Teks tersebut membahas tentang penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simpleks melalui teks bacaan berjudul "Makhluk Di Bumi Ini". Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Ujan Mas pada tahun ajaran 2014-2015 dengan subjek 11 siswa kelas X jurusan kultur jaringan. Hasil awal menunjukkan keberhasilan belaj
1 of 17
More Related Content
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simpleks melalui teks
1. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASIKAN KALIMAT KOMPLEKS DAN KALIMAT
SIMPLEKS MELALUI TEKS MAKHLUK DI BUMI INI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA KELAS X JURUSAN KULTUR JARINGAN SMK NEGERI 1 UJAN MAS TAHUN
PELAJARAN 2014-2015
Oleh
Muhammad Indra, S. Pd.*
*Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Ujan Mas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintah dewasa ini . Berkaitan dengan
mencari dan mengembangkan potensi-potensi yang harus dikuasai oleh guru, yang
bertindak sebagai Sumber Daya Manusia yang menjembatani perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang harus di transfer kepada peserta didik. Guna
mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimiliki peserta didik sehingga di
kemudian hari mampu mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai potensi yang dikuasai .
Sehingga pembangunan pendidikan nasional dapat terwujud dengan sempurna karena di
isioleh generasi muda yang berkualitas.
Dalam hal ini, bahwa pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kesuksesan dan keseimbangan pembangunan nasional . Pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas yang harus diperhatikan
dan dirancang sedemikian rupa berdasarkan pemikiran matang, untuk mengimbangi
pesatnya perkembangan iptek.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu penyumbang khazanah pendidikan
Indonesia. Bahasa adalah sarana untuk mengomunikasikan dan mentransfer ilmu
pengetahun ke peserta didik. Melalui berbagai media, guru salah satunya, ilmu yang ada
dapat dikuasai oleh siswa.
Keterampilan berbahasa seperti mendengar, membaca, berbicara, dan menulis tidak serta
merta disuratkan secara jelas di kurikulum 2013 ini, melainkan melalui pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Maka keterampilan berbahasa yang dahulu disuratkan, tergabung
dalam pendekatan saintifik tersebut secara tersirat.
Salah satu materi yang tidak dipaparkan secara eksplisit dalam pembelajaran bahasa
Indonesia adalah kalimat simpleks dan kompleks. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks
merupakan salah satu materi yang dibahas Dalam Buku Siswa Ekspresi Diri dan Akademik
Kelas X SMA/SMK. Buku tersebut telah dijadikan sebagai salah satu buku yang berdasarkan
kurikulum 2013 yang sudah banyak digunakan di sekolah-sekolah.
Kalimat simpleks dan kompleks terdapat dalam Tugas 2. Membedah Struktur Teks Laporan,
Kegiatan 1, Pembelajaran 1 Meneroka Alam Semesta. Dalam kurikulum 2013, siswa tidak
diberikan materi, tetapi siswa diberikan pekerjaan sehingga mereka sengaja dibuat untuk
tidak sadar telah mendapatkan pengetahuan yang dimaksud.
Kelas X kultur Jaringan SMK Negeri Ujan Mas Tahun Pelajaran 2014 ini berjumlah 11 siswa.
Pada pertemuan awal pengklasifikasian kalimat simpleks dan kompleks dari teks yang
ditemukan, keberhasilan belajar jauh dari harapan, tidak mencapai 100%, tetapi 27 %.
Hanya 3 siswa yang berhasil, sementara yang lain gagal.
2. Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas berjudul
Peningkatan Kemampuan Mengklasifikasikan Kalimat Kompleks dan Kalimat Simpleks
Melalui Teks Makhluk Di Bumi Ini Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Jurusan
Kultur Jaringan SMK Negeri 1 Ujan Mas Tahun Pelajaran 2014-2015.
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah dilakukan
1.2.2 Cara mengomunikasikan materi belum maksimal diterima siswa
1.2.3 Kurangnya media dan sumber belajar
1.2.4 Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simpleks
melalui teks Makhluk Di Bumi Ini dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas X
jurusan kultur jaringan SMK Negeri 1 Ujan Mas Tahun Pelajaran 2014-2015
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah pada bagaimana
peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simpleks melalui
teks Makhluk Di Bumi Ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Jurusan Kultur
Jaringan SMK Negeri 1 Ujan Mas Tahun Pelajaran 2014-2015.
1.4 Cara Pemecahan Masalah
Penulis akan menempuh langkah-langkah berikut untuk melakukan penelitian:
1. Guru memerintahkan siswa mencari teks bacaan
2. Guru memberikan materi kalimat simpleks dan kompleks
3. Guru menyiapkan instrumen pengklasifikasian
4. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengklasifikasikan kalimat kompleks dan
kalimat simpleks
5. Guru menilai hasil kerja siswa
6. Guru mengumpulkan data hasil kerja siswa
7. Memberi teks Makhluk di Bumi Ini
8. Siswa mengklasifikasikan kalimat simpleks dan kompleks
9. Guru menilai dan membandingkan hasil yang baru dengan hasil sebelumnya untuk
mendapatkan peningkatan keberhasilan.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk: meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan kalimat
kompleks dan kalimat simpleks melalui teks Makhluk Di Bumi Ini dalam pembelajaran
bahasa Indonesia Kelas X Jurusan Kultur Jaringan SMK Negeri 1 Ujan Mas tahun pelajaran
2014-2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Menambah inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
2. Pengembangan kurikulum bagi tingkat sekolah
3. Keprofesionalan guru dalam belajar mengajar
4. Siswa agar menambah wawasan dalam pembelajaran
3. BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Klasifikasi
Mengklasifikasikan merupakan sebuah kata kerja yang berasal dari kata dasar klasifikasi. Dalam
aplikasi kamus Besar Bahasa Indonesia, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam
kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.
2.1.2 Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dalam suara naik turun atau keras
lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan atupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.),
tanda tanya (?) atau tanda seru (!) yang di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca
seperti tanda koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-) dan spasi.
Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua
kalimat atau lebih yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan.
Contoh: Adik sedang termenung di halaman. Apa yang sedang dia pikirkan? Mungkinkah dia
mempunyai suatu masalah?
Teks di atas terdiri dari tiga kalimat. Satu kalimat diakhiri dengan tanda titik dan dua kalimat
lagi diakhiri dengan tanda Tanya.
2.1.3 Jenis Kalimat
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan
kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur
tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak
membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok
Adik minum susu
Ibu menyimpan uang di dalam laci
S-P
S-P-O
S-P-O-K
4. b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
(1) Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas
sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di
samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
(2) Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga
kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat. Misalnya: Susi menulis surat
(kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II) Susi menulis surat dan Bapak membaca
koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat
dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk
campuran.
(1) Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola
kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
(a) Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya
menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan
sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
(b) Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas:
atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
(c) Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas. (2) Kalimat
majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat
yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan
kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang
mengalami perluasan dikenal adanya:
(a) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya: Diakuinya hal itu
P S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu. anak kalimat pengganti subjek
(b) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat
pengganti predikat.
Misalnya: Katanya begitu
5. Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu. anak kalimat pengganti predikat
(c) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat
pengganti objek.
Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu.
S P O
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang
mengambilnya.
anak kalimat pengganti objek
(d) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat
pengganti keterangan.
Misalnya: Ayah pulang malam hari
S P K
Ayah pulang ketika kami makan malam
anak kalimat pengganti keterangan
(3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau
hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas
tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian
bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.
Ketika ia duduk minum-minum pola atasan
datang seorang pemuda berpakaian bagus pola bawahan I
datang menggunakan kendaraan roda empat pola bawahan II
c. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
(1) Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan
sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
(a) Hanya terdiri atas dua kata
(b) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
(c) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat (d)
Intonasinya adalah intonasi berita yang netral.
Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau
pergeseran makna laksikalnya..
(2) Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata
baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
(3) Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami
perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti
6. mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi
belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
(a) Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
(b) Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta,
Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu
pelajaran matematika.
(c) Kalimat transformasi. Contoh:
1) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah
jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik
menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
2) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga
adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek
kepada ayah untuk dibelikan komputer.
3) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh:
Menangis adik.
4) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik
menangis?
d. Kalimat Mayor dan Minor
(1) Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur inti.
Contoh: Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman,
tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami
masih berada di sekolah.
(2) Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu
unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Diam!
Sudah siap?
Pergi!
Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur
pusat.
Contoh: Amir mengambil.
Arif ada. Kiki
pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat
mayor.
e. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau
penulis secara singka, jelas, dan tepat.
7. Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata. Tepat
: sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
f. Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau
mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
C. Hubungan Antar Klausa
1. Hubungan koordinasi dan Subordinasi
a. Hubungan koordinasi
Hubungan koordinasi ialah menggabungkan dua klausa atau lebih yang
masing-masing mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur
konstituen kalimat.Hasinya adalah satuan yang sama
kedudukannya.Hubungan klausa-klausa tidak menyangkut satuan yang
membentuk hirarki karena klausa yang satu bukanlah konstituen dari
klausa lain.
Contoh : Ziona ke pantai dan Putra ke pulau. b.
Hubungan Subordinasi
Hubungan Subordinasi adalah Subordinasi menggabungkan dua
klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah salah satu
klausanya menjadi bagian dari kalimat klausa lain.
Contoh : Ziona menerima cinta Putra walau dengan terpaksa
Klausa Subordinatif dapat juga berupa klausa Adverbia dalam arti
klausa itu berfungsi sebagai keterangan.
2. Ciri - ciri Hubungan Koordinasi Dan Subordinasi
a. Ciri-ciri sintaksis hubungan koordinasi
1) Hubungan koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih.
8. 2) Posisi klausa yang di awali oleh koordinasi dan atau dan tetapi
tidak dapat di ubah.
3) Urutan klausa yang tetap dalam hubungan koordinasi yang telah di
bicarakan erat dengan Pronominalisasi.
4) Sebuah koordinator dapat di dahului oleh koordinasi lain untuk
memperjelas atau mempertegas hubungan antara duia klausa yang di
gabunmgkan.
b. Ciri-ciri sintaksis hubungan Subardinasi.
1) Subardinasi menghubungkan dua klausa yang salah satu di
antaranya merupakan bagian dari klausa yang lain.
2) Pada umumnya posisi klausa yang di awali sub ordinator dapat
berubah.
3) Hubungan Sub-orbinatif memungkinkan adanya acuan kata
voris
c. Ciri-ciri Semantis hubungan koordinasi
Yaitu klausa yang di hubungkan oleh koordinator tidak menyatakan
perbedaaan tingkat pesan.
d. Ciri-ciri Semantis Hubungan Sub Ordinasi
Yaitu dalam hubungan Sub ordinasi,klausa yang mengikuti Sub-ordinator
memuat informasi atau pernyataan yang di anggap skunder oleh
pemakai bahasa,sedangkan klausa yang lain memuat pesan utama kalimat
tersebut.
Contoh : Putra sangat bahagia karena cintanya diterima Ziona.
9. 3. Hubungan Semantis Antar Klausa Dalam Kalimat Majemuk Setara
a. Hubungan penjumlahan
Adalah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan
kegiatan,keadaan, peristiwa,atau proses.Di tandai dengan koordinator
dan, serta, atau baik-maupun.
1) Hubungan Sebab Akibat
Hubungan seperti ini,klausa kedua merupakan akibat klausa
pertama.
2) Penjumlahan yang menyatakan urutan waktu
Klausa kedua merupakan peristiwa yang terjadi pada klausa
pertama,koordinator yang di pakai,adalah,dan,kemudian,dan lalu.
3) Penjumlahan yang menyatakan pertentangan
Klausa kedua menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa
yang di nyatakan dalam klausa pertama.
4) Penjumlahan yang menyatakan perluasan
Klausa kedua menyatakan memberikan informasi atau penjelasan
tambahan untuk melengkapi pernyataan pada klausa pertama.
b. Hubungan Perlawanan
Hubungan yang menyatakan bahwa apa yang di nyatakan dalam klausa
pertama berlawanan,atau tidak sama dengan apa yang di nyatakan
dalam klausa kedua.
1) Perlawanan yang menyatakan penguatan
10. Klausa keduamemuat informasi yang menguatkan dan
menandakan informasi yang di nyatakandalam klausa
pertama.Dalam klausa pertama biasanya terdapat tidak / bukan
saja ataupun tidak / bukan hanya.
2) Perlawanan yang menyatakan implikasi
Klausa kedua menyatakan sesuatu yang merupakan perlawanan
terhadap implikasi klausa pertama.Koordinatornya biasa di pakai
tetapi.
3) Perlawanan yang menyatakan perluasan c.
Hubungan Pemilihan
Adalah hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau
lebih yang di nyatakan oleh klausa-klausa yang di hubungkan.
4. Hubungan Simantis Antar Klausa Dalam Kalimat Majemuk
Bertingkat
a. Hubungan waktu
Klausa Sub-ordinatif yang menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau
keadaan yang di nyatakan dalam klausa pertama.Hubungan waktu bisa di
bedakan.
1) Waktu batas permulaan
Untuk menyatakan hubungan batas waktu permulaan di pakai sub-ordinatif
seperti sejak dan sedari.
11. 2) Waktu bersamaan
Hubunagan waktu bersamaan menyatakan bahwa peristiwa atau
keadaan yang dinyatakan dalam klausa utama dan klausa sub-ordinatif
terjadi pada waktu yang bersamaan. Sub-ordinatif yang di
pakai {Se}waktu,ketika,seraya,serta,sementara, selagi,dan
selamanya.
3) Waktu berurutan
Menunjukkan bahwa yang di nyatakan dalam klausa utama lebih
dahulu atau lebih kemudian dari pada yang di nyatakan dalam
klausa sub- ordinatif.Sub-ordinatif yang di pakai
sebelum,setelah,sesudah,seusai,dan sebagainya.
4) Waktu Batas Akhir
Dipakai untuk menyatakan ujung suatu proses dan sub-ordinator yang
di pakai adalah sampai dan hingga.
b. Hubungan Syarat
Sub-ordinatifnya menyatakan syarat terlaksananya apa yang di
sebut dalam klausa utama. Sub-ordinator yang di pakai : jika
{lau},kalau,dan asal {kan]. c.
Hubungan Pengandaian
Hubungan ini terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa sub-ordinatifnya
menyatakan pengandaian terlaksannya apa yang di
nyatakan klausa utama.
d. Hubungan Tujuan
12. Terdapat dalam kalimat yang klausa sub-ordinatifnya menyatakan
suatu tujuan atau harapan dari apa yang di sebut dalam klausa utama.
e. Hubungan konsesif
Hubungan ini terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa sub-ordinatifnya
mengandung pernyataan yang tidak mengubah apa yang di
nyatakan dalam klausa utama.
f. Hubungan Pembandingan
Hubungan ini terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa sub-ordinatifnya
menyatakan perbandingan,kemiripan.
g. Hubungan Penyebaban
Hubungan ini terdapat pada kalimat yang klausa sub-ordinatifnya
menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam
klausa utama.
h. Hubungan Hasil
Hubungan ini terdapat pada kalimat majemuk yang klausa sub-ordinatifnya
menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan
dalam klausa utama yang dinyatakan dengan,sehingga,sampai,dari
maka.
i. Hubungan Cara
Hubungan ini terdapat dalam kalimat yang klausa sub-ordinatifnya
menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan oleh klausa
utama.Sub-ordinator yang dipakai dengan dan tanpa.
13. j. Hubungan Alat
Terdapat dalam kalimat yang klausa sub-ordinatifnya menyatakan alat
yang dinyatakan oleh klausa utama.
k. Hubungan Komplementasi
Dalam hubungan ini klausa sub-ordinatif melengkapi apa yang
dinyatakan oleh verba klausa utama oleh nomina subjek baik
dinyatakan atau tidak.
l. Hubungan Atribut
Hubungan ini ditandai oleh sub-ordinatif yang hubungan ini dapat
di bagi atas :
1) Hubungan Atribut Restriktif
Dalam hubungan ini klausa relatif membatasi makna dari nomina yang
diterangkannya apabila ada nomina yang dapat keterangan tambahan
yang berupa klausa relatif restriktif.
2) Hubungan Atribut Takrestriktif
Hubuangan ini hanyalah memberikan sekedar tambahan informasi
pada nomina yang diterangkannya.
m. Hubungan Perbandingan
Hubungan ini terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang klausa sub-ordinatifnya
dan klausa utamanya mempunyai unsur yang
sama.Hubungan ini dapat di bagi atas hubungan Ekuatif,hubungan
Komparatif,hubungan Optatif.
15. 2.2 Hipotesis Penelitian
Dugaan sementara dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dapat mengklasifikasikan kalimat
kompleks dan kalimat simpleks melalui teks Makhluk di Bumi Ini dalam pembelajaran bahasa
Indonesia kelas X jurusan Kultur Jaringan SMK Negeri 1 Ujan Mas Tahun Pelajaran 2014-015.
16. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMK Negeri 1 Ujan Mas yang beralamat di Jalan Lintas Curup-Kepahiang Desa
Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas X jurusan Kultur Jaringan. Jumlah siswa 11 dengan rincian 6
pria dan 5 wanita.
3.2 Variabel yang Diteliti
Variabel yang diteliti adalah kemampuan mengklasifikasi kalimat kompleks dan simpleks dalam teks.
Untuk menuju ke kalimat simpleks dan kompleks tersebut, siswa harus tahu criteria kalimat
tersebut.
3.3 Rancangan Penelitian
Perencanaan
Tindakan
Lanjutan
Pelaksanaan
Tindakan
Lanjutan
Siklus 2
Perencanaa
n Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan
Pengamatan
Lanjutan Refleksi
Siklus 1
Pengamatan
Refleksi
17. 3.3.1 Perencanaan Tindakan
3.3.2 Pelaksanaan Tindakan
3.3.3 Pengamatan
3.3.4 Refleksi
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
3.6 Indikator Kinerja
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi per siklus
4.2 Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan
BABA V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran