際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENTINGNYA STUDI LAPANGAN
                             DALAM PENGAJARAN GEOGRAFI

                                              Oleh Teguh Supriyadi


Pengantar .
Pengajaran Geografi di Sekolah sebenarnya memiliki nilai strategis dalam upaya untuk lebih menyiapkan siswa dalam
memahami lingkungan alam sebagai habitat mereka . Dalam istilah lain siswa diharapkan memiliki pengetahuan , sikap ,
ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan berfikir analistis geografis , terutama dalam memahami gejala geosfera.
Jika ingin mempelajari Geografi dengan baik, haruslah dapat memanfaatkan lingkungan alam sebagai laboratorium
Geografi . Penyajian mapel Geografi tidak cukup hanya disampaikan secara teoritis di dalam kelas , karena sebagian
besar materi geografi hanya dapat dipahami melalui kajian lapangan .
 Namun realitasnya banyak sekali hambatan yang dihadapi , mulai dari terbatasnya waktu , biaya dan pengelolaan
kegiatan studi lapangan yang memang cukup njlimet , cermat serta dibutuhkan tenaga ekstra . Belum lagi persoalan
tudingan serta suara minor kepada fihak guru geografi jika mereka melakukan kegiatan studi lapangan , mulai dari
tudingan  proyek baru , gurunya neko-neko  sampai percuma buang-buang biaya dan tenaga  . Kiranya lengkap
sudah hambatan yang menghadang , sehingga realitasnya dapat dihitung dengan jari , berapa banyak guru geografi yang
berani melakukan kegiatan studi lapangan .



1. Fungsi dan Hakekat Pengajaran Geografi .
    Dalam Kurikulum Geografi Th. 1994 secara eksplisit bahwa konsep Geografi adalah
    pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi
    (gejala Geosfera) serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam konteks
    keruangan dan kewilayahan ( GBPP Geografi SMU,1994,2).
    Secara sederhana Geografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
    balik antara manusia dengan lingkungan alam . Proses interaksi tersebut akan melahirkan
    adapatasi manusia terhadap lingkungan , sehingga diharapkan pada akhirnya manusia dapat
    berhasil dalam melangsungkan kehidupannya di permukaan bumi .
    Dewasa ini masih banyak terjadi kerancuan pemahaman tentang Geografi , terlebih secara
    historis materi ini dulunya bernama Ilmu Bumi , sehingga ada kesan bahwa yang dipelajari
    bumi yang sedemikian luas . Bahkan generasi tua kita masih menganggap bahwa pelajaran
    ilmu bumi tidak lain hanya menghafal gunung-gunung , kota kota , sungai serta pulau-pulau
    ( Geografi = Chorografi) , sesuai dengan apa yang mereka terima di sekolah waktu itu .
    Namun semenjak adanya Seminar Ilmu Bumi tahun 1972 yang diselenggarakan di IKIP
    Semarang , istilah Ilmu Bumi diganti dengan Geografi , disamping pembenahan serta
    penyempurnaan pengajaran geografi di sekolah-sekolah di Indonesia .
    Geografi diajarkan di tingkat SMU dengan maksud agar siswa memiliki kesiapan
    pengetahuan , ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan berfikir analitis Geografis
    dalam mengembangkan gejala geosfera , memupuk rasa cinta tanah air , menghargai
    keberadaan negara lain serta untuk lebih menyiapkan diri dalam menghadapi masalah-
    masalah yang timbul akibat interaksi manusia dengan lingkungannya .


2. Ruang Lingkup geografi
    Obyek Studi geografi adalah muka bumi , sebagian atau seluruhnya sebagai suatu kebulatan
    . Sedangkan hakekat sasaran geografi meliputi :
    a. kebulatan hubungan manusia dengan lingkungan
b. wilayah ( region) sebagai hasil interaksi assosiasi , integrasi dan diferensiasi unsur unsur
        alamiah dan manusiawi dalam ruang tertentu di permukaan bumi .
   Studi dan analisa geografi meliputi analisa gejala manusia dengan gejala alam dan meliputi
   analisa penyebarannya , interelasinya intekasinya dalam ruang . Dengan mempelajari
   Geografi akan dapat menjawab pertanyaan pertanyaan  What  Where  Why  How 
   tentang apa yang terjadi di permukaan bumi . (Nursid ,1988:35)


3. Pendekatan Geografi .
   Dalam pengajaran Geografi dicapai melalui beberapa pendekatan pengajaran Geografi .
   Salah satunya adalah pendekatan Ketrampilan proses dan ketrampilan akses                      .
   Indikator ketrampilan proses meliputi kemampuan untuk :
   a. mendeskripsikan
   b. mencatat , klasifikasi , menilai , tafsiran
   c.   inferensi dan deduksi
   d. penghipotesisan dan predikasi
   e. analisis dan eksperimen
   f.   perencanaan dan perancangan
   g. generalisasi
   Sedangkan kemampuan akses meliputi kemampuan dan kemahiran untuk :
   a. membaca
   b. mendengarkan
   c.   mengobservasi
   ketrampilan tersebut diatas merupakan bagian dari Ketrampilan berfikir kritis  .
   Sebenarnya jika direnungkan serta dipahami secara seksama , maka untuk mewujudkan
   kedua ketrampilan tersebut dalam pengajaran Geografi cukup sulit , karena konsekuensinya
   harus dituntut tersedianya sejumlah sarana , prasarana serta kebebasan guru dalam
   berkekspresi , serta mengaktualisasikan dalam format pengajaran yang ideal .
4. Realitas pengajaran Geografi di sekolah
   Dalam realitasnya pengajaran Geografi di sekolah banyak disajikan dalam bentuk ceramah
   teoritis yang hanya menjejali siswa dengan sejumlah konsep dan fakta , tanpa banyak
   diungkap tentang proses , fenomena / gejala yang menyangkut lingkungan alam . Padahal
   secara nyata bahwa laboratorium Geografi adalah alam dan banyak materi geografi yang
   tidak dapat dipahami hanya dengan mempelajari suatu konsep dalam buku literatur . Hal ini
   akan menimbulkan sifat verbalistis  dikalangan siswa , dimana mereka tahu tetapi tidak
   tahu  . Tahu mengenai batasan dan definisi tetapi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi ,
   karena mereka tidak pernah mengamati langsung di alam .
   Kondisi ini sangat memprihatinkan sekali , karena mereka (para Guru geografi) terbelenggu
   oleh keharusan memenuhi target kurikulum dan ketuntasan belajar , sementara harus
   melupakan fungsi dan tujuan pengajaran Geografi .
   Kegiatan studi lapangan hampir tidak pernah dilakukan , karena banyak faktor hambatan
   yang jelas-jelas menghadang didepan         mereka . Lebih parah lagi , tidak adanya upaya
   menghadirkan fenomena alam  dalam bentuk gambar , feature , audio visual ataupun
   peraga lain    yang dapat mengeliminir hambatan tersebut . Sehingga penyajian mapel
   Geografi tidak ubahnya dengan cerita yang membosankan .
5. Hasil penelitian .
Penulis pernah melakukan penelitian kecil tentang pelaksanaan studi lapangan di Kab.
  Kebumen tahun 1996 . Dari 18 SMU di Kabupaten Kebumen ternyata baru 6 sekolah (33,3 %)
  yang sudah pernah melaksanakan kegiatan studi lapangan               sementara lainnya belum
  pernah sama sekali . Hal ini tidak lepas dari pemahaman masing-masing guru Geografi
  tentang arti pentingnya studi lapangan . Sebagian guru geografi ( 55,56 %) beranggapan
  bahwa studi pangan tidak penting dalam pengajaran Geografi . Padahal tuntutan dalam
  pengajaran Geografi menghendaki pada pokok bahasan tertentu dimana tidak dapat
  dijelaskan hanya dengan ceramah Teoritis , maka mutlak dilaksanakan kegiatan studi
  lapangan     / Kajian lapangan ataupun kegiatan lain yang mencoba mengobservasi serta
  apresiasi  sebagai upaya mendekatkan konsep dengan fakta yang ada di lapangan .
6.Urgensinya Studi Lapangan dalam Pengajaran Geografi .
a. Konsep Studi lapangan
   Kita mengenal berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
   melakukan kegiatan belajar mengajar . Untuk mata pelajaran Geografi yang mempunyai
   obyek kajian cukup luas yang meliputi alam dan manusia , rasanya kurang lengkap jika
   semua proses belajar mengajar dilakukan di ruang kelas , sebab banyak kejadian yang sulit
   dibayangkan oleh anak , bila tidak mengetahui secara langsung di alam , misalnya proses
   abrasi pantai , pemukiman penduduk , berbagai fenomena bentang alam dan masih banyak
   lagi .
   Melalui kegiatan Studi lapangan ( Field Study) yaitu metode pembelajaran dengan cara
   membawa siswa langsung pada obyek yang akan dipelajarinya di luar kelas . Beberapa
   alasan yang melatar belakangi pemilihan metode ini antara lain :
       alam merupakan laboratorium geografi yang merupakan sumber dari berbagai fakta dan
        informasi
       Siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung dan terbuka untuk dapat
        bertanya setelah      melihat sendiri kondisi sesungguhnya di lapangan sehingga
        merangsang untuk mengembangkan daya nalarnya .
       Dengan melakukan studi lapangan , siswa dapat melihat konflik tata guna lahan yang
        melibatkan berbagai kepentingan , sehingga akan mendorong siswa untuk benyak
        berfikir tentang penggunaan lahan yang ideal .
       Studi lapangan memberikan situasi lain dalam belajar , lepas dari rutinitas di kelas .
       Dengan kegiatan lapangan akan dapat membangkitkan lagi semangat belajar di kelas .
       mengembangkan pemahaman siswa tentang bentang alam yang merupakan sistem yang
        saling berkaitan dari banyak unsur .
       mengembangkan ketrampilan siswa dalam pengamatan , pencatatan , penafsiran serta
        pengkajian tentang fenomena alam .
       menunjukkan keaslian fakta di lapangan
       mengembangkan sikap sadar lingkungan kepada anak didik .


b. Peran Studi lapangan Geografi
       sebagai media pemahaman tentang lingkungan alam
       identifikasi hasil interaksi , integrasi dan asosiasi serta diferensiasi dari unsur alam dan
        manusia
       sebagai media untuk menghilangkan verbalisme dalam pengajaran geografi
    Mendekatkan kondep dan fakta , karena sebagian materi geografi hanya dapat dipahami
        melalui kajian lapangan
       Merealisasikan 5 (lima) sumbangan paedagogis geografi yakni :
        -   wawasan dalam ruang
        -   persepsi antar gejala
        -   pendidikan keindahan
        -   kecintaan tanah air
c. Kendala pelaksanaan studi lapangan
   - Waktu menyita terlalu banyak
   - harus mengeluarkan biaya
   - prosedur perijinan cenderung birokratis dan berbelit-belit
   - sulitnya merencanakan teknis materi studi lapangan ( banyak obyek yang belum memiliki
       konsep acuan ilmiah sebagai bahan telaah )
   - resiko yang ditanggung pembimbing cukup besar
   - banyak ditafsirkan macam macam terhadap realisasi studi lapangan
d. Studi Lapangan dan Studi Tour
   Banyak kalangan menganggap bahwa studi lapangan disamakan dengan studi Tour .
   Meskipun keduanya merupakan kegiatan kancah , sebenarnya ada banyak perbedaan
   karakteristik antara studi lapangan dengan studi tour .
   Studi lapangan
   -    merupakan metode pembelajaran mapel tertentu , dengan cara siswa dibawa langsung
        ke lapangan
   -    Sebelum siswa dibawa ke lapangan , sudah diberikan konsep materi , tugas khusus
        selama di lapangan , serta hasil kajian lapangan yang harus dipahami dilaksanakan dan
        dikumpulkan
   -    Ada evaluasi pasca kegiatan , karena merupakan bagian dari tugas mata pelajaran
   -    Obyeknya sebagian besar lingkungan alam , dan lingkungan sosial
   -    Pembebanan tugas dan tanggung jawab lebih banyak ke sasaran individual .
   -    Waktunya relatif pendek ( biasanya hanya sehari )
   -    Penanggung jawabnya adalah Guru mata pelajaran yang bersangkutan .
   -    Biaya yang dikeluarkan relatif kecil
   Studi Tour
   -    Pelaksanaannya secara bersama-sama dan sasaran obyeknya lebih terfokus ke obyek
        wisata
   -    Biasanya untuk memenuhi suatu tugas akhir berupa karya tulis
   -    Ditangani oleh Tim terpadu dari sekolah
   -    Waktu pelaksanaanya relatif lebih lama ( 2 sampai 5 hari )
   -    Tidak ada fokus tugas untuk mata pelajaran tertentu , namun semata-mata hanya latihan
        observasi untuk kepentingan penulisan tugas akhir .
   -    Sifat penugasnnya cenderung lebih banyak untuk sasaran kelompok.
   -    Biaya yang dikeluarkan relatif besar .
e. Kaitan Studi Lapangan dengan pemahaman Geografi .
   Banyak para ahli menyatakan bahwa pengajaran Geografi dapat dinamakan gagal jika tidak
   mampu mendidik siswanya untuk meyakini bahwa setiap tempat di bumi ini memiliki
   kekhasannya sendiri sendiri . Sadar atau tidak siswa tahu bahwa problem pokok dalam
Geografi       adalah      hakekat      interelasi     antara      manusia       dengan       lingkungannya
    (Daldjoeni,1982:18). Keadaan tersebut masih diperburuk oleh kenyataan bahwa sangat
    sedikit , kalau tak hendak dikatakan tidak ada , guru geografi yang secara sungguh
    sungguh berusaha membawa siswanya dalam pelajaran geografi pergi ke lapangan untuk
    mengamati fenomena yang ada dan berinteraksi atau interelasi secara keruangan .
    ( Suharyono, 1990: 67) .
    Kegagalan lain dalam pengajaran Geografi di sekolah di banyak negara antara lain dari
    kenyataan bahwa setelah tamat , siswa :
    -    acuh terhadap kenampakan nyata tentang daerah atau tempat yang telah dipelajari
    -    Berfikir pertama dalam pengertian Political Region , seperti menyebut suatu wilayah
         berdasarkan batas politik / negara , yang dalam perkembangannya sangat mungkin
         berubah-ubah . Padahal seharusnya orientasi wilayah adalah Geographic Region
         dimana menyebut suatu wilayah berdasarkan ciri-ciri fisik yang sama .
    -    Memiliki sedikit kesadaran tentang Geographic Region .


    Mengapa demikian ? karena pengajaran geografi:
    -    lebih bersifat texbook oriented
    -    Pendekatannya hanya atomistik dan inventarisasi                   ( kumpulan konsep-konsep dan
         definisi tentang proses dan fenomena alam , tanpa mau melihat realitas fenomena dan
         proses alam itu sendiri ).
    -    cenderung hanya memenuhi target kurikulum. Guru geografi akan merasa nerhasil jika
         materinya habis pada akhir catur wulan / semester , tanpa mau melihat sejauh mana
         pemahaman konsep serta fenomena geografi pada siswa .
    -    Banyak guru yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang konsep geografi secara integral
         dan utuh , sehingga menyajikan materi geografi sama dengan mata pelajaran lain .
    -    Pelajaran Geografi diajarkan oleh banyak guru ( Team Teaching) dan tidak jarang tidak
         sesuai dengan bidang disiplin ilmunya .
    -    Pelajaran Geografi tidak dianggap sebagai pelajaran prima dan favorit                       , sehingga
         terkesan hanya sebagai pelajaran pelengkap , terlebih lagi jika penyajiannya tidak /
         kurang menarik .




                                                    Refferensi
Daldjoeni, Drs,1992 , Geografi baru , Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek , Penerbit ALumni Bandung
Depdiknas , 1994 , GBPP Geografi SMU Kurikulum 1994 , Depdiknas Jakarta
MGMP Geografi , 1996 , Penelitian Kajian Studi Lapangan di SMU Kab. Kebumen, Hasil Penelitian Tim MGMP Geografi
Kab. Kebumen
Nursid Sumaatmadja ,Dr.,1988 , Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan , Alumni Bandung
Suharyono , Prof.Dr. , 1990,Geografi Dalam Dunia Ilmu dan pengajaran Sekolah , IKIP Semarang Press Semarang .

More Related Content

Pentingnya studi lapangan

  • 1. PENTINGNYA STUDI LAPANGAN DALAM PENGAJARAN GEOGRAFI Oleh Teguh Supriyadi Pengantar . Pengajaran Geografi di Sekolah sebenarnya memiliki nilai strategis dalam upaya untuk lebih menyiapkan siswa dalam memahami lingkungan alam sebagai habitat mereka . Dalam istilah lain siswa diharapkan memiliki pengetahuan , sikap , ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan berfikir analistis geografis , terutama dalam memahami gejala geosfera. Jika ingin mempelajari Geografi dengan baik, haruslah dapat memanfaatkan lingkungan alam sebagai laboratorium Geografi . Penyajian mapel Geografi tidak cukup hanya disampaikan secara teoritis di dalam kelas , karena sebagian besar materi geografi hanya dapat dipahami melalui kajian lapangan . Namun realitasnya banyak sekali hambatan yang dihadapi , mulai dari terbatasnya waktu , biaya dan pengelolaan kegiatan studi lapangan yang memang cukup njlimet , cermat serta dibutuhkan tenaga ekstra . Belum lagi persoalan tudingan serta suara minor kepada fihak guru geografi jika mereka melakukan kegiatan studi lapangan , mulai dari tudingan proyek baru , gurunya neko-neko sampai percuma buang-buang biaya dan tenaga . Kiranya lengkap sudah hambatan yang menghadang , sehingga realitasnya dapat dihitung dengan jari , berapa banyak guru geografi yang berani melakukan kegiatan studi lapangan . 1. Fungsi dan Hakekat Pengajaran Geografi . Dalam Kurikulum Geografi Th. 1994 secara eksplisit bahwa konsep Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala Geosfera) serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan ( GBPP Geografi SMU,1994,2). Secara sederhana Geografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alam . Proses interaksi tersebut akan melahirkan adapatasi manusia terhadap lingkungan , sehingga diharapkan pada akhirnya manusia dapat berhasil dalam melangsungkan kehidupannya di permukaan bumi . Dewasa ini masih banyak terjadi kerancuan pemahaman tentang Geografi , terlebih secara historis materi ini dulunya bernama Ilmu Bumi , sehingga ada kesan bahwa yang dipelajari bumi yang sedemikian luas . Bahkan generasi tua kita masih menganggap bahwa pelajaran ilmu bumi tidak lain hanya menghafal gunung-gunung , kota kota , sungai serta pulau-pulau ( Geografi = Chorografi) , sesuai dengan apa yang mereka terima di sekolah waktu itu . Namun semenjak adanya Seminar Ilmu Bumi tahun 1972 yang diselenggarakan di IKIP Semarang , istilah Ilmu Bumi diganti dengan Geografi , disamping pembenahan serta penyempurnaan pengajaran geografi di sekolah-sekolah di Indonesia . Geografi diajarkan di tingkat SMU dengan maksud agar siswa memiliki kesiapan pengetahuan , ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan berfikir analitis Geografis dalam mengembangkan gejala geosfera , memupuk rasa cinta tanah air , menghargai keberadaan negara lain serta untuk lebih menyiapkan diri dalam menghadapi masalah- masalah yang timbul akibat interaksi manusia dengan lingkungannya . 2. Ruang Lingkup geografi Obyek Studi geografi adalah muka bumi , sebagian atau seluruhnya sebagai suatu kebulatan . Sedangkan hakekat sasaran geografi meliputi : a. kebulatan hubungan manusia dengan lingkungan
  • 2. b. wilayah ( region) sebagai hasil interaksi assosiasi , integrasi dan diferensiasi unsur unsur alamiah dan manusiawi dalam ruang tertentu di permukaan bumi . Studi dan analisa geografi meliputi analisa gejala manusia dengan gejala alam dan meliputi analisa penyebarannya , interelasinya intekasinya dalam ruang . Dengan mempelajari Geografi akan dapat menjawab pertanyaan pertanyaan What Where Why How tentang apa yang terjadi di permukaan bumi . (Nursid ,1988:35) 3. Pendekatan Geografi . Dalam pengajaran Geografi dicapai melalui beberapa pendekatan pengajaran Geografi . Salah satunya adalah pendekatan Ketrampilan proses dan ketrampilan akses . Indikator ketrampilan proses meliputi kemampuan untuk : a. mendeskripsikan b. mencatat , klasifikasi , menilai , tafsiran c. inferensi dan deduksi d. penghipotesisan dan predikasi e. analisis dan eksperimen f. perencanaan dan perancangan g. generalisasi Sedangkan kemampuan akses meliputi kemampuan dan kemahiran untuk : a. membaca b. mendengarkan c. mengobservasi ketrampilan tersebut diatas merupakan bagian dari Ketrampilan berfikir kritis . Sebenarnya jika direnungkan serta dipahami secara seksama , maka untuk mewujudkan kedua ketrampilan tersebut dalam pengajaran Geografi cukup sulit , karena konsekuensinya harus dituntut tersedianya sejumlah sarana , prasarana serta kebebasan guru dalam berkekspresi , serta mengaktualisasikan dalam format pengajaran yang ideal . 4. Realitas pengajaran Geografi di sekolah Dalam realitasnya pengajaran Geografi di sekolah banyak disajikan dalam bentuk ceramah teoritis yang hanya menjejali siswa dengan sejumlah konsep dan fakta , tanpa banyak diungkap tentang proses , fenomena / gejala yang menyangkut lingkungan alam . Padahal secara nyata bahwa laboratorium Geografi adalah alam dan banyak materi geografi yang tidak dapat dipahami hanya dengan mempelajari suatu konsep dalam buku literatur . Hal ini akan menimbulkan sifat verbalistis dikalangan siswa , dimana mereka tahu tetapi tidak tahu . Tahu mengenai batasan dan definisi tetapi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi , karena mereka tidak pernah mengamati langsung di alam . Kondisi ini sangat memprihatinkan sekali , karena mereka (para Guru geografi) terbelenggu oleh keharusan memenuhi target kurikulum dan ketuntasan belajar , sementara harus melupakan fungsi dan tujuan pengajaran Geografi . Kegiatan studi lapangan hampir tidak pernah dilakukan , karena banyak faktor hambatan yang jelas-jelas menghadang didepan mereka . Lebih parah lagi , tidak adanya upaya menghadirkan fenomena alam dalam bentuk gambar , feature , audio visual ataupun peraga lain yang dapat mengeliminir hambatan tersebut . Sehingga penyajian mapel Geografi tidak ubahnya dengan cerita yang membosankan . 5. Hasil penelitian .
  • 3. Penulis pernah melakukan penelitian kecil tentang pelaksanaan studi lapangan di Kab. Kebumen tahun 1996 . Dari 18 SMU di Kabupaten Kebumen ternyata baru 6 sekolah (33,3 %) yang sudah pernah melaksanakan kegiatan studi lapangan sementara lainnya belum pernah sama sekali . Hal ini tidak lepas dari pemahaman masing-masing guru Geografi tentang arti pentingnya studi lapangan . Sebagian guru geografi ( 55,56 %) beranggapan bahwa studi pangan tidak penting dalam pengajaran Geografi . Padahal tuntutan dalam pengajaran Geografi menghendaki pada pokok bahasan tertentu dimana tidak dapat dijelaskan hanya dengan ceramah Teoritis , maka mutlak dilaksanakan kegiatan studi lapangan / Kajian lapangan ataupun kegiatan lain yang mencoba mengobservasi serta apresiasi sebagai upaya mendekatkan konsep dengan fakta yang ada di lapangan . 6.Urgensinya Studi Lapangan dalam Pengajaran Geografi . a. Konsep Studi lapangan Kita mengenal berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar . Untuk mata pelajaran Geografi yang mempunyai obyek kajian cukup luas yang meliputi alam dan manusia , rasanya kurang lengkap jika semua proses belajar mengajar dilakukan di ruang kelas , sebab banyak kejadian yang sulit dibayangkan oleh anak , bila tidak mengetahui secara langsung di alam , misalnya proses abrasi pantai , pemukiman penduduk , berbagai fenomena bentang alam dan masih banyak lagi . Melalui kegiatan Studi lapangan ( Field Study) yaitu metode pembelajaran dengan cara membawa siswa langsung pada obyek yang akan dipelajarinya di luar kelas . Beberapa alasan yang melatar belakangi pemilihan metode ini antara lain : alam merupakan laboratorium geografi yang merupakan sumber dari berbagai fakta dan informasi Siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung dan terbuka untuk dapat bertanya setelah melihat sendiri kondisi sesungguhnya di lapangan sehingga merangsang untuk mengembangkan daya nalarnya . Dengan melakukan studi lapangan , siswa dapat melihat konflik tata guna lahan yang melibatkan berbagai kepentingan , sehingga akan mendorong siswa untuk benyak berfikir tentang penggunaan lahan yang ideal . Studi lapangan memberikan situasi lain dalam belajar , lepas dari rutinitas di kelas . Dengan kegiatan lapangan akan dapat membangkitkan lagi semangat belajar di kelas . mengembangkan pemahaman siswa tentang bentang alam yang merupakan sistem yang saling berkaitan dari banyak unsur . mengembangkan ketrampilan siswa dalam pengamatan , pencatatan , penafsiran serta pengkajian tentang fenomena alam . menunjukkan keaslian fakta di lapangan mengembangkan sikap sadar lingkungan kepada anak didik . b. Peran Studi lapangan Geografi sebagai media pemahaman tentang lingkungan alam identifikasi hasil interaksi , integrasi dan asosiasi serta diferensiasi dari unsur alam dan manusia sebagai media untuk menghilangkan verbalisme dalam pengajaran geografi
  • 4. Mendekatkan kondep dan fakta , karena sebagian materi geografi hanya dapat dipahami melalui kajian lapangan Merealisasikan 5 (lima) sumbangan paedagogis geografi yakni : - wawasan dalam ruang - persepsi antar gejala - pendidikan keindahan - kecintaan tanah air c. Kendala pelaksanaan studi lapangan - Waktu menyita terlalu banyak - harus mengeluarkan biaya - prosedur perijinan cenderung birokratis dan berbelit-belit - sulitnya merencanakan teknis materi studi lapangan ( banyak obyek yang belum memiliki konsep acuan ilmiah sebagai bahan telaah ) - resiko yang ditanggung pembimbing cukup besar - banyak ditafsirkan macam macam terhadap realisasi studi lapangan d. Studi Lapangan dan Studi Tour Banyak kalangan menganggap bahwa studi lapangan disamakan dengan studi Tour . Meskipun keduanya merupakan kegiatan kancah , sebenarnya ada banyak perbedaan karakteristik antara studi lapangan dengan studi tour . Studi lapangan - merupakan metode pembelajaran mapel tertentu , dengan cara siswa dibawa langsung ke lapangan - Sebelum siswa dibawa ke lapangan , sudah diberikan konsep materi , tugas khusus selama di lapangan , serta hasil kajian lapangan yang harus dipahami dilaksanakan dan dikumpulkan - Ada evaluasi pasca kegiatan , karena merupakan bagian dari tugas mata pelajaran - Obyeknya sebagian besar lingkungan alam , dan lingkungan sosial - Pembebanan tugas dan tanggung jawab lebih banyak ke sasaran individual . - Waktunya relatif pendek ( biasanya hanya sehari ) - Penanggung jawabnya adalah Guru mata pelajaran yang bersangkutan . - Biaya yang dikeluarkan relatif kecil Studi Tour - Pelaksanaannya secara bersama-sama dan sasaran obyeknya lebih terfokus ke obyek wisata - Biasanya untuk memenuhi suatu tugas akhir berupa karya tulis - Ditangani oleh Tim terpadu dari sekolah - Waktu pelaksanaanya relatif lebih lama ( 2 sampai 5 hari ) - Tidak ada fokus tugas untuk mata pelajaran tertentu , namun semata-mata hanya latihan observasi untuk kepentingan penulisan tugas akhir . - Sifat penugasnnya cenderung lebih banyak untuk sasaran kelompok. - Biaya yang dikeluarkan relatif besar . e. Kaitan Studi Lapangan dengan pemahaman Geografi . Banyak para ahli menyatakan bahwa pengajaran Geografi dapat dinamakan gagal jika tidak mampu mendidik siswanya untuk meyakini bahwa setiap tempat di bumi ini memiliki kekhasannya sendiri sendiri . Sadar atau tidak siswa tahu bahwa problem pokok dalam
  • 5. Geografi adalah hakekat interelasi antara manusia dengan lingkungannya (Daldjoeni,1982:18). Keadaan tersebut masih diperburuk oleh kenyataan bahwa sangat sedikit , kalau tak hendak dikatakan tidak ada , guru geografi yang secara sungguh sungguh berusaha membawa siswanya dalam pelajaran geografi pergi ke lapangan untuk mengamati fenomena yang ada dan berinteraksi atau interelasi secara keruangan . ( Suharyono, 1990: 67) . Kegagalan lain dalam pengajaran Geografi di sekolah di banyak negara antara lain dari kenyataan bahwa setelah tamat , siswa : - acuh terhadap kenampakan nyata tentang daerah atau tempat yang telah dipelajari - Berfikir pertama dalam pengertian Political Region , seperti menyebut suatu wilayah berdasarkan batas politik / negara , yang dalam perkembangannya sangat mungkin berubah-ubah . Padahal seharusnya orientasi wilayah adalah Geographic Region dimana menyebut suatu wilayah berdasarkan ciri-ciri fisik yang sama . - Memiliki sedikit kesadaran tentang Geographic Region . Mengapa demikian ? karena pengajaran geografi: - lebih bersifat texbook oriented - Pendekatannya hanya atomistik dan inventarisasi ( kumpulan konsep-konsep dan definisi tentang proses dan fenomena alam , tanpa mau melihat realitas fenomena dan proses alam itu sendiri ). - cenderung hanya memenuhi target kurikulum. Guru geografi akan merasa nerhasil jika materinya habis pada akhir catur wulan / semester , tanpa mau melihat sejauh mana pemahaman konsep serta fenomena geografi pada siswa . - Banyak guru yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang konsep geografi secara integral dan utuh , sehingga menyajikan materi geografi sama dengan mata pelajaran lain . - Pelajaran Geografi diajarkan oleh banyak guru ( Team Teaching) dan tidak jarang tidak sesuai dengan bidang disiplin ilmunya . - Pelajaran Geografi tidak dianggap sebagai pelajaran prima dan favorit , sehingga terkesan hanya sebagai pelajaran pelengkap , terlebih lagi jika penyajiannya tidak / kurang menarik . Refferensi Daldjoeni, Drs,1992 , Geografi baru , Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek , Penerbit ALumni Bandung Depdiknas , 1994 , GBPP Geografi SMU Kurikulum 1994 , Depdiknas Jakarta MGMP Geografi , 1996 , Penelitian Kajian Studi Lapangan di SMU Kab. Kebumen, Hasil Penelitian Tim MGMP Geografi Kab. Kebumen Nursid Sumaatmadja ,Dr.,1988 , Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan , Alumni Bandung Suharyono , Prof.Dr. , 1990,Geografi Dalam Dunia Ilmu dan pengajaran Sekolah , IKIP Semarang Press Semarang .