1. Patrick Slattery (2006; 63) mengutip William Schubert summarizes;
One of the most recent positions to emerge on the curriculum horizon is to emphasize the verb
form of curriculum, namely, currere. Instead of taking its interpretation from the race course
etymology of curriculum, currere refers to the running of the race and emphasizes the
individual’s own capacity to reconceptualize his or her autobiography.
The individual seeks meaning amid the swirl of present events, moves historically into his or
her own past to recover and reconstitute origins, and imagines and creates possible
directions of his or her own future. Based on the sharing of autobiographical accounts with
others who strive for similar understanding, the curriculum becomes a reconceiving of one’s
perspective on life. It also becomes a social process whereby individuals come to greater
understanding of themselves, others, and the world through mutual reconceptualization. The
curriculum is the interpretation of lived experiences.
Salah satu pandangan yang paling baru-baru ini muncul tentang kurikulum adalah untuk
menekankan bentuk kata kerja kurikulum, yaitu currere. Daripada mengambil interpretasi dari
etimologi kurikulum, currere mengacu pada ‘jalannya balapan’ dan menekankan kapasitas
individu itu sendiri untuk rekonseptualisasi dirinya atau otobiografinya. Individu berusaha
memaknai peristiwa saat ini, bergerak ke masa lalu sendiri untuk menyempurnakankan dan
menyusun kembali, dan membayangkan serta menciptakan kemungkinan arah masa depan
sendiri. Berdasarkan berbagai pengalaman dengan orang lain yang berusaha untuk memahami
yang sama, kurikulum menjadi pengumpulan kembali pandangan seseorang terhadap
kehidupan. Hal ini juga menjadi proses sosial dimana individu mengarah ke pemahaman yang
lebih besar dari diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia melalui rekonseptualisasi bersama.
Kurikulum adalah interpretasi dari pengalaman hidup.