3. SUMBER :
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 11, NO. 1, JUNI
2007: 11-16
Ruqiah Ganda Putri Panjaitan,Ekowati
Handharyani2, Chairul, Masriani,Zulfa
Zakiah,Wasmen Manalu.
Program Studi Biologi,Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura, Pontianak,
Indonesia
4. Abstrak
Karbon tetraklorida (CCl4) lazim dipakai
sebagai penginduksi kerusakan hati sehingga
sering digunakan dalam pengujian aktivitas
hepatoprotektor suatu zat.
Kerusakan hati ditandai dengan peningkatan
kadar enzim alanin transaminase (ALT),
aspartat transaminase (AST),alkali fosfatase
(ALP), bilirubin total,dan protein total dalam
serum.
Karbon tetraklorida menimbulkan kerusakan
sebanding dengan dosis yang diinduksikan.
5. PENDAHULUAN
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan
xenobiotik yang lazim digunakan untuk
menginduksi peroksidasi lipid dan keracunan
hingga menyebabkan kematian sel.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
kerusakan sel hati serta gangguan fungsi hati
dan ginjal yang terjadi akibat pemberian CCl4
pada berbagai tingkatan dosis.
6. Metode Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Fisiologi, Bagian Anatomi, Fisiologi, dan
Farmakologi dan Laboratorium Patologi,
Bagian Klinik, Reproduksi, dan Patologi,
Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Hewan Percobaan.
Hewan coba yang digunakan adalah tikus
jantan strain Sprague Dawley umur 2,5-3
bulan dengan bobot badan berkisar antara
200-250 g sebanyak 12 ekor,
7. Karbon Tetraklorida. Sediaan CCl4 diperoleh
dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,
Bagian Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi. Sediaan
diberikan tunggal pada hewan percobaan.
Penentuan Daya Hepatotoksik CCl4.
1. Hewan coba dibagi ke dalam empat kelompok, tiap
kelompok terdiri atas tiga ekor.
2. Kelompok pertama merupakan kontrol (tanpa CCl4),
kelompok selanjutnya dibedakan pada dosis
pemberian CCl4 berturut-turut 0,1; 1,0; dan 10 ml/kg
BB masing-masing hanya diberikan satu kali selama
percobaan. Pemberian CCl4 dilakukan dengan
penyuntikan secara intraperitoneal. Pengamatan
dilakukan sampai dengan 24 jam setelah
penyuntikan.
8. Evaluasi Biokimiawi. Fungsi Hati dan Ginjal.
1. Setelah 24 jam pengamatan dilakukan pengambilan sampel
darah dari jantung,Untuk mendapatkan serum darah sampel
darah yang diperoleh kemudian disentrifus dengan
kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit.
2. Kemudian serum dipisahkan ke dalam tabung ependorf.
dilakukan pengukuran terhadap kadar enzim ALT, AST, ALP,
bilirubin total, dan kreatinin dengan menggunakan kit, serta
pengukuran protein total dengan menggunakan metode
Biuret.
Histopatologi.
Hewan dikorbankan dengan cara dislokasi cervical, kemudian
dibedah untuk mengambil organ. Hasil sayatan dilekatkan
pada kaca objek, kemudian diwarnai dengan pewarnaan
hematoksilin-eosin (HE)
10. ALT dan AST
• Pemberian 1 ml CCl4/kg BB
mengakibatkan steatosis yang luas, dan
digambarkan dengan peningkatan kadar
enzim ALT dalam serum sampai dua kali
lebih tinggi dibanding kontrol. Kadar enzim
AST pada kelompok yang diberi 1 ml
CCl4/kg BB terlihat mengalami penurunan
dibanding kontrol. Hal ini mungkin
disebabkan karena waktu paruhnya yang
pendek sehingga kadar enzim AST pada
kelompok ini terlihat lebih rendah
11. ALT dan AST
Pemberian CCl4 10 ml/kg BB tampaknya
sangat merusak sel hati. Kerusakan yang
relatif kecil pada sel hati akan
meningkatkan kadar enzim ALT dan AST
di dalam darah. Namun, pada tingkat
kerusakan yang luas dan parah,
ketersediaan enzim ALT dan AST di dalam
sel hati sudah sangat rendah akibat
kemampuan sel hati dalam mensintesis
enzim tersebut sudah berkurang atau
12. ALP
Dari percobaan yang dilakukan terlihat
bahwa dengan pemberian CCl4 0,1 ml/kg BB
kadar enzim ALP di dalam darah hewan coba
meningkat dibanding kontrol,namun
perubahan kadar enzim ini tidak terlalu
mencolok Artinya, pemberian CCl4 tidak
mempengaruhi aliran empedu ekstra dan
intrabiliar.
Pada pemberian CCl4 1 ml/kg BB terjadi
peningkatan kadar enzim ALP hampir dua
kali lipat dibanding kontrol, bahkan pada
pemberian 10 ml CCl4/kg BB kemampuan
hati dalam mensintesis enzim ini sudah
13. BILIRUBIN TOTAL
Dengan pemberian CCl4 0,1 ml/kg BB terjadi
peningkatan kadar bilirubin total dibanding
kontrol. Peningkatan ini diduga karena terjadi
kebocoran dari sel-sel hati atau sel-sel
duktuli.
Sebaliknya, pada pemberian CCl4 1 ml/kg
BB dan 10 ml/kg BB terjadi penurunan
bilirubin total secara drastis. Kejadian ini
dapat dipahami karena dengan pemberian 1
ml CCl4/kg BB dan 10 ml CCl4/kg BB
mengakibatkan kerusakan sel-sel hati yang
luas dan berat sehingga mengganggu fungsi
hati dalam metabolisme bilirubin.
14. PROTEIN TOTAL
Kadar protein total secara keseluruhan
menurun dibanding kontrol,walaupun
secara statistik dinyatakan tidak berbeda
(p>0,05). Terkait dengan fungsi hati
dalam mensintesis protein, jika sel-sel hati
mengalami kerusakan maka kemampuan
hati dalam mensintesis protein juga akan
turun
15. Karbon tetraklorida merupakan
penyebab kerusakan hati yang
ditandai dengan peradangan akut
pada sel-sel hati,yakni terjadinya
nekrosis serta steatosis pada bagian
sentral lobus. Gambaran patologi
anatomi menunjukkan bahwa dengan
pemberian 10 ml/kg BB CCl4 terlihat
adanya nekrosis milier pada
permukaan hati
17. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat
disimpulkan:
Hasil pengukuran biokimiawi darah
menunjukkan bahwa pemberian CCl4
dapat menyebabkan Kerusakan sel hati
dengan mempengaruhi kadar enzim enzim
hati, bilirubin,dan protein dalam serum.