Dokumen ini membahas permainan tradisional Indonesia yang menggunakan alat seperti egrang. Egrang adalah permainan tradisional yang memerlukan keseimbangan tubuh untuk berjalan di atas bambu. Permainan ini menanamkan nilai-nilai budaya seperti kerja keras, keuletan dan sportivitas pada pemainnya.
3. PERKEMBANGAN PERMAINAN
TRADISIONAL DI INDONESIA
Permainan tradisional sangatlah populer
sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu,
anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang
seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain
dengan permainan-permainan berbasis teknologi
yang berasal dari luar negeri dan mulai
meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan
perubahan zaman, permainan tradisional perlahanlahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali
belum mengenal permainan tradisional.
4. NILAI KEBUDAYAAN DAN MANFAAT
PERMAINAN TRADISIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nilai sportivitas
Nilai kedisiplinan
Nilai demokrasi
Nilai kesetia-kawanan
Mengenal kerja sama
Meningkatkan kepercayaan diri
Bersosialisasi lewat permainan
Secara tidak langsung, anak-anak akan dirangsang kreativitas,
ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya
melalui permainan tradisional
Permainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kasar
maupun halus
5. PERMAINAN EGRANG
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui
secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah
dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan
nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam
bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama
Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri
berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari
bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut
batungkau.
Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan
keterampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua
orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentuk
Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila
yang bermain orang Dewasa maka pembuatannya pun panjang dan tinggi,
sedangkan untuk anak-anak bentuk dan ukurannya pun pendek.
6. CARA MEMBUAT EGRANG
o Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang
panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter
o Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi
dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar
20cm untuk dijadikan pijakan kaki
o Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran
panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang
berukuran pendek
o Setelah bambu yang berukuran pendek untuk pijakan
kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk
digunakan.
7. NILAI BUDAYA YANG TERKANDUNG
DALAM EGRANG
kerja keras : Tercermin dari semangat para pemain yang
berusaha agar dapat mengalahkan lawannya
Keuletan : Tercermin dari proses pembuatan alat yang
digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan
ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk
berjalan
Sportivitas : tercermin tidak hanya dari sikap para pemain
yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan,
tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
8. SEKIAN DAN TERIMA KASIH
KELOMPOK 9
PERMAINAN TRADISIONAL DENGAN ALAT
DAUD ALFIANDRI
MELIANI
WULAN SEPTIANI
0371 13 154
0371 13 019
0371 13 427