Naiknya suhu permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur mengakibatkan perubahan cuaca dan iklim global, dimana saat terjadinya El-Nino Indonesia mengalami kekeringan dan hal sebaliknya terjadi pada Amerika Selatan
1 of 27
Downloaded 245 times
More Related Content
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
3. Memasuki Agustus, sejumlah wilayah di
Indonesia mengalami kebakaran hutan yang
cukup parah. Hal ini diiringi dengan bencana
kekeringan lantaran fenomena El-Nino yang
ikut menaikkan suhu udara di sejumlah
daerah pada musim kemarau. Menteri
Lingkungan Hidup memprediksi, kebakaran
hutan pada tahun ini bisa separah pada tahun
1997. Sebab, intensitas El-Nino dikalkulasi lebih
tinggi dibandingkan pada tahun tersebut
(Minggu, 02 Agustus 2015, 16:30 WIB)
KEBAKARAN HUTAN DIIRINGI EL-NINO
6. Suhu permukaan pasifik barat lebih
hangat daripada tengah dan timur
Air dingin dan angin pasat bergerak
dari Timur-Barat
Tekanan di pasifik barat lebih rendah
daripada pasifik tengah dan timur,
sehingga arus laut bergerak dari Timur-
Barat
Suhu permukaan pasifik tengah dan
timur mengalami kenaikan
Air dingin berkurang bahkan
menghilang dan angit pasat melemah
Tekanan di pasifik barat lebih tinggi
daripada pasifik tengah dan timur,
sehingga arus laut bergerak dari Barat-
Timur
Daerah yang berpotensi tumbuh awan
8. El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di
Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban
pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini
mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan
meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut.
Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat
sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas
lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah
Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari
normal
9. Lemah
(0,5-1,0 Celcius)
Minimal selama 3 bulan
Moderate
(1,1-1,5 Celcius)
Minimal selama 3 bulan
Kuat
(>1,5 Celcius)
Minimal selama 3 bulan
Suhu permukaan air laut diukur
menggunakan pelampung yang dilengkapi
dengan sensor di dasar laut dan di atmosfer
pada ekuator pasifik
Sensor di dasar laut dilengkapi dengan
sensor arus dan sensor suhu, sehingga bisa
diketahui arah pergerakan air laut dan juga
suhu air laut
Sensor di atmosfer dilengkapi dengan
sensor suhu, tekanan, hujan dan radiasi
matahari
Dengan parameter-parameter tersebut
dapat ditentukan intensitas El-Nino
10. Tetapi kekuatan El Nino umumnya diukur
berdasarkan parameter fisis berupa suhu muka
laut (SST), terutama di wilayah Samudera
Pasifik Tengah-Timur. Bila SST di wilayah ini
lebih hangat dibandingkan Pasifik Barat, maka
tekanan udara akan lebih rendah dan massa uap
air akan 'tertarik' ke Pasifik Timur,
meninggalkan Pasifik Barat dalam keadaan
kering. Tingginya SST juga akan menyebabkan
penguapan lebih mudah terjadi. Analoginya
sama dengan panci berisi air yang dipanaskan.
Tentunya lebih mudah mendidihkan/menguapkan
air yang sudah hangat dibandingkan air dingin.
Pada saat penguapan meningkat inilah, Pasifik
Timur menjadi lebih basah, hujan dan badai pun
lebih sering terjadi, yang berpotensi
menyebabkan banjir dan longsor di wilayah
Amerika Tengah dan Selatan. Sementara
kondisi sebaliknya terjadi di wilayah Pasifik
Barat, kering kerontang yang berpotensi
memicu kemarau panjang.
Selain itu, adapula indikator berupa SOI yang
dijadikan sebagai parameter untuk menentukan
intensitas El-Nino. SOI diukur dari fluktuasi
bulanan perbedaan tekanan udara antara Tahiti
dan Darwin. Semakin negatif nilai SOI, maka
intensitas El-Nino semakin kuat. Formulanya
ialah sebagai berikut :
11. Cuaca / Iklim IndonesiaCuaca / Iklim Global
Angin pasat timur melemah
Sirkulasi monsoon melemah
Akumulasi curah hujan berkurang di
wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di
daerah ini cenderung lebih dingin dan
kering
Potensi hujan terdapat disepanjang
Pasifik Ekuator Tengah dan Timur.
Cuaca cenderung hangat dan lembab
Curah hujan di sebagian besar wilayah
Indonesia berkurang
Menurunnya debit air sungai irigasi
Mendinginnya suhu permukaan air laut
di perairan Indonesia karena seluruh
massa air hangat tertarik ke Samudera
Pasifik Tengah dan Timur
Musim kemarau yang panjang, dan musim
hujan yang singkat serta terlambat
El-Nino diketahui memiliki dampak negatif berupa kekeringan dan minimnya curah hujan
hingga berimplikasi pada kebakaran hutan , namun tidak banyak orang tahu terhadap
dampak positifnya. Salah satu dampak positif adanya El-Nino di perairan Indonesia ialah
meningkatnya klorofil di perairan Indonesia yang merupakan nutrisi bagi ikan-ikan
sehingga banyak ikan yang bermigrasi ke perairan Indonesia. Hal ini tentu sangat
menguntungkan para nelayan.
12. Membangun embung sebagai tempat
penampungan air
Memperbaiki saluran dan sarana irigasi
Menyelamatkan waduk dari pendangkalan
dengan melakukan penghijauan, serta
mengurangi konversi lahan di area hulu
Menyediakan air untuk pengairan
tanaman di musim kemarau
Meningkatkan produktivitas lahan,
intensitas tanam, dan pendapatan
petani di lahan tadah hujan
Mencegah luapan air di musim hujan,
menekan resiko banjir
14. IKLIMCUACA
Ialah kondisi rata-rata keadaan cuaca
pada daerah yang lebih luas dan dalam
waktu yang cukup lama
Ialah keadaan udara pada suatu daerah
yang sempit dalam waktu yang relatif
singkat, unsur cuaca selalu berubah-
ubah
UNSUR IKLIMUNSUR CUACA
Sinar Matahari
Awan
Hujan
Angin
Kelembapan Udara
Suhu Udara
Tekanan Udara
15. A. Sinar Matahari
Bumi menerima energi matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar
matahari. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi tersebut hanya
sedikit diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian besar sinar matahari
langsung diterima permukaan bumi, baru kemudian dipantulkan
kembali sebagian ke atmosfer. Sebagian sinar matahari yang diterima
permukaan bumi juga ditransfer secara horizontal ke arah kutub-kutub
bumi melalui angin dan arus laut. Hal ini yang menjaga agar bagian
ekuator tidak terlampau panas dan bagian kutub juga tidak terlampau
dingin. Banyaknya panas matahari yang yang diterima permukaan
bumi terutama dipengaruhi oleh :
Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya di suatu daerah,
semakin banyak panas yang diterima bagian bumi ini. Keadaan udara
yang cerah sepanjang hari akanteras lebih panas dari pada jika hari itu
berawan sejak pagi. Di daerah lintang pertengahan, panjang siang hari
pada musim panas lebih panjang daripada musim dingin, sehingga
penyinaran matahari lebih lama saat musim panas. Hal ini yang
menyebabkan lahirnya pambagina musim-musin tersebut.
16. Kemiringan sinar matahari
Jika datangnya cahaya matahari memancarkan di suatu daerah
lebih tegak, panas di daerah itu akan lebih tinggi dari pada jika cahaya
yang datang lebih miring. Hal ini desebabkan luas area yang terkena
cahaya miring lebih besar dari cahaya tegak sehingga panasnya lebih
tersebar.
Keadaan permukaan bumi
Yang dimaksud dengan keadaan permukaan bumi ialah
perbedaan batuan dan perbedaan sifat daratan dan laut. Batuan yang
berwarna cerah lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula
melepaskan panas daripada batuan yang berwarna gelap. Permukaan
darat lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada
permukaan laut.
Keadaan awan
Awan menyerap sebagian kecil radiasi sinar matahari.
Keberadaan awan mengurangi sinar matahari yang mencapai
permukaan bumi maupun yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
Semakin tebal awan, semakin banyak sinar matahari yang diserap.
Awan dapat mengurangi panas saat siang hari, tapi juga dapat
berperan seperti selimut yang menahan panas saat malam hari. Hal ini
berarti, daerah yang memiliki langit cerah (hanya tertutup awan tipis)
akan lebih panas pada siang hari dan lebih dingindi malam hari
dibandingkan daerah yang tertutupi awan tebal.
17. B. Awan
Awan adalah uap air yang terkondensasi dan di dalam atmosfer
membentuk titik-titik air atau kristal es. Proses kondensasi uap air
pada umunya terjadi apabila udara yang mengandung uap bergerak ke
lapisan atmosfer yang lebih tinggi sehingga uap air mengalami
pendinginan akibat penurunan suhu. Titik-titik air yang terbentuk
begitu kecil dan ringan sihingga tetap berada di langit dalam bentuk
awan dan terbawa arus udara.
Klasifikasi awan berdasarkan bentuk :
Cumulus
Stratus
Cirrus
18. Klasifikasi awan berdasarkan
ketinggiannya :
Awan tinggi (>6000m), terdiri
atas awan cirrus (Ci); awan
cirrocumulus (Cc); dan awan
cirrostratus (Cs) yang merupakan
pertanda datangnya hujan.
Awan sedang (2000-6000m),
terdiri atas awan altocumulus (Ac);
awan altostratus (As).
Awan rendah (0-2000m), terdiri
atas awan stratocumulus (Sc) yang
merupakan pertanda datangnya
hujan salju; awan stratus (St).
Awan dengan susunan vertikal
(batas bawahnya 500-2000 m dan
puncak sampai 10.000 m), terdiri
atas awan nimbostratus (Ns) yang
merupakan awan gerimis; awan
cumulus (Cu); awan
19. C. Hujan
Apabila kondensasi uap air di udara terus berlangsung, titik-titik air
yang membentuk awan akan bertambah banyak dan bergulung
menjadi lebih besar. Titik air yang besar akan menjadi labih berat
sehingga kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Titik-titik
air hujan pada umumnya berjari-jari 0,3-3 mm, sedangkan pada hujan
rintik-rintik berjari-jari antara 0,04-0,3 mm.
Selain hujanyang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan,
yaitu hujan salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung
menjadi padat berbentuk kristal, apabila terjadi penurunan suhu antara
-15oC sampai -20oC. Proses itu dinamakan sublimasi.
Macam-macam hujan :
Hujan orografis
Terjadi karena
udara yang membawa
uap air bergerak
menaiki gunung
kemudian jatuh sebagai
hujan
Hujan Orografis
20. Hujan frontal
Terjadi karena
adanya pertemuan
massa udara panas dan
massa udara dingin.
Massa udara panas
membumbung naik
mengalami kondensasi
dan jatuh sebagai hujan
frontal.
Hujan Frontal
Udara Dingin
Udara Panas
Hujan zenithal
Udara naik karena
terjadi pemanasan
tinggi. Arus konveksi
menyebabkan uap air di
ekuator naik secara
vertikal sebagai akibat
pemanasan air laut
terus menerus.
Terjadilah kondensasi
dan turun hujan
Hujan Zenithal
Udara DinginUdara Dingin
21. Macam-macam
angin :
Angin darat
Pada malam
hari suhu udara di
darat lebih dingin
daripada lautan.
Suhu yang
demikian
menyebabkan
tekanan udara yang
tinggi di daratanm
maka udara akan
mengalir dari darat
menuju laut
Angin Darat
Suhu daratan
lebih dingin
Suhu lautan
Lebih panas
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
D. Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi diatas permukaan bumi. Pada
umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam meteorologi
ditemukan juga angin yang bergerak vertikal atau miring mengikuti
lereng. Penyebab terjadinya angin adalah perbedaan tekanan udara di
dua wilayah yang berdekatan. Angin bersifat
meratakan/menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar
perbedaaan tekanan udara, semakin kencang aliran angin.
22. Angin laut
Pada siang hari
suhu udara di laut lebih
dingin daripada
daratan. Suhu yang
demikian menyebabkan
tekanan udara yang
tinggi di lautan, maka
itu udara akan mengalir
dari laut menuju ke
darat
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Angin Laut
Suhu daratan
lebih panas
Suhu lautan
Lebih dingin
Angin lembah
Pada siang hari
suhu udara di lembah
lebih dingin daripada
puncak gunung. Suhu
yang demikian
menyebabkan tekanan
udara yang tinggi di
lembah, maka itu udara
akan mengalir dari
lembah menuju ke
puncak gunung
Angin Lembah
Suhu lembah
Lebih dingin
Suhu puncak
lebih panas
23. Angin gunung
Pada malam hari
suhu udara di gunung
lebih dingin daripada
lembah. Suhu yang
demikian menyebabkan
tekanan udara yang
tinggi di lembah, maka
itu udara akan mengalir
dari gunung menuju ke
lembah
Angin Gunung
Suhu lembah
Lebih panas
Suhu puncak
lebih dingin
Angin fohn
Angin Fohn adalah
angin yang terjadi akibat
gerakan udara yang
menaiki pegunungan.
Udara tersebut kemudian
mengalami kondensasi
dan membentuk awan,
lalu terjadi hujan di salah
satu sisi lereng gunung.
Pada daerah lereng yang
lain tidak terjadi hujan
karena terhalang oleh
tinggi gunung
Angin Fohn
24. E. Kelembapan Udara
Kelembaban udara merupakan jumlah kandungan air yang terdapat di
udara. Kelembaban udara dibagi menjadi dua, yakni kelembaban
absolut dan kelembaban relatif. Kelembaban absolut adalah bilangan
yang menunjukan berapa gram uap air yang tertampung dalam satu
meter kubik udara. Sedangkan kelembaban relatif adalah bilangan
yang menunjukan berapa persen jumlah uap air yang ada dalam udara
saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung
oleh udara tersebut.
F. Suhu Udara
Suhu udara di bumi tergantung dari keadaan awan, relief muka bumi,
sudut datang matahari dan jarak suatu tempat dari laut
G. Tekanan Udara
Udara memberikan tekanan yang cukup besar pada permukaan bumi,
yaitu sekitar 1kg untuk setiap luas bidang 1cm2. Tekanan ini berasal
dari berat partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai
ketinggian beratus-ratus kilometer dari permukaan bumi. Tekanan
udara standar besarnya adalah 1 atm atau sama dengan 1,013 bar.
Seiring dengan bertambahnya ketinggian, tekanan udara akan
menurun. Oleh karena itu, tekanan udara di permukaan laut akan lebih
besar dari di puncak gunung. Alat pengukur tekanan udara adalah
barometer yang terdiri atas dua jenis, yaitu barometer raksa dan
barometer kotak.
25. Tidak ada suatu pemisahan yang jelas untuk membedakan iklim dengan
cuaca. Iklim dapat dikatakan sebagai cuaca yang dialami sepanjang satu
masa di suatu tempat. Iklim dapat juga diartikan sebagai susunan atau
keadaan umum kondisi cuaca dari hari ke hari. Iklim merupakan kelanjutan
darihasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama,
sehingga merupakan rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim
bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim
berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi areal yang sangat
luas.
Klasifikasi iklim berdasarkan suhu dan hujan rata-rata tahunan :
Iklim Hujan Tropis
Daerah beriklim hujan tropis memiliki suhu rata-rata tiap bulan di
atas 18oC. Iklim ini tidak memiliki musim dingin. Curah hujan tahunan
tinggi dan melebihi tingkat penguapan rata-rata tahunan. Wilayah
Indonesia memiliki iklim ini.
Iklim Kering
Daerah beriklim kering memiliki tingkat penguapan yang melebihi
curah hujan rata-rata tahunan. Pada daerah ini tidak ada air yang berlebih
dan tidak ada sungai (aliran air) yang permanan.
26. Iklim Suhu Sedang
Daerah beriklim suhu sedang memiliki suhu rata-rata pada bulan
terdingin dibawah 18oC tapi di atas -3oC. Suhu rata-rata pada bulan
terhangat di atas 10oC. Iklim ini memiliki musim dingin dan musim panas.
Iklim Hujan Salju
Daerah beriklim hutan salju memiliki suhu rata-rata bulan terdingin
di bawah -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas 10oC.
Iklim Kutub
Daerah beriklim kutub memiliki suhu rata-rata pada bulan
terhangat di bawah 10oC. Iklim ini tidak memiliki musim panas.