ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy
1
IDENTIFIKASI PENELITIAN TEP
Teknologi Pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang
kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk : psikologi,
rekayasa, komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan secara umum.
Secara singkat, pengaruh teori dan penelitian terhadap masing-masing
kawasan dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. DESAIN
Teori sistem umum diterapkan melalui aplikasi model-model
perancangan sistem pembelajaran, terutama dengan didukung logika
deduktif, penilaian praktek dan pengalaman yang sukses. Hasil-hasil
penelitian yang ada tentang desain sistematik dapat mendukung terhadap
komponen-komponen proses perancangan.
Penelitian dan teori psikologi yang berkembang pun telah memberikan
kontribusi terhadap perancangan, baik yang dikembangkan oleh kelompok
aliran psikologi behaviorisme, maupun kognitivisme dan konstruktivisme.
Selain itu, sumbangsih teori dan penelitian psikologi tentang motivasi juga
berpengaruh terhadap proses perancangan.
Teori dan penelitian tentang Belajar-Mengajar memiliki pengaruh
terhadap desain, baik dalam penentuan tugas-tugas belajar, penentuan
tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran,
penentuan materi pembelajaran dan sebagainya.
Teori komunikasi dan penelitian tentang pesepsi-atensi telah
memberikan pengaruh terhadap proses perancangan, seperti dalam tata
letak, halaman, desain layar, desain grafis visual. Studi yang dilakukan
Flemming (1987) menyimpulkan tentang karakteristik-karakteristik persepsi
yang relevan untuk perancangan, meliputi : pengorganisasian, perbandingan
dan kontras, warna kemiripan, nilai dan informasi yang disajikan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy
2
B. PENGEMBANGAN
Proses pengembangan bergantung pada prosedur desain, akan tetapi
prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses
belajar. Pada kawasan pengembangan tidak hanya dipengaruhi oleh teori
komunikasi semata, tetapi juga oleh teori pemrosesan visual-audial, berfikir
visual, dan estetika.
Teori Shannon dan Weaver (1949) tentang proses penyampaian pesan
dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan sarana sensorik.
Berikutnya, pemikiran Belo tentang Model SMCR (Sender, Massage,
Channel, Receiver), dan beberapa teori lainnya dalam bidang komunikasi
secara umum telah menjadi landasan dalam proses pengembangan.
Proses pengembangan juga telah dipengaruhi oleh teori berfikir visual,
belajar visual dan komunikasi visual. Teori berfikir visual sangat berguna
terutama dalam mencari ide untuk perlakuan berfikir visual. Menurut Seels
(1993) bahwa berfikir visual merupakan manipulasi bayangan mental dan
asosiasi sensor dan emosi. Arnhem (1972) menjelaskan berfikir visual
sebagai fikiran kiasan dan di bawah sadar. Berfikir visual menuntut
kemampuan mengorganisasi bayangan sekitar unsur-unsur garis, bentuk,
warna, tekstur, atau komposisi..
Sementara itu, prinsip-prinsip estetika juga menjadi landasan dalam
proses pengembangan. Molenda dan Russel (1993) mengidentifikasi unsur
kunci seni yang digunakan dalam perancangan visual, yaitu : pengaturan,
keseimbangan dan kesatuan.
Teori dan penelitian dalam bidang komputer yang dikombinasikan
dengan teori-teori lainnya, khususnya dengan teori pembelajaran telah
memungkinkan lahirnya berbagai bentuk pembelajaran, seperti
pembelajaran jarak jauh yang di dalamnya memerlukan prinsip-prinsip
komunikasi umum, prinsip-prinsip desain grafis, prinsip-prinsip belajar
interaktif dan teknologi elektronik yang canggih.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy
3
C. PEMANFAATAN
Pada mulanya gagasan tentang pemanfaatan media lebih berkonotasi
pada aspek-aspek penggunaan, sehingga teori dan penelitian lebih
dipusatkan pada hal-hal yang berkenaan dengan pemanfaatan media,
terutama mengkaji tentang masalah-masalah seputar penggunaan media
secara optimal, kemudian berkembang dengan mencakup pada upaya
difusi, karena bagaimana pun disadari bahwa pemanfaatan teknologi sangat
bergantung pada proses difusi. Rogers (1962) mengeksplorasi tentang
gejala difusi inovasi. Menurut Rogers, terdapat empat elemen utama yang
beroperasi dalam proses difusi, yaitu : (1) bentuk atau karakter inovasi itu
sendiri, (2) saluran komunikasi yang ada, (3) waktu, dan (4) sistem sosial
yang berlaku. Studi Havelock (1971) tentang model pengembangan dan
penyebaran dan interaksi sosial, lebih menekankan pada usaha-usaha
menghubungkan para pemakai dengan sumber pengetahuan baru. Studi
Lazarfield (1944) mengungkapkan tentang informasi yang sampai kepada
para tokoh yang berpengaruh (opnion leaders), yang pada awalnya berupa
transfer informasi sederhana, kemudian informasi itu diteruskan kepada para
pengikutnya.
Dari berbagai pengalaman kegagalan inovasi teknologi pada skala
besar, telah mendorong perlunya perencanaan dan perubahan
keorganisasian, administratif dan individu (Cuban, 1986). Sekarang ini
muncul perkembangan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
organisasi beradaptasi dengan tantangan masyarakat modern, dengan
segala sistem pemasaran yang baru, teknologi baru dan tuntutan perubahan
yang terus menerus, sehingga pada akhirnya menggiring pemanfaatan
sebagai implementasi dan institusionalisasi.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy
4
D. PENGELOLAAN
Persoalan-persoalan pengelolaan dalam bidang Teknologi
Pembelajaran muncul akibat pengaruh aliran perilaku dan berfikir sistematik
behaviorisme serta aspek humanisme dalam komunikasi, motivasi, dan
produktivitas. Metodologi dan teori pengelolaan telah banyak diaplikasikan
pada berbagai bidang pengelolaan sumber dan proyek, termasuk
pengelolaan perubahan. Sebagian besar prinsip-prinsip pengelolaan berasal
dari manajemen/administrasi bisnis, seperti dalam pengelolaan proyek,
pengelolaan sumber dan efektivitas pembiayaan.
Pengelolaan proyek sebagai suatu konsep, pada awalnya
diperkenalkan sebagai “cara yang efisien dan efektif dalam menghimpun
suatu tim, dimana pengetahuan dan keahlian anggotanya sesuai dengan
siatuasi unik dan tuntutan teknis jangka pendek yang ditentukan oleh
pemberi kerja”(Rothwell dan Kazanas, 1992).
Pengelolaan sumber telah lama menjadi masalah utama bagi guru
dan petugas perpustakaan media karena keduanya diharapkan sebagai
manajer sumber belajar. Sekarang ini konsep sumber lebih mengacu pada
pengertian sumber belajar yang lebih luas dan bukan sekedar diartikan
sebagai sarana audio-visual, melainkan mencakup pula barang cetak,
lingkungan dan nara sumber (Eraut, 1989)
Akhir-akhir ini mulai tumbuh perhatian mengenai efektivitas
pembiayaan, sehingga kerangka teori ekonomi pun mulai digunakan dalam
teknologi pembelajaran, seperti penggunaan teori ekonomi pengelolaan
sumber yang dikembangkan oleh Henderson dan Quandt (1980).
Kelanjutan dari pengelolaan sumber ini adalan pengelolaan sistem
penyampaian, yang berkaitan dengan sarana, seperti perangkat lunak dan
keras, dukungan teknis untuk operator dan pemakai, serta karakteristik lain
tentang pengoperasian sistem teknologi. Ini merupakan era baru praktek
mendahului analisis teoritik tentang model.
Komponen terakhir dari masalah pengelolaan adalah pengelolaan
informasi. Teori informasi melahirkan suatu landasan yang dapat digunakan
untuk memahami dan memprogram komputer. Hal ini berhubungan dengan
perancangan dan penggunaan jaringan komputer untuk tranmisi,
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy
5
penerimaan dan penyimpanan informasi. Penerapan teori informasi ini
jangkauannya semakin luas, dengan mencakup berbagai bidang kehidupan.
E. PENILAIAN
Analisis, asesmen dan penilaian memainkan peranan penting dalam
proses desain pembelajaran dan teknologi pembelajaran. Pada awalnya,
penilaian sering dihubungkan dengan orientasi behavioristik. Tumbuhnya
desain pembelajaran yang beorientasi pada tujuan (tercapainya perubahan
perilaku), sehingga memunculkan pengujian dengan menggunakan acuan
patokan. Hal ini terjadi pula dalam analisis kebutuhan atau analisis masalah.
Dengan masuknya pandangan kognitivisme dan konstruktivisme
dalam desain pembelajaran, telah membawa implikasi terhadap proses
analisis kebutuhan dengan cakupan yang lebih luas, yang tidak hanya
berfokus pada isi semata, tetapi juga memberikan perhatian pada analisis
pembelajar, analisis organisasi dan analisis lingkungan (Richey, 1992;
Tessmer dan Harris, 1992). Penilaian dengan paradigma kognitif lebih
banyak diorientasikan untuk kepentingan fungsi diagnostik.
Diperiksa dan dinilai oleh
Dosen Pembina Mata Kuliah
Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd.

More Related Content

Penelitian tep

  • 1. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy 1 IDENTIFIKASI PENELITIAN TEP Teknologi Pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk : psikologi, rekayasa, komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan secara umum. Secara singkat, pengaruh teori dan penelitian terhadap masing-masing kawasan dapat dijelaskan sebagai berikut : A. DESAIN Teori sistem umum diterapkan melalui aplikasi model-model perancangan sistem pembelajaran, terutama dengan didukung logika deduktif, penilaian praktek dan pengalaman yang sukses. Hasil-hasil penelitian yang ada tentang desain sistematik dapat mendukung terhadap komponen-komponen proses perancangan. Penelitian dan teori psikologi yang berkembang pun telah memberikan kontribusi terhadap perancangan, baik yang dikembangkan oleh kelompok aliran psikologi behaviorisme, maupun kognitivisme dan konstruktivisme. Selain itu, sumbangsih teori dan penelitian psikologi tentang motivasi juga berpengaruh terhadap proses perancangan. Teori dan penelitian tentang Belajar-Mengajar memiliki pengaruh terhadap desain, baik dalam penentuan tugas-tugas belajar, penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran, penentuan materi pembelajaran dan sebagainya. Teori komunikasi dan penelitian tentang pesepsi-atensi telah memberikan pengaruh terhadap proses perancangan, seperti dalam tata letak, halaman, desain layar, desain grafis visual. Studi yang dilakukan Flemming (1987) menyimpulkan tentang karakteristik-karakteristik persepsi yang relevan untuk perancangan, meliputi : pengorganisasian, perbandingan dan kontras, warna kemiripan, nilai dan informasi yang disajikan.
  • 2. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy 2 B. PENGEMBANGAN Proses pengembangan bergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses belajar. Pada kawasan pengembangan tidak hanya dipengaruhi oleh teori komunikasi semata, tetapi juga oleh teori pemrosesan visual-audial, berfikir visual, dan estetika. Teori Shannon dan Weaver (1949) tentang proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan sarana sensorik. Berikutnya, pemikiran Belo tentang Model SMCR (Sender, Massage, Channel, Receiver), dan beberapa teori lainnya dalam bidang komunikasi secara umum telah menjadi landasan dalam proses pengembangan. Proses pengembangan juga telah dipengaruhi oleh teori berfikir visual, belajar visual dan komunikasi visual. Teori berfikir visual sangat berguna terutama dalam mencari ide untuk perlakuan berfikir visual. Menurut Seels (1993) bahwa berfikir visual merupakan manipulasi bayangan mental dan asosiasi sensor dan emosi. Arnhem (1972) menjelaskan berfikir visual sebagai fikiran kiasan dan di bawah sadar. Berfikir visual menuntut kemampuan mengorganisasi bayangan sekitar unsur-unsur garis, bentuk, warna, tekstur, atau komposisi.. Sementara itu, prinsip-prinsip estetika juga menjadi landasan dalam proses pengembangan. Molenda dan Russel (1993) mengidentifikasi unsur kunci seni yang digunakan dalam perancangan visual, yaitu : pengaturan, keseimbangan dan kesatuan. Teori dan penelitian dalam bidang komputer yang dikombinasikan dengan teori-teori lainnya, khususnya dengan teori pembelajaran telah memungkinkan lahirnya berbagai bentuk pembelajaran, seperti pembelajaran jarak jauh yang di dalamnya memerlukan prinsip-prinsip komunikasi umum, prinsip-prinsip desain grafis, prinsip-prinsip belajar interaktif dan teknologi elektronik yang canggih.
  • 3. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy 3 C. PEMANFAATAN Pada mulanya gagasan tentang pemanfaatan media lebih berkonotasi pada aspek-aspek penggunaan, sehingga teori dan penelitian lebih dipusatkan pada hal-hal yang berkenaan dengan pemanfaatan media, terutama mengkaji tentang masalah-masalah seputar penggunaan media secara optimal, kemudian berkembang dengan mencakup pada upaya difusi, karena bagaimana pun disadari bahwa pemanfaatan teknologi sangat bergantung pada proses difusi. Rogers (1962) mengeksplorasi tentang gejala difusi inovasi. Menurut Rogers, terdapat empat elemen utama yang beroperasi dalam proses difusi, yaitu : (1) bentuk atau karakter inovasi itu sendiri, (2) saluran komunikasi yang ada, (3) waktu, dan (4) sistem sosial yang berlaku. Studi Havelock (1971) tentang model pengembangan dan penyebaran dan interaksi sosial, lebih menekankan pada usaha-usaha menghubungkan para pemakai dengan sumber pengetahuan baru. Studi Lazarfield (1944) mengungkapkan tentang informasi yang sampai kepada para tokoh yang berpengaruh (opnion leaders), yang pada awalnya berupa transfer informasi sederhana, kemudian informasi itu diteruskan kepada para pengikutnya. Dari berbagai pengalaman kegagalan inovasi teknologi pada skala besar, telah mendorong perlunya perencanaan dan perubahan keorganisasian, administratif dan individu (Cuban, 1986). Sekarang ini muncul perkembangan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara organisasi beradaptasi dengan tantangan masyarakat modern, dengan segala sistem pemasaran yang baru, teknologi baru dan tuntutan perubahan yang terus menerus, sehingga pada akhirnya menggiring pemanfaatan sebagai implementasi dan institusionalisasi.
  • 4. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy 4 D. PENGELOLAAN Persoalan-persoalan pengelolaan dalam bidang Teknologi Pembelajaran muncul akibat pengaruh aliran perilaku dan berfikir sistematik behaviorisme serta aspek humanisme dalam komunikasi, motivasi, dan produktivitas. Metodologi dan teori pengelolaan telah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang pengelolaan sumber dan proyek, termasuk pengelolaan perubahan. Sebagian besar prinsip-prinsip pengelolaan berasal dari manajemen/administrasi bisnis, seperti dalam pengelolaan proyek, pengelolaan sumber dan efektivitas pembiayaan. Pengelolaan proyek sebagai suatu konsep, pada awalnya diperkenalkan sebagai “cara yang efisien dan efektif dalam menghimpun suatu tim, dimana pengetahuan dan keahlian anggotanya sesuai dengan siatuasi unik dan tuntutan teknis jangka pendek yang ditentukan oleh pemberi kerja”(Rothwell dan Kazanas, 1992). Pengelolaan sumber telah lama menjadi masalah utama bagi guru dan petugas perpustakaan media karena keduanya diharapkan sebagai manajer sumber belajar. Sekarang ini konsep sumber lebih mengacu pada pengertian sumber belajar yang lebih luas dan bukan sekedar diartikan sebagai sarana audio-visual, melainkan mencakup pula barang cetak, lingkungan dan nara sumber (Eraut, 1989) Akhir-akhir ini mulai tumbuh perhatian mengenai efektivitas pembiayaan, sehingga kerangka teori ekonomi pun mulai digunakan dalam teknologi pembelajaran, seperti penggunaan teori ekonomi pengelolaan sumber yang dikembangkan oleh Henderson dan Quandt (1980). Kelanjutan dari pengelolaan sumber ini adalan pengelolaan sistem penyampaian, yang berkaitan dengan sarana, seperti perangkat lunak dan keras, dukungan teknis untuk operator dan pemakai, serta karakteristik lain tentang pengoperasian sistem teknologi. Ini merupakan era baru praktek mendahului analisis teoritik tentang model. Komponen terakhir dari masalah pengelolaan adalah pengelolaan informasi. Teori informasi melahirkan suatu landasan yang dapat digunakan untuk memahami dan memprogram komputer. Hal ini berhubungan dengan perancangan dan penggunaan jaringan komputer untuk tranmisi,
  • 5. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY TeknologiPendidikan–EducationalTechnoligy 5 penerimaan dan penyimpanan informasi. Penerapan teori informasi ini jangkauannya semakin luas, dengan mencakup berbagai bidang kehidupan. E. PENILAIAN Analisis, asesmen dan penilaian memainkan peranan penting dalam proses desain pembelajaran dan teknologi pembelajaran. Pada awalnya, penilaian sering dihubungkan dengan orientasi behavioristik. Tumbuhnya desain pembelajaran yang beorientasi pada tujuan (tercapainya perubahan perilaku), sehingga memunculkan pengujian dengan menggunakan acuan patokan. Hal ini terjadi pula dalam analisis kebutuhan atau analisis masalah. Dengan masuknya pandangan kognitivisme dan konstruktivisme dalam desain pembelajaran, telah membawa implikasi terhadap proses analisis kebutuhan dengan cakupan yang lebih luas, yang tidak hanya berfokus pada isi semata, tetapi juga memberikan perhatian pada analisis pembelajar, analisis organisasi dan analisis lingkungan (Richey, 1992; Tessmer dan Harris, 1992). Penilaian dengan paradigma kognitif lebih banyak diorientasikan untuk kepentingan fungsi diagnostik. Diperiksa dan dinilai oleh Dosen Pembina Mata Kuliah Teknologi Pendidikan Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd.