Dokumen tersebut membahas tentang pengasuhan positif, yang mencakup prinsip-prinsipnya seperti kasih sayang, saling menghargai, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal melalui komunikasi efektif dan disiplin positif. Dokumen ini juga menjelaskan peran orang tua dalam pengasuhan dan pendidikan anak melalui pemenuhan kebutuhan, penanaman nilai, serta pemahaman tahap perkembangan anak.
2. Pengasuhan dan pendidikan di keluarga adalah yang pertama
dan utama. Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
apabila pengasuhan yang dilakukan dalam keluarga sesuai
dengan tahap perkembangan dan usianya, juga dengan
mengedepankan prinsip-prinsip pengasuhan yang positif.
Membangun komunikasi efektif dan menerapkan disiplin positif
dalam keluarga merupakan salah satu cara yang dapat Ayah dan
Bunda lakukan dengan mendukung optimalisasi perkembangan
anak yang meliputi aspek 鍖sik, ber鍖kir, perasaan, dan sosial.
Buku ini dapat menjadi acuan Ayah dan Bunda dalam
pengasuhan agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
5. Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling
menghargai, membangun hubungan yang hangat
antara anak dan orang tua, saling membangun,
serta mendukung tumbuh kembang anak.
6. Pendekatan yang mengedepankan
penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan
hak anak, serta kepentingan terbaik anak.
Upaya untuk memberikan lingkungan yang
bersahabat dan ramah sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang lebih baik.
7. Proses interaksi antara orang tua dan
anak dalam mendukung perkembangan
鍖sik, emosi, sosial, intelektual, dan
spiritual sejak anak dalam kandungan
sampai dewasa, sehingga anak tumbuh
dan berkembang menjadi pribadi yang
cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti
yang luhur, dan berakhlak mulia.
APA ITU POLA ASUH?
8. Di mana dan Siapa yang Harus
Melakukan Pengasuhan Positif?
9. Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, Kakek, Om, Tante, Sepupu,
dan Asisten Rumah Tangga (Semua orang dewasa
yang ada di rumah).
Guru, Kepala Sekolah, Administrator, dan Warga
Sekolah lainnya.
Tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar
tempat tinggal.
LINGKUNGAN RUMAH
LINGKUNGAN SEKOLAH
LINGKUNGAN MASYARAKAT
11. Meningkatkan kualitas interaksi anak
dengan orang tua
Mendeteksi kelainan tumbuh kembang
Mengoptimalkan tumbuh kembang anak
Mencegah perilaku-perilaku menyimpang
13. Cinta dan kasih sayang
Penghargaan dan saling memaafkan
Bebas dari tindakan kekerasan
Tidak membeda-bedakan
Anak harus diperlakukan dengan:
14. Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan
menyenangkan bagi tumbuh kembang anak, dengan cara:
Menjaga keharmonisan keluarga
Memenuhi kebutuhan anak
Melakukan stimulasi/pendidikan sesuai
dengan tahap perkembangan anak
Memberikan perlindungan dari tindakan
kekerasan
15. Tetap tenang saat menghadapi situasi
sulit adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam penerapan
pengasuhan positif.
17. Memenuhi kebutuhan anak akan
makanan yang bergizi dan sehat
Menanamkan nilai-nilai agama dan
moral dalam kehidupan
Membangun kelekatan emosional
dengan anak sebagai dasar
keterampilan bersosialisasi
18. Memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, perhatian, dan rasa aman
Menumbuhkan perilaku saling
meghargai, menyayangi, toleransi, cinta
kasih, kerja sama, tanggung jawab, dan
kesederhanaan
Mengajarkan cara menyelesaikan
masalah dan kon鍖ik yang dihadapi serta
mengambil keputusan
20. APA YANG HARUS DIPAHAMI
ORANG TUA?
Diantaranya:
Memahami
Tahap
Perkembangan
Anak
Memahami Cara
Berkomunikasi
Efektif
Memahami
Tentang
Disiplin Positif
21. Siapapun dia, setiap anak Indonesia terlahir
cerdas. Lemah di satu sisi, jenius di sisi lain. Tugas
orang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan
meminimalkan kelemahan seorang anak
23. APA MAKNA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN?
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran
bentuk tubuh/anggota tubuh.
Perkembangan adalah perubahan yang
teratur dalam cara ber鍖kir dan
berperilaku.
24. APA YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK
Perkembangan dipengaruhi kematangan dan
faktor belajar
Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi
tahapan sebelumnya
Tumbuh kembang dipengaruhi oleh bawaan
dan lingkungan
Setiap anak mempunyai keunikan
25. Dalam rentang perkembangan dikenal
periode sensitif/kritis.
Tumbuh kembang anak berkembang
pesat pada saat usia dini (0-6 tahun)
Otak anak berkembang pesat (80% otak
berkembang pada 5 tahun pertama,
tergantung gizi, rangsangan, dan kasih
sayang)
26. MENGAPA ORANG TUA HARUS MEMAHAMI TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK?
Agar dapat melakukan pengasuhan
positif sesuai usia anak
Agar dapat melakukan deteksi dini
gangguan tumbuh kembang anak
27. ASPEK APA YANG ADA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN?
Fisik
Berpikir
Perasaan
Sosial
30. ASPEK FISIK: 0-2 Tahun
Melatih gerakan kasar secara bertahap seperti
miring, tengkurap, merangkak, berdiri, dan
berlari.
Memberi anak latihan sederhana, bagaimana
mengurus diri sendiri seperti membuka dan
memakai sepatu, memakai baju, serta
mengancingkan baju.
Melatih gerakan halus, belajar menggunakan
jarinya seperti memindahkan benda,
mencoret-coret, menyusun balok, memegang
sendok.
31. ASPEK FISIK: 2-4 Tahun
Melatih gerakan kasar seperti melompat
dengan kedua kaki, berdiri dengan satu kaki,
menendang bola, berjalan di atas garis,
meloncat ke depan melewati rintangan, dan
melompat dengan satu kaki.
Melatih gerakan halus seperti meronce manik-
manik, menggunakan gunting, melipat kertas
membentuk lingkaran, segi empat, segitiga,
dan membuat menara balok 9 sampai 11.
32. ASPEK FISIK: 4-6 Tahun
Melatih gerakan kasar, seperti berjalan
maju dan mundur 6 langkah, naik turun
tangga, berjalan di balok titian.
Melempar dan menangkap bola, berlari
sambil menendang bola.
Memegang pensil dengan 3 jari,
mencoret tanpa bentuk dan menulis
nama sendiri.
33. ASPEK FISIK: 6-12 Tahun
Melatih anak bermain sepak bola,
berenang, dan lari.
Melatih anak bermain lompat tali dan
mengendarai sepeda roda dua.
Melatih anak menggambar orang
dengan anggota tubuh lengkap,
menggunting kertas/bahan lain
dengan bentuk-bentuk tertentu, dan
menggunakan alat musik.
34. ASPEK FISIK: 12-18 Tahun
Mengajak anak untuk berolahraga, seperti
berenang, basket, bulu tangkis atau yang
sesuai minatnya.
Memberikan tanggung jawab kepada anak
untuk mengerjakan beberapa tugas rumah
tangga sederhana seperti membersihkan
rumah, kamar, dan tempat tidur.
Memberikan penjelasan tentang perubahan
bentuk tubuh yang sangat pesat serta
kematangan alat reproduksi.
36. ASPEK BERPIKIR: 0-2 Tahun
Menggunakan pensil untuk membuat
coretan-coretan.
Mengenalkan berbagai benda yang memiliki
tekstur (kasar, lembut, keras), serta berbagai
macam rasa (manis, pahit, asin).
Memberikan pengalaman yang
menyenangkan melalui inderanya dengan
cara memainkan permainan yang berwarna-
warni dan berbagai bentuk serta bunyi-
bunyian yang menarik.
37. Mengajak anak mengenal anggota
tubuhnya dengan cara bertanya.
Contoh: mana hidungnya? sambil
menunjukkan anggota tubuh yang
dimaksud.
Menunjukkan gambar-gambar yang
menarik dari majalah, buku cerita,
album, sambil menanyakan ini
gambar apa? dan minta anak
untuk menceritakan kembali.
38. ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun
Mengenalkan berbagai benda di sekitar
rumah sesuai dengan fungsi dan cara
menggunakannya.
Mengajak anak untuk menceritakan
tentang pengalamannya.
Mengajak anak untuk membereskan
mainan setelah bermain, agar anak belajar
mandiri, mengelompokkan, dan
mengenali bentuk, ukuran, serta warna
benda-benda tersebut.
39. ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun
Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan
warna.
Mengajarkan anak tentang perbandingan
ukuran lebih besar atau lebih kecil.
Menggambar dan menamai gambarnya.
Menggambar orang secara lengkap dan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di
mana, dan bagaimana.
Memberikan kesempatan anak untuk bermain
menggunakan alat permainan dan bermain
peran bersama teman-teman sebaya dalam
rangka memperkaya pengalaman.
40. ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun
Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung
merealisasikannya.
Memperlakukan anak sesuai kemampuan
karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa
meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan
logis.
Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan
cara mengajukan pertanyaan untuk memahami
makna kalimat dalam pertanyaan tersebut.
Mulai mengajarkan anak membaca, menulis,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
41. ASPEK BERPIKIR: 12-18 Tahun
Menjadikan anak sebagai teman
berdiskusi dengan topik yang sesuai
dengan minat dan bakatnya, atau yang
berkaitan dengan masalah yang sedang
ramai dibicarakan orang.
Memberikan kesempatan anak untuk
menyimpulkan topik yang sedang
dibahas.
Melatih anak untuk ber鍖kir kritis dan
menjelaskan sesuatu dengan logis.
42. Memberikan kesempatan anak untuk
membaca buku dan mencari informasi
dari perangkat digital, serta
memintanya untuk memberikan
pendapat atau komentar tentang isi
buku atau informasi tersebut.
Memberikan kesempatan anak untuk
mengembangkan diri ke arah yang
positif melalui hobi, mengisi waktu
luang yang bermanfaat (kesenian,
olah raga, organisasi, atau menulis di
media digital).
44. Memenuhi kebutuhan kasih sayang, rasa aman,
dan nyaman untuk anak.
Menciptakan suasana yang menyenangkan
dengan memberikan senyuman, belaian,
pelukan, sehingga anak merasa percaya bahwa
orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat
menyayanginya.
Dekap dan peluklah anak untuk menenangkan
anak yang sedang sedih atau menangis.
ASPEK PERASAAN: 0-2 Tahun
45. ASPEK PERASAAN: 2-4 Tahun
Memberikan kesempatan kepada anak
untuk melakukan kegiatan dengan cara
mencoba atau menjelajah.
Membimbing anak melalui berbagai
kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya
diri.
Memberikan dukungan atau semangat
apabila anak mengalami kegagalan atas
hasil karyanya.
Memahami perubahan emosi dari masa
bayi ke masa anak dengan emosi yang
meluap, memberontak, tidak ingin dibantu.
46. ASPEK PERASAAN: 4-6 Tahun
Memberikan anak kebebasan untuk
melakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi dan keseimbangan motorik
kasar dan halus
Mendorong anak untuk mencoba hal-hal
baru, tidak hanya meniru anak-anak lain
Memberikan pujian dan penghargaan
terhadap keberhasilan anak
47. Memberikan dorongan dan semangat
ketika anak mengalami kegagalan.
Kegagalan adalah proses menuju
keberhasilan.
Mendengarkan anak dengan penuh
perhatian bila ia berbicara walaupun
kalimatnya belum sempurna (jangan
membentak).
48. ASPEK PERASAAN: 6-12 Tahun
Mendorong anak untuk membuat atau
dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya, sehingga menghasilkan suatu
produk.
Memberi kesempatan pada anak untuk dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
Memahami kondisi perasaan anak pada usia
ini yang kurang stabil yang disebabkan oleh
perubahan 鍖sik dan alat reproduksinya
(pubertas).
Mengajari anak untuk berempati kepada
teman atau orang lain.
49. ASPEK PERASAAN: 12-18 Tahun
Mendorong anak untuk berpartisipasi
dalam membuat suatu aturan atau
keputusan yang akan ditetapkan di
keluarga.
Mengajak anak untuk berdiskusi
tentang perubahan yang terjadi dalam
perkembangan 鍖siknya. Terutama hal-
hal yang berkaitan dengan ciri
kematangan seksual secara obyektif.
50. Melatih kemandirian anak sedikit
demi sedikit mulai dari mengurus diri
sendiri sampai mengatur dan
memenuhi kebutuhan tugas praktis
sehari-hari.
Mendorong anak untuk bergaul
dengan teman-teman sebaya, agar
dapat menyesuaikan diri di
lingkungannya dengan baik.
Memberikan saran kepada anaknya,
untuk bergaul dengan kelompok
yang dinilai baik dan menghindari
kelompok yang tidak baik.
52. ASPEK SOSIAL: 0-2 Tahun
Memperkenalkan anak dengan anggota
keluarga lainnya dan orang-orang
sekitar yang belum dikenalnya.
Mengajak anak melakukan permainan
yang berinteraksi dengan anak lain.
Memperkenalkan pada anak tentang
benda milik sendiri dan milik orang
lain, dan latihlah anak untuk minta ijin
bila menggunakan benda milik orang
lain.
53. ASPEK SOSIAL: 2-4 Tahun
Mengajarkan anak untuk dapat
berbagi dengan orang lain.
Mengajarkan anak memahami
mana yang boleh dan tidak.
Memberi kesempatan anak
bermain dengan teman sebaya.
Membiasakan anak untuk sabar
menunggu giliran.
54. ASPEK SOSIAL: 4-6 Tahun
Memberi kesempatan pada anak
untuk mengikuti kegiatan di kelas
bersama teman-teman.
Memberi kesempatan pada anak
untuk bermain kelompok dengan
teman sebaya.
Membiasakan anak minta maaf
apabila melakukan kesalahan dan
mengajari anak untuk mau membantu
teman yang memerlukan bantuan.
55. ASPEK SOSIAL: 6-12 Tahun
Memfasilitasi pertemanan anak
sebagai sarana pengembangan diri
sehingga tidak memilih teman
bermain.
Melatih norma atau aturan yang
berlaku dalam keluarga seperti
minta ijin bila pergi atau meminjam
benda orang lain.
Membiasakan anak mengatakan
kejadian yang sebenarnya sehingga
anak belajar untuk jujur.
56. ASPEK SOSIAL: 12-18 Tahun
Memberi kesempatan anak untuk bermain
dengan teman sebaya dengan mengikuti aturan
yang sudah disepakati.
Mengenal teman-teman anak, baik di dunia
nyata maupun di dunia maya.
Mengajak anak untuk terbuka mengungkapkan
hal-hal yang bersifat pribadi dan kesehatan
reproduksi pada orang tua.
Memahami bahwa pada usia ini sudah ada
ketertarikan dengan lawan jenis namun perlu
dijelaskan batasan-batasan sesuai dengan
norma dan agama.
57. Tetap tenang saat menghadapi situasi
sulit adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam penerapan
pengasuhan positif.
Bagaimana Cara
Berkomunikasi Efektif?
59. MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK
Memberi kesempatan pada anak agar
bicara lebih banyak
Mendengar aktif
Berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar
dengan anak dan kontak mata
Berbicara dengan jelas dan singkat agar
anak mengerti
Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif
(hindari kata jangan)
Mere鍖eksikan/memantulkan perasaan dan
arti yang disampaikan
Memperhatikan bahasa tubuh anak
Berempati
60. CONTOH UCAPAN MEMBAHAGIAKAN
Bagaimana harimu,
coba cerita sama
Ibu dan Ayah?
Terima kasih ya Kakak/
Adik sudah membantu
Ibu dan Ayah.
Ibu dan Ayah
Menyayangimu
Nak
Ibu dan Ayah
kangen sama
kamu Nak
Maafkan Ibu dan Ayah
ya Nak, karena
Melakukan sesuatu
yang salah
Selamat ya...
Ibu dan Ayah bangga
dengan usahamu
Ibu dan Ayah akan ada
untuk Kakak dan Adik
kapanpun dibutuhkan
Coba cerita dulu...
Kok wajahnya begitu?
Oh begitu...
63. DISIPLIN POSITIF
Pembentukan kebiasaan dan
tingkah laku anak yang positif
dengan kasih sayang sehingga
anak dapat menjadi makhluk
sosial dan tumbuh berkembang
dengan optimal.
64. DISIPLIN POSITIF
Disiplin bukan mengendalikan anak
dengan kekerasan atau melarang hal
yang diinginkan anak.
Disiplin bukan menghukum anak yang
melakukan kesalahan.
65. TUJUAN DISIPLIN
Membuat anak dapat bertanggung
jawab terhadap tingkah lakunya.
Memberikan kesempatan kepada
anak untuk membangun tingkah
laku sesuai dengan yang diinginkan
oleh lingkungannya.
Mengajarkan anak bagaimana
bertingkah laku, memahami mana
yang benar dan mana yang salah.
66. BAGAIMANA CARA MENDISIPLINKAN ANAK?
Membuat Kesepakatan Bersama
Menyepakati aturan untuk anggota
keluarga.
Sabar dan Percaya Diri
Tenang
Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran
yang tinggi dan keyakinan bahwa orang tua
memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak.
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan
yang disampaikan lebih jelas sehingga mudah
dipahami anak.
67. Memilih Waktu yang Tepat
Pilihlah waktu yang tepat jangan
menunda-nunda, sampaikan pesan
berulang-ulang dengan cara
menyenangkan.
Konsisten
Orang tua harus konsisten dengan
keputusan atau aturan yang telah
ditetapkan bersama.
68. Memberikan Contoh dan Penjelasan
Tidak Mudah Menyerah
Orang tua harus memberikan contoh
dengan menerangkan maksudnya sehingga
anak mengerti mengapa ia harus
bertingkah laku seperti yang diharapkan.
Jangan mudah terpancing oleh perilaku
anak sehingga menimbulkan
kemarahan. Bila menghadapi kegagalan
ulangi kembali, percayalah anak mampu
belajar disiplin.
69. Hindari mencaci, mengecam, memukul anak,
karena bisa membuat anak benci, dendam,
dan mengacuhkan orang tuanya.
Menghindari Melakukan Kekerasan
Jangan Mengungkit-ungkit Perilaku yang
Sudah Berlalu