ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1
Pendekatan Analisis Data Menggunakan NVivo-software untuk
Penelitian Desain Logo Museum Nasional Jakarta
Amelia Sidik1, Bodhiya Wijaya Mulya2
1Mahasiswa Doctor of Philosophy Jurusan Creative Industry and Art Practice
Limkokwing University of Creative Technology Malaysia
2Mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: researchliasidik@yahoo.com
Abstrak
Analisa data kualitatif adalah sebuah pekerjaan yang melelahkan, berat, dan menyita banyak waktu
karena data yang dihasilkan sangat banyak, beragam, dan tidak terstruktur. Akan tetapi, masalah
tersebut telah dipecahkan dengan adanya computer-assisted qualitative data analysis software (CAQDAS).
CAQDAS dapat menolong peneliti untuk menyimpan, mengorganisir, serta mengeksplorasi data dengan
mudah dan memperkecil resiko kerusakan data asli. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan tentang
bagaimana mengaplikasikan software CAQDAS yang cukup populer, NVivo, dalam penelitian desain logo
dari Museum Nasional Jakarta.
Kata kunci: CADQAS, penelitian kualitatif, penelitian desain.
Abstract
Qualitative data analysis can be an exhausting, tough, and time-consuming work because the data obtained
is so numerous, varied, and unstructured. However, this problem has been resolved by using computer-
assisted qualitative data analysis software (CAQDAS). CAQDAS can help researchers to save, organize,
explore data easily, and reduce the risk of damaging the raw data. In this article, the writer will explain
about how to apply a quite popular CAQDAS application, NVivo, in the research of logo design of Museum
Nasional Jakarta.
Keywords: Artist, image, advertising, products.
Pendahuluan
Analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan
cara manual atau menggunakan bantuan kom-
puter. Cara manual umumnya dipakai sebelum
personal computer menyebar secara luas pada
1980an. Richards (2009) menyatakan analisis data
kualitatif dengan cara manual adalah pekerjaan
yang melelahkan, berat, dan menyita banyak
waktu. Setelah personal computer menyebar luas,
perangkat lunak word-processing mulai digunakan
untuk membantu analisis data kualitatif. Program
ini sebenarnya ditujukan untuk menulis dan
menyunting kata-kata namun dalam penelitian
kualitatif, program ini dapat dipakai untuk
mengetik, mengedit, dan menyimpan data pene-
litian. Di kemudian hari, program word-processing
juga dapat digunakan untuk membuat grafik,
mencari kata atau frase, menambahkan komentar,
hingga membuat link dengan file lain, yang mana
fungsi-fungsi tersebut dapat mendukung analisis
data kualitatif. Walaupun dilengkapi fungsi-fungsi
itu, perangkat lunak word-processing tetaplah
tidak setangguh computer-assisted qualitative data
analysis software (CAQDAS) (Lindlof dan Taylor,
2002). CAQDAS dapat dipahami sebagai suatu
perangkat lunak yang dilengkapi dengan alat-alat
untuk memfasilitasi analisis data kualitatif
(http://caqdas.soc.surrey.ac.uk/caqdasdefinition.html).
Suatu software dikategorikan sebagai CAQDAS
jika memiliki kemampuan mencari, menghubung-
kan item-item, mengkode, melakukan query,
membuat anotasi, dan memetakan data pene-
litian. Dalam pemilihan CAQDAS, Earl Babbie
(2010) memberikan saran untuk menggunakan
NVivo karena program ini tergolong cukup populer
di kalangan peneliti. Berdasarkan website resmi
QSR International, perusahaan pembuat NVivo-
software ini dipakai sekitar 400.000 peneliti di 150
negara. Penggunaan NVivo juga didukung oleh
Walsh (2003) yang mengatakan bahwa NVivo
Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 1-42
merupakan software bekerja seperti map-map
dalam teknik analis data kualitatif manual hanya
saja map tersebut jauh lebih cerdas. Dampaknya
peneliti yang terbiasa memakai cara manual
dalam analisis data kualitatif tidak akan merasa
asing dengan software ini. Dengan pertimbangan
tersebut maka dalam tulisan ini akan dibahas
lebih jauh mengenai penggunaan NVivo.
NVivo merupakan software analisis data kualitatif
yang dikembangkan oleh Qualitative Solution and
Research (QSR) international. QSR sendiri adalah
perusahaan pertama yang mengembangkan
software analisis data kualitatif. NVivo bermula
dari kemunculan software NUD*IST (Nonnumeric
Unstructured Data, Index Searching, and
Theorizing) pada tahun 1981 (Bazeley, 2007).
NUD*IST awalnya diciptakan oleh seorang
programer bernama Tom Richards untuk mem-
bantu istrinya, Lyn Richards, yang berprofesi
sebagai sosiolog. Dalam tulisan ini, NVivo yang
dipakai adalah NVivo versi 8 yang dirilis pada
bulan Maret 2008.
Untuk memahami peran NVivo di penelitian
desain, penulis akan memberikan contoh peng-
gunaan NVivo dalam penelitian desain logo
Museum Nasional Jakarta. Penelitian ini ter-
golong sebagai penelitian desain untuk pemecahan
masalah karena hasil dari penelitian ditujukan
untuk menghasilkan suatu karya desain yang
baru (Sachari, 2005). Sementara objek penelitian
desain yang dijadikan contoh adalah corporate
identity yaitu logo dari Museum Nasional Jakarta.
Metode Penelitian
Logo yang diinginkan memiliki beberapa per-
syaratan yaitu mewakili Indonesia, memiliki nilai
jual, dan sesuai dengan koleksi Museum Nasional
Jakarta. Agar sejalan dengan tujuan tersebut,
maka penulis melakukan pengambilan data. Di
tahapan ini, diri penulis sendirilah menjadi alat
dari pengambilan data (Sarwono dan Lubis, 2007).
Penulis melakukan pengambilan data dengan
metode observasi dan kajian dokumen. Jenis
observasi yang dilakukan adalah observasi ber-
peran pasif jadi penulis hadir di museum secara
langsung namun hanya berperan sebagai peng-
amat (Sutopo, 2002). Observasi dilakukan di
Museum Nasional Jakarta untuk mencari tahu
jenis koleksi-koleksi yang dimiliki.
Adapun jenis dokumen yang penulis kaji adalah
arsip publik seperti buku dan dokumen di internet
(Berg, 2001). Adapun dokumen di internet yang
diambil adalah seluruh berita serta artikel tentang
Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
hal-hal apa saja yang mewakili Indonesia di dalam
internet. Selain itu, penulis juga mengumpulkan
buku-buku mengenai Indonesia untuk mencari
tahu tema apa yang menarik tentang Indonesia
hingga orang bersedia untuk membeli. Jadi kajian
dokumen yang penulis lakukan ditujukan untuk
mengetahui hal apa yang mewakili serta memiliki
nilai jual tentang Indonesia di benak orang-orang.
Pembahasan
Setelah seluruh data terkumpul, penulis me-
masukkan data itu ke dalam NVivo sehingga data
dapat disimpan dengan lebih tertata. NVivo
menyediakan fasilitas Sources sebagai lemari
pengarsipan data-data yang kita miliki. Data di
dalam Sources dapat dibagi ke folder-folder sesuai
dengan kebutuhan.
Gambar 1. Sources Data dalam Top of Mind about
Indonesia
Gambar 2. Sources Data dalam Books about
Indonesia
Di tahapan ini, penulis membagi folder Sources ke
dalam dua kelompok besar yaitu Observasi MNJ
dan Kajian Dokumen. Folder Kajian Dokumen
sendiri terbagi lagi menjadi dua yaitu Top of Mind
about Indonesia dan Books about Indonesia. Di
dalam folder Top of Mind about Indonesia, peneliti
menyimpan data-data mengenai artikel utama
yang muncul ketika kata Indonesia diketik dalam
Amelia S..: Pendekatan Analisis Data Menggunakan NVivo-software untuk Penelitian Desain Logo 3
search engine Google. Sementara folder Books
about Indonesia akan menyimpan data tentang
buku-buku yang membahas Indonesia, khususnya
yang dijual sebagai buku populer.
Di folder Observasi MNJ, ditampung foto beserta
catatan lapangan mengenai koleksi yang dimiliki
oleh Museum Nasional Jakarta. Sifat multimedia
dari NVivo memungkinkan kita untuk
menyimpan teks, gambar, audio, dan video secara
langsung di dalam project. Kita juga dapat
mengakses data multimedia itu langsung dari
dalam NVivo.
Gambar 3. Sources Data dalam Observasi MNJ
Sutopo (2002) menyarankan peneliti untuk
memberikan penomoran data secara kronologis.
Dengan memakai NVivo. Peneliti tidak perlu
repot-repot melakukan hal itu karena data yang
diinput secara otomatis akan diberi tanggal serta
jamnya. Jika data itu dimodifikasi kemudian hari,
maka NVivo juga akan melakukan pencatatan.
Gambar 4. Catatan Waktu Data Dibuat atau Diubah
Setelah melakukan penomoran data, peneliti perlu
untuk membaca data berulang-ulang. Ini dilaku-
kan agar peneliti dapat membuat kategorisasi
secara tepat. Tahapan ini tergolong cukup rumit
karena peneliti harus mengelompokkan data-data
ke dalam kategori dengan tema-tema tertentu
sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat
jelas (Sarwono dan Lubis, 2007, p. 110).
Dengan memakai fasilitas Nodes dalam NVivo,
proses membaca dan mengkode data dapat
dilakukan dengan mudah, cepat, namun tetap
akurat. Usai pembacaan data, artikel tentang Top
Of Mind about Indonesia, penulis mengelompok-
kannya sesuai dengan tema yang diangkat oleh
artikel tersebut.
Gambar 5. Proses Coding di NVivo.
Sutopo (2002) mengatakan dalam proses
mengkode data, perlu sekali peneliti membuat
salinan. Jadi yang dipakai sewaktu mengkode
adalah salinannya sehingga data asli tetap terjaga.
Pembuatan salinan manual dapat dilakukan
dengan beragam cara misalnya memotong data
lalu memasukannya ke dalam map, membuat
kumpulan kartu acuan, atau menggunakan kartu
potongan informasi. Di dalam NVivo, peneliti tidak
perlu membuat salinan karena hasil dari proses
coding tidak akan mengubah data asli yang
tersimpan di dalam Sources. Selain itu, bagian dari
data yang dikode akan langsung tersalin dalam
tiap-tiap kategori sehingga kita dapat langsung
melihat isi dari data yang terkode tanpa perlu
membuka data asli. Seluruh data tentang Top Of
Mind about Indonesia serta Books about Indonesia,
akhirnya dikelompokan dalam 5 kategori yaitu
Bali, kuliner Indonesia, Batik, kerusuhan, dan
Borobudur.
Dari situ penulis menemukan tema-tema yang
dianggap cukup mewakili sekaligus menjual
tentang Indonesia yaitu Bali, Borobudur, serta
Batik. Tema kerusuhan, walaupun mewakili
Indonesia, tidak dimasukkan karena tidak
memiliki nilai jual dan bersifat negatif. Sementara
tema kuliner memang menarik pembeli namun
kurang mewakili tentang Indonesia.
Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 1-44
Gambar 6. Kategorisasi dari Top Of Mind about
Indonesia dan Books about Indonesia
Gambar 7. Kategorisasi dari Observasi MNJ
Selanjutnya, penulis melakukan koding terhadap
koleksi Museum Nasional Jakarta. Hal ini
dilakukan agar logo yang dibuat juga mewakili
koleksi yang dimiliki museum. Foto-foto hasil
observasi itu kemudian penulis coding ke dalam 4
jenis koleksi yaitu arca batu hitam, kain, diorama,
dan tembikar. Dari situlah diketahui koleksi yang
mewakili Museum Nasional Jakarta adalah arca
batu hitam dan kain.
Dengan memakai CAQDAS, peneliti dapat meng-
hemat waktu untuk mengelola data sehingga
dapat melakukan perancangan logo dengan lebih
cepat. Pengelolaan data dalam penelitian kualitatif
sering menjadi pekerjaan yang rumit dan me-
lelahkan bagi peneliti karena data yang dihasilkan
dalam penelitian kualitatif sangat banyak,
beragam, dan tidak terstruktur. Pemakaian
CAQDAS dapat sangat menolong peneliti karena
perangkat ini memiliki kemampuan ultimat dalam
menyimpan, mengorganisir, serta mengeksplorasi
data. Risiko data asli rusak juga dapat diperkecil
dengan kehadiran CAQDAS karena proses coding
tidak akan mempengaruhi data asli. Dalam
penelitian desain, CAQDAS juga sangat ber-
manfaat karena sifat multimedia yang dimiliki-
nya. Penggunaan CAQDAS dapat membantu
penelitian desain kualitatif yang lebih efektif dan
efisien.
Kesimpulan
Museum Nasional Jakarta menginginkan logo
yang mencerminkan Indonesia namun juga
mewakili koleksi yang dimiliki oleh museum ini.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
mayoritas koleksi museum adalah arca batu hitam
dan kain. Hal-hal yang mewakili Indonesia dan
sekaligus cocok dengan koleksi museum adalah
Borobudur dan Batik. Oleh karena ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa desain logo Museum
Nasional Jakarta dibuat dengan tema dasar
gabungan antara Borobudur dengan Batik.
Daftar Pustaka
Babbie, Earl. (2010). The practice of social research
(12th ed.). Belmont: Wadsworth.
Bazeley, Patricia. (2007). Qualitative data analysis
with NVivo. London: Sage Publications Ltd.
Berg. Bruce L. (2001). Qualitative research methods
for the social sciences (4th ed.). Boston: Pearson
Education Company.
Lindlof, Thomas R. dan Bryan C. Taylor. (2002).
Qualitative communication research methods
(2nd ed.). Thousand Oaks: Sage Publications,
Inc.
Richards, Lyn. (2009). Handling qualitative data: a
practical guide (2nd ed.). London: Sage Publi-
cations Ltd.
Sachari, Agus. (2005). Metodologi penelitian budaya
rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. (2007).
Metode riset untuk desain komunikasi visual.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi penelitian kua-
litatif: dasar teori dan penerapannya dalam
penelitian. Surakarta: Sebelas Maret Univer-
sity Press.
Walsh, Margaret. (2003). Teaching qualitative
analysis using QSR NVivo. The Qualitative
Report, Vol. 8, No. 2, pp. 251-256.
http://caqdas.soc.surrey.ac.uk/caqdasdefinition.html
http://www.qsrinternational.com/products_previo
us-products_NVivo8.aspx

More Related Content

Pendekatan Analisis Data Menggunakan Nvivo

  • 1. 1 Pendekatan Analisis Data Menggunakan NVivo-software untuk Penelitian Desain Logo Museum Nasional Jakarta Amelia Sidik1, Bodhiya Wijaya Mulya2 1Mahasiswa Doctor of Philosophy Jurusan Creative Industry and Art Practice Limkokwing University of Creative Technology Malaysia 2Mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya Email: researchliasidik@yahoo.com Abstrak Analisa data kualitatif adalah sebuah pekerjaan yang melelahkan, berat, dan menyita banyak waktu karena data yang dihasilkan sangat banyak, beragam, dan tidak terstruktur. Akan tetapi, masalah tersebut telah dipecahkan dengan adanya computer-assisted qualitative data analysis software (CAQDAS). CAQDAS dapat menolong peneliti untuk menyimpan, mengorganisir, serta mengeksplorasi data dengan mudah dan memperkecil resiko kerusakan data asli. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan tentang bagaimana mengaplikasikan software CAQDAS yang cukup populer, NVivo, dalam penelitian desain logo dari Museum Nasional Jakarta. Kata kunci: CADQAS, penelitian kualitatif, penelitian desain. Abstract Qualitative data analysis can be an exhausting, tough, and time-consuming work because the data obtained is so numerous, varied, and unstructured. However, this problem has been resolved by using computer- assisted qualitative data analysis software (CAQDAS). CAQDAS can help researchers to save, organize, explore data easily, and reduce the risk of damaging the raw data. In this article, the writer will explain about how to apply a quite popular CAQDAS application, NVivo, in the research of logo design of Museum Nasional Jakarta. Keywords: Artist, image, advertising, products. Pendahuluan Analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan bantuan kom- puter. Cara manual umumnya dipakai sebelum personal computer menyebar secara luas pada 1980an. Richards (2009) menyatakan analisis data kualitatif dengan cara manual adalah pekerjaan yang melelahkan, berat, dan menyita banyak waktu. Setelah personal computer menyebar luas, perangkat lunak word-processing mulai digunakan untuk membantu analisis data kualitatif. Program ini sebenarnya ditujukan untuk menulis dan menyunting kata-kata namun dalam penelitian kualitatif, program ini dapat dipakai untuk mengetik, mengedit, dan menyimpan data pene- litian. Di kemudian hari, program word-processing juga dapat digunakan untuk membuat grafik, mencari kata atau frase, menambahkan komentar, hingga membuat link dengan file lain, yang mana fungsi-fungsi tersebut dapat mendukung analisis data kualitatif. Walaupun dilengkapi fungsi-fungsi itu, perangkat lunak word-processing tetaplah tidak setangguh computer-assisted qualitative data analysis software (CAQDAS) (Lindlof dan Taylor, 2002). CAQDAS dapat dipahami sebagai suatu perangkat lunak yang dilengkapi dengan alat-alat untuk memfasilitasi analisis data kualitatif (http://caqdas.soc.surrey.ac.uk/caqdasdefinition.html). Suatu software dikategorikan sebagai CAQDAS jika memiliki kemampuan mencari, menghubung- kan item-item, mengkode, melakukan query, membuat anotasi, dan memetakan data pene- litian. Dalam pemilihan CAQDAS, Earl Babbie (2010) memberikan saran untuk menggunakan NVivo karena program ini tergolong cukup populer di kalangan peneliti. Berdasarkan website resmi QSR International, perusahaan pembuat NVivo- software ini dipakai sekitar 400.000 peneliti di 150 negara. Penggunaan NVivo juga didukung oleh Walsh (2003) yang mengatakan bahwa NVivo
  • 2. Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 1-42 merupakan software bekerja seperti map-map dalam teknik analis data kualitatif manual hanya saja map tersebut jauh lebih cerdas. Dampaknya peneliti yang terbiasa memakai cara manual dalam analisis data kualitatif tidak akan merasa asing dengan software ini. Dengan pertimbangan tersebut maka dalam tulisan ini akan dibahas lebih jauh mengenai penggunaan NVivo. NVivo merupakan software analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Qualitative Solution and Research (QSR) international. QSR sendiri adalah perusahaan pertama yang mengembangkan software analisis data kualitatif. NVivo bermula dari kemunculan software NUD*IST (Nonnumeric Unstructured Data, Index Searching, and Theorizing) pada tahun 1981 (Bazeley, 2007). NUD*IST awalnya diciptakan oleh seorang programer bernama Tom Richards untuk mem- bantu istrinya, Lyn Richards, yang berprofesi sebagai sosiolog. Dalam tulisan ini, NVivo yang dipakai adalah NVivo versi 8 yang dirilis pada bulan Maret 2008. Untuk memahami peran NVivo di penelitian desain, penulis akan memberikan contoh peng- gunaan NVivo dalam penelitian desain logo Museum Nasional Jakarta. Penelitian ini ter- golong sebagai penelitian desain untuk pemecahan masalah karena hasil dari penelitian ditujukan untuk menghasilkan suatu karya desain yang baru (Sachari, 2005). Sementara objek penelitian desain yang dijadikan contoh adalah corporate identity yaitu logo dari Museum Nasional Jakarta. Metode Penelitian Logo yang diinginkan memiliki beberapa per- syaratan yaitu mewakili Indonesia, memiliki nilai jual, dan sesuai dengan koleksi Museum Nasional Jakarta. Agar sejalan dengan tujuan tersebut, maka penulis melakukan pengambilan data. Di tahapan ini, diri penulis sendirilah menjadi alat dari pengambilan data (Sarwono dan Lubis, 2007). Penulis melakukan pengambilan data dengan metode observasi dan kajian dokumen. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi ber- peran pasif jadi penulis hadir di museum secara langsung namun hanya berperan sebagai peng- amat (Sutopo, 2002). Observasi dilakukan di Museum Nasional Jakarta untuk mencari tahu jenis koleksi-koleksi yang dimiliki. Adapun jenis dokumen yang penulis kaji adalah arsip publik seperti buku dan dokumen di internet (Berg, 2001). Adapun dokumen di internet yang diambil adalah seluruh berita serta artikel tentang Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mewakili Indonesia di dalam internet. Selain itu, penulis juga mengumpulkan buku-buku mengenai Indonesia untuk mencari tahu tema apa yang menarik tentang Indonesia hingga orang bersedia untuk membeli. Jadi kajian dokumen yang penulis lakukan ditujukan untuk mengetahui hal apa yang mewakili serta memiliki nilai jual tentang Indonesia di benak orang-orang. Pembahasan Setelah seluruh data terkumpul, penulis me- masukkan data itu ke dalam NVivo sehingga data dapat disimpan dengan lebih tertata. NVivo menyediakan fasilitas Sources sebagai lemari pengarsipan data-data yang kita miliki. Data di dalam Sources dapat dibagi ke folder-folder sesuai dengan kebutuhan. Gambar 1. Sources Data dalam Top of Mind about Indonesia Gambar 2. Sources Data dalam Books about Indonesia Di tahapan ini, penulis membagi folder Sources ke dalam dua kelompok besar yaitu Observasi MNJ dan Kajian Dokumen. Folder Kajian Dokumen sendiri terbagi lagi menjadi dua yaitu Top of Mind about Indonesia dan Books about Indonesia. Di dalam folder Top of Mind about Indonesia, peneliti menyimpan data-data mengenai artikel utama yang muncul ketika kata Indonesia diketik dalam
  • 3. Amelia S..: Pendekatan Analisis Data Menggunakan NVivo-software untuk Penelitian Desain Logo 3 search engine Google. Sementara folder Books about Indonesia akan menyimpan data tentang buku-buku yang membahas Indonesia, khususnya yang dijual sebagai buku populer. Di folder Observasi MNJ, ditampung foto beserta catatan lapangan mengenai koleksi yang dimiliki oleh Museum Nasional Jakarta. Sifat multimedia dari NVivo memungkinkan kita untuk menyimpan teks, gambar, audio, dan video secara langsung di dalam project. Kita juga dapat mengakses data multimedia itu langsung dari dalam NVivo. Gambar 3. Sources Data dalam Observasi MNJ Sutopo (2002) menyarankan peneliti untuk memberikan penomoran data secara kronologis. Dengan memakai NVivo. Peneliti tidak perlu repot-repot melakukan hal itu karena data yang diinput secara otomatis akan diberi tanggal serta jamnya. Jika data itu dimodifikasi kemudian hari, maka NVivo juga akan melakukan pencatatan. Gambar 4. Catatan Waktu Data Dibuat atau Diubah Setelah melakukan penomoran data, peneliti perlu untuk membaca data berulang-ulang. Ini dilaku- kan agar peneliti dapat membuat kategorisasi secara tepat. Tahapan ini tergolong cukup rumit karena peneliti harus mengelompokkan data-data ke dalam kategori dengan tema-tema tertentu sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat jelas (Sarwono dan Lubis, 2007, p. 110). Dengan memakai fasilitas Nodes dalam NVivo, proses membaca dan mengkode data dapat dilakukan dengan mudah, cepat, namun tetap akurat. Usai pembacaan data, artikel tentang Top Of Mind about Indonesia, penulis mengelompok- kannya sesuai dengan tema yang diangkat oleh artikel tersebut. Gambar 5. Proses Coding di NVivo. Sutopo (2002) mengatakan dalam proses mengkode data, perlu sekali peneliti membuat salinan. Jadi yang dipakai sewaktu mengkode adalah salinannya sehingga data asli tetap terjaga. Pembuatan salinan manual dapat dilakukan dengan beragam cara misalnya memotong data lalu memasukannya ke dalam map, membuat kumpulan kartu acuan, atau menggunakan kartu potongan informasi. Di dalam NVivo, peneliti tidak perlu membuat salinan karena hasil dari proses coding tidak akan mengubah data asli yang tersimpan di dalam Sources. Selain itu, bagian dari data yang dikode akan langsung tersalin dalam tiap-tiap kategori sehingga kita dapat langsung melihat isi dari data yang terkode tanpa perlu membuka data asli. Seluruh data tentang Top Of Mind about Indonesia serta Books about Indonesia, akhirnya dikelompokan dalam 5 kategori yaitu Bali, kuliner Indonesia, Batik, kerusuhan, dan Borobudur. Dari situ penulis menemukan tema-tema yang dianggap cukup mewakili sekaligus menjual tentang Indonesia yaitu Bali, Borobudur, serta Batik. Tema kerusuhan, walaupun mewakili Indonesia, tidak dimasukkan karena tidak memiliki nilai jual dan bersifat negatif. Sementara tema kuliner memang menarik pembeli namun kurang mewakili tentang Indonesia.
  • 4. Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 1-44 Gambar 6. Kategorisasi dari Top Of Mind about Indonesia dan Books about Indonesia Gambar 7. Kategorisasi dari Observasi MNJ Selanjutnya, penulis melakukan koding terhadap koleksi Museum Nasional Jakarta. Hal ini dilakukan agar logo yang dibuat juga mewakili koleksi yang dimiliki museum. Foto-foto hasil observasi itu kemudian penulis coding ke dalam 4 jenis koleksi yaitu arca batu hitam, kain, diorama, dan tembikar. Dari situlah diketahui koleksi yang mewakili Museum Nasional Jakarta adalah arca batu hitam dan kain. Dengan memakai CAQDAS, peneliti dapat meng- hemat waktu untuk mengelola data sehingga dapat melakukan perancangan logo dengan lebih cepat. Pengelolaan data dalam penelitian kualitatif sering menjadi pekerjaan yang rumit dan me- lelahkan bagi peneliti karena data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif sangat banyak, beragam, dan tidak terstruktur. Pemakaian CAQDAS dapat sangat menolong peneliti karena perangkat ini memiliki kemampuan ultimat dalam menyimpan, mengorganisir, serta mengeksplorasi data. Risiko data asli rusak juga dapat diperkecil dengan kehadiran CAQDAS karena proses coding tidak akan mempengaruhi data asli. Dalam penelitian desain, CAQDAS juga sangat ber- manfaat karena sifat multimedia yang dimiliki- nya. Penggunaan CAQDAS dapat membantu penelitian desain kualitatif yang lebih efektif dan efisien. Kesimpulan Museum Nasional Jakarta menginginkan logo yang mencerminkan Indonesia namun juga mewakili koleksi yang dimiliki oleh museum ini. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas koleksi museum adalah arca batu hitam dan kain. Hal-hal yang mewakili Indonesia dan sekaligus cocok dengan koleksi museum adalah Borobudur dan Batik. Oleh karena ini dapat ditarik kesimpulan bahwa desain logo Museum Nasional Jakarta dibuat dengan tema dasar gabungan antara Borobudur dengan Batik. Daftar Pustaka Babbie, Earl. (2010). The practice of social research (12th ed.). Belmont: Wadsworth. Bazeley, Patricia. (2007). Qualitative data analysis with NVivo. London: Sage Publications Ltd. Berg. Bruce L. (2001). Qualitative research methods for the social sciences (4th ed.). Boston: Pearson Education Company. Lindlof, Thomas R. dan Bryan C. Taylor. (2002). Qualitative communication research methods (2nd ed.). Thousand Oaks: Sage Publications, Inc. Richards, Lyn. (2009). Handling qualitative data: a practical guide (2nd ed.). London: Sage Publi- cations Ltd. Sachari, Agus. (2005). Metodologi penelitian budaya rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. (2007). Metode riset untuk desain komunikasi visual. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sutopo, H.B. (2002). Metodologi penelitian kua- litatif: dasar teori dan penerapannya dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret Univer- sity Press. Walsh, Margaret. (2003). Teaching qualitative analysis using QSR NVivo. The Qualitative Report, Vol. 8, No. 2, pp. 251-256. http://caqdas.soc.surrey.ac.uk/caqdasdefinition.html http://www.qsrinternational.com/products_previo us-products_NVivo8.aspx