1. Dokumen tersebut membahas program kesehatan ibu dan anak yang mencakup pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi dan anak balita untuk mencapai kesehatan yang optimal.
2. Program ini bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi dan gizi ibu hamil serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
3. Indikator kunci
1. Dokumen tersebut membahas program kesehatan ibu dan anak yang mencakup pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi dan anak balita untuk mencapai kesehatan yang optimal.
2. Program ini bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi dan gizi ibu hamil serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
3. Indikator kunci
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan Angka Kematian Ibu melalui program-program seperti Safe Motherhood, Making Pregnancy Safer, dan Gerakan Sayang Ibu. Indikator keberhasilan program tersebut diukur berdasarkan Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan Angka Kematian Ibu antara lain faktor medik, non-medik, dan pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan Angka Kematian Ibu melalui program-program seperti Safe Motherhood, Making Pregnancy Safer, dan Gerakan Sayang Ibu. Indikator keberhasilan program tersebut diukur berdasarkan Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan Angka Kematian Ibu antara lain faktor medik, non-medik, dan pelayanan kesehatan.
1. Antenatal care berkualitas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan mendeteksi komplikasi kehamilan secara dini dan merujuk tepat waktu.
1. Antenatal care berkualitas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan mendeteksi komplikasi kehamilan secara dini dan merujuk tepat waktu.
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan bertujuan untuk mengenali faktor risiko kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas serta mengevaluasi program kesehatan. Epidemiologi kebidanan mempelajari distribusi dan penyebab masalah kesehatan ibu dengan mempertimbangkan faktor host, agen dan lingkungan melalui indikator pelayanan dan cakupan program kesehatan ibu dan anak.
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan bertujuan untuk mengenali faktor risiko kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas serta mengevaluasi program kesehatan. Epidemiologi kebidanan mempelajari distribusi dan penyebab masalah kesehatan ibu dengan mempertimbangkan faktor host, agen dan lingkungan melalui indikator pelayanan dan cakupan program kesehatan ibu dan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan antenatal (ANC) yang bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan ibu dan janin selama kehamilan serta mempersiapkan persalinan dan nifas yang aman. ANC meliputi pemeriksaan minimal empat kali (K4) sesuai standar termasuk pemberian tablet besi dan imunisasi TT."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan antenatal (ANC) yang bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan ibu dan janin selama kehamilan serta mempersiapkan persalinan dan nifas yang aman. ANC meliputi pemeriksaan minimal empat kali (K4) sesuai standar termasuk pemberian tablet besi dan imunisasi TT."
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan Angka Kematian Ibu melalui program-program seperti Safe Motherhood, Making Pregnancy Safer, dan Gerakan Sayang Ibu. Indikator keberhasilan program tersebut diukur berdasarkan Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan Angka Kematian Ibu antara lain faktor medik, non-medik, dan pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan Angka Kematian Ibu melalui program-program seperti Safe Motherhood, Making Pregnancy Safer, dan Gerakan Sayang Ibu. Indikator keberhasilan program tersebut diukur berdasarkan Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan Angka Kematian Ibu antara lain faktor medik, non-medik, dan pelayanan kesehatan.
1. Antenatal care berkualitas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan mendeteksi komplikasi kehamilan secara dini dan merujuk tepat waktu.
1. Antenatal care berkualitas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan mendeteksi komplikasi kehamilan secara dini dan merujuk tepat waktu.
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan bertujuan untuk mengenali faktor risiko kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas serta mengevaluasi program kesehatan. Epidemiologi kebidanan mempelajari distribusi dan penyebab masalah kesehatan ibu dengan mempertimbangkan faktor host, agen dan lingkungan melalui indikator pelayanan dan cakupan program kesehatan ibu dan anak.
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan bertujuan untuk mengenali faktor risiko kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas serta mengevaluasi program kesehatan. Epidemiologi kebidanan mempelajari distribusi dan penyebab masalah kesehatan ibu dengan mempertimbangkan faktor host, agen dan lingkungan melalui indikator pelayanan dan cakupan program kesehatan ibu dan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan antenatal (ANC) yang bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan ibu dan janin selama kehamilan serta mempersiapkan persalinan dan nifas yang aman. ANC meliputi pemeriksaan minimal empat kali (K4) sesuai standar termasuk pemberian tablet besi dan imunisasi TT."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan antenatal (ANC) yang bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan ibu dan janin selama kehamilan serta mempersiapkan persalinan dan nifas yang aman. ANC meliputi pemeriksaan minimal empat kali (K4) sesuai standar termasuk pemberian tablet besi dan imunisasi TT."
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
3. ï‚¡ upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah.
4. ï‚¡ tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
5. ï‚¡ Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan
, sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan
keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu
dan sebagainya.
ï‚¡ Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan
balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10
keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta
di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
6. ï‚¡ Meningkatnya jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
ï‚¡ Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
ï‚¡ Meningkatnya kemampuan dan peran
serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu
dan keluarganya.
7. Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada
periode kelahiran
LAHIR MATI
KEMATIAN IBU
KEMATIAN BBL
KEMATIAN ANAK
INDONESIA ADALAH SALAH SATU DARI 68 NEGARA
YANG MEMILIKI KEMATIAN IBU DAN NEONATAL YANG BURUK
9. AKI adalah jumlah kematian ibu selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas
yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh,dll di setiap 100.000 kelahiran
hidup.
12. ï‚¡ 1990 : Safe Motherhood Initiative
 sebuah program yang memastikan semua wanita
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga
selamat dan sehat selama kehamilan dan
persalinannya
ï‚¡ 1996 : Gerakan Sayang Ibu (GSI)
 Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan.
 Salah satu program utama yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan
bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang
bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat.
13. ï‚¡ 2000 : strategi Making Pregnancy Safer
ï‚¡ 2010 : program Expanding Maternal
and Neonatal Survival (EMAS)
 menurunkan angka kematian ibu dan
neonatal sebesar 25%.
 Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan. (52,6% kematian)
14. ï‚¡ Program EMAS:
 1) meningkatkan kualitas pelayanan
emergensi obstetri dan bayi baru lahir
minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan
300 Puskesmas/Balkesmas PONED);
 2) memperkuat sistem rujukan yang
efisien dan efektif antar puskesmas dan
rumah sakit.
15. ï‚¡ diberikan kepada ibu hamil yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan
ï‚¡ Proses ini dilakukan selama rentang
usia kehamilan ibu yang
dikelompokkan sesuai usia kehamilan
menjadi trimester pertama, trimester
kedua, dan trimester ketiga.
16. 1. Penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan;
2. Pengukuran tekanan darah;
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus
uteri);
5. Penentuan status imunisasi tetanus
dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi;
6. Pemberian tablet tambah darah minimal
90 tablet selama kehamilan;
17. 7. Penentuan presentasi janin dan denyut
jantung janin (DJJ);
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana);
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana,
minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya);
dan
10. Tatalaksana kasus
18. ï‚¡ 1 x pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu),
ï‚¡ 1 x pada trimester kedua (usia
kehamilan 12-24 minggu), dan
ï‚¡ 2 x pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24 minggu sampai persalinan)
 deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan
 Cakupan K1 dan K4
19. ï‚¡ K1 = jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil
di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
ï‚¡ K 4 = jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun
 memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap
ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan
22. ï‚¡ Zat Besi 90 tablet (Fe3) bagi Ibu Hamil
 Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk
membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain digunakan
untuk pembentukan sel darah merah, zat besi juga berperan
sebagai salah satu komponen dalam membentuk mioglobin
(protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung),
serta enzim.
 Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin.
Selama hamil, asupan zat besi harus ditambah mengingat
selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat.
Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan
menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui
plasenta, dibutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.
 Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada
janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk
kebutuhan tumbuh kembangnya, termasuk untuk
perkembangan otaknya, sekaligus menyimpannya dalam hati
sebagai cadangan hingga bayi berusia 6 bulan
23. ï‚¡ zat besi juga membantu dalam
mempercepat proses penyembuhan luka
khususnya luka yang timbul dalam proses
persalinan. Kekurangan zat besi sejak
sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita
anemia.
ï‚¡ Anemia merupakan salah satu risiko kematian
ibu, kejadian bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksi terhadap janin dan ibu,
keguguran, dan kelahiran prematur.
24. ï‚¡ penyebab kematian ibu dan kematian
bayi yaitu infeksi tetanus yang
disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani
 akibat dari proses persalinan yang tidak
aman/steril atau berasal dari luka yang
diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan
 Clostridium Tetani masuk melalui luka terbuka
dan menghasilkan racun yang menyerang sistem
syaraf pusat.
25. ï‚¡ imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi:
 Wanita Usia Subur (WUS) = 15-49 tahun
 WUS/Ibu hamil
ï‚¡ 5 dosis, dg interval:
 TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah
TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun.
 TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah
TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun.
 TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah
TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun.
 TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah
TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun.
26. TT2+ = cakupan ibu yg mendapat TT2 - TT5
Tertinggi: Jawa Barat, Kepualauan Bangka, Belitung; 93,5%, 91,2%, dan
87,68%
27. ï‚¡ mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih yaitu
 dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG),
 dokter umum,
 dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
ï‚¡ Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan
persalinan yang dimulai pada kala I sampai
dengan kala IV persalinan.
ï‚¡ Keberhasilan program ini diukur melalui indikator
persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Cakupan PN) dan persentase persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF)
30. ï‚¡ Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standar, yang dilakukan sekurang-
urangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai
dengan tiga hari pasca persalinan, pada
hari ke empat sampai dengan hari ke-28
pasca persalinan, dan pada hari ke-29
sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan
ï‚¡ Masa nifas dimulai dari enam jam sampai
dengan 42 hari pasca persalinan
31. 1. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi,
nafas, dan suhu);
2. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
3. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam
lain;
4. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran
ASI eksklusif;
5. emberian komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir,
termasuk keluarga berencana;
6. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
34. ï‚¡ Komplikasi kebidanan adalah kesakitan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
dan atau janin dalam kandungan, baik
langsung maupun tidak langsung,
termasuk penyakit menular dan tidak
menular yang dapat mengancam
jiwa ibu dan atau janin
35. ï‚¡ pelayanan/penanganan komplikasi
kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu hamil, bersalin, atau nifas untuk
memberikan perlindungan dan
penanganan definitif sesuai standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
38. ï‚¡ Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu
1. perdarahan,
2. hipertensi dalam kehamilan (HDK),
3. infeksi,
4. partus lama/macet,
5. abortus.
ï‚¡ Kematian ibu di Indonesia masih didominasi
tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
(HDK), dan infeksi.  > 25% HDK
40. 1. ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan;
2. tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan
yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk
memantau perkembangan persalinan, dan
pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk
mencegah perdarahan pasca-salin;
3. tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini
komplikasi;
4. apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat
memberikan pertolongan pertama dan melakukan
tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan;
5. proses rujukan efektif;
6. pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna
41. 1. peningkatan pelayanan antenatal yang
mampu mendeteksi dan menangani kasus
risiko tinggi secara memadai;
2. pertolongan persalinan yang bersih dan
aman oleh tenaga kesehatan terampil,
pelayanan pasca persalinan dan kelahiran;
serta
3. pelayanan emergensi obstetrik dan
neonatal dasar (PONED) dan komprehensif
(PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat
waktu oleh masyarakat yang
membutuhkan
42. 1. Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
 kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat
dala m melakukan upaya deteksi dini,
menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil,
serta menyediakan akses dan pelayanan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar
di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
komprehensif di Rumah Sakit (PONEK).
 Bagian dari konsep DESA SIAGA
43. 2. Audit Maternal Perinatal
 Upaya dalam penilaian pelaksanaan serta
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir.
 Keg: pembahasan kasus kematian ibu atau
bayi baru lahir sejak di level masyarakat
sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan.
â–ª kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan
ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan
maternal dan bayi baru lahir
44. ï‚¡ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga
menyebutkan bahwa program keluarga
berencana (KB) adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.
45. ï‚¡ KB merupakan salah satu strategi
untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T;
 terlalu muda melahirkan (di bawah usia
20 tahun),
 terlalu sering melahirkan,
 terlalu dekat jarak melahirkan, dan
 terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
tahun).
46. ï‚¡ KB juga merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan
keselamatan ibu, anak, serta perempuan
ï‚¡ Sasaran pelaksanaan program KB yaitu
Pasangan Usia Subur.
ï‚¡ PUS: pasangan suami-istri yang terikat
dalam perkawinan yang sah, yang
istrinya berumur antara 15 sampai dengan
49 tahun
47. ï‚¡ Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang saat ini menggunakan
salah satu alat kontrasepsi tanpa
diselingi kehamilan.
ï‚¡ Peserta KB Baru adalah pasangan usia
subur yang baru pertama kali
menggunakan alat/cara kontrasepsi dan
atau pasangan usia subur yang kembali
menggunakan metode kontrasepsi
setelah melahirkan/keguguran
51. Semakin rendah angka unmet need dapat mengindikasikan
keberhasilan
penyelengaraan program KB.
52. 1. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care
(K1) sebesar 100%.
2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
sebesar 90%.
3. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
4. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan
neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN
Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
5. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita
ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%).
6. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar
80%.
53. 7. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar
90%.
8. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan
9. Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A
sebanyak 85%.
10. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan
sebesar 90 %.
11. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi
Imunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan
dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak
100%.
12. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dalam mendukung terwujudnya Desa dan
Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%