The research conducted in this paper is related to testing the performance of a 4-stroke engine using Pertamax, Pertalite and Pertalite 50% Pertamax 50% fuel. The test was carried out by varying the power from 5000 to 8000 rpm. The performance that will be compared from the three types of fuel is acceleration, speed, power and torque. Tests were carried out using Super Dyno 50L. The results of this test are used to compare the performance of the three types of fuel. In this study, it was found that the use of Pertamax on the Pertamax 4 stroke engine had performance in Pertalite and a mixture of Pertamax usage 50% Pertalite 50%. Judging from its performance for Pertamax, the acceleration value is 0.26% to 0.01%, the speed ranges from 0.54% to 45%, the higher power is 1.82% to 24.04 %, greater torque 6.65% to 25.67%. In general, it can be concluded that Pertamax has a better performance then followed by a mixture of Pertalite 50% Pertamax 50%.
1 of 7
Download to read offline
More Related Content
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
1. JURNAL TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
https://e-journal.itp.ac.id/index.php/jtm e-ISSN: 2598-8263
Vol. 11, No. 1, April 2021 p-ISSN: 2089-4880
Published by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa
Sepeda Motor Matic
The impact of a Fuel mixture On Matic Motorbibike Performance
Marfizal 1
, Fadli Nur Permadi 1
1
Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jambi
Jl. Kapten Patimura No. 100, Kel. Rawasari, Kec. Alam Barajo, Jambi,
doi.10.21063/jtm.2021.v11.i1.54-60
*Correspondence should be addressed to marfizal@gmail.com
Copyright 息 2021 Marfizal. This is an open access article distributed under the CC BY-NC-SA 4.0.
Article Information Abstract
Received :
March 25, 2021
Revised :
April 25, 2021
Accepted :
April 28, 2021
Published :
April 30, 2021
The research conducted in this paper is related to testing the performance of
a 4-stroke engine using Pertamax, Pertalite and Pertalite 50% Pertamax 50%
fuel. The test was carried out by varying the power from 5000 to 8000 rpm.
The performance that will be compared from the three types of fuel is
acceleration, speed, power and torque. Tests were carried out using Super
Dyno 50L. The results of this test are used to compare the performance of the
three types of fuel. In this study, it was found that the use of Pertamax on the
Pertamax 4 stroke engine had performance in Pertalite and a mixture of
Pertamax usage 50% Pertalite 50%. Judging from its performance for
Pertamax, the acceleration value is 0.26% to 0.01%, the speed ranges from
0.54% to 45%, the higher power is 1.82% to 24.04 %, greater torque 6.65%
to 25.67%. In general, it can be concluded that Pertamax has a better
performance then followed by a mixture of Pertalite 50% Pertamax 50%.
Keywords: Pertamax, pertalite, Pertalite 50% Pertamax 50%., performa
1. Pendahuluan
Bahan bakar dan mesin yang penggunaan nya
telah berevolusi selama 100 tahun terakhir
yang diakibat oleh perkembangan teknologi
dan permintaan pelanggan. Efisiensi mesin
telah meningkat karena bahan bakar yang lebih
baik, dan kilang dapat menyediakan bahan
bakar yang diminta oleh mesin modern dengan
biaya lebih rendah.
Dengan demikian, potensi peningkatan
penghematan bahan bakar mungkin bergantung
pada atribut bahan bakar serta teknologi mesin.
Menerapkan teknologi mesin tertentu mungkin
memerlukan perubahan sifat bahan bakar.
Telah terjadi peningkatan pesat dalam
konsumsi bahan bakar fosil sejak abad lalu dan
karenanya kenaikan yang setara dalam
penipisannyatarif. Ada sejumlah faktor seperti
peningkatan energi konsumsi perkapita di
negara berkembang, meningkatinvestasi
industri, dll, yang telah menyebabkan banyak
lipatan meningkat dalam tingkat konsumsi
bahan bakar fosil [1].
Sebelum mengeluarkan Bahan Bakar
Minyak (BBM) jenis Pertalite, Pertamina
sudah memasarkan beberapa jenis BBM seperti
Premium, Pertamax dan Pertamax Plus BBM
jenis distilat yang memiliki warna kekuningan
yang jernih. Premium mengandung oktan atau
Research Octane Number (RON) sebesar 88,
paling rendah di antara jenis BBM untuk
kendaraan bermotor.
Sedangkan, Pertamax merupakan BBM
yang dibuat menggunakan tambahan zat aditif.
Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun
1999 sebagai pengganti Premix 98 karena
unsur Methyl Tertra Butyl Ether (MTBE) yang
2. Marfizal & F.N. Permadi / JTM ITP 11 (1) (2021) 54-60 55
berbahaya bagi lingkungan. Pertamax sangat
disarankan digunakan pada kendaraan
bermotor yang diproduksi setelah tahun 1990,
terutama kendaraan yang menggunakan
teknologi electronic fuel injection (EFI) dan
catalytic converters (pengubah katalitik).
Pertamax dijual di pasaran dengan harga lebih
tinggi dibandingkan Premium [2].
Pertalite merupakan jenis BBM baru yang
telah diluncurkan Pertamina untuk memenuhi
Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313
Tahun 2013 yang isinya menetapkan standar
mutu (Spesifikasi) bahan bakar minyak jenis
bensin 90 yang dipasarkan di dalam negeri [3].
Keunggulan Pertalite versi pertamina antara
lain Pertalite dinilai lebih bersih daripada
Premium karena memiliki Research Octant
Number (RON) di atas 88 yang terkandung
dalam Premium. Kemudian harga jual Pertalite
yang lebih murah ketimbang Pertamax dengan
kadar RON 92, sehingga nantinya masyarakat
akan mendapatkan BBM kualitas baik dengan
harga lebih murah [4].
2. Metode Penelitian
Agar penelitian ini berjalan dengan baik,
maka dilakukan persiapan awal yaitu
mempersiapakan alat dan bahan yang akan
digunakan. Hidupkan mesin selama 賊 5
menit untuk mengetahui kondisi mesin dalam
keadaan siap uji.
Penelitian akan melihat pengaruh
pencampuran bahan bakar terhadap performa
engine 4 langkah menggunakan bahan bakar
Pertamax (=780 kg/m3) dan bahan bakar
Pertalite (=729 kg/m3
) [5] dilakukan dengan
menggunakan sepeda motor jenis Transmisi
Automatic.
Untuk pengujian kecepatan dan akselerasi
ini ditetapkan parameter tetap berupa bahan
bakar yang digunakan Pertamax, Pertalite,
Campuran (Pertalite 50% Pertamax 50%)
diberikan oleh Tabel 1.
Untuk pengujian ditetapkan parameter
berupa bahan bakar yang digunakan Pertamax,
Pertalite, Campuran (Pertalite 50% Pertamax
50%) dan putaran engine konstan (5000 rpm
s/d 8.000 rpm) dengan rentang waktu per satu
detik.
Sementara itu, untuk pengujian
mengunakan Super Dyno 50L dengan
spesifikasi seperti pada Tabel 2.
Tabel 1. Spesifikasi unit Scoopy ESP Scoopy
Generasi Empat 2017 [5]
BAGIAN SPESIFIKASI
Dimensi
Panjang
Keseluruhan
1.847 mm
Berat Motor
siap pakai
99 kg
kapasitas berat
muatan
maksimum
127 kg
Rangka
Jenis Rangka Jenis underbone
Suspensi depan Fork teleskopik
Suspensi
belakang
Unit swing (unit
berayun)
Ukuran Ban
depan
100/90 - 12 59J
Ukuran ban
belakang
110/90 - 12 64J
Sudut Caster 26尊 30
Panjang Trail 85 mm
Kapasitas
tangki bahan
bakar
4 liter
Mesin
Perletakan
cylinder
Cylinder tunggal
miring 80尊 dari
vertikal
Diameter dan
langkah
50,000 x 55,106
mm
Volume Mesin 108,20 cm続
Perbandingan
kompresi
9,5 : 1
Peralatan
penggerak
valve
OHC digerakkan
rantai dengan
rocker arm
Intake valve
5尊 sebelum TMA
pada pengangkatan
1 mm
30尊 setelah TMB
pada pengangkatan
1 mm
Exhaust Valve
30尊 sebelum TMB
pada pengangkatan
1 mm
-5尊 setelah TMA
pada pengangkatan
1 mm
Sistem
pelumasan
Tekanan paksa dan
bak oli basah
Daya
maksimum
6,7 kW (9,1 PS /
7500 RPM)
Torsi
maksimum
9,4 N.m (0,96
kgf.m)/6000 RPM
Jenis pompa
oli
Trochoid
Sistem
pendinginan
Pendingin udara
paksa
Saringan
udara
Saringan kertas
viscous
(berperekat)
Berat kosong
mesin
24,6 kg
Sistem
pengaturan
emisi
Sistem pengaturan
emisi crankcase
Three-way
catalyctic
converter
Sistem Bahan
Bakar
Tipe PGM-FI
Diameter
throttle
22 mm
Peralatan
Penggerak
Sistem
Kopling
Kopling kering,
jenis sentrifugal
otomatis
Final
Reduction
10,625 (51/18 x
45/12)
Kelistrikan
Sistem
pengapian
Full transistor
Sistem stater Kick stater dengan
electrik stater
Sistem
pengisian
Alternator dengan
output tiga fase
Regulator/recti
fier
Pengaturan FET,
rektifikasi
gelombang
setengah tiga fase
Sistem
penerangan
Battery
3. Marfizal & F.N. Permadi / JTM ITP 11 (1) (2021) 54-60
56
Tabel.2 Spesifikasi Super Dyno 50L [6]
Hardware
MaksimumPower 200HP
Maksimum Torque 100 Ft.lbs
MaksimalSpeed 200KPH
Drum speed accuracy 賊 1/100th Mph
Drumdiameter 305 mm
Total weight 350 kg
AFR 2 channel, Bosch LSU 4,9 ADV
Konsumsi listrik 50W/Battery12v
Software
Dyno 50L versi 1.1.24 with controler
Skema Uji
Skema uji untuk pengujian sebagai mana
tertera pada Gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Skema Uji Dynotest
Gambar 2. Alat Uji Dynotest
Siklus mesin 4 langkah dapat dijabarkan
dalam siklus Otto udara standar yang terdiri
dari 6 fase yaitu: pemasukan, pemampatan,
pemanasan, pendayaan, pendinginan dan
pembuangan. Enam fase siklus ini dapat
digambarkan dalam diagram PVT (Pressure,
Volume, Temprature) seperti pada Gambar 3
(Fluida kerja dianggap gas ideal) dapat
diuraikan sebagai berikut [7]:
1. Langkah isap (0 1) merupakan proses
tekanan konstan.
2. Langkah kompresi (1 2) merupakan
proses isentropik
3. Proses pemasukan kalor pada volume
konstan (2 3).
4. Proses pemasukan kalor pada tekanan
konstan (3 3a)
5. Langkah kerja (3a 4) merupakan proses
isentropik
6. Langkah pembuangan (4 1) dianggap
sebagai proses pengeluaran kalor pada
volume konstan.
7. Langkah buang (1 0) terjadi pada tekanan
konstan
Gambar 3. Diagram P-V [7]
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
untuk bakar Pertamax, Pertalite, Campuran
(Pertalte 50% : Pertamax 50%) diperoleh hasil
pengukuran seperti yang dinyatakan oleh
Gambar 4. Menggunakan Software Dyno 50L
versi 1.1.24 with controller.
Gambar 4. Software Dyno 50L versi 1.1.24 with controller
4. Marfizal & F.N. Permadi / JTM ITP 11 (1) (2021) 54-60 57
Hasil pengujian bahan bakar yang
digunakan Pertamax, Pertalite, Campuran
(Pertalite 50% : Pertamax 50%) dan putaran
engine konstan (5000 rpm s/d 10000 rpm).
Seperti terlihat pada Table 3.
Tabel.3. Data hasil Pengujian
A. Akselerasi
Dari grafik pada Gambar 5 terlihat bahwa
akselerasi motor menggunakan bahan bakar
pertamax nilainya lebih besar 0,26% s/d
0,01% dibandingkan dengan bahan bakar
(Pertalite 50%:Pertamax 50%) atau terjadi
selisih akselerasi sebesar 0,1 s/d 0,26 mps2
.
Sedangkan untuk bahan bakar Pertalite
akselesari lebih rendah 0,54% s/d 2,75%
dibandingkan dengan Pertalite 50%:
Pertamax 50%) atau terjadi selisih akselerasi
antara 0,009 s/d 0,13 mps2
.
Gambar 5. Grafik Perbandingan Aselerasi
B. Kecepatan (Speed)
Di tinjau dari faktor kecepatan (speed),
bahan bakar pertamax mempunyai speed
lebih besar 0,54% s/d 45% dibandingkan
dengan speed Pertalite 50%: Pertamax 50%)
atau terjadi selisih akselerasi antara 0,46 s/d
5,25 kph, seperti terlihat pada Gambar 6.
Sedangkan Bahan bakar Pertalite mempunyai
speed lebih rendah 2,89% s/d 3,8q%
dibandingkan dengan Pertalite 50%:
Pertamax 50%), terdapat perbedaan 0,18 s/d
3,12 kph.
Gambar 6. Grafik Perbandingan speed
C. Daya (Power)
Dilihat dari faktor daya Bahan bakar
Pertamax lebih besar 1,82% s/d 24,04%
dibandingkan dengan daya Pertalite 50%:
Pertamax 50%) atau terjadi selisih 0,08 s/d
0,44 kW. Sedangkan Bahan bakar Pertalite
mempunyai daya lebih rendah 0,23% s/d
5. Marfizal & F.N. Permadi / JTM ITP 11 (1) (2021) 54-60
58
5,30% dibandingkan dengan (Pertalite 50%:
Pertamax 50%), terdapat perbedaan 0,01 s/d
0,07 kW. Daya maksimum pada masing
masing bahan bakar maksimum pada putaran
5500 rpm, sebagaiman diperlihatkan pada
Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Perbandingan daya
D. Torsi (Torque)
Torsi menggunakan bahan bakar pertamax
lebih besar 6,65% s/d 25,67% dibandingkan
dengan torsi Pertalite 50%: Pertamax 50%)
atau terjadi selisih 0,03 s/d 0,77 N.m.
Sedangkan Bahan bakar Pertalite mempunyai
torsi lebih rendah 5,63% s/d 7,12%
dibandingkan dengan Pertalite 50%:
Pertamax 50%), terdapat perbedaan 0,12 s/d
0,28 N.m seperti diperlihatkan oleh grafik
pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik Perbandingan Torsi
A. Kurva Karakteristik
Hubungan atau karakteristik Putaran mesin
dengan akselerasi, kecepatan (speed), daya dan
torsi motor Scoopy ESP Scoopy Generasi
Empat 2017, secara umum dapat diketahui
bahwa pengunaan bahan bakar Pertamak,
pertalite dan campuran Pertalite 50%: Pertamax
50% dalam pengujian cukup lebar rentangnya
yang mendekati fungsi kuadratik. Hal ini
dibuktikan melalui pencocokan kurva (curve
fitting) dari sebaran data pengujian untuk untuk
ketiga jenis bahan bakar yang digunakan. R2
adalah indikator yang digunakan dalam menilai
cocoknya sebaran data dengan suatu fungsi
matematis. Secara keseluruhan nilai R2
-nya di
atas 0,70 yang hampir mendekati 1 sebagai
sebaran data yang cocok dengan suatu fungsi.
Karakteristik Akselerasi, speed, torsi dan daya
dapat dilihat secara berturut-turut pada Gambar
9, 10, 11 dan 12.
Gambar 9. Grafik Karakteristik Akselerasi
6. Marfizal & F.N. Permadi / JTM ITP 11 (1) (2021) 54-60 59
Gambar 10. Grafik Karakteristik Speed
Gambar 11. Grafik Karakteristik Torsi
Gambar 12. Grafik Karakteristik Daya
7. Marfizal & F.N. Permadi / JTM ITP 11 (1) (2021) 54-60
60
Dengan mengacu pada kurva
karakteristik akselerasi, kecepatan (speed),
daya dan torsi motor Scoopy ESP Scoopy
Generasi Empat 2017, bahwa performa mesin
dalam pengujian ini secara berturut turut
bahwa performa terbaik adalah Pertamak,
campuran Pertalite 50%: Pertamax 50% dan
pertalite.
4. Simpulan
Telah dilakukan pengujian performa engine
4 langkah Scoopy ESP Scoopy Generasi
Empat 2017 menggunakan Pertamak,
campuran Pertalite 50%: Pertamax 50% dan
pertalite, yaitu Secara keseluruhan,
penggunaan pertamax pada engine 4
langkah masih memiliki performa di atas
penggunaan Pertamax 50% dan pertalite dan
pertalite. Ditinjau dari Performa; untuk
pertamax akselerasi nilainya lebih besar
0,26% s/d 0,01%, kecepatan (speed) bahan
bakar pertamax mempunyai speed lebih besar
0,54% s/d 45%, daya Bahan bakar Pertamax
lebih besar 1,82% s/d 24,04%, torsi lebih
besar 6,65% s/d 25,67%.
Referensi
[1] K.S. Nesamani, J. Saphores and M.G.
McNally, Estimating impacts of
emission speci鍖c characteristics on
vehicle operation for quantifying air
pollutant emissions and energy use,
Journal of Traf鍖c and Transportation
Engineering (English Edition), 4 (3),
2017, 215e229.
[2] A. Suhartono, Berikut Perbedaan
Pertalite dengan BBM Jenis Lain, 2015.
Available at:
from:URL:[http://news.okezone.com/rea
d/2015/07/24/15/1184765/berikut-
perbedaan-pertalite-dengan-bbm-jenis-
lain].
[3] Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia, Standar
Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak
Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di
Dalam Negeri, Kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Jakarta, 2013.
[4] K.M. Jannah, Pertalite Versus Premium,
2015.
Available at:
http://economy.okezone.com/read/2015/0
4/24/19/1139532/pertalite versus-
premium.
[5] PT. Pertamina, Spesifikasi Bahan
Bakar, 2012.
Available at
https://www.pertamina.com/industrialfuel
/media/24240/pertamax.pdf (accesed 20
Februari 2021 19.35 WIB)
[6] Bintang Racing Team, Lembar
Petunjuk Penggunaan Super Dyno 50L,
2020.
[7] W.W. Pulkrabek Engineering
Fundamentals of the Internal
Combustion Engine, University of
Winconsin: Platteville, 2004.