際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pengasuhan Positif
Seri Pendidikan Orang Tua
Pengasuhan dan pendidikan di keluarga adalah yang pertama
dan utama. Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
apabila pengasuhan yang dilakukan dalam keluarga sesuai
dengan tahap perkembangan dan usianya, juga dengan
mengedepankan prinsip-prinsip pengasuhan yang positif.
Membangun komunikasi efektif dan menerapkan disiplin positif
dalam keluarga merupakan salah satu cara yang dapat Ayah dan
Bunda lakukan dengan mendukung optimalisasi perkembangan
anak yang meliputi aspek 鍖sik, ber鍖kir, perasaan, dan sosial.
Buku ini dapat menjadi acuan Ayah dan Bunda dalam
pengasuhan agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Apresiasi perilaku positif anak pada waktu dan
proposi yang tepat merupakan pembentuk
karakter anak.
Apa Itu Pengasuhan Positif?
Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling
menghargai, membangun hubungan yang hangat
antara anak dan orang tua, saling membangun,
serta mendukung tumbuh kembang anak.
Pendekatan yang mengedepankan
penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan
hak anak, serta kepentingan terbaik anak.
Upaya untuk memberikan lingkungan yang
bersahabat dan ramah sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang lebih baik.
Proses interaksi antara orang tua dan
anak dalam mendukung perkembangan
鍖sik, emosi, sosial, intelektual, dan
spiritual sejak anak dalam kandungan
sampai dewasa, sehingga anak tumbuh
dan berkembang menjadi pribadi yang
cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti
yang luhur, dan berakhlak mulia.
APA ITU POLA ASUH?
Di mana dan Siapa yang Harus
Melakukan Pengasuhan Positif?
Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, Kakek, Om, Tante, Sepupu,
dan Asisten Rumah Tangga (Semua orang dewasa
yang ada di rumah).
Guru, Kepala Sekolah, Administrator, dan Warga
Sekolah lainnya.
Tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar
tempat tinggal.
LINGKUNGAN RUMAH
LINGKUNGAN SEKOLAH
LINGKUNGAN MASYARAKAT
Mengapa Penting Melakukan
Pengasuhan Positif?
Meningkatkan kualitas interaksi anak
dengan orang tua
Mendeteksi kelainan tumbuh kembang
Mengoptimalkan tumbuh kembang anak
Mencegah perilaku-perilaku menyimpang
Prinsip Utama dalam
Pengasuhan Positif
 Cinta dan kasih sayang
 Penghargaan dan saling memaafkan
 Bebas dari tindakan kekerasan
 Tidak membeda-bedakan
Anak harus diperlakukan dengan:
Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan
menyenangkan bagi tumbuh kembang anak, dengan cara:
 Menjaga keharmonisan keluarga
 Memenuhi kebutuhan anak
 Melakukan stimulasi/pendidikan sesuai
dengan tahap perkembangan anak
 Memberikan perlindungan dari tindakan
kekerasan
Tetap tenang saat menghadapi situasi
sulit adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam penerapan
pengasuhan positif.
Apa Peran Orang Tua dalam
Pengasuhan dan Pendidikan Anak?
 Memenuhi kebutuhan anak akan
makanan yang bergizi dan sehat
 Menanamkan nilai-nilai agama dan
moral dalam kehidupan
 Membangun kelekatan emosional
dengan anak sebagai dasar
keterampilan bersosialisasi
 Memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, perhatian, dan rasa aman
 Menumbuhkan perilaku saling
meghargai, menyayangi, toleransi, cinta
kasih, kerja sama, tanggung jawab, dan
kesederhanaan
 Mengajarkan cara menyelesaikan
masalah dan kon鍖ik yang dihadapi serta
mengambil keputusan
BAGAIMANA
MENERAPKAN
PENGASUHAN
POSITIF?
Melakukan pengasuhan secara
berkelanjutan
Memberikan keteladanan yang baik
Melakukan pembiasaan baik
Melakukan pengasuhan tanpa
kekerasan
APA YANG HARUS DIPAHAMI
ORANG TUA?
Diantaranya:
Memahami
Tahap
Perkembangan
Anak
Memahami Cara
Berkomunikasi
Efektif
Memahami
Tentang
Disiplin Positif
Siapapun dia, setiap anak Indonesia terlahir
cerdas. Lemah di satu sisi, jenius di sisi lain. Tugas
orang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan
meminimalkan kelemahan seorang anak
Bagaimana Memahami
Tahap Perkembangan Anak?
APA MAKNA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN?
 Pertumbuhan adalah perubahan ukuran
bentuk tubuh/anggota tubuh.
 Perkembangan adalah perubahan yang
teratur dalam cara ber鍖kir dan
berperilaku.
APA YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK
 Perkembangan dipengaruhi kematangan dan
faktor belajar
 Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi
tahapan sebelumnya
 Tumbuh kembang dipengaruhi oleh bawaan
dan lingkungan
 Setiap anak mempunyai keunikan
 Dalam rentang perkembangan dikenal
periode sensitif/kritis.
 Tumbuh kembang anak berkembang
pesat pada saat usia dini (0-6 tahun)
 Otak anak berkembang pesat (80% otak
berkembang pada 5 tahun pertama,
tergantung gizi, rangsangan, dan kasih
sayang)
MENGAPA ORANG TUA HARUS MEMAHAMI TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK?
 Agar dapat melakukan pengasuhan
positif sesuai usia anak
 Agar dapat melakukan deteksi dini
gangguan tumbuh kembang anak
ASPEK APA YANG ADA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN?
Fisik
Berpikir
Perasaan
Sosial
POLA PENGASUHAN
BERDASARKAN
KELOMPOK
USIA ANAK
0-2 Tahun
2-4 Tahun
4-6 Tahun
6-12 Tahun
12-18 Tahun
Tahap Perkembangan Anak:
FISIK
ASPEK FISIK: 0-2 Tahun
 Melatih gerakan kasar secara bertahap seperti
miring, tengkurap, merangkak, berdiri, dan
berlari.
 Memberi anak latihan sederhana, bagaimana
mengurus diri sendiri seperti membuka dan
memakai sepatu, memakai baju, serta
mengancingkan baju.
 Melatih gerakan halus, belajar menggunakan
jarinya seperti memindahkan benda,
mencoret-coret, menyusun balok, memegang
sendok.
ASPEK FISIK: 2-4 Tahun
 Melatih gerakan kasar seperti melompat
dengan kedua kaki, berdiri dengan satu kaki,
menendang bola, berjalan di atas garis,
meloncat ke depan melewati rintangan, dan
melompat dengan satu kaki.
 Melatih gerakan halus seperti meronce manik-
manik, menggunakan gunting, melipat kertas
membentuk lingkaran, segi empat, segitiga,
dan membuat menara balok 9 sampai 11.
ASPEK FISIK: 4-6 Tahun
 Melatih gerakan kasar, seperti berjalan
maju dan mundur 6 langkah, naik turun
tangga, berjalan di balok titian.
 Melempar dan menangkap bola, berlari
sambil menendang bola.
 Memegang pensil dengan 3 jari,
mencoret tanpa bentuk dan menulis
nama sendiri.
ASPEK FISIK: 6-12 Tahun
 Melatih anak bermain sepak bola,
berenang, dan lari.
 Melatih anak bermain lompat tali dan
mengendarai sepeda roda dua.
 Melatih anak menggambar orang
dengan anggota tubuh lengkap,
menggunting kertas/bahan lain
dengan bentuk-bentuk tertentu, dan
menggunakan alat musik.
ASPEK FISIK: 12-18 Tahun
 Mengajak anak untuk berolahraga, seperti
berenang, basket, bulu tangkis atau yang
sesuai minatnya.
 Memberikan tanggung jawab kepada anak
untuk mengerjakan beberapa tugas rumah
tangga sederhana seperti membersihkan
rumah, kamar, dan tempat tidur.
 Memberikan penjelasan tentang perubahan
bentuk tubuh yang sangat pesat serta
kematangan alat reproduksi.
Tahap Perkembangan Anak:
BERPIKIR
ASPEK BERPIKIR: 0-2 Tahun
 Menggunakan pensil untuk membuat
coretan-coretan.
 Mengenalkan berbagai benda yang memiliki
tekstur (kasar, lembut, keras), serta berbagai
macam rasa (manis, pahit, asin).
 Memberikan pengalaman yang
menyenangkan melalui inderanya dengan
cara memainkan permainan yang berwarna-
warni dan berbagai bentuk serta bunyi-
bunyian yang menarik.
 Mengajak anak mengenal anggota
tubuhnya dengan cara bertanya.
Contoh: mana hidungnya? sambil
menunjukkan anggota tubuh yang
dimaksud.
 Menunjukkan gambar-gambar yang
menarik dari majalah, buku cerita,
album, sambil menanyakan ini
gambar apa? dan minta anak
untuk menceritakan kembali.
ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun
 Mengenalkan berbagai benda di sekitar
rumah sesuai dengan fungsi dan cara
menggunakannya.
 Mengajak anak untuk menceritakan
tentang pengalamannya.
 Mengajak anak untuk membereskan
mainan setelah bermain, agar anak belajar
mandiri, mengelompokkan, dan
mengenali bentuk, ukuran, serta warna
benda-benda tersebut.
ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun
 Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan
warna.
 Mengajarkan anak tentang perbandingan
ukuran lebih besar atau lebih kecil.
 Menggambar dan menamai gambarnya.
 Menggambar orang secara lengkap dan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di
mana, dan bagaimana.
 Memberikan kesempatan anak untuk bermain
menggunakan alat permainan dan bermain
peran bersama teman-teman sebaya dalam
rangka memperkaya pengalaman.
ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun
 Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung
merealisasikannya.
 Memperlakukan anak sesuai kemampuan
karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa
meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan
logis.
 Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan
cara mengajukan pertanyaan untuk memahami
makna kalimat dalam pertanyaan tersebut.
 Mulai mengajarkan anak membaca, menulis,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
ASPEK BERPIKIR: 12-18 Tahun
 Menjadikan anak sebagai teman
berdiskusi dengan topik yang sesuai
dengan minat dan bakatnya, atau yang
berkaitan dengan masalah yang sedang
ramai dibicarakan orang.
 Memberikan kesempatan anak untuk
menyimpulkan topik yang sedang
dibahas.
 Melatih anak untuk ber鍖kir kritis dan
menjelaskan sesuatu dengan logis.
 Memberikan kesempatan anak untuk
membaca buku dan mencari informasi
dari perangkat digital, serta
memintanya untuk memberikan
pendapat atau komentar tentang isi
buku atau informasi tersebut.
 Memberikan kesempatan anak untuk
mengembangkan diri ke arah yang
positif melalui hobi, mengisi waktu
luang yang bermanfaat (kesenian,
olah raga, organisasi, atau menulis di
media digital).
Tahap Perkembangan Anak:
PERASAAN
 Memenuhi kebutuhan kasih sayang, rasa aman,
dan nyaman untuk anak.
 Menciptakan suasana yang menyenangkan
dengan memberikan senyuman, belaian,
pelukan, sehingga anak merasa percaya bahwa
orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat
menyayanginya.
 Dekap dan peluklah anak untuk menenangkan
anak yang sedang sedih atau menangis.
ASPEK PERASAAN: 0-2 Tahun
ASPEK PERASAAN: 2-4 Tahun
 Memberikan kesempatan kepada anak
untuk melakukan kegiatan dengan cara
mencoba atau menjelajah.
 Membimbing anak melalui berbagai
kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya
diri.
 Memberikan dukungan atau semangat
apabila anak mengalami kegagalan atas
hasil karyanya.
 Memahami perubahan emosi dari masa
bayi ke masa anak dengan emosi yang
meluap, memberontak, tidak ingin dibantu.
ASPEK PERASAAN: 4-6 Tahun
 Memberikan anak kebebasan untuk
melakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi dan keseimbangan motorik
kasar dan halus
 Mendorong anak untuk mencoba hal-hal
baru, tidak hanya meniru anak-anak lain
 Memberikan pujian dan penghargaan
terhadap keberhasilan anak
 Memberikan dorongan dan semangat
ketika anak mengalami kegagalan.
Kegagalan adalah proses menuju
keberhasilan.
 Mendengarkan anak dengan penuh
perhatian bila ia berbicara walaupun
kalimatnya belum sempurna (jangan
membentak).
ASPEK PERASAAN: 6-12 Tahun
 Mendorong anak untuk membuat atau
dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya, sehingga menghasilkan suatu
produk.
 Memberi kesempatan pada anak untuk dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
 Memahami kondisi perasaan anak pada usia
ini yang kurang stabil yang disebabkan oleh
perubahan 鍖sik dan alat reproduksinya
(pubertas).
 Mengajari anak untuk berempati kepada
teman atau orang lain.
ASPEK PERASAAN: 12-18 Tahun
 Mendorong anak untuk berpartisipasi
dalam membuat suatu aturan atau
keputusan yang akan ditetapkan di
keluarga.
 Mengajak anak untuk berdiskusi
tentang perubahan yang terjadi dalam
perkembangan 鍖siknya. Terutama hal-
hal yang berkaitan dengan ciri
kematangan seksual secara obyektif.
 Melatih kemandirian anak sedikit
demi sedikit mulai dari mengurus diri
sendiri sampai mengatur dan
memenuhi kebutuhan tugas praktis
sehari-hari.
 Mendorong anak untuk bergaul
dengan teman-teman sebaya, agar
dapat menyesuaikan diri di
lingkungannya dengan baik.
 Memberikan saran kepada anaknya,
untuk bergaul dengan kelompok
yang dinilai baik dan menghindari
kelompok yang tidak baik.
Tahap Perkembangan Anak:
SOSIAL
ASPEK SOSIAL: 0-2 Tahun
 Memperkenalkan anak dengan anggota
keluarga lainnya dan orang-orang
sekitar yang belum dikenalnya.
 Mengajak anak melakukan permainan
yang berinteraksi dengan anak lain.
 Memperkenalkan pada anak tentang
benda milik sendiri dan milik orang
lain, dan latihlah anak untuk minta ijin
bila menggunakan benda milik orang
lain.
ASPEK SOSIAL: 2-4 Tahun
 Mengajarkan anak untuk dapat
berbagi dengan orang lain.
 Mengajarkan anak memahami
mana yang boleh dan tidak.
 Memberi kesempatan anak
bermain dengan teman sebaya.
 Membiasakan anak untuk sabar
menunggu giliran.
ASPEK SOSIAL: 4-6 Tahun
 Memberi kesempatan pada anak
untuk mengikuti kegiatan di kelas
bersama teman-teman.
 Memberi kesempatan pada anak
untuk bermain kelompok dengan
teman sebaya.
 Membiasakan anak minta maaf
apabila melakukan kesalahan dan
mengajari anak untuk mau membantu
teman yang memerlukan bantuan.
ASPEK SOSIAL: 6-12 Tahun
 Memfasilitasi pertemanan anak
sebagai sarana pengembangan diri
sehingga tidak memilih teman
bermain.
 Melatih norma atau aturan yang
berlaku dalam keluarga seperti
minta ijin bila pergi atau meminjam
benda orang lain.
 Membiasakan anak mengatakan
kejadian yang sebenarnya sehingga
anak belajar untuk jujur.
ASPEK SOSIAL: 12-18 Tahun
 Memberi kesempatan anak untuk bermain
dengan teman sebaya dengan mengikuti aturan
yang sudah disepakati.
 Mengenal teman-teman anak, baik di dunia
nyata maupun di dunia maya.
 Mengajak anak untuk terbuka mengungkapkan
hal-hal yang bersifat pribadi dan kesehatan
reproduksi pada orang tua.
 Memahami bahwa pada usia ini sudah ada
ketertarikan dengan lawan jenis namun perlu
dijelaskan batasan-batasan sesuai dengan
norma dan agama.
Tetap tenang saat menghadapi situasi
sulit adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam penerapan
pengasuhan positif.
Bagaimana Cara
Berkomunikasi Efektif?
Komunikasi akan efektif
apabila penyampaian
pesan dapat dipahami
oleh penerima pesan
dengan nyaman.
KOMUNIKASI EFEKTIF
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK
 Memberi kesempatan pada anak agar
bicara lebih banyak
 Mendengar aktif
 Berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar
dengan anak dan kontak mata
 Berbicara dengan jelas dan singkat agar
anak mengerti
 Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif
(hindari kata jangan)
 Mere鍖eksikan/memantulkan perasaan dan
arti yang disampaikan
 Memperhatikan bahasa tubuh anak
 Berempati
CONTOH UCAPAN MEMBAHAGIAKAN
Bagaimana harimu,
coba cerita sama
Ibu dan Ayah?
Terima kasih ya Kakak/
Adik sudah membantu
Ibu dan Ayah.
Ibu dan Ayah
Menyayangimu
Nak
Ibu dan Ayah
kangen sama
kamu Nak
Maafkan Ibu dan Ayah
ya Nak, karena
Melakukan sesuatu
yang salah
Selamat ya...
Ibu dan Ayah bangga
dengan usahamu
Ibu dan Ayah akan ada
untuk Kakak dan Adik
kapanpun dibutuhkan
Coba cerita dulu...
Kok wajahnya begitu?
Oh begitu...
PENGHALANG KOMUNIKASI
 Menyalahkan
 Meremehkan
 Perintah/titah
 Ceramah
 Mengomel
 Memberi label
 Mengejek
 Membandingkan
 Menyindir
Bagaimana Menerapkan
Disiplin Positif?
DISIPLIN POSITIF
Pembentukan kebiasaan dan
tingkah laku anak yang positif
dengan kasih sayang sehingga
anak dapat menjadi makhluk
sosial dan tumbuh berkembang
dengan optimal.
DISIPLIN POSITIF
 Disiplin bukan mengendalikan anak
dengan kekerasan atau melarang hal
yang diinginkan anak.
 Disiplin bukan menghukum anak yang
melakukan kesalahan.
TUJUAN DISIPLIN
 Membuat anak dapat bertanggung
jawab terhadap tingkah lakunya.
 Memberikan kesempatan kepada
anak untuk membangun tingkah
laku sesuai dengan yang diinginkan
oleh lingkungannya.
 Mengajarkan anak bagaimana
bertingkah laku, memahami mana
yang benar dan mana yang salah.
BAGAIMANA CARA MENDISIPLINKAN ANAK?
Membuat Kesepakatan Bersama
Menyepakati aturan untuk anggota
keluarga.
Sabar dan Percaya Diri
Tenang
Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran
yang tinggi dan keyakinan bahwa orang tua
memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak.
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan
yang disampaikan lebih jelas sehingga mudah
dipahami anak.
Memilih Waktu yang Tepat
Pilihlah waktu yang tepat jangan
menunda-nunda, sampaikan pesan
berulang-ulang dengan cara
menyenangkan.
Konsisten
Orang tua harus konsisten dengan
keputusan atau aturan yang telah
ditetapkan bersama.
Memberikan Contoh dan Penjelasan
Tidak Mudah Menyerah
Orang tua harus memberikan contoh
dengan menerangkan maksudnya sehingga
anak mengerti mengapa ia harus
bertingkah laku seperti yang diharapkan.
Jangan mudah terpancing oleh perilaku
anak sehingga menimbulkan
kemarahan. Bila menghadapi kegagalan
ulangi kembali, percayalah anak mampu
belajar disiplin.
Hindari mencaci, mengecam, memukul anak,
karena bisa membuat anak benci, dendam,
dan mengacuhkan orang tuanya.
Menghindari Melakukan Kekerasan
Jangan Mengungkit-ungkit Perilaku yang
Sudah Berlalu
DAFTAR PUSTAKA
PENGASUHAN POSITIF.pptx

More Related Content

PENGASUHAN POSITIF.pptx

  • 2. Pengasuhan dan pendidikan di keluarga adalah yang pertama dan utama. Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila pengasuhan yang dilakukan dalam keluarga sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya, juga dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengasuhan yang positif. Membangun komunikasi efektif dan menerapkan disiplin positif dalam keluarga merupakan salah satu cara yang dapat Ayah dan Bunda lakukan dengan mendukung optimalisasi perkembangan anak yang meliputi aspek 鍖sik, ber鍖kir, perasaan, dan sosial. Buku ini dapat menjadi acuan Ayah dan Bunda dalam pengasuhan agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
  • 3. Apresiasi perilaku positif anak pada waktu dan proposi yang tepat merupakan pembentuk karakter anak.
  • 5. Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua, saling membangun, serta mendukung tumbuh kembang anak.
  • 6. Pendekatan yang mengedepankan penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan hak anak, serta kepentingan terbaik anak. Upaya untuk memberikan lingkungan yang bersahabat dan ramah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang lebih baik.
  • 7. Proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung perkembangan 鍖sik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam kandungan sampai dewasa, sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti yang luhur, dan berakhlak mulia. APA ITU POLA ASUH?
  • 8. Di mana dan Siapa yang Harus Melakukan Pengasuhan Positif?
  • 9. Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, Kakek, Om, Tante, Sepupu, dan Asisten Rumah Tangga (Semua orang dewasa yang ada di rumah). Guru, Kepala Sekolah, Administrator, dan Warga Sekolah lainnya. Tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar tempat tinggal. LINGKUNGAN RUMAH LINGKUNGAN SEKOLAH LINGKUNGAN MASYARAKAT
  • 11. Meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orang tua Mendeteksi kelainan tumbuh kembang Mengoptimalkan tumbuh kembang anak Mencegah perilaku-perilaku menyimpang
  • 13. Cinta dan kasih sayang Penghargaan dan saling memaafkan Bebas dari tindakan kekerasan Tidak membeda-bedakan Anak harus diperlakukan dengan:
  • 14. Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi tumbuh kembang anak, dengan cara: Menjaga keharmonisan keluarga Memenuhi kebutuhan anak Melakukan stimulasi/pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan anak Memberikan perlindungan dari tindakan kekerasan
  • 15. Tetap tenang saat menghadapi situasi sulit adalah salah satu kunci keberhasilan dalam penerapan pengasuhan positif.
  • 16. Apa Peran Orang Tua dalam Pengasuhan dan Pendidikan Anak?
  • 17. Memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat Menanamkan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan Membangun kelekatan emosional dengan anak sebagai dasar keterampilan bersosialisasi
  • 18. Memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman Menumbuhkan perilaku saling meghargai, menyayangi, toleransi, cinta kasih, kerja sama, tanggung jawab, dan kesederhanaan Mengajarkan cara menyelesaikan masalah dan kon鍖ik yang dihadapi serta mengambil keputusan
  • 19. BAGAIMANA MENERAPKAN PENGASUHAN POSITIF? Melakukan pengasuhan secara berkelanjutan Memberikan keteladanan yang baik Melakukan pembiasaan baik Melakukan pengasuhan tanpa kekerasan
  • 20. APA YANG HARUS DIPAHAMI ORANG TUA? Diantaranya: Memahami Tahap Perkembangan Anak Memahami Cara Berkomunikasi Efektif Memahami Tentang Disiplin Positif
  • 21. Siapapun dia, setiap anak Indonesia terlahir cerdas. Lemah di satu sisi, jenius di sisi lain. Tugas orang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan meminimalkan kelemahan seorang anak
  • 23. APA MAKNA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN? Pertumbuhan adalah perubahan ukuran bentuk tubuh/anggota tubuh. Perkembangan adalah perubahan yang teratur dalam cara ber鍖kir dan berperilaku.
  • 24. APA YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK Perkembangan dipengaruhi kematangan dan faktor belajar Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi tahapan sebelumnya Tumbuh kembang dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan Setiap anak mempunyai keunikan
  • 25. Dalam rentang perkembangan dikenal periode sensitif/kritis. Tumbuh kembang anak berkembang pesat pada saat usia dini (0-6 tahun) Otak anak berkembang pesat (80% otak berkembang pada 5 tahun pertama, tergantung gizi, rangsangan, dan kasih sayang)
  • 26. MENGAPA ORANG TUA HARUS MEMAHAMI TAHAP PERKEMBANGAN ANAK? Agar dapat melakukan pengasuhan positif sesuai usia anak Agar dapat melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang anak
  • 27. ASPEK APA YANG ADA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN? Fisik Berpikir Perasaan Sosial
  • 28. POLA PENGASUHAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA ANAK 0-2 Tahun 2-4 Tahun 4-6 Tahun 6-12 Tahun 12-18 Tahun
  • 30. ASPEK FISIK: 0-2 Tahun Melatih gerakan kasar secara bertahap seperti miring, tengkurap, merangkak, berdiri, dan berlari. Memberi anak latihan sederhana, bagaimana mengurus diri sendiri seperti membuka dan memakai sepatu, memakai baju, serta mengancingkan baju. Melatih gerakan halus, belajar menggunakan jarinya seperti memindahkan benda, mencoret-coret, menyusun balok, memegang sendok.
  • 31. ASPEK FISIK: 2-4 Tahun Melatih gerakan kasar seperti melompat dengan kedua kaki, berdiri dengan satu kaki, menendang bola, berjalan di atas garis, meloncat ke depan melewati rintangan, dan melompat dengan satu kaki. Melatih gerakan halus seperti meronce manik- manik, menggunakan gunting, melipat kertas membentuk lingkaran, segi empat, segitiga, dan membuat menara balok 9 sampai 11.
  • 32. ASPEK FISIK: 4-6 Tahun Melatih gerakan kasar, seperti berjalan maju dan mundur 6 langkah, naik turun tangga, berjalan di balok titian. Melempar dan menangkap bola, berlari sambil menendang bola. Memegang pensil dengan 3 jari, mencoret tanpa bentuk dan menulis nama sendiri.
  • 33. ASPEK FISIK: 6-12 Tahun Melatih anak bermain sepak bola, berenang, dan lari. Melatih anak bermain lompat tali dan mengendarai sepeda roda dua. Melatih anak menggambar orang dengan anggota tubuh lengkap, menggunting kertas/bahan lain dengan bentuk-bentuk tertentu, dan menggunakan alat musik.
  • 34. ASPEK FISIK: 12-18 Tahun Mengajak anak untuk berolahraga, seperti berenang, basket, bulu tangkis atau yang sesuai minatnya. Memberikan tanggung jawab kepada anak untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga sederhana seperti membersihkan rumah, kamar, dan tempat tidur. Memberikan penjelasan tentang perubahan bentuk tubuh yang sangat pesat serta kematangan alat reproduksi.
  • 36. ASPEK BERPIKIR: 0-2 Tahun Menggunakan pensil untuk membuat coretan-coretan. Mengenalkan berbagai benda yang memiliki tekstur (kasar, lembut, keras), serta berbagai macam rasa (manis, pahit, asin). Memberikan pengalaman yang menyenangkan melalui inderanya dengan cara memainkan permainan yang berwarna- warni dan berbagai bentuk serta bunyi- bunyian yang menarik.
  • 37. Mengajak anak mengenal anggota tubuhnya dengan cara bertanya. Contoh: mana hidungnya? sambil menunjukkan anggota tubuh yang dimaksud. Menunjukkan gambar-gambar yang menarik dari majalah, buku cerita, album, sambil menanyakan ini gambar apa? dan minta anak untuk menceritakan kembali.
  • 38. ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun Mengenalkan berbagai benda di sekitar rumah sesuai dengan fungsi dan cara menggunakannya. Mengajak anak untuk menceritakan tentang pengalamannya. Mengajak anak untuk membereskan mainan setelah bermain, agar anak belajar mandiri, mengelompokkan, dan mengenali bentuk, ukuran, serta warna benda-benda tersebut.
  • 39. ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan warna. Mengajarkan anak tentang perbandingan ukuran lebih besar atau lebih kecil. Menggambar dan menamai gambarnya. Menggambar orang secara lengkap dan menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di mana, dan bagaimana. Memberikan kesempatan anak untuk bermain menggunakan alat permainan dan bermain peran bersama teman-teman sebaya dalam rangka memperkaya pengalaman.
  • 40. ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung merealisasikannya. Memperlakukan anak sesuai kemampuan karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan logis. Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan cara mengajukan pertanyaan untuk memahami makna kalimat dalam pertanyaan tersebut. Mulai mengajarkan anak membaca, menulis, matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
  • 41. ASPEK BERPIKIR: 12-18 Tahun Menjadikan anak sebagai teman berdiskusi dengan topik yang sesuai dengan minat dan bakatnya, atau yang berkaitan dengan masalah yang sedang ramai dibicarakan orang. Memberikan kesempatan anak untuk menyimpulkan topik yang sedang dibahas. Melatih anak untuk ber鍖kir kritis dan menjelaskan sesuatu dengan logis.
  • 42. Memberikan kesempatan anak untuk membaca buku dan mencari informasi dari perangkat digital, serta memintanya untuk memberikan pendapat atau komentar tentang isi buku atau informasi tersebut. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan diri ke arah yang positif melalui hobi, mengisi waktu luang yang bermanfaat (kesenian, olah raga, organisasi, atau menulis di media digital).
  • 44. Memenuhi kebutuhan kasih sayang, rasa aman, dan nyaman untuk anak. Menciptakan suasana yang menyenangkan dengan memberikan senyuman, belaian, pelukan, sehingga anak merasa percaya bahwa orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat menyayanginya. Dekap dan peluklah anak untuk menenangkan anak yang sedang sedih atau menangis. ASPEK PERASAAN: 0-2 Tahun
  • 45. ASPEK PERASAAN: 2-4 Tahun Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan dengan cara mencoba atau menjelajah. Membimbing anak melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Memberikan dukungan atau semangat apabila anak mengalami kegagalan atas hasil karyanya. Memahami perubahan emosi dari masa bayi ke masa anak dengan emosi yang meluap, memberontak, tidak ingin dibantu.
  • 46. ASPEK PERASAAN: 4-6 Tahun Memberikan anak kebebasan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan motorik kasar dan halus Mendorong anak untuk mencoba hal-hal baru, tidak hanya meniru anak-anak lain Memberikan pujian dan penghargaan terhadap keberhasilan anak
  • 47. Memberikan dorongan dan semangat ketika anak mengalami kegagalan. Kegagalan adalah proses menuju keberhasilan. Mendengarkan anak dengan penuh perhatian bila ia berbicara walaupun kalimatnya belum sempurna (jangan membentak).
  • 48. ASPEK PERASAAN: 6-12 Tahun Mendorong anak untuk membuat atau dengan menggunakan benda-benda disekitarnya, sehingga menghasilkan suatu produk. Memberi kesempatan pada anak untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya. Memahami kondisi perasaan anak pada usia ini yang kurang stabil yang disebabkan oleh perubahan 鍖sik dan alat reproduksinya (pubertas). Mengajari anak untuk berempati kepada teman atau orang lain.
  • 49. ASPEK PERASAAN: 12-18 Tahun Mendorong anak untuk berpartisipasi dalam membuat suatu aturan atau keputusan yang akan ditetapkan di keluarga. Mengajak anak untuk berdiskusi tentang perubahan yang terjadi dalam perkembangan 鍖siknya. Terutama hal- hal yang berkaitan dengan ciri kematangan seksual secara obyektif.
  • 50. Melatih kemandirian anak sedikit demi sedikit mulai dari mengurus diri sendiri sampai mengatur dan memenuhi kebutuhan tugas praktis sehari-hari. Mendorong anak untuk bergaul dengan teman-teman sebaya, agar dapat menyesuaikan diri di lingkungannya dengan baik. Memberikan saran kepada anaknya, untuk bergaul dengan kelompok yang dinilai baik dan menghindari kelompok yang tidak baik.
  • 52. ASPEK SOSIAL: 0-2 Tahun Memperkenalkan anak dengan anggota keluarga lainnya dan orang-orang sekitar yang belum dikenalnya. Mengajak anak melakukan permainan yang berinteraksi dengan anak lain. Memperkenalkan pada anak tentang benda milik sendiri dan milik orang lain, dan latihlah anak untuk minta ijin bila menggunakan benda milik orang lain.
  • 53. ASPEK SOSIAL: 2-4 Tahun Mengajarkan anak untuk dapat berbagi dengan orang lain. Mengajarkan anak memahami mana yang boleh dan tidak. Memberi kesempatan anak bermain dengan teman sebaya. Membiasakan anak untuk sabar menunggu giliran.
  • 54. ASPEK SOSIAL: 4-6 Tahun Memberi kesempatan pada anak untuk mengikuti kegiatan di kelas bersama teman-teman. Memberi kesempatan pada anak untuk bermain kelompok dengan teman sebaya. Membiasakan anak minta maaf apabila melakukan kesalahan dan mengajari anak untuk mau membantu teman yang memerlukan bantuan.
  • 55. ASPEK SOSIAL: 6-12 Tahun Memfasilitasi pertemanan anak sebagai sarana pengembangan diri sehingga tidak memilih teman bermain. Melatih norma atau aturan yang berlaku dalam keluarga seperti minta ijin bila pergi atau meminjam benda orang lain. Membiasakan anak mengatakan kejadian yang sebenarnya sehingga anak belajar untuk jujur.
  • 56. ASPEK SOSIAL: 12-18 Tahun Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya dengan mengikuti aturan yang sudah disepakati. Mengenal teman-teman anak, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Mengajak anak untuk terbuka mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dan kesehatan reproduksi pada orang tua. Memahami bahwa pada usia ini sudah ada ketertarikan dengan lawan jenis namun perlu dijelaskan batasan-batasan sesuai dengan norma dan agama.
  • 57. Tetap tenang saat menghadapi situasi sulit adalah salah satu kunci keberhasilan dalam penerapan pengasuhan positif. Bagaimana Cara Berkomunikasi Efektif?
  • 58. Komunikasi akan efektif apabila penyampaian pesan dapat dipahami oleh penerima pesan dengan nyaman. KOMUNIKASI EFEKTIF
  • 59. MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK Memberi kesempatan pada anak agar bicara lebih banyak Mendengar aktif Berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar dengan anak dan kontak mata Berbicara dengan jelas dan singkat agar anak mengerti Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif (hindari kata jangan) Mere鍖eksikan/memantulkan perasaan dan arti yang disampaikan Memperhatikan bahasa tubuh anak Berempati
  • 60. CONTOH UCAPAN MEMBAHAGIAKAN Bagaimana harimu, coba cerita sama Ibu dan Ayah? Terima kasih ya Kakak/ Adik sudah membantu Ibu dan Ayah. Ibu dan Ayah Menyayangimu Nak Ibu dan Ayah kangen sama kamu Nak Maafkan Ibu dan Ayah ya Nak, karena Melakukan sesuatu yang salah Selamat ya... Ibu dan Ayah bangga dengan usahamu Ibu dan Ayah akan ada untuk Kakak dan Adik kapanpun dibutuhkan Coba cerita dulu... Kok wajahnya begitu? Oh begitu...
  • 61. PENGHALANG KOMUNIKASI Menyalahkan Meremehkan Perintah/titah Ceramah Mengomel Memberi label Mengejek Membandingkan Menyindir
  • 63. DISIPLIN POSITIF Pembentukan kebiasaan dan tingkah laku anak yang positif dengan kasih sayang sehingga anak dapat menjadi makhluk sosial dan tumbuh berkembang dengan optimal.
  • 64. DISIPLIN POSITIF Disiplin bukan mengendalikan anak dengan kekerasan atau melarang hal yang diinginkan anak. Disiplin bukan menghukum anak yang melakukan kesalahan.
  • 65. TUJUAN DISIPLIN Membuat anak dapat bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya. Memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh lingkungannya. Mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku, memahami mana yang benar dan mana yang salah.
  • 66. BAGAIMANA CARA MENDISIPLINKAN ANAK? Membuat Kesepakatan Bersama Menyepakati aturan untuk anggota keluarga. Sabar dan Percaya Diri Tenang Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran yang tinggi dan keyakinan bahwa orang tua memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak. Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang disampaikan lebih jelas sehingga mudah dipahami anak.
  • 67. Memilih Waktu yang Tepat Pilihlah waktu yang tepat jangan menunda-nunda, sampaikan pesan berulang-ulang dengan cara menyenangkan. Konsisten Orang tua harus konsisten dengan keputusan atau aturan yang telah ditetapkan bersama.
  • 68. Memberikan Contoh dan Penjelasan Tidak Mudah Menyerah Orang tua harus memberikan contoh dengan menerangkan maksudnya sehingga anak mengerti mengapa ia harus bertingkah laku seperti yang diharapkan. Jangan mudah terpancing oleh perilaku anak sehingga menimbulkan kemarahan. Bila menghadapi kegagalan ulangi kembali, percayalah anak mampu belajar disiplin.
  • 69. Hindari mencaci, mengecam, memukul anak, karena bisa membuat anak benci, dendam, dan mengacuhkan orang tuanya. Menghindari Melakukan Kekerasan Jangan Mengungkit-ungkit Perilaku yang Sudah Berlalu