Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pengenalan dan operasional mesin pengering padi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa pengeringan digunakan untuk menurunkan kadar air hasil pertanian seperti padi agar dapat disimpan lebih lama. Ada beberapa metode pengeringan seperti penjemuran alami maupun pengeringan mekanis menggunakan mesin. Mesin pengeringan tipe bak datar dan sirkulasi dijelaskan secar
2. Pendahuluan (1)
Hasil pertanian temasuk padi dan bijian lainnya jagung,
kedelai dan kacang tanah merupakan bahan hayati
sampai dipanenpun masih sebagai benda hayati atau
sebagai benda hidup.
Sebagai benda hayati (tanaman), hasil pertanian
tersebut saat dipanen masih melakukan kegiatan
kehidupannya yang membutuhkan energi untuk
kagiatannya.
Hasil pertanian tersebut sebagai benda hidup masih
melakukan respirasi (pernapasan) yang membutuhkan
energi dan oksigen (tenaga dan udara).
3. Pendahuluan (2)
Hasil pertanian saat dipanen umumnya masih
mengandung air cukup tinggi ( >30%).
Dengan kandungan air yang tinggi memungkinkan
kehidupan lain (serangga dan jamur) pada hasil
pertanian.
Hasil pertanian mengadung bahan makanan yang juga
dibutuhkan oleh kehidupan lain yi serangga, mikrobia,
jamur, dll. yang dapat memperpendek umur simpan.
Untuk memperpanjang umur simpan perlu perlakuan
untuk menurunkan kandungan air dan mencegah
pertumbuhan kehidupan serangga dan jamur pada hasil
pertanian.
4. Pendahuluan (3)
Kegiatan pascapanen dikerjakan dengan tujuan agar
hasil pertanian dapat disimpan lama atau
memperpanjang umur simpan sampai siap untuk
dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
Pascapanen sering disebut sebagai tindakan konservasi
atau preservasi yaitu upaya untuk mencegah kerusakan
setelah lewat panen atau pascapanen.
Kegiatan pascapanen tersebut meliputi pembersihan,
perontogan, pengeringan, pembijian, pengirisan/
pemotongan, pengecilan ukuran pembersihan,
pemilahan biji, pengemasan dan penyimpanan.
5. Pengeringan (1)
Pengeringan merupakan usaha untuk mengurangi
kandungan atau kadar air sehingga produk aman
untuk disimpan atau dapat disimpan untuk waktu lama.
Pengurangan kandungan air dilakukan dengan cara
perpindahan air dari dalam produk ke udara bebas
atau penguapan.
Terjadinya perpindahan uap air atau penguapan
karena adanya perbedaan tekanan uap air dalam
bahan dengan udara sekitarnya dan disertai
pemberian panas untuk penguapan.
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan
massa uap air dari dalam produk ke media pengering
disertai dengan pemberian panas untuk penguapan.
6. Pengurangan kandungan air
atau Pengeringan (2)
Produk dan hasil pertanian mengandung air atau
kadar air tinggi saat dipanen.
Kadar air tinggi untuk konsumsi segar memang
sebagai satu ukurun kesegaran.
Untuk penggunaan beberapa waktu setelah panen
kadar air tinggi dapat menyebabkan kerusakan.
Dengan kadar air tinggi kegiatan fisiologi dan
enzimatik tinggi, mudah menyebab tumbuh jamur
dan bertunas/berkecambah.
Padi basah disimpan bisa jadi menguning dan
tumbuh jamur maka untuk mencegahnya perlu
pengurangan kandungan air.
7. Pengeringan (3)
Produk pertanian
dengan kandungan air
tinggi
Panas masuk
ke produk
Air menguap
keluar
Media pemanas dan
pembawa uap air,
biasanya udara
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari media pemanas (udara)
kedalam produk disertai dengan proses perpindahan uap air keluar dari produk. Media
pemanas sekaligus berfungsi pembawa uap air pergi meninggalkan produk. Media
pembawa panas biasanya berupa udara yang dipanasi, tetapi dapat juga partikel padat
(pasir).
8. Pengertian Dasar (1)
Kandungan air atau kadar air:
Kadar air merupakan ungkapan untuk menyatakan
jumlah massa air yang terdapat dalam produk atau
hasil pertanian.
Kadar air, KA (moisture content, M) dikemukakan
dengan dua cara:
KA (basis kering, bk) = berat air/berat massa kering
x 100%
KA (basis basah, bb) = berat air/(berat massa
kering +berat air) x 100%
9. Kadar air atau Kandungan air
Masa Air
(Wa)
Masa
Padatan
Kering
(Wk)
KA (bk)
Kadar air basis kering:
Kadar air basis basah:
KA (bb)
11. Pengertian Dasar (2)
Kelembaban Udara (Humidity)
Udara bebas selalu mengandung uap air di
dalamnya.
Udara tanpa uap air disebut udara kering dan
dengan uap air disebut udara lembab.
Ungkapan untuk menyatakan jumlah kandungan
uap air di udara disebut kelembaban (humidity,
H).
Kelembaban = berat uap air/berat udara kering
(kg/kg)
Kelembaban ini juga disebut sebagai kelembaban
mutlak (absolute humidity, ah).
12. Pengertian Dasar (3)
Kandungan uap air dalam udara ada batas
maksimalnya atau disebut kelembaban jenuh
(saturated humidity). Bila terjadi embun artinya udara
sudah jenuh.
Nisbah kelembaban udara terhadap kelembaban
jenuhnya pada suhu sama disebut kelembaban nisbi
(relatif humidity, RH)
RH = massa uap air dalam udara/massa uas air jenuh
pada suhu sama x 100%
Kisaran RH 0% s/d 100%, 0% berarti kering mutlak,
100% berarti jenuh. Udara sumuk itu mendekati jenuh.
RH dapat digunakan untuk menyatakan berapa
ketersediaan udara untuk menerima uap air.
13. Cara pengeringan (1)
Pengeringan secara alami atau penjemuran yaitu pengeringan
dengan memanfaatkan panas matahari. Bahan dibentangkan
untuk menerima sinar matahari.
Penjemuran langsung dengan panas matahari, sarana
pengeringan yang paling sederhana, berupa lantai
jemur, jalan beraspal, tikar atau terpal.
Penjemuran murah sumber energinya.
Tergantung alam pada iklim. Banyak produk saat panen
raya justru pada musim hujan.
Permukaan lebih banyak menerima sinar sehingga suhu
tidak terkendali dan sering menurunkan kualitas (mudah
pecah).
Perlu pembalikan untuk meratakan panas dan suhu.
15. Pengeringan Padi secara mekanis
Mesin pengering tipe bak datar (Flat Bed Dryer)
Mesin pengering tipe vertikal :
- Mesin pengering sirkulasi (Circulation dryer)
- Mesin pengering kontinyu (Continuous dryer)
Proses pengeringan padi dilakukan dengan cara
menggunakan bantuan alat atau mesin pengering buatan
Jenis Alsin pengering padi
16. Klasifikasi Mesin Pengering
Tipe Bak Datar
Berdasarkan sumber daya penggerak:
- Mesin pengering gabah bersumber daya motor
bakar (motor bensin atau motor diesel)
- Mesin pengering gabah bersumber daya motor
listrik
Berdasarkan cara pemberian panasnya:
- Mesin pengering gabah dengan pemanasan
langsung (direct heating)
- Mesin pengering gabah dengan pemanasan tidak
langsung (indirect heating)
17. Bagian-Bagian Utama Mesin
Pengering Tipe Bak Datar
1. Kotak pengering
2. Blower
3. Motor penggerak
4. Kompor pemanas (Burner)
atau Tungku Pemanas
5. Ruang plenum
6. Saluran udara
7. Tangki bahan bakar
19. 1
2
3 4
5
Keterangan:
1. Blower (kipas)
2. Burner
3. Saluran udara
4. Ruang plenum
5. Lapisan tumpukan gabah
Prinsip Pengeringan dengan Flat Bed Dryer
20. Fungsi dan Keunggulan :
1. Mengeringkan atau menurunkan kadar air
bibi-bijian (padi, jagung, kedelai, dll).
2. Waktu pengeringan lebih singkat dan tidak
tergantung cuaca
3. Biaya kerja pengeringan lebih murah
4. Kerusakan biji sangat rendah
Spesifikasi :
Tipe : Hybrid (tongkol, batu bara)
Kapasitas : 3-5 ton/proses
Waktu pengeringan : 8 10 jam
Suhu pengering : Manual/Diatur dari BB
Penggerak : Diesel 8,5 HP/ 2200 rpm
(SNI)
Dimensi : P(9 m) x L(2 m) x T(3 m)
23. Mesin Pengering BBS
Kapasitas : 3 ton/proses
Bahan bakar : biomass (sekam)
Laju Pengeringan : 0,8 1,2 %/jam
Sistem pemanasan : tidak langsung
Konsumsi sekam : 25 kg/jam
24. Masukkan gabah ke dalam kotak pengering sesuai dengan
kapasitas muatnya (ketebalan tumpukan gabah maksimum 40
cm)
Kapasitas muat kotak pengering dapat dihitung berdasarkan
ukuran volume kotak pengering dan bulk density gabah.
Prosedur Pengoperasian Mesin
Pengering Tipe Kotak (Bed Dryer)
)(
)/(
)(
)(
)(
)(
3
kgpengeringkotakKapasitasm
mkggabahdensitybulkV
mgabahtumpukanTebalT
mpengeringkotakLebarL
mpengeringkotakPanjangP
VxTxLxPm
kp
kp
kpkp
25. Siapkan bahan bakar yang cukup sesuai dengan jenis
tungku pemanas yang ada. Jika tungkunya berupa
kompor pemanas (burner ) maka isi tangki bahan bakar
sesuai dengan bahan bakar yang digunakan (minyak
tanah, solar, atau gas)
Hidupkan blower dengan menghidupkan motor
penggeraknya, dan cek aliran udara di atas tumpukan
gabah (kec. udara: 6-8 m/menit).
Setelah blower dihidupkan selama kurang lebih 30 menit,
tungku atau burner (kompor pemanas) dihidupkan.
Atur suhu udara pengering di ruang plenum melalui
penyetelan suhu pada thermostat antara 45-50 oC atau
pengaturan nyala api pada tungku. Suhu gabah dijaga
jangan sampai lebih dari 42 oC.
26. Untuk tungku berbahan bakar biomasa, suhu pengering
dilakukan melalui pengaturan besar kecilnya nyala api
pada tungku atau bukaan udara yang masuk ke dalam
tungku.
Setelah pengering berlangsung 4 jam, perlu dilakukan
pembalikan gabah agar kadar air bahan bisa seragam.
Apabila kadar air gabah sdh mencapai 12-14 %,
pengeringan dihentikan. Terlebih dahulu matikan burner
dan biarkan blower tetap hidup selama kurang lebih 1
jam dan setelah itu baru dimatikan.
Gabah siap diproses untuk pengolahan lebih lanjut
(pembersihan, pengemasan, penggilingan, dll).
27. Sistem Kontrol Suhu Pengeringan
Apabila suhu gabah
lebih dari 42 C, maka
suhu pada thermostat
perlu diturunkan.
Sebaliknya apabila
suhu gabah masih
rendah belum
mencapai 42 C, maka
suhu pada thermostat
perlu dinaikkan.
28. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
Pada Pengeringan Dengan Bed Dryer
Apabila aliran udara diatas tumpukan gabah rendah, kurang
dari 6 m/menit, maka perlu dicek apakah tumpukan bahan
terlalu tebal atau aliran udara yang dihasilkan blower kurang,
atau terjadi kebocoran pada sistem saluran udara.
Tumpukan bahan makin tebal berarti jumlah bahan makin
banyak shg hambatan yang dialami oleh aliran udara pengering
menjadi lebih besar, akibatnya terjadi penurunan tekanan
(pressure drop), sehingga udara tidak mampu menembus
tumpukan bahan.
Apabila aliran udara tidak mampu menembus tumpukan bahan
maka akan terjadi penurunan kadar air yang tidak merata
antara lapisan bawah dan lapisan atas.
29. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada
Pengeringan Dengan Bed Dryer
Kapasitas hembusan udara dari blower. Perlu dicek apakah
kapasitas hembusan udara yang dihasilkan blower cukup
untuk melakukan proses pengeringan.
Untuk menghitung kapasitas blower dapat menggunakan
persamaan berikut.
)/(
)(
)/(
2
3
mntmpengeringudaralaju
mpengeringkotakpermukaanluasA
mntmblowerkapasitasV
xAV
b
bl
bbl
30. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada
Pengeringan Dengan Bed Dryer
Perlu dilakukan pembalikan gabah agar kadar
air bahan antara lapisan bawah dan atas bisa
lebih seragam.
Pembalikan gabah dilakukan setelah 4-6 jam
proses pengeringan berlangsung, dengan
menggunakan tenaga manusia.
31. Kondisi Aliran Udara di atas
Tumpukan Bahan Pada
Pengeringan dengan Bed Dryer
Aliran udara di atas
tumpukan bahan rendah
Aliran udara di atas
tumpukan bahan cukup
32. Pengeringan Padi dengan
Continuous Flow Dryer
Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering
dimana bahan yang dikeringkan mengalir secara
bertahap dari atas ke bawah, dengan bagian komponen
mesin yeng terdiri dari kolom pengering, komponen
pemanas seperti kompor, kipas (blower), motor
penggerak, dan discharge device.
Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi
yang akan dikeringkan atau di bagian samping kolom
pengering, tergantung pada tipe mesin pengering.
33. Bagian-bagian Utama Mesin Pengering
Kontinyu1
8
6
2
3
4
5
7
Keterangan:
1. Hopper pemasukan
2. Penampung gabah
3. Bagian ruang pengering
4. Ruang plenum (saluran
udara)
5. Kompor pemanas (burner)
6. Blower
7. Bagian pendingin
8. Hopper pengeluaran
34. Prinsip Kerja Mesin Pengering
Tipe Kontinyu
1. Padi yang akan dikeringkan
dimasukkan pada bagian atas kotak
pengering. Udara pemanas
dihembuskan pada salah satu sisi
kotak pengering dan keluar lewat sisi
yang lain.
2. Pada saat pengeringan padi terus
turun ke bawah dan dikeluarkan pada
bagian bawah melalui hoper
pengeluaran dan peralatan
pengeluaran bahan (discharge device)
yang terletak pada bagian bawah
kotak pengering. Besarnya kecepatan
keluarnya gabah dapat diatur.
36. Mesin Pengering Biji-bijian Tipe
Continuous-Flow
1
2
3
4
5
udara
panas
keluar
Udara
panas
masuk
Keterangan :
1 Ruang pengering
2 Ruang plenum
3 Rol pengatur pengeluaran biji
4 Skrew pembawa (auger)
5 Kawat saringan
37. Blower Hisap (1 Hp)
Sistem transmisi screw
pembawa dan
pengatur keluaran di
ruang pengeringan
Bucket Konveyor
Panel control
(Blower, konveyor,
screw)
Panel control
(Kompor pemanas)
Kompor pemanas
Ulir (Screw) pembawa
bahan dari bucket ke
bak pengering
Motor penggerak bucket
dan screw atas (2 Hp)
Motor penggerak screw
bawah dan pengatur
bukaan (1 Hp)
Pengeluaran
Gabah kering
Ruang Penampung Gabah
Mesin Pengering Tipe Sirkulasi
38. Mesin Pengering Padi Tipe Sirkulasi
Spesifikasi:
Dimensi:
Panjang : 2400 mm
Lebar : 1200 mm
Tinggi : 4100 mm
Kapasitas : 2 - 3 ton/proses
Bahan bakar : Gas LPG
Suhu pengeringan : 40 - 42 C (Kontrol otomatis)
Lama pengeringan : 15-18 jam
Laju pengeringan : 0,8 1 %/jam
Sistem pemanasan : Langsung
Sistem pemanas : Automatic Gas Burner
Waktu loading/unloading : 3 - 4 jam
Penggerak bucket elevator : Motor listrik 2 HP
Penggerak screw conveyor : Motor listrik 1 HP
Penggerak Blower : Motor listrik 1 HP
Fungsi: Untuk mengeringkan padi dengan cara
menyirkulasikan atau mengalirkan bahan yang
dikeringkan melalui zone pengeringan secara kontinyu
sampai diperoleh kadar air yang diinginkan. Hanya
digunakan untuk satu varietas padi.
39. Mesin Pengering Sirkulasi
Kapasitas : 2 ton/proses
Bahan bakar : Gas LPG
Lama pengeringan : 10-12 jam
Laju pengeringan : 1%/jam
Sistem pemanasan : Langsung
40. Perhitungan Penurunan Berat
Gabah Setelah Pengeringan
Gabah kering panen sebanyak 4 ton dikeringkan dari
kadar air awal 25% menjadi 14%. Berapakah lengas yang
diuapkan? Berapakah berat gabah setelah dikeringkan?
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
ma1
mp1
ma2
mp2
mu
CONTOH SOAL :
41. Gabah sebanyak 4 ton dg kadar air awal 25% berarti :
Kandungan air (ma1) = 0,25 x 4 ton = 1 ton
Berat padat kering (mp1) = 4 ton 1 ton = 3 ton
Pada kadar air 14% berarti :
3
14,0
2
2
a
a
m
m
22 )3(14,0 aa mm 緒
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
1 t
3 t
ma2
3 t
mu
42. Lengas yang diuapkan (mu) = ma1 ma2
= (1 0,49) ton
= 0,51 ton = 510 kg
49,0
86,0/42,0
42,086,0
14,042,0
42,014,0
)3(14,0
2
2
2
22
22
22
緒
緒
a
a
a
aa
aa
aa
m
m
m
mm
mm
mm
Berat gabah stlh dikeringkan = mp1 + ma2
= 3 + 0,49 = 3,49 ton
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
1 t
3 t
0,49
3 t
mu = 0,51 t