Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari jarak jauh tanpa kontak langsung menggunakan sensor. Penginderaan jauh memiliki keunggulan seperti dapat menangkap daerah luas, sifatnya permanen, dan dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti pertanian, kehutanan, dan pemetaan.
1 of 12
Download to read offline
More Related Content
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
1. TUGAS MATA KULIAH
PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN
Prinsip Dasar Penginderaan Jauh
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Pratiwi
NIM : 1310210001
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2023
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat hasil dari
penyusunan berbagai literatur yaitu buku-buku maupun jurnal yang berkaitan dengan tema
yang penulis ambil dan data-data dari internet. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam kegiatan
pembelajaran.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempirnaan pembuatan makalah ini.
Tuban, 26 April 2023
Pratiwi
5. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai
obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Biasanya teknik ini
rnenghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diiterpretasikan guna
menghasilkan data yang bermanfaat untuk aplikasi-aplikasi di bidang pertanian, arkeologi,
kehutanan, geografi, geologi, perencanaan dan bidang-bidang lainnya. Tujuan utama
penginderaan jauh ialah mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungannya,
informasi tentang obyek disampaikan ke pengamat melalui energi elellromagnetik yang
merupakan pembawa informasi dan sebagaii penghubung komunikasi.
Oleh karena itu kita dapat menganggap bahwa data penginderaan jauh pada dasarnya
merupakan informasi intensitas panjang gelombang yang perlu diberikan kodenya sebelum
informasi tersebut dapat dipahami secara penuh. Proses pengkodean ini setara dengan
interpretasi citra penginderaan jauh yang sangat sesuai dengan pengetahuan kita mengenai
sifat-sifat radiasi elektromagnetik
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah yang timbul
sebagai berikut:
1. Apa itu penginderaan jauh?
2. elemen -elemen penidraan jauh ?
3. penginderaan jauh sebagi ilmu ?
4. Keunggulan penginderaan jauh dengan sistem terretsrial ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui arti penginderaan jauh
2. Mengetahui elemen - elemen penderaan jauh
6. 3. mengetahui penginderaan jauh sebagai lmu.
4. mengetahui keunggulan penginderaan jauh dengan sistem
terretsrial.
7. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Pengindraan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lilesand dan Keifer,
1990)
Tujuan dari penginderaan jauh adalah untuk menyadap data dan informasi dari citra foto
dan nonfoto dari berbagai objek di permukaan bumi yang direkam atau digambarkan oleh
alat pengindera buatan (sensor). Dasardasar interpretasi penginderaan jauh merupakan
pengetahuan dasar yang harus dikuasai sebelum mempelajari dan melakukan interpretasi
foto maupun nonfoto dalam bidang apapun. Penginderaan jauh merupakan aktifitas untuk
dapat mengidentifikasi, dan menganalisis objek atau kenampakan dengan menggunakan
sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).
Penginderaan jauh adalah berbagai Teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan
Analisa informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lingdren,
1985). Sensor yang dimaksud dalam batasan ini adalah alat pengindera seperti kamera,
alat penyiam (scanner), dan alat radiometer yang masingmasing dilengkapi dengan
detektor di dalamnya. Sedangkan wahana untuk penempatan sensor bisa berupa balon
udara, pesawat terbang, satelit, serta wahana lainnya.
Pengertian citra dalam Bahasa inggris dapat diartikan sebagai image atau imagery,
menurut ford (1989) image adalah gambaran suatu obyek atau suatu perwujudan, dan
suatu image biasanya berupa sebuah peta, gambar atau foto. Imagery adalah gambaran
visual tenaga yang direkam dengan menggunakan piranti penginderaan jauh.
2.2. Elemen - Elemen Penginderaan Jauh
Proses analisis data meliputi pengujian data dengan menggunakan alat interpretasi dan
alat pengamatan untuk menganalisis data piktorial, dan atau komputer untuk menganalisis
data sensor numerik. Data rujukan tentang sumberdaya alam yang dipelajari, seperti peta
tanah, data statistik tanaman, atau uji lapangan, digunakan untuk analisis data. Hasil
interpretasi disajikan dalam bentuk peta, tabel, atau laporan. Akhirnya informasi tersebut
diperuntukkan bagi para pengguna yang dimanfaatkan untuk proses pengambilan
keputusan (Lilesand dan Keifer,1990)
8. 2.3. Penginderaan Jauh Sebagai Ilmu
Penginderaan jauh merupakan ilmu karena:
1) dilakukan atau diperoleh dengan jalan belajar atau latihan,
2) merupakan pengetahuan sistematik,
3) dilakukan dengan observasi dan klasifikasi fakta, karena foto udara dan citra satelit
menyajikan gambaran tentang kenyataan yang ada dipermukaan bumi
4) dapat digunakan untuk menemukan kebenaran secara umum, misalnya sebagai model.
2.4. Keunggulan Penginderaan Jauh Dibandingkan Teresterial
pengunaan penginderaan jauh meningkat selama lima dasawarsa terakhir ini, hal ini
disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
1. Citra penginderaan jauh menggambarkan objek, daerah, dan gejala dipermukaan bumi:
(1) Wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan letak objek yang sebenarnya
dipermukaan bumi,
(2) Relatif lengkap,
(3) Meliputi daerah luas,
(4) Sifatnya permanen, dengan demikian citra merupakan alat yang baik untuk pembuatan
peta baik sebagai sumber data maupun sebagai kerangka letak. Bagi daerah yang belum dda
petanya, dapat digunakan sebagai subtitusi peta. Selain itu dapat juga digunakan sebagai
model di lapangan.
Berbeda dengan peta yang merupakan model simbolik dan formula metematik berupa model
analog, citra, utamanya foto udara merupakan model ikonik, karena wujud gambarnya mirip
objek sebenarnya di lapangan (sutanto,1994).
Penggunaan citra oleh berbagai bidang ini, maka harga tiap citra menjadi relatif murah. Satu
lembar citra meliputi daerah luas. Bagi foto udara berskala 1:50.000 dan berukuran standar
23 x 23 cm, tiap-tiap foto udara meliputi daerah seluas 132 km族.satu lembar foto udara
berskala 1: 100.000 meliputi daerah seluas 529 km族. satu lembar citra satelit Landsat IV yang
dibuat dari ketinggian 70 km dipermukaan bumi, meliputi daerah seluas 34.000 km族.
9. 2. Citra foto udara yang bertampalan dapat dilihat secara tiga dimensional dengan
menggunakan stereoskop. Kenampakan ini sangat menguntungkan dalam berbagai hal,
karena;
(1) Menyajikan model lapangan yang jelas,
(2) Relief menjadi lebih jelas karena adanya pembesaran vertikal,
(3) Memungkinkan pengukuran beda tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat peta
kontur, perencanaan lintasan jalan, dan saluran irigasi, maupun sistem jaringan yang lainnya,
(4) Memungkinkan pengukuran volume, seperti volume kayu dan volume tanah yang harus
digali atau diisikan pada perencanaan pembuatan jalan, dan
(5) Memungkinkan pengukuran lereng untuk menentukkan kelas lahan, konservasi lahan, dan
keperluan lainnya.
3. Objek dapat dikenali antara lain berdasarkan beda suhu, yakni yang direkam pada citra
inframerah termal. Kota yang tidak nampak pada malam hari, dengan perekaman
menggunakan spektrum termal dapat diwujudkan dalam bentuk citra yang cukup jelas.
Kebocoran pipa gas bawah tanah atau kebakaraan tambang batubara bawah tanah, mudah
dikenali pada citra inframerah termal. Objek tersebut tidak tampak oleh mata, karena terletak
di bawah permukaaan tanah. Meskipun terlihat langsung oleh mata, limbah air panas yang
kelur dari suatu industri tidak dapat dibedakan dengan air lainnya, karena nampak dengan
wujud yang sama. Air panas dapat dikenali dengan baik pada citra inframerah termal,
termasuk jaraknya dari industri asalnya. Pengetahuan semacam ini penting dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan hidup pada ekologi perairan.
4. Pemetaan atau penelitian secara teresterial pada daerah rawa, hutan, dan pegunungan akan
sangat sulit sekali pelaksanaannya dan memerlukan biaya yang relatif tinggi. Dalam keadaan
cuaca yang memungkinkan, daerah tersebut data direkam dengan cepat. Perekaman satu
lembar foto udara yang meliputi daerah seluas 132 km族 dilakukan dalam waktu kurang dari
satu detik, sedang perekaman dalam citra Landsat yang meliputi 34.000 km族 dilakukan dalam
waktu 25 detik. Selain itu interpretasi citra dapat dilakukan di dalam ruang atau laboratorium
pada siang maupun malam hari, dalam keadaan hujan sekalipun. Inilah yang menyebabkan
bahwa penggunaan teknik penginderaan jauh untuk kegiatan pemetaan dan penelitian benar-
benar menghemat waktu dan biaya, dan yang lebih penting dengan hasil yang memadai.
10. 5. Penginderaan jauh merupakan satu-satunya cara pemetaan daerah bencana. Misalnya,
pemetaan daerah banjir, daerah bencana gempa bumi, letusan gunung api, longsor, tsunami
dan sebagainya.
6. Citra satelit mempunyai periode ulang yang pendek. Misalnya Landsat periodik selama 16
hari sekali. NOAA dua hari sekali, dan citra-citra lainnya. Dengan demikian citra merupakan
alat yang baik sekali untuk memantau perubahan yang terjadi secara cepat, seperti tindakan
pembakaran hutan, perubahan penggunaan lahan, pemekaran fisik kota, perubahan kualitas
lingkungan, perubahan lahan garapan, dan lain sebagainya.
2.5. Tantangan dalam Penginderaan Jauh Kelautan
Dibalik peuang penggunaan citra satelit sebagai sumber data, terdapat beberapa
tantangan yang perlu dihadapi. Di Indonesia, dua tantangan utama pemanfaatan data citra
satelit dapat berasal dari karakteristik citra satelit sendiri dan kondisi geografis Indonesia.
Tantangan dari citra satelit meliputi adanya tutupan awan dan kompleksitas data. Citra satelit
terdiri dari citra optik yang tidak tembus awan dan citra radar yang tembus awan. Citra optik
memiliki banyak band yang mampu menjadi sumber informasi vegetasi, namun banyak
mengalami tutupan awan pada daerah-daerah tertentu. Kondisi geografis Indonesia dengan
jumlah awan yang merat, menyebabkan citra satelit optik di seluruh wilayah Indonesia
pernah mengalami adanya tutupan awan, namun jumlah band yang tersedia masih terbatas.
Tantangan lain adalah gambar bumi yang ditangkap oleh citra satelit bukan dalam bentuk
satu gambar utuh, tetapi terpotong menjadi beberapa scenes, dimana tiap scenes memiliki
tanggal penangkapan yang berbeda. Agar model yang dihasilkan akurat, sedapat mungkin
data label yang digunakan memiliki tanggal yang sama atau sangat mendekati tanggal citra
satelit. Jika terjadi perbedaan, perlu dilakukan pengecekan berapa rentang waktu perbedaan
antara data label dan citra satelit yang diperkirakan tidak berpengaruh terhadap nilai fitur.
Tantangan penting lainnya adalah perlunya dikembangkan model yang stabil untuk wilayah
Indonesia yang cukup heterogen, sehingga hasil prediksi lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, besarnya ukuran data citra satelit menuntut untuk
dikembangkan infrastruktur berbasis cloud gratis untuk mempermudah penyampaian
informasi.
11. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji
(Lilesand dan Keifer, 1990)
2. lemen - Elemen Penginderaan Jauh yaitu, Proses analisis data meliputi pengujian
data dengan menggunakan alat interpretasi dan alat pengamatan untuk
menganalisis data piktorial, dan atau komputer untuk menganalisis data sensor
numerik. Data rujukan tentang sumberdaya alam yang dipelajari, seperti peta
tanah, data statistik tanaman, atau uji lapangan, digunakan untuk analisis data.
Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk peta, tabel, atau laporan. Akhirnya
informasi tersebut diperuntukkan bagi para pengguna yang dimanfaatkan untuk
proses pengambilan keputusan (Lilesand dan Keifer,1990)
3. Penginderaan jauh merupakan ilmu karena: dilakukan atau diperoleh dengan jalan belajar
atau latihan, merupakan pengetahuan sistematik, dilakukan dengan observasi dan klasifikasi
fakta, karena foto udara dan citra satelit menyajikan gambaran tentang kenyataan yang ada
dipermukaan bumi, dapat digunakan untuk menemukan kebenaran secara umum, misalnya
sebagai model.
4. Keunggulan pengginderaan jauh, Citra penginderaan jauh menggambarkan objek, daerah,
dan gejala dipermukaan bumi; Citra a foto udara yang bertampalan dapat dilihat secara tiga
dimensional dengan menggunakan stereoskop; Objek dapat dikenali antara lain berdasarkan
beda suhu, yakni yang direkam pada citra inframerah termal, Pemetaan atau penelitian secara
teresterial pada daerah rawa, hutan, dan pegunungan akan sangat sulit sekali pelaksanaannya
dan memerlukan biaya yang relatif tinggi ; Penginderaan jauh merupakan satu-satunya cara
pemetaan daerah bencana; Citra satelit mempunyai periode ulang yang pendek.
12. DAFTAR PUSTAKA
Abler, R. Adams, John S. and Gould, Peter, 1971. Spatial Organization New Jersey: Prentice-Hall
Avery, T.E dan Berlin, G.L 1985. Interpretation of aerial photographs. Minneapolis: Burgess
Publishing Co.
Bintarto, R. 1977. Pengantar Geografi Kota. Yogyakart