際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
DIET PENYAKIT HIV/AIDS
Safrullah Amir
Departemen Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Pengenalan HIV/AIDS
1 Definisi
AIDS adalah tahap akhir
infeksi HIV yang merusak
sistem kekebalan tubuh.
2 Dampak
HIV dapat menginfeksi
berbagai sistem organ,
termasuk otak.
3 Progresivitas
Tanpa pengobatan, HIV berkembang menjadi AIDS dalam beberapa
tahun.
GIZI DAN HIV
Gizi memainkan peran krusial dalam
manajemen HIV/AIDS. Penatalaksanaan gizi
yang tepat dapat meningkatkan kualitas
hidup dan memperkuat sistem kekebalan
tubuh pasien HIV.
Siklus Gizi HIV
Kebutuhan Gizi Meningkat
HIV meningkatkan kebutuhan kalori dan gizi tubuh untuk melawan
infeksi.
Perubahan Fungsi Tubuh
Virus mengubah metabolisme dan penyerapan gizi, mempengaruhi
fungsi normal tubuh.
Asupan Makanan Berkurang
Gejala HIV dan efek samping obat dapat mengurangi nafsu makan.
Penyerapan Gizi Terganggu
Infeksi oportunistik dan peradangan usus menghambat penyerapan zat
gizi secara optimal.
Pengurangan Asupan
Makanan
1 Masalah Mulut dan
Tenggorokan
Thrush dan nyeri menyulitkan
makan. Kesulitan menelan ini
akan mengurangi asupan
makanan.
2 Gangguan
Pencernaan
Mual, muntah, dan diare
menurunkan nafsu makan.
Perubahan rasa makanan
mengganggu kenikmatan
makan.
3 Faktor Psikologis
Kelelahan, depresi, dan apatis
mempengaruhi motivasi
makan. Kurangnya kesadaran
tentang pentingnya gizi.
4 Tantangan Akses
Makanan
Keterbatasan finansial dan
fisik menghambat perolehan
dan persiapan makanan
bergizi.
Proses Metabolisme
Perubahan
Metabolisme
Karbohidrat
HIV dapat mengubah cara
tubuh memproses gula,
meningkatkan risiko
diabetes.
Pemecahan Protein
Berlebihan
Tubuh memecah protein
otot lebih cepat,
menyebabkan kelemahan
dan pembengkakan.
Gangguan
Metabolisme Lemak
Perubahan penggunaan
lemak meningkatkan kadar
lipid darah, berisiko
penyakit kardiovaskular.
Peran Gizi Pada HIV/AIDS
Meningkatkan Kualitas
Hidup
Gizi seimbang meningkatkan energi
dan kesejahteraan umum ODHA.
Tetap Aktif dan Produktif
Gizi yang baik memungkinkan ODHA
untuk bekerja dan menjalani aktivitas
normal.
Memperkuat Sistem Imun
Asupan gizi seimbang membantu tubuh
melawan infeksi oportunistik lebih
efektif.
Mempertahankan Berat
Badan
Asupan gizi yang tepat mencegah
penurunan berat badan dan wasting
syndrome.
PAGT PADA PENYAKIT HIV/AIDS
Asesmen Gizi Penderita HIV/AIDS
 MedisPenyakit penyerta maupun riwayat penyakit sebelumnya seperti penyakit
jantung, diabetes, kanker, dan infeksi opurtunistik yang ada misalnya TBC, sariawan, dan
lain-lain.
 AntropometriParameter antropometri yang perlu diperhatikan adalah perubahan
berat badan. Oleh karena itu perlu ditanyakan bagaimana berat badan 3-6 bulan yang
lalu. Pengukuran antropometri yang perlu dilakukan adalah lingkar lengan dan lingkar
pinggang.
 BiokimiaNilai CD4, beban virus, albumin, haemoglobin, status zat besi, profil lipid,
fungsi liver, fungsi ginjal, glukosa, insulin, kadar vitamin dalam darah.
 KlinisGejala klinis yang perlu ditanyakan adalah apakah ada kesemutan, mati
rasa/baal, dan kekakuan.
 Riwayat GiziRiwayat diet atau riwayat makan yang perlu digali adalah kebiasaan
makan saat ini, bagaimana penyediaan makan hari-hari, apakah ada riwayat alergi,
bagaimana penggunaan suplemen, dan jenis obat yang diminum. Faktor lain yang perlu
digali adalah kondisi personal misalnya kondisi sosial ekonomi, karena kondisi ini juga
sangat menentukan jenis makanan dan cara pengolahannya serta kemampuan daya beli
obat (obat relatif mahal).
Diagnosis Gizi Penderita HIV/AIDS
 Asupan makan dan minum secara oral kurang
 Meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi
 Gangguan fungsi menelan
 Berubahnya fungsi saluran cerna
 Kegemukan/obesitas
 Pengetahuan yang rendah berkaitan dengan
makanan dan gizi
 Kelebihan asupan dari suplemen
 Kemampuan menyiapkan makanan rendah
 Kesulitan akses terhadap bahan makanan
 Asupan makanan yang tidak bersih/aman
Kemungkinan Problem
Intervensi Gizi Penderita HIV/AIDS
Pelaksanaan intervensi gizi sesuai dengan proses asuhan gizi terstandar adalah
menetapkan tujuan yang ditindaklanjuti dengan pemberian preskripsi diet lengkap
dengan syarat-syarat diet dan edukasi/konseling. Intervensi gizi diuraikan berdasarkan
tahapan/stadium pada HIV, yaitu:
DIET HIV/AIDS STADIUM I
DIET HIV/AIDS STADIUM II
DIET HIV/AIDS STADIUM III
DIET HIV/AIDS STADIUM IV
Indikasi Pemberian Diet
AIDS
HIV Positif
Asimtomatik
Pasien tanpa gejala namun
terinfeksi HIV.
HIV dengan Gejala
Pasien mengalami demam,
batuk, diare, atau kesulitan
menelan.
HIV dengan Komplikasi
Pasien dengan gangguan saraf, TBC, atau kanker.
Tujuan Diet HIV/AIDS
1
Intervensi Gizi Dini
Memberikan dukungan gizi pada tahap awal infeksi HIV.
2 Manajemen Berat Badan
Menjaga komposisi tubuh optimal, terutama massa otot.
3
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Memastikan asupan energi dan zat gizi tercukupi.
4 Promosi Gaya Hidup Sehat
Mendorong diet seimbang, olahraga, dan teknik relaksasi.
Kebutuhan Gizi pada ODHA
Peningkatan
Kebutuhan Kalori
ODHA memerlukan 10-30% lebih
banyak kalori untuk menjaga
berat badan dan fungsi imun.
Gizi dan Pengobatan
Gizi yang baik meningkatkan
efektivitas obat HIV dan
mengurangi efek samping.
Adaptasi Gizi
Berdasarkan Tahap
Kebutuhan gizi bervariasi sesuai
stadium HIV, memerlukan
penyesuaian diet berkelanjutan.
Gizi sebagai Perawatan
Utama
Gizi yang optimal penting dalam
semua tahap HIV untuk
mendukung sistem kekebalan
tubuh.
Syarat Diet HIV/AIDS
Energi
Tinggi, mempertimbangkan
faktor stres dan aktivitas fisik.
Protein
1,1-1,5 g/kg BB untuk
memelihara dan mengganti
jaringan sel.
Lemak
10-25% dari total energi,
disesuaikan dengan toleransi
pasien.
Nilai Gizi Diet AIDS
Energi 2100-2200 kkal
Protein 75-100 gram (15-20% total energi)
Lemak 50-60 gram (20-25% total energi)
Karbohidrat 290-340 gram (55-65% total
energi)
Makanan yang Dianjurkan
untuk Pengidap HIV
Nanas
Kaya vitamin C dan enzim bromelain untuk meningkatkan imunitas.
Brokoli
Tinggi antioksidan dan serat untuk mendukung sistem kekebalan.
Buah Bit
Mengandung nitrat yang membantu meningkatkan aliran darah.
Ubi Jalar
Sumber vitamin A dan serat untuk kesehatan pencernaan.
Makanan yang Harus Dihindari Pengidap HIV
Makanan Mentah
Daging mentah berbahaya karena
risiko infeksi bakteri.
Telur Mentah
Dapat menyebabkan infeksi
Salmonella yang membahayakan
sistem imun.
Susu Tidak Pasteurisasi
Berisiko mengandung bakteri
berbahaya bagi penderita HIV.
Diet HIV/AIDS Stadium I
1 TUJUAN
Mempertahankan status gizi optimal dan mengoreksi jika ada
defisiensi zat gizi yang terjadi.
2 PRINSIP & JENIS DIET
Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
Perlu diberikan suplementasi vitamin seperti vitamin C, B12, B6, dan
asam folat serta mineral zat besi, seng, copper untuk membantu
membangun sistem imunitas
Higiene penanganan makanan, penyimpanan, persiapan, dan penyajian
perlu diobservasi dengan baik untuk menghindari penyebab infeksi
oppurtunistik.
Syarat Diet yang Perlu
Diperhatikan:
 Hindari bahan makanan sumber protein dikonsumsi tidak matang
seperti telur mentah, telur setengah matang, sushi, daging
matang rendah, dll
 Jangan gunakan telur yang sudah pecah, makanan kaleng yang
kalengnya peyok
 Cairkan daging beku pada refrigerator (lemari pendingin) bukan
suhu ruang
 Gunakan susu yang sudah dipasteurisasi
 Simpan makanan panas dalam suhu panas (60-83 o
C)
 Simpanan makanan dingin pada suhu dingin (-1 s/d 4 o
C)
 Jangan mengonsumsi makanan yang diletakkan dalam suhu 6 o
C
sampai 60 o
C lebih dari 2 jam
 Taruh bahan makanan yang mudah rusak segera dari toko ke
refrigerator
 Simpanlah makanan/bahan makanan yang sudah dibuka dalam
tempat yang kedap udara
Diet HIV/AIDS Stadium II/III
1 TUJUAN
Mengurangi gejala dan komplikasi seperti anorexia, nyeri esophagus
dan sariawan, malabsorpsi, komplikasi syaraf, dan lain-lain.
2 PRINSIP & JENIS DIET
Pada stadium ini sudah ada tanda-tanda infeksi oppurtunistik maka
dalam perhitungan energi khususnya BMR dinaikkan 20 s/d
50% baik dewasa maupun anak-anak.
Protein kebutuhannya 10% dari kebutuhan normal. Namun
bagi pasien dengan penyakit penyerta seperti sirosis, ginjal, dan
pankreatitis, kebutuhan protein menyesuaikan.
Syarat Diet yang Perlu
Diperhatikan:
 Perhatikan pemenuhan asupan vitamin dan mineral. vitamin A,
B12, dan seng yang rendah berhubungan dengan percepatan
kemajuan penyakit, sedangkan asupan vitamin C dan B
berhubungan dengan peningkatan jumlah CD4 dan menurunnya
progres HIV menjadi AIDS
 Pada stadium ini sering muncul sariawan, maka perlu
diinformasikan hal-hal penting seperti selalu menjaga kebersihan
mulut, hindari bahan makanan yang panas, berikan makanan
yang lunak, dan minum menggunakan sedotan
 Hindari bahan makanan yang menyebabkan ketidaknyamanan
(terlau pedas, terlalu manis, terlalu keras, dll)
Diet HIV/AIDS Stadium IV
Pada tahap ini pasien sudah dalam kondisi
terminal, biasanya pasien asupan oralnya
rendah (< 30%), ataupun sudah menolak
makanan oral, dan umumnya makanan yang
diberikan dalam bentuk enteral atau
gabungan enteral dan parenteral. Masalah
utama yang sering dikeluhkan adalah diare
dan malabsorpsi.
Syarat Diet yang Perlu
Diperhatikan:
 Asupan cairan perlu ditingkatkan untuk mempertahankan status hidrasi
 Yoghurt dan bahan makanan lain yang mengandung kultur Lactobacillus
acidophilus sebaiknya diberikan, untuk mengantisipasi efek dari
penggunaan obat anti infeksi jangka panjang
 Porsi kecil tetapi sering untuk meringankan kerja saluran cerna
 Suplemen multivitamin untuk membantu penyediaan vitamin untuk
diserap oleh tubuh
 Suplemen minuman densitas tinggi oral mungkin berguna atau suplemen
yang mempunyai kandungan energi mungkin juga berguna
 Dukungan gizi mungkin perlu diberikan dalam bentuk enteral atau
parenteral
 Pemberian enzim pankreatik mungkin perlu diberikan, namun sebelumnya
perlu ditanyakan pada team asuhan gizi/dokter penanggung jawab pasien
 Hindari kopi dan bahan makanan yang mengandung sorbitol, untuk
menghindari gerarakan peristaltik yang tidak diinginkan dan diare
Konseling Gizi
1 Pendekatan Holistik
Konseling gizi adalah bagian
integral dari perawatan HIV
yang komprehensif.
2 Intervensi Fundamental
Gizi adalah langkah awal dan
mendasar dalam manajemen
HIV/AIDS.
3 Penyampaian
Bertahap
Berikan informasi gizi secara
bertahap untuk memudahkan
pemahaman dan penerapan.
4 Dukungan Berkelanjutan
Konseling gizi rutin
membantu ODHA beradaptasi
dengan perubahan kebutuhan
gizi.
Kata Kunci Gizi pada Diet HIV/AIDS (1)
Keragaman Makanan
Konsumsi makanan beragam setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
kompleks.
Frekuensi Makan
Sesuaikan jumlah dan frekuensi makan
dengan kondisi kesehatan dan nafsu
makan.
Gizi untuk Hidup Sehat
Diet seimbang mendukung kesehatan
jangka panjang dan kualitas hidup ODHA.
Kata Kunci Gizi pada Diet HIV/AIDS (2)
Aspek Penjelasan
Aksesibilitas Pilih makanan terjangkau, mudah
didapat, dan sesuai budaya.
Penyesuaian Sesuaikan tekstur, suhu, dan
bumbu makanan dengan kondisi
kesehatan.
Fleksibilitas Bersikap fleksibel dalam
pemilihan makanan sesuai
ketersediaan dan kondisi.
Monitoring dan Evaluasi
AntropometriEvaluasi outcome dengan melakukan
pengukuran antropometri, misalnya berat badan
BiokimiaLemak darah, kadar insulin/glukosa darah,
status protein, kadar testosterone, jumlah sel CD4, dan
beban virus
KlinisMual, muntah, diare, maupun, konstipasi
Asupan GiziMonitoring yang dilakukan pertama kali
sebaiknya adalah daya terima pasien terhadap makanan
tersebut. Evaluasi sebaiknya dilakukan rutin menurut
rencana pelayanan gizinya
hank ou!

More Related Content

Recently uploaded (20)

DOCX
Tugas Baca Enterokolitis Nekrotikans.docx
InriyaniEmu
PDF
Perkuliahan Intensif dari Instrumen Anestesi
ElsaSitumeang
PDF
TRILOGI PIERRE FAUCHARD, KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
PDF
Preventio Est Clavis Aurea : Kekasih Ferizal. ( Karya FERIZAL BAPAK SASTRA...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
PPTX
MWT MENGENAL KATARAK DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
EsaFitrianiAzizah1
PPTX
Kelainan_Pertumbuhan_Bedah_Anak_Biru yang menjelaskan tentang keadaan genetik
GabrieleRamadhanRaus
PPTX
kenapa bayi saya kuning? Menjelaskan tentang bayi kuning karena gangguan hati...
gudangifarko
PDF
pertemuan 2 - Konsep_IoT_BigData_AI_Keperawatan 3 - 2025.pdf
philiohallen
PDF
Novel The Ottawa Charter 1986 : Untuk Kekasih Ferizal yaitu Preventio Est Cla...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
PDF
Implementasi K3 dalam Akreditasi PKM 010821.pdf
samariperkasa49
PPTX
kalium dan fosfor defisiensi dan toksisitas
IgusUlfayaze
PPTX
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK) Klp 1.pptx
OyiqYarsi
PDF
biofortifikasi pangan daaan keamanan.pdf
philiohallen
PPTX
diagnosis stroke hemoragik kedokteran ppt
LeriSusmanto
PPTX
OSTEOARTRITIS penyakit radang sendi pada lansia.pptx
IkraSiswanto
PDF
Novel Dari Pengobatan Hippocrates ke Ferizal Bapak Sastra Promosi Kesehatan I...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
PPT
PRINSIP_DALAM_PEMBERIAN_OBAT ATAU MEDIKASI_ppt.ppt
25zihniz
PPTX
Aksi Bergizi 2024 tingkat kabupaten demak.pptx
umarohbpjs
PDF
Novel Dari Pengobatan Hippocrates ke Ferizal Bapak Sastra Promosi Kesehatan I...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
PDF
Novel Dari Pengobatan Hippocrates ke Ferizal Bapak Sastra Promosi Kesehatan I...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
Tugas Baca Enterokolitis Nekrotikans.docx
InriyaniEmu
Perkuliahan Intensif dari Instrumen Anestesi
ElsaSitumeang
TRILOGI PIERRE FAUCHARD, KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
Preventio Est Clavis Aurea : Kekasih Ferizal. ( Karya FERIZAL BAPAK SASTRA...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
MWT MENGENAL KATARAK DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
EsaFitrianiAzizah1
Kelainan_Pertumbuhan_Bedah_Anak_Biru yang menjelaskan tentang keadaan genetik
GabrieleRamadhanRaus
kenapa bayi saya kuning? Menjelaskan tentang bayi kuning karena gangguan hati...
gudangifarko
pertemuan 2 - Konsep_IoT_BigData_AI_Keperawatan 3 - 2025.pdf
philiohallen
Novel The Ottawa Charter 1986 : Untuk Kekasih Ferizal yaitu Preventio Est Cla...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
Implementasi K3 dalam Akreditasi PKM 010821.pdf
samariperkasa49
kalium dan fosfor defisiensi dan toksisitas
IgusUlfayaze
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK) Klp 1.pptx
OyiqYarsi
biofortifikasi pangan daaan keamanan.pdf
philiohallen
diagnosis stroke hemoragik kedokteran ppt
LeriSusmanto
OSTEOARTRITIS penyakit radang sendi pada lansia.pptx
IkraSiswanto
Novel Dari Pengobatan Hippocrates ke Ferizal Bapak Sastra Promosi Kesehatan I...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
PRINSIP_DALAM_PEMBERIAN_OBAT ATAU MEDIKASI_ppt.ppt
25zihniz
Aksi Bergizi 2024 tingkat kabupaten demak.pptx
umarohbpjs
Novel Dari Pengobatan Hippocrates ke Ferizal Bapak Sastra Promosi Kesehatan I...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe
Novel Dari Pengobatan Hippocrates ke Ferizal Bapak Sastra Promosi Kesehatan I...
Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe

Featured (20)

PDF
2024 Trend Updates: What Really Works In SEO & Content Marketing
Search Engine Journal
PDF
Storytelling For The Web: Integrate Storytelling in your Design Process
Chiara Aliotta
PDF
Artificial Intelligence, Data and Competition SCHREPEL June 2024 OECD dis...
OECD Directorate for Financial and Enterprise Affairs
PDF
How to Leverage AI to Boost Employee Wellness - Lydia Di Francesco - SocialHR...
SocialHRCamp
PDF
2024 State of Marketing Report by Hubspot
Marius Sescu
PDF
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
PDF
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
PDF
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
PDF
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
PDF
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
PDF
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
PDF
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
PPTX
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
PDF
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
PDF
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
PDF
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
PDF
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
PDF
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
PDF
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
PDF
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
2024 Trend Updates: What Really Works In SEO & Content Marketing
Search Engine Journal
Storytelling For The Web: Integrate Storytelling in your Design Process
Chiara Aliotta
Artificial Intelligence, Data and Competition SCHREPEL June 2024 OECD dis...
OECD Directorate for Financial and Enterprise Affairs
How to Leverage AI to Boost Employee Wellness - Lydia Di Francesco - SocialHR...
SocialHRCamp
2024 State of Marketing Report by Hubspot
Marius Sescu
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
Ad

Penatalaksanaan Diet pada Penyakit HIV-AIDS.pptx

  • 1. DIET PENYAKIT HIV/AIDS Safrullah Amir Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • 2. Pengenalan HIV/AIDS 1 Definisi AIDS adalah tahap akhir infeksi HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh. 2 Dampak HIV dapat menginfeksi berbagai sistem organ, termasuk otak. 3 Progresivitas Tanpa pengobatan, HIV berkembang menjadi AIDS dalam beberapa tahun.
  • 3. GIZI DAN HIV Gizi memainkan peran krusial dalam manajemen HIV/AIDS. Penatalaksanaan gizi yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperkuat sistem kekebalan tubuh pasien HIV.
  • 4. Siklus Gizi HIV Kebutuhan Gizi Meningkat HIV meningkatkan kebutuhan kalori dan gizi tubuh untuk melawan infeksi. Perubahan Fungsi Tubuh Virus mengubah metabolisme dan penyerapan gizi, mempengaruhi fungsi normal tubuh. Asupan Makanan Berkurang Gejala HIV dan efek samping obat dapat mengurangi nafsu makan. Penyerapan Gizi Terganggu Infeksi oportunistik dan peradangan usus menghambat penyerapan zat gizi secara optimal.
  • 5. Pengurangan Asupan Makanan 1 Masalah Mulut dan Tenggorokan Thrush dan nyeri menyulitkan makan. Kesulitan menelan ini akan mengurangi asupan makanan. 2 Gangguan Pencernaan Mual, muntah, dan diare menurunkan nafsu makan. Perubahan rasa makanan mengganggu kenikmatan makan. 3 Faktor Psikologis Kelelahan, depresi, dan apatis mempengaruhi motivasi makan. Kurangnya kesadaran tentang pentingnya gizi. 4 Tantangan Akses Makanan Keterbatasan finansial dan fisik menghambat perolehan dan persiapan makanan bergizi.
  • 6. Proses Metabolisme Perubahan Metabolisme Karbohidrat HIV dapat mengubah cara tubuh memproses gula, meningkatkan risiko diabetes. Pemecahan Protein Berlebihan Tubuh memecah protein otot lebih cepat, menyebabkan kelemahan dan pembengkakan. Gangguan Metabolisme Lemak Perubahan penggunaan lemak meningkatkan kadar lipid darah, berisiko penyakit kardiovaskular.
  • 7. Peran Gizi Pada HIV/AIDS Meningkatkan Kualitas Hidup Gizi seimbang meningkatkan energi dan kesejahteraan umum ODHA. Tetap Aktif dan Produktif Gizi yang baik memungkinkan ODHA untuk bekerja dan menjalani aktivitas normal. Memperkuat Sistem Imun Asupan gizi seimbang membantu tubuh melawan infeksi oportunistik lebih efektif. Mempertahankan Berat Badan Asupan gizi yang tepat mencegah penurunan berat badan dan wasting syndrome.
  • 9. Asesmen Gizi Penderita HIV/AIDS MedisPenyakit penyerta maupun riwayat penyakit sebelumnya seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan infeksi opurtunistik yang ada misalnya TBC, sariawan, dan lain-lain. AntropometriParameter antropometri yang perlu diperhatikan adalah perubahan berat badan. Oleh karena itu perlu ditanyakan bagaimana berat badan 3-6 bulan yang lalu. Pengukuran antropometri yang perlu dilakukan adalah lingkar lengan dan lingkar pinggang. BiokimiaNilai CD4, beban virus, albumin, haemoglobin, status zat besi, profil lipid, fungsi liver, fungsi ginjal, glukosa, insulin, kadar vitamin dalam darah. KlinisGejala klinis yang perlu ditanyakan adalah apakah ada kesemutan, mati rasa/baal, dan kekakuan. Riwayat GiziRiwayat diet atau riwayat makan yang perlu digali adalah kebiasaan makan saat ini, bagaimana penyediaan makan hari-hari, apakah ada riwayat alergi, bagaimana penggunaan suplemen, dan jenis obat yang diminum. Faktor lain yang perlu digali adalah kondisi personal misalnya kondisi sosial ekonomi, karena kondisi ini juga sangat menentukan jenis makanan dan cara pengolahannya serta kemampuan daya beli obat (obat relatif mahal).
  • 10. Diagnosis Gizi Penderita HIV/AIDS Asupan makan dan minum secara oral kurang Meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi Gangguan fungsi menelan Berubahnya fungsi saluran cerna Kegemukan/obesitas Pengetahuan yang rendah berkaitan dengan makanan dan gizi Kelebihan asupan dari suplemen Kemampuan menyiapkan makanan rendah Kesulitan akses terhadap bahan makanan Asupan makanan yang tidak bersih/aman Kemungkinan Problem
  • 11. Intervensi Gizi Penderita HIV/AIDS Pelaksanaan intervensi gizi sesuai dengan proses asuhan gizi terstandar adalah menetapkan tujuan yang ditindaklanjuti dengan pemberian preskripsi diet lengkap dengan syarat-syarat diet dan edukasi/konseling. Intervensi gizi diuraikan berdasarkan tahapan/stadium pada HIV, yaitu: DIET HIV/AIDS STADIUM I DIET HIV/AIDS STADIUM II DIET HIV/AIDS STADIUM III DIET HIV/AIDS STADIUM IV
  • 12. Indikasi Pemberian Diet AIDS HIV Positif Asimtomatik Pasien tanpa gejala namun terinfeksi HIV. HIV dengan Gejala Pasien mengalami demam, batuk, diare, atau kesulitan menelan. HIV dengan Komplikasi Pasien dengan gangguan saraf, TBC, atau kanker.
  • 13. Tujuan Diet HIV/AIDS 1 Intervensi Gizi Dini Memberikan dukungan gizi pada tahap awal infeksi HIV. 2 Manajemen Berat Badan Menjaga komposisi tubuh optimal, terutama massa otot. 3 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Memastikan asupan energi dan zat gizi tercukupi. 4 Promosi Gaya Hidup Sehat Mendorong diet seimbang, olahraga, dan teknik relaksasi.
  • 14. Kebutuhan Gizi pada ODHA Peningkatan Kebutuhan Kalori ODHA memerlukan 10-30% lebih banyak kalori untuk menjaga berat badan dan fungsi imun. Gizi dan Pengobatan Gizi yang baik meningkatkan efektivitas obat HIV dan mengurangi efek samping. Adaptasi Gizi Berdasarkan Tahap Kebutuhan gizi bervariasi sesuai stadium HIV, memerlukan penyesuaian diet berkelanjutan. Gizi sebagai Perawatan Utama Gizi yang optimal penting dalam semua tahap HIV untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
  • 15. Syarat Diet HIV/AIDS Energi Tinggi, mempertimbangkan faktor stres dan aktivitas fisik. Protein 1,1-1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel. Lemak 10-25% dari total energi, disesuaikan dengan toleransi pasien.
  • 16. Nilai Gizi Diet AIDS Energi 2100-2200 kkal Protein 75-100 gram (15-20% total energi) Lemak 50-60 gram (20-25% total energi) Karbohidrat 290-340 gram (55-65% total energi)
  • 17. Makanan yang Dianjurkan untuk Pengidap HIV Nanas Kaya vitamin C dan enzim bromelain untuk meningkatkan imunitas. Brokoli Tinggi antioksidan dan serat untuk mendukung sistem kekebalan. Buah Bit Mengandung nitrat yang membantu meningkatkan aliran darah. Ubi Jalar Sumber vitamin A dan serat untuk kesehatan pencernaan.
  • 18. Makanan yang Harus Dihindari Pengidap HIV Makanan Mentah Daging mentah berbahaya karena risiko infeksi bakteri. Telur Mentah Dapat menyebabkan infeksi Salmonella yang membahayakan sistem imun. Susu Tidak Pasteurisasi Berisiko mengandung bakteri berbahaya bagi penderita HIV.
  • 19. Diet HIV/AIDS Stadium I 1 TUJUAN Mempertahankan status gizi optimal dan mengoreksi jika ada defisiensi zat gizi yang terjadi. 2 PRINSIP & JENIS DIET Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) Perlu diberikan suplementasi vitamin seperti vitamin C, B12, B6, dan asam folat serta mineral zat besi, seng, copper untuk membantu membangun sistem imunitas Higiene penanganan makanan, penyimpanan, persiapan, dan penyajian perlu diobservasi dengan baik untuk menghindari penyebab infeksi oppurtunistik.
  • 20. Syarat Diet yang Perlu Diperhatikan: Hindari bahan makanan sumber protein dikonsumsi tidak matang seperti telur mentah, telur setengah matang, sushi, daging matang rendah, dll Jangan gunakan telur yang sudah pecah, makanan kaleng yang kalengnya peyok Cairkan daging beku pada refrigerator (lemari pendingin) bukan suhu ruang Gunakan susu yang sudah dipasteurisasi Simpan makanan panas dalam suhu panas (60-83 o C) Simpanan makanan dingin pada suhu dingin (-1 s/d 4 o C) Jangan mengonsumsi makanan yang diletakkan dalam suhu 6 o C sampai 60 o C lebih dari 2 jam Taruh bahan makanan yang mudah rusak segera dari toko ke refrigerator Simpanlah makanan/bahan makanan yang sudah dibuka dalam tempat yang kedap udara
  • 21. Diet HIV/AIDS Stadium II/III 1 TUJUAN Mengurangi gejala dan komplikasi seperti anorexia, nyeri esophagus dan sariawan, malabsorpsi, komplikasi syaraf, dan lain-lain. 2 PRINSIP & JENIS DIET Pada stadium ini sudah ada tanda-tanda infeksi oppurtunistik maka dalam perhitungan energi khususnya BMR dinaikkan 20 s/d 50% baik dewasa maupun anak-anak. Protein kebutuhannya 10% dari kebutuhan normal. Namun bagi pasien dengan penyakit penyerta seperti sirosis, ginjal, dan pankreatitis, kebutuhan protein menyesuaikan.
  • 22. Syarat Diet yang Perlu Diperhatikan: Perhatikan pemenuhan asupan vitamin dan mineral. vitamin A, B12, dan seng yang rendah berhubungan dengan percepatan kemajuan penyakit, sedangkan asupan vitamin C dan B berhubungan dengan peningkatan jumlah CD4 dan menurunnya progres HIV menjadi AIDS Pada stadium ini sering muncul sariawan, maka perlu diinformasikan hal-hal penting seperti selalu menjaga kebersihan mulut, hindari bahan makanan yang panas, berikan makanan yang lunak, dan minum menggunakan sedotan Hindari bahan makanan yang menyebabkan ketidaknyamanan (terlau pedas, terlalu manis, terlalu keras, dll)
  • 23. Diet HIV/AIDS Stadium IV Pada tahap ini pasien sudah dalam kondisi terminal, biasanya pasien asupan oralnya rendah (< 30%), ataupun sudah menolak makanan oral, dan umumnya makanan yang diberikan dalam bentuk enteral atau gabungan enteral dan parenteral. Masalah utama yang sering dikeluhkan adalah diare dan malabsorpsi.
  • 24. Syarat Diet yang Perlu Diperhatikan: Asupan cairan perlu ditingkatkan untuk mempertahankan status hidrasi Yoghurt dan bahan makanan lain yang mengandung kultur Lactobacillus acidophilus sebaiknya diberikan, untuk mengantisipasi efek dari penggunaan obat anti infeksi jangka panjang Porsi kecil tetapi sering untuk meringankan kerja saluran cerna Suplemen multivitamin untuk membantu penyediaan vitamin untuk diserap oleh tubuh Suplemen minuman densitas tinggi oral mungkin berguna atau suplemen yang mempunyai kandungan energi mungkin juga berguna Dukungan gizi mungkin perlu diberikan dalam bentuk enteral atau parenteral Pemberian enzim pankreatik mungkin perlu diberikan, namun sebelumnya perlu ditanyakan pada team asuhan gizi/dokter penanggung jawab pasien Hindari kopi dan bahan makanan yang mengandung sorbitol, untuk menghindari gerarakan peristaltik yang tidak diinginkan dan diare
  • 25. Konseling Gizi 1 Pendekatan Holistik Konseling gizi adalah bagian integral dari perawatan HIV yang komprehensif. 2 Intervensi Fundamental Gizi adalah langkah awal dan mendasar dalam manajemen HIV/AIDS. 3 Penyampaian Bertahap Berikan informasi gizi secara bertahap untuk memudahkan pemahaman dan penerapan. 4 Dukungan Berkelanjutan Konseling gizi rutin membantu ODHA beradaptasi dengan perubahan kebutuhan gizi.
  • 26. Kata Kunci Gizi pada Diet HIV/AIDS (1) Keragaman Makanan Konsumsi makanan beragam setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi yang kompleks. Frekuensi Makan Sesuaikan jumlah dan frekuensi makan dengan kondisi kesehatan dan nafsu makan. Gizi untuk Hidup Sehat Diet seimbang mendukung kesehatan jangka panjang dan kualitas hidup ODHA.
  • 27. Kata Kunci Gizi pada Diet HIV/AIDS (2) Aspek Penjelasan Aksesibilitas Pilih makanan terjangkau, mudah didapat, dan sesuai budaya. Penyesuaian Sesuaikan tekstur, suhu, dan bumbu makanan dengan kondisi kesehatan. Fleksibilitas Bersikap fleksibel dalam pemilihan makanan sesuai ketersediaan dan kondisi.
  • 28. Monitoring dan Evaluasi AntropometriEvaluasi outcome dengan melakukan pengukuran antropometri, misalnya berat badan BiokimiaLemak darah, kadar insulin/glukosa darah, status protein, kadar testosterone, jumlah sel CD4, dan beban virus KlinisMual, muntah, diare, maupun, konstipasi Asupan GiziMonitoring yang dilakukan pertama kali sebaiknya adalah daya terima pasien terhadap makanan tersebut. Evaluasi sebaiknya dilakukan rutin menurut rencana pelayanan gizinya