1. Penanggulangan Dampak Pencemaran
1. Karbon Monoksida
Teknis : Menggunakan bahan bakar substitusi yaitu LNG (Liquified Natural
Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih bersih. Selain itu dapat juga
menggunakan katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong
asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.
Non Teknis : Melakukan penanaman jalur hijau terlebih di lokasi yang padat
kendaraan. Mengusahakan seminimal mungkin menggunakan kendaraan bermotor.
2. Nitrogen Dioksida (NO2)
Teknis : Melalui metode adsorbsi menggunakan bahan padat yang dapat
menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif
dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian,
bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian dipakai kembali.
Non Teknis : Menjaga sirkulasi dalam rumah dengan pengadaan ventilasi. Apabila
sedang berkendara, usahakan menggunakan pendingin dan tidak membuka kaca mobil.
3. Sulfur Oksida (SOx)
Teknis : Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O).
Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah
1200o—1400o F
Non Teknis : Menggunakan masker dan kacamata setiap akan berkendara.
4. Ozon (O3)
Teknis : mencegah emisi bahan perusak ozon serta menghentikan produksi dan
konsumsi bahan perusak ozon secara bertahap.
Non teknis :
ï‚· mengurangi pemakaian mobil pribadi.
ï‚· menggunakan pembersih dalam rumah tangga yang bersahabat.
ï‚· menghindari penggunaan pestisida.
ï‚· membuat aturan yang ketat atas peluncuran roket.
2. ï‚· stop penggunaan nitrous oxide.
5. Gas Khlorin (Cl2)
Teknis : Melalui reaksi kimia sianida dikonversi menjadi sianat; pada tahap
kedua, sianat dihidrolisa menjadi karbondioksida dan gas nitrogen. Sehingga gas klorin
atau hipoklorit bereaksi dengan sianida untuk menghasilkan sianogen klorida yang
relative lebih aman.
Non Teknis : Menggunakan masker steril. Meningkatkan kegiatan penanaman pohon
tertentu misalnya pohon palem.
6. Partikulat Debu (TSP)
Teknis : Scrubbing menggunakan filter kolektor mekanis program langit biru
menggunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam keadaan alamiah (turun hujan)
maka polutan partikel dapat turut dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai
jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous dan spray. Dengan filtrasi dimaksudkan
menangkap polutan partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran
sekecil mungkin.
Non Teknis : Selalu menggunakan masker apabila melakukan aktifitas yang sekiranya
dekat dengan tempat berdebu dan kotor. Timah Logam
Teknis : Menggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang tidak
mengandung Pb. Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak
ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Non Teknis : Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi mengenai uji emisi kendaraan
bermotor secara berkala.
7. Partikulate matter (PM-10)
Teknis : Menggunakan alat siklon basah dimana modifikasi dari siklon ini dapat
menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang mendandung partikel
dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya
sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon.
Non Teknis : Selalu menggunakan masker apabila melakukan aktifitas yang sekiranya
dekat dengan intensitas debu yang tinggi.
8. Sulfur dioksida (SO2)
3. Teknis : Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O).
Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah
1200o—1400o F
Non Teknis : Menggunakan masker steril.
9. Nitrogen Oksida (NO)
Teknis : Membersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan.
Membersihkan gas golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3)
yang akan bereaksi kimia dengan Nox dan membentuk bahan padat yang mengendap.
Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur
arang.
Non Teknis : Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan rindang seperti pohon mahoni
dan pohon trembesi. untuk membantu penyerapan dan pergantian gas buang melalui
metabolism tumbuhan.
10. Timbal (Pb)
Teknis : Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi
untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal
yang memakai silikon.
Non Teknis : Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi mengenai uji emisi kendaraan
bermotor secara berkala.
11. Karbon Dioksida (CO2)
Teknis :
ï‚· Melakukan konservasi dan effisiensi energi pada semua unit pabrik, meliputi
proses maupun peralatan pabrik.
ï‚· Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi kinerja peralatan secara
periodik serta mengoperasikan dan menjaga peralatan pabrik dalam kondisi
efisien, dengan emisi sekecil mungkin.
ï‚· Merealisasikan Pabrik yang masih belum / berhenti beroperasi, yang
menggunakan / memanfaatkan gas CO2 sebagai bahan baku atau bahan pembantu.
ï‚· Memanfaatkan gas CO2 yang tersisa misalnya untuk refrigerasi , dry ice, dsb-nya.
ï‚· Mereduksi gas CO2 menjadi produk yang lebih bermanfaat, contohnya methanol.
Non Teknis : memaang ventilai udara sehingga udara bias keluar masuk ruangan
sesuai dengan kebutuhan.
4. DAPUS :
Stern AC, ed. 1968. Vol. 3. Sources of air polution and their control. New York. London.:
Academic Press 866
J-C Vergnaud PhD, ed. 2000. The Lancet. Public-health impact of outdoor and traffic-related
air pollution: a European assessment. Volume 356, Issue 9232, Pages 795 - 801