 0,2. (1+0,04) 
L = 0,2.1,04 = 0,208 m 
b. Pemuaian Luas 
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng 
tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk 
mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan 
nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas 
ΔA = Ao.β.ΔT 
A = Ao + ΔA 
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan 
A = luas setelah pemanasan 
ΔA = penambahan luas 
β = koefisien muai luas 
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu) 
contoh soal pemuaian luas 
sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik 
50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan 
luas lempeng logam tersebut? 
ΔA = Ao.β.ΔT 
ΔA = Ao.2α.ΔT 
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2 
c. Pemuaian Volume 
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu 
muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada 
koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α 
ΔV = Vo.γ.ΔT 
V= Vo + ΔV 
V= Vo(1+γ.ΔT) 
ΔV = penambahan volume 
Vo = volume awal 
ΔT = kenaikan suhu 
γ = koefisien muai volume 
Contoh Soal Pemuaian Volume 
Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi kaalor 
sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir 
kubus tersebut? 
Pembahasan 
ΔV = Vo.γ.ΔT 
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50) 
ΔV = 150 cm2 
V= Vo + ΔV 
V= 1000 + 50 = 1050 cm2 
2. Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini 
terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang 
ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat 
kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. 
Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan. 
rumus pemuaian zat cair 
secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat 
padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b . 
ΔV = Vo.b.ΔT 
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume 
zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu. 
contoh soal pemuaian zat cair 
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan 
sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci 
tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC 
Pembahasan 
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi 
ΔV = Vo.b.ΔT 
ΔV = 4 liter.0,004.80 
ΔV = 1,28 liter 
Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas 
Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian 
zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat 
menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba 
meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas. 
Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas 
a. Hukum Gay Lussac 
PV = nRT 
P = tekanan (atm) 
V = volume (L) 
n = mol zat 
R = 0,0082 
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas 
mutlak tersebut sehingga 
V/T = nR/T = tetap 
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah 
pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi 
Vo V1 
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar) 
T1 T2 
dengan T = suhu dalam satuan kelvin 
b. Hukum Boyle 
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil 
perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya 
PV = nRT = tetap 
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan 
sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya 
P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal) 
c. Hukum Boyle-Gay Lussac 
Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini 
menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap. 
P1.V.1 P2.V2 
——– = ———- = tetap 
T1 T2 
Contoh Soal Pemuaian Gas 
Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah 
volume gas tersebut. 
Pembahasan 
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle 
Vo V1 
—- = —- 
T1 T2
200/(27+273) = V1/(127+273) 
200/300 = V1/400 
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3 
Contoh Pemuaian 
Jenis 
Pemuaian Zat 
Contoh 
Pemuaian Zat 
Pemuaian 
Zat padat 
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas 
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang 
hari 
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang 
akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas. 
4. Pemuaian pada kaca rumah. 
5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan 
pada pembuatan container dan badan kapal besar. 
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif 
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga 
memuai kemudian dipasangkan pada poros 
roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat 
kuat. 
Pemuaian 
Zat Cair 
1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair 
(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer. 
2. Air dalam panci akan meluap ketika 
dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor 
peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air) 
Pemuaian 
(zat) Gas 
1. Balon yang meletus terkena panas. 
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas 
Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba mengamatinya 
sendiri. 
Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat 
Benar kata pepatah semua itu ada baik dan buruknya termasuk juga pemuaian. Beberapa pemuaian zat 
yang tidak terkendali bisa menjadi sesuatu yang merugikan seperti rel kereta yang bengkok atau ban 
kendaraan yang pecah tiba-tiba karena terlalu panas. Ini bisa menyebabkan kecelakann yang fatal. Yang 
paling penting adalah kita mengatisipasinya sebaik mungkin seperti membuat jarak antar rel atau 
membuat ban dari bahan yang tidak mudah memuai. Selain merugikan masih banyak juga manfaat dari
pemuaian zat sepeti pemuaian bimetal yang digunakan untuk pengamanan alat-alat listrik dari kebakaran 
atau korsletting dan juga pemakaian listrik berlebih. 
Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Pemuaian 
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas 
< Rumus-Rumus Fisika Lengkap 
Muai panjang 
Rumus: 
ï‚· = panjang akhir (m, cm) 
ï‚· = panjang awal (m, cm) 
 = koefisien muai panjang (/°C) 
 = perbedaan suhu (°C) 
Muai volume 
Rumus: 
Keterangan: 
ï‚· = volume akhir (m3, cm3) 
ï‚· = volume awal (m3, cm3) 
 = = koefisien muai volume (/°C) 
 = selisih suhu (°C) 
Muai luas 
Rumus: 
Keterangan: 
ï‚· = luas akhir (m2, cm2) 
ï‚· = luas awal (m2, cm2) 
 = = koefisien muai luas (/°C) 
 = selisih suhu (°C)
Pengertian Kalor 
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi 
adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya 
tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah 
maka kalor yang dikandung sedikit. 
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) 
bergantung pada 3 faktor 
1. massa zat 
2. jenis zat (kalor jenis) 
3. perubahan suhu 
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan : 
Q = m.c.(t2 – t1) 
Dimana : 
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J) 
m adalah massa benda (kg) 
c adalah kalor jenis (J/kgC) 
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C) 
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis 
ï‚· Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu 
ï‚· Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor 
laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor 
lebur (J/kg) 
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan 
kalor jenis (c) 
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat 
celcius. 
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat 
celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. 
c = Q/m.(t2-t1) 
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru 
H = m.c 
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat 
dilihat semua persamaan kalor digunakan. 
Keterangan : 
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang 
diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), 
setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi 
uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali 
(Q5) 
Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini. 
Hubungan antara kalor dengan energi listrik 
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan 
Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi 
kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan 
energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah 
ketel listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara 
matematis dapat dirumuskan. 
W = Q 
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut : 
W = P.t 
Keterangan : 
W adalah energi listrik (J) 
P adalah daya listrik (W) 
t adalah waktu yang diperlukan (s) 
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh persamaan ; 
P.t = m.c.(t2 – t1) 
Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal. 
Asas Black 
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka 
akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan 
berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat 
dirumuskan : 
Q lepas = Q terima 
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang 
bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh : 
Q lepas = Q terima 
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2) 
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi 
digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang 
digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan. 
Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Kalor
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas 
< Rumus-Rumus Fisika Lengkap 
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah karena perubahan suhu (Δt). 
Daftar isi 
[sembunyikan] 
ï‚· 1 Kalor 
ï‚· 2 Kalor Lebur dan Uap 
ï‚· 3 Hukum Kekekalan Kalor 
ï‚· 4 Kapasitas kalor 
ï‚· 5 Literatur 
Kalor 
Rumus: 
dengan ketentuan: 
ï‚· = kalor yang diterima suatu zat (Joule) 
ï‚· = massa zat (Kilogram) 
 = kalor jenis zat (Joule/kilogram°C) 
 = perubahan suhu (°C) → (t2 - t1) 
Kalor Lebur dan Uap 
Kalor lebur 
Kalor uap 
dengan ketentuan: 
ï‚· = Kalor lebur zat (Joule/kilogram) 
ï‚· = Kalor uap zat (Joule/kilogram) 
Hukum Kekekalan Kalor 
Asas Black
Asas Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang 
dilepas. 
Kapasitas kalor 
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 
1°C. 
Rumus kapasitas kalor: 
dengan syarat: 
 = Kapasitas kalor (Joule/°C)

More Related Content

Pemuaian zat padat

  • 1. Pemuaian Zat Padat, Cair, Dan Gas Thursday, January 24th 2013. | rumus fisika Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah melihat rel kereta yang bengkok, itu adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh pemuaian yang merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja pemuaian cairan merkuri pada termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa kita lihat dari pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika dan sekring yang prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting. Jenis-jenis pemuaian zat 1. Pemuaian Zat Padat Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi. Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3 a. Pemuaian Panjang Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. Rumus pemuaian panjang Δx= Lo. α. ΔT
  • 2. ΔX =besarnya pemuaian panjang Lo = panjang mula-mula α = konstanta pemuaian ΔT = selisih suhu L = Lo + Δx L = Lo (1 + α.ΔT) L = panjang setelah dipanaskan Lo = panjang mula-mula tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat No Jenis zat Alpha( /0C) 1 2 3 4 5 6 7 8 Aluminium Perunggu Baja Tembaga Kaca Pirek Berlian Grafit 0,000024 0,000019 0,000011 0,000017 0,000009 0,000003 0,000001 0,000008 contoh soal pemuaian panjang Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik? Pembahasan L = Lo (1 + α.ΔT) L = 0,2. (1+0,001.40) L = 0,2. (1+0,04) L = 0,2.1,04 = 0,208 m b. Pemuaian Luas Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas ΔA = Ao.β.ΔT A = Ao + ΔA A = A0 (1+β.ΔT)
  • 3. Ao = Luas Sebelum dipanaskan A = luas setelah pemanasan ΔA = penambahan luas β = koefisien muai luas ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu) contoh soal pemuaian luas sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut? ΔA = Ao.β.ΔT ΔA = Ao.2α.ΔT ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2 c. Pemuaian Volume Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α ΔV = Vo.γ.ΔT V= Vo + ΔV V= Vo(1+γ.ΔT) ΔV = penambahan volume Vo = volume awal ΔT = kenaikan suhu γ = koefisien muai volume Contoh Soal Pemuaian Volume Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir kubus tersebut? Pembahasan ΔV = Vo.γ.ΔT ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50) ΔV = 150 cm2 V= Vo + ΔV V= 1000 + 50 = 1050 cm2 2. Pemuaian Zat Cair
  • 4. Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan. rumus pemuaian zat cair secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b . ΔV = Vo.b.ΔT dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu. contoh soal pemuaian zat cair Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC Pembahasan Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi ΔV = Vo.b.ΔT ΔV = 4 liter.0,004.80 ΔV = 1,28 liter Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas. Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas a. Hukum Gay Lussac PV = nRT P = tekanan (atm) V = volume (L) n = mol zat R = 0,0082 T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
  • 5. hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas mutlak tersebut sehingga V/T = nR/T = tetap karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi Vo V1 —- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar) T1 T2 dengan T = suhu dalam satuan kelvin b. Hukum Boyle hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya PV = nRT = tetap karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal) c. Hukum Boyle-Gay Lussac Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap. P1.V.1 P2.V2 ——– = ———- = tetap T1 T2 Contoh Soal Pemuaian Gas Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah volume gas tersebut. Pembahasan Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle Vo V1 —- = —- T1 T2
  • 6. 200/(27+273) = V1/(127+273) 200/300 = V1/400 V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3 Contoh Pemuaian Jenis Pemuaian Zat Contoh Pemuaian Zat Pemuaian Zat padat 1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas 2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari 3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas. 4. Pemuaian pada kaca rumah. 5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan pada pembuatan container dan badan kapal besar. 6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga memuai kemudian dipasangkan pada poros roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat kuat. Pemuaian Zat Cair 1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair (raksa atau alkohol) pada tabung thermometer. 2. Air dalam panci akan meluap ketika dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air) Pemuaian (zat) Gas 1. Balon yang meletus terkena panas. 2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba mengamatinya sendiri. Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat Benar kata pepatah semua itu ada baik dan buruknya termasuk juga pemuaian. Beberapa pemuaian zat yang tidak terkendali bisa menjadi sesuatu yang merugikan seperti rel kereta yang bengkok atau ban kendaraan yang pecah tiba-tiba karena terlalu panas. Ini bisa menyebabkan kecelakann yang fatal. Yang paling penting adalah kita mengatisipasinya sebaik mungkin seperti membuat jarak antar rel atau membuat ban dari bahan yang tidak mudah memuai. Selain merugikan masih banyak juga manfaat dari
  • 7. pemuaian zat sepeti pemuaian bimetal yang digunakan untuk pengamanan alat-alat listrik dari kebakaran atau korsletting dan juga pemakaian listrik berlebih. Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Pemuaian Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas < Rumus-Rumus Fisika Lengkap Muai panjang Rumus: ï‚· = panjang akhir (m, cm) ï‚· = panjang awal (m, cm) ï‚· = koefisien muai panjang (/°C) ï‚· = perbedaan suhu (°C) Muai volume Rumus: Keterangan: ï‚· = volume akhir (m3, cm3) ï‚· = volume awal (m3, cm3) ï‚· = = koefisien muai volume (/°C) ï‚· = selisih suhu (°C) Muai luas Rumus: Keterangan: ï‚· = luas akhir (m2, cm2) ï‚· = luas awal (m2, cm2) ï‚· = = koefisien muai luas (/°C) ï‚· = selisih suhu (°C)
  • 8. Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor 1. massa zat 2. jenis zat (kalor jenis) 3. perubahan suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan : Q = m.c.(t2 – t1) Dimana : Q adalah kalor yang dibutuhkan (J) m adalah massa benda (kg) c adalah kalor jenis (J/kgC) (t2-t1) adalah perubahan suhu (C) Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis ï‚· Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu ï‚· Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c) Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. H = Q/(t2-t1)
  • 9. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. c = Q/m.(t2-t1) Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru H = m.c Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan. Keterangan : Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5) Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini. Hubungan antara kalor dengan energi listrik Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.
  • 10. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan. W = Q Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut : W = P.t Keterangan : W adalah energi listrik (J) P adalah daya listrik (W) t adalah waktu yang diperlukan (s) Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh persamaan ; P.t = m.c.(t2 – t1) Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal. Asas Black Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q terima Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh : Q lepas = Q terima m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2) Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan. Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Kalor
  • 11. Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas < Rumus-Rumus Fisika Lengkap Kalor adalah bentuk energi yang berpindah karena perubahan suhu (Δt). Daftar isi [sembunyikan] ï‚· 1 Kalor ï‚· 2 Kalor Lebur dan Uap ï‚· 3 Hukum Kekekalan Kalor ï‚· 4 Kapasitas kalor ï‚· 5 Literatur Kalor Rumus: dengan ketentuan: ï‚· = kalor yang diterima suatu zat (Joule) ï‚· = massa zat (Kilogram) ï‚· = kalor jenis zat (Joule/kilogram°C) ï‚· = perubahan suhu (°C) → (t2 - t1) Kalor Lebur dan Uap Kalor lebur Kalor uap dengan ketentuan: ï‚· = Kalor lebur zat (Joule/kilogram) ï‚· = Kalor uap zat (Joule/kilogram) Hukum Kekekalan Kalor Asas Black
  • 12. Asas Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas. Kapasitas kalor Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C. Rumus kapasitas kalor: dengan syarat: ï‚· = Kapasitas kalor (Joule/°C)