際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pendidikan Agama Islam 
-Ibadah- 
Andre Wiranata 
Muhammad Reza 
Nepi Diana 
Novita Sari
Pengertian Ibadah 
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu abida-yabudu-abdan-ibaadatan  yang 
berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. 
Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disebah. 
Kata Ibadah Menurut Terminologi Al-Qur`an yaitu kegiatan Menyembah Allah sebagai maksud 
dari diciptakannya Manusia dan Jin seperti ditegaskan Allah SWT 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. 
Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya 
mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang 
mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)
Definisi ibadah itu antara lain : 
1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah- 
Nya (yang digariskan) melalui lisan para Rasul-Nya, 
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan ketundukan 
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling 
tinggi, 
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan 
diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun 
bathin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap.
 Ibadah dalam ilmu fiqih termasuk kegiatan amal kebaikan manusia, 
dalam hal ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 
 Ibadah mahdhoh disebut juga dengan istilah ibadah khos (ibadah khusus), adalah 
ibadah dalam pengertian sempit, yaitu semua bentuk amal ibadah yang telah 
menjadi ketentuan wajib syara`. 
 Ibadah Ghairu Mahdhoh disebut juga dengan ibadah `Am (Ibadah Umum), 
adalah ibadah dalam pengertian yg lebih luas, yaitu semua bentuk amal ibadah 
manusia yang tidak melanggar ketentuan larangan syara`.
Macam-macam Ibadah Dan Keluasan Cakupannya 
Ibadah itu banyak macamnya. Ia mencakup semua ketaatan yang nampak pada lisan, 
anggota badan dan yang lahir dari hati. Seperti dzikir, bertasbih, tahlil, dan membaca Al-Quran. 
Shalat, zakat, puasa, haji, berbuat baik kepada kerabat, anak yatim, orang miskin. Begitu pula cinta 
kepada Allah dan Rasul-Nya. 
Ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika perbuatan itu diniatkan 
sebagai qurbah (pendekatan diri kepada Allah). Bahkan adat kebiasaan yang dibolehkan secara 
syariat (mubah) dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada-Nya. Seperti 
tidur, makan, minum, jual-beli, bekerja mencari nafkah, nikah dan sebagainya. Berbagai kebiasaan 
tersebut jika disertai niat baik (benar) maka menjadi bernilai ibadah yang berhak mendapatkan 
pahala. Ksarenanya, tidaklah ibadah itu terbatas pada syiar-syiar yang biasa dikenal semata.
Paham-paham Yang Salah Tentang Pembatasan Ibadah 
 Ibadah adalah perkara tauqifiyah. Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah 
pun yang disyariatkan kecuali berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Apa 
yang tidak disyariatkan berarti bidah mardudah (bidah yang ditolak), 
sebagaimana sabda Nabi: 
Barang siapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami, maka ia 
ditolak. (HR. Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718) 
 Maksudnya, amalnya ditolak dan tidak diterima, bahkan ia berdosa 
karenanya. Sebab amal tersebut adalah maksiat, bukan taat.
 Tughyan adalah melampaui batas dengan bersikap terlalu keras dan 
memaksakan kehendak serta megada-ada. Ia lebih dikenal dengan ghuluw. 
Ketika Rasulullah mengetahui bahwa tiga orang dari sahabatnya melakukan ghuluw dalam ibadah, 
dimana seorang dari mereka berkata, Saya akan terus berpuasa dan tidak berbuka, yang kedua 
berkata, Saya akan shalat terus dan tidak tidur, lalu yang ketiga berkata, Saya tidak akan menikahi 
wanita, maka beliau bersabda, Adapun saya, maka saya berpuasa dan berbuka, saya shalat dan saya 
tidur, dan saya menikahi perempuan. Maka barang siapa tidak menyukai jejakku maka dia bukan dari 
(bagian atau golongan)-ku. (HR. Bukhari no. 4675 dan Muslim no. 2487)
Pilar dalam Ibadah 
 Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar sentral, yaitu: hubb (cinta), khauf 
(takut) dan raja (harapan). Rasa cinta (hubb) harus dibarengi dengan sikap rasa rendah 
diri, sedangkan khauf (takut) harus dibarengi dengan raja (harapan). Dalam setiap 
ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini. 
Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya. (QS. Al-Maidah: 54) 
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al- 
Baqarah: 165)
Macam-macam Ibadah Ditinjau Dari Berbagai Segi 
 Dari Segi Ruang Lingkupnya 
 Ibadah khashsah , yaitu ibadah yang ketentuan dan caranya pelaksanaannya 
secara khusus sudah ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa dan 
haji 
 Ibadah ammah, yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat 
yang baik dan semata-mata karena Allah SWT (ikhlas), seperti makan dan 
minum, bekerja, amar maruf nahi munkar , berlaku adil, berbuat baik 
kepada orang lain dan sebagainya.
 Dari Segi Bentuk dan Sifatnya 
 Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti: tasbih, tahmid, tahlil, takbir, 
taslim, doa, membaca hamdalah oleh orang bersin, tasymit (menyahuti) orang bersin, 
memberi tahniyah (salam) 
 Ibadah-ibadah berupa perbuatan, seperti menolong orang yang karam atau yang tenggelam, 
berjihad di jalan Allah SWT, membela diri dari gangguan, menyelenggarakan mayat dan 
mandi. 
 Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan. Termasuk 
kedalam ibadah ini, ibadah puasa, yaitu menahan diri dari makan, minum dan dari segala 
yang merusak puasa. 
 Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan orang yang 
berhutang dari hutangnya dan memaafkan kesalahan dari orang yang bersalah dan 
memerdekakan budak dengan kaffarat.
Fungsi Ibadah 
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk 
beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya 
terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata. Islam 
adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan 
dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena Allah. Ibadah 
dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan 
Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia.
 Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya, orang yang beriman 
dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya 
menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu 
seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, 
serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. 
 Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya, dengan sikap 
ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang 
mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena 
itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan 
juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.
 Melatih diri untuk berdisiplin, adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk 
ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat 
dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan 
waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita 
untuk berdisiplin.
Manfaat Ibadah 
 Menumbuhkan kesadaran pada diri 
manusia bahwa kita diciptakan khusus 
untuk mengabdi kepada Allah 
 memberikan ketentraman dan ketabahan 
hati 
 Mencegah seseorang melakukan perbuatan 
keji dan munkar 
 Menumbuhkan disiplin pribadi 
 Menunjukkan tawakal kepada Allah 
 Menghapus dosa dan menyelamatkannya 
dari Adzab Allah 
 Selamat di dalam menjalani kehidupan 
dunia dan akhirat 
 sarana untuk mengungkapkan rasa 
syukur kepada Allah 
 Memelihara kebersihan fisik dan rohani 
 Mendorong manusia berani menghadapi 
problematika kehidupan dengan hati 
sabar dan tabah
Syarat Diterimanya Ibadah 
1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil, merupakan konsekuensi 
dari syahadat laa ilaaha illallah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk 
Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. 
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh 
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. (QS. Al-Kahfi: 110) 
2. Sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah, adalah konsekuensi dari syahadat 
Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti 
syariatnya dan meninggalkan bidah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.

More Related Content

Pendidikan Agama Islam-Ibadah

  • 1. Pendidikan Agama Islam -Ibadah- Andre Wiranata Muhammad Reza Nepi Diana Novita Sari
  • 2. Pengertian Ibadah Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu abida-yabudu-abdan-ibaadatan yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disebah. Kata Ibadah Menurut Terminologi Al-Qur`an yaitu kegiatan Menyembah Allah sebagai maksud dari diciptakannya Manusia dan Jin seperti ditegaskan Allah SWT Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)
  • 3. Definisi ibadah itu antara lain : 1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah- Nya (yang digariskan) melalui lisan para Rasul-Nya, 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan ketundukan yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi, 3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun bathin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap.
  • 4. Ibadah dalam ilmu fiqih termasuk kegiatan amal kebaikan manusia, dalam hal ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Ibadah mahdhoh disebut juga dengan istilah ibadah khos (ibadah khusus), adalah ibadah dalam pengertian sempit, yaitu semua bentuk amal ibadah yang telah menjadi ketentuan wajib syara`. Ibadah Ghairu Mahdhoh disebut juga dengan ibadah `Am (Ibadah Umum), adalah ibadah dalam pengertian yg lebih luas, yaitu semua bentuk amal ibadah manusia yang tidak melanggar ketentuan larangan syara`.
  • 5. Macam-macam Ibadah Dan Keluasan Cakupannya Ibadah itu banyak macamnya. Ia mencakup semua ketaatan yang nampak pada lisan, anggota badan dan yang lahir dari hati. Seperti dzikir, bertasbih, tahlil, dan membaca Al-Quran. Shalat, zakat, puasa, haji, berbuat baik kepada kerabat, anak yatim, orang miskin. Begitu pula cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika perbuatan itu diniatkan sebagai qurbah (pendekatan diri kepada Allah). Bahkan adat kebiasaan yang dibolehkan secara syariat (mubah) dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada-Nya. Seperti tidur, makan, minum, jual-beli, bekerja mencari nafkah, nikah dan sebagainya. Berbagai kebiasaan tersebut jika disertai niat baik (benar) maka menjadi bernilai ibadah yang berhak mendapatkan pahala. Ksarenanya, tidaklah ibadah itu terbatas pada syiar-syiar yang biasa dikenal semata.
  • 6. Paham-paham Yang Salah Tentang Pembatasan Ibadah Ibadah adalah perkara tauqifiyah. Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah pun yang disyariatkan kecuali berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyariatkan berarti bidah mardudah (bidah yang ditolak), sebagaimana sabda Nabi: Barang siapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami, maka ia ditolak. (HR. Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718) Maksudnya, amalnya ditolak dan tidak diterima, bahkan ia berdosa karenanya. Sebab amal tersebut adalah maksiat, bukan taat.
  • 7. Tughyan adalah melampaui batas dengan bersikap terlalu keras dan memaksakan kehendak serta megada-ada. Ia lebih dikenal dengan ghuluw. Ketika Rasulullah mengetahui bahwa tiga orang dari sahabatnya melakukan ghuluw dalam ibadah, dimana seorang dari mereka berkata, Saya akan terus berpuasa dan tidak berbuka, yang kedua berkata, Saya akan shalat terus dan tidak tidur, lalu yang ketiga berkata, Saya tidak akan menikahi wanita, maka beliau bersabda, Adapun saya, maka saya berpuasa dan berbuka, saya shalat dan saya tidur, dan saya menikahi perempuan. Maka barang siapa tidak menyukai jejakku maka dia bukan dari (bagian atau golongan)-ku. (HR. Bukhari no. 4675 dan Muslim no. 2487)
  • 8. Pilar dalam Ibadah Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar sentral, yaitu: hubb (cinta), khauf (takut) dan raja (harapan). Rasa cinta (hubb) harus dibarengi dengan sikap rasa rendah diri, sedangkan khauf (takut) harus dibarengi dengan raja (harapan). Dalam setiap ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini. Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya. (QS. Al-Maidah: 54) Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al- Baqarah: 165)
  • 9. Macam-macam Ibadah Ditinjau Dari Berbagai Segi Dari Segi Ruang Lingkupnya Ibadah khashsah , yaitu ibadah yang ketentuan dan caranya pelaksanaannya secara khusus sudah ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa dan haji Ibadah ammah, yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT (ikhlas), seperti makan dan minum, bekerja, amar maruf nahi munkar , berlaku adil, berbuat baik kepada orang lain dan sebagainya.
  • 10. Dari Segi Bentuk dan Sifatnya Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti: tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim, doa, membaca hamdalah oleh orang bersin, tasymit (menyahuti) orang bersin, memberi tahniyah (salam) Ibadah-ibadah berupa perbuatan, seperti menolong orang yang karam atau yang tenggelam, berjihad di jalan Allah SWT, membela diri dari gangguan, menyelenggarakan mayat dan mandi. Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan. Termasuk kedalam ibadah ini, ibadah puasa, yaitu menahan diri dari makan, minum dan dari segala yang merusak puasa. Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan orang yang berhutang dari hutangnya dan memaafkan kesalahan dari orang yang bersalah dan memerdekakan budak dengan kaffarat.
  • 11. Fungsi Ibadah Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia.
  • 12. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya, orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya, dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.
  • 13. Melatih diri untuk berdisiplin, adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin.
  • 14. Manfaat Ibadah Menumbuhkan kesadaran pada diri manusia bahwa kita diciptakan khusus untuk mengabdi kepada Allah memberikan ketentraman dan ketabahan hati Mencegah seseorang melakukan perbuatan keji dan munkar Menumbuhkan disiplin pribadi Menunjukkan tawakal kepada Allah Menghapus dosa dan menyelamatkannya dari Adzab Allah Selamat di dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat sarana untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Memelihara kebersihan fisik dan rohani Mendorong manusia berani menghadapi problematika kehidupan dengan hati sabar dan tabah
  • 15. Syarat Diterimanya Ibadah 1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil, merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. (QS. Al-Kahfi: 110) 2. Sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah, adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syariatnya dan meninggalkan bidah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.