Pengorganisasian melibatkan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, sumber daya, dan lingkungan organisasi. Proses ini meliputi penetapan seluruh pekerjaan, pembagian tugas secara logis, dan koordinasi pekerja anggota. Faktor-faktor seperti strategi, teknologi, sumber daya manusia, dan ukuran organisasi menentukan desain struktur. Struktur organisasi formal digambarkan dalam bentuk bagan yang
4. Proses pengorganisasian dapat
ditunjukkan dengan 3 langkah
prosedur:
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi
kegiatan-kegiatan secara logik dapat
dilaksanakan oleh satu orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu
mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
5. FAKTOR PENENTU PERANCANGAN
STRUKTUR ORGANISASI
1. Strategi Organisasi untuk
mencapai tujuannya
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-iorang yang
terlibat dalam organisasi
4. Ukuran organisasi
6. Unsur – unsur Struktur Organisasi
1. Spesialisasi Kegiatan; berkenaan dengan spelsialisasi
tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam
organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersebubut
menjadi satuan kerja.
2. Standardisasi kegiatan; merupakan prosedur yang
digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan
3. Koordinasi Kegiatan; menunjukkan prosedur yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi dalam oraganisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan;
menunjukkan lokasi kekuasaan pembuatan
keputusan.
5. Ukuran Satuan Kerja; menunjukkan jumlah karyawan
dalam suatu kelompok kerja.
7. Bagan Organisasi Formal
• Bagan Organisasi menggambarkan 5 Aspek Utama:
1. Pembagian Kerja
Menunjukkan individu satau satuan organisasai yang bertanggung
jawab untuk kegiatan untuk organisasi tertentu.
2. Manajer dan Bawahan atau Rantai Perintah
Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang
tanggungjawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam
organisasi.
3. Tipe Pekerjaan yang Dilaksasnakan
Deskripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaaan organisasional
atau bidang tanggung jawab yang berbeda.
4. Penegelompokkan segmen Pkerjaan
Bagan mennunjukkan ats dasar kegiatan-kegiatan organisasi dibagi
dasasr fungsional atau divisional.
5. Tingkatan Manajemen
Bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga
keseluruhan hierarki majemen.
9. 1. Departementalisasi,
merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja
suatu organisasi agar kegiatan- kegiatan yang sejenis
dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama
2. Pembagian Kerja,
pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu
dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan
melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
11. 1. DEPARTEMENTALISASI
FUNGSIONAL
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama
atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Semua individu-individu melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan
bersama, sperti seluruh personalia penjualan, akuntansi, programmer, dsb.
Kebaikan pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini
menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi
utama,menciptakan efisiensi melalui spesialisasi dan
memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat
terhadap fungsi-fungsi.
Kelemahan : Struktur fungsional dapat menyebabkan konflik antar fungsi-
fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya
memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
12. BAGAN ORGANISASI FUNGSIONAL
Presiden
Direktur
Manajer
Manajer Pemasara
Manajer Manajer
Produksi Keuangan Personalia
n
13. 2. DEPARTEMENTALISASI
DIVISIONAL
Organisasi ini dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar:
1. Produk
2. Wilayah atau Geografis
3. Langganan yang sesuai
4. Proses atau Peralatan
Kebaikan struktur divisional:
1. Melotakkan koordinasi dan wewenang pada tingkat yang sesuai bagi
pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan
lingkungan divisi yang khas.
3. Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
Kelemahan :
Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijaksanaan antara divisi-divisi.
14. Organisasi dan Matriks
Struktur organisasi matriks.
Departementalisasi matriks adalah sama dengan
departementalisasi proyek dengan satu
perbedaan pokok. Dalam struktur matriks
, para karyawan mempunyai dua atasan
sehingga mereka berada di bawah dua
wewenang.
16. Tahap Perkembangan Matriks menurut
Davis dan Lawrence
• Tahap I piramid tradisional, dimana perintah
dipersatukan pada tingkat atas
• Tahap II Hamparan sementara (temporary overlay)
dimana tim-tim proyek diciptakan hanya untuk
kkebutuhan-kebutuhan khusus dan mendesak
• Tahap III hamparan tetap(permanen overlay) , dimana
tim-tim proyek dilanjutkan untuk maksud-maksud yang
terus-menerus
• Tahap IV , suatu matriks dewasa (mature matrix),
dimana kedua dimensi struktur telah tetap dan
seimbang dengan kekuasaan yang sama yang dipegang
baik oleh manajer fungsional ataupun manajer proyek.
17. Kelompok-Kelompok Kerja Formal
Organisasi
• Organisasi mempunyai tipe-tipe utama kelompok-
kelompok kerja formal: Kesatuan tugas
khusus,panitia,dan dewan atau komisi
• Kesatuan tugas khusus, dibentuk untuk menangani
suatu masalah atau tugas khusus
• Panitia tetap, adalah bagian tetap dari struktur
organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang
terus menerus ada, dalam organisasi seperti panitia
anggaran, panitia pengembangan produk baru, dsb.
18. LANJUTAN…
• Dewan atau Komisi, dibentuk dari individu-
individu yang dipilih atau ditugaskan untuk
mengelola suatu organisasi masyarakat atau
swasta. Sebagai contoh: Dewan Direktur suatu
perusahaan dipilih oleh para investor untuk
mengatur manajemen aktiva
perusahaan, menetapkan kebijakan.
• Sedangkan anggota komisi biasanya diangkat oleh
pejabat pemerintah untuk melaksanakan tugas-
tugas administratif, legislagif atau pengaturan
seperti komisi perdagangan atau harga dan lain-
lain.
19. Organisasi Informal
Organisasi informal memainkan peranan penting
dalam dinamika perilaku organisasi.
Argyris, mengemukakan empat bidang utama di
mana organisasi formal dan informal berbeda:
1. Hubungan-hubungan antarpribadi
2. Kepemimpinan
3. Pengendalian Perilaku
4. Ketergantungan
20. LANJUTAN…
• Walaupun ada perbedaan-perbedaan tersebut,
adalah suatu kesalahan bila menganggap
kelompok formal dan informal sebagai dua
kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya
hidup bersama yang tidak dapat dipisahkan.
• Setiap organisasi formal selalu mempunyai
organisasi informal, dan setiap organisasi
informal berkembang dalam berbagai tingkatan
organisasi formal.
21. Fungsi-fungsi yang dilaksanakan
Kelompok Informal
1. Menetapkan, memperkuat dan meneruskan
norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya
penting para anggota kelompok,
2. Memberikan dukungan terhadap tujuan
organisasi terhadap pelaksanaan tugas manajer,
3. Menstimulasi komunikasi efektif dan dinamik
sebagai alat komunikasi tambahan,
4. Memberikan kepuasan dan status sosial kepada
para anggota yang tidak dapat diberikan oleh
organisasi formal.