Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan penyakit tanaman sejak abad-abad lampau beserta contoh-contohnya. Juga dibahas tentang arti penyakit tanaman bagi masyarakat, istilah-istilah yang terkait, dan perkembangan siklus penyakit."
2. I. SEJARAH PERKEMBANGAN PENYAKIT
TUMBUHAN/TANAMAN
Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak
berabad-abad lamanya. Dalam sejarah telah
tercatat berbagai kejadian yang telah
mempengaruhi perekonomian negara seperti
antara lain :
3. 1. Pada tahun seribuan di Eropa timbul penyakit
pada manusia yang banyak menyebabkan
kematian. Penyakit itu disebut Ergotisme.
Penyakit ini ternyata disebabkan karena
penderita memakan roti yang terbuat dari
tepung rogge atau rye (Secale coreale), yang
terserang oleh jamur Clavicopes purpurea.
Jamur ini menghasilkan racun pada tepung yang
tidak rusak meskipun sudah dimasak menjadi
roti, hingga masih tetap menyebabkan
kematian bagi manusia yang memakannya.
4. 2. Pada tahun 1845 timbul penyakit pada
kentang yang disebut bercak daun (late
blight) yang disebabkan oleh jamur
Phytophtora infestans di Eropa dan Amerika.
Penyakit ini di Irlandia selama tahun 1845-
1860 menyebabkan bahaya kelaparan dan
kematian sebanyak satu juta penduduk yang
meliputi 1/8 dari seluruh jumlah penduduk
negara tersebut sedang yang 1,5 juta
terpaksa mengadakan emigrasi ke negara lain.
5. 3. Pada tahun 1880 timbul penyakit pada kopi
yang disebut penyakit karat daun (jamur Hemileia
vastatrix). Jamur ini memusnahkan kopi jenis
Arabica yang juga dikenal sebagai kopi Jawa.
Untuk mengatasi penyakit ini perkebunan kopi
di Philipina diganti menjadi kebun kelapa
Srilangka diganti menjadi perkebunan teh.
Di Indonesia perkebunan kopi tetap diper-
tahankan,
Sebagai ganti jenis Arabica mula-mula ditanam
kopi Liberica, tetapi jenis ini hancur juga lalu
diganti dengan jenis Robusta***
6. ***Jenis yang terakhir ini meskipun mutu
bijinya lebih rendah tapi produksinya lebih
tinggi sehingga nilai ekonominya hampir
sama saja. Sekarang ini jenis kopi Arabica
hanya terdapat di daerah yang tinggi saja
seperti di Ijen dan Toraja. Sekarang
dicoba menanam hibrida antara kopi
Arabica dengan Robusta untuk menaikkan
mutu biji dan mempertahankan produksi
kesukaran.
7. 4. Pada permulaan abad 19 timbul penyakit pada tebu
yang disebut penyakit sereh oleh virus Nanus
sachori. Sebelum dapat diketahui dengan pasti
patogen ini sempat menjadi teka-teki antara
penyakit fisiologis dan penyakit parasiter. Penyakit
ini pertama-tama diatasi dengan menanam bibit yang
berasal dari pegunungan yang dikenal dengan tebu
import. Tetapi cara ini banyak mengalami kesukaran
hingga perkebunan tebu hampir saja gulung tikar.
Untuk mengatasi bahaya yang gawat ini pemerintah
mendirikan tiga kali balai penelitian tebu, yang
akhirnya balai penelitian yang ada di Pasuruan
menemukan jenis tanah yang terkenal dengan nama
POJ (Proefstation Ost Java).
8. POJ ini merupakan hasil persilangan antara tebu
(Sacharum offisinarum) dengan glagah (Sacharum
spontaneum). Hibrida inilah yang menyelamatkan
perkebunan tebu itu.
5. Pada tahun 1850-an timbul penyakit pada padi
yang disebut penyakit mentek yang penyebabnya
belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini menyerang
ribuan hektar sawah dan menimbulkan kerugian
ribuan ton, tetapi akhirnya ditemukan jenis yang
tahan. Penyakit tersebut sekarang diduga sama
dengan penyakit tungro yang disebabkan oleh virus.
9. 6. Pada abad terakhir ini timbul penyakit CVPD
(Citrus Vein Phloem Degeneration) yang
disebabkan oleh makhluk semacam bakteri.
Penyakit ini sangat merugikan karena selain
memperkecil ukuran buah jeruk juga mengurangi
jumlahnya, bahkan akhirnya dapat mematikan
tanaman jeruk. Penyakit ini belum dapat diatasi
dengan cara apapun. Salah satu usaha untuk
memperpanjang umur ekonomi adalah dengan cara
infus menggunakan antibiotika Oxy tetracicline,
sebab cara eradikasi tidak dapat dilaksanakan di
Indonesia ini.
10. 7. Beberapa tahun terakhir ini timbul
penyakit cacar daun cengkeh (CDC) yang
disebabkan oleh jamur Phylosticta sp. Di
Lampung meskipun baru beberapa tahun
boleh dikata hampir memusnahkan
perkebunan cengkeh di sana. Dalam tahun
1982/1983 saja di propinsi tersebut
menghabiskan biaya pengendalian sebesar 9
milyar rupiah. Penyakit ini sudah terdapat di
propinsi-propinsi yang lain seperti Jawa
Barat, Jawa Tengah dan lain-lain.
12. Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan
dapat terkena penyakit. Ilmu yang mempelajari
penyakit pada tumbuhan disebut sebagai Ilmu
Penyakit Tumbuhan atau Fitopatologi.
Pada dasarnya, tidak ada satupun tumbuhan di
alam ini yang bebas dari gangguan penyakit.
Gejala penyakit pada tumbuhan dapat berupa
bercak, hawar (seperti tersiram air panas),
gosong, mengeriting, bengkak, bahkan
beberapa penyakit dapat menyebabkan
kematian pada tumbuhan, misalnya busuk akar,
busuk pangkal batang, rebah kecambah, dan
layu.
13. Penyakit dibedakan dengan hama, karena
penyakit penyebabnya tergolong ke dalam
mikroorganisme/pathogen yaitu ; cendawan/
jamur/fungi, bakteri, virus, nematode dan
lain-lain. Penyebab penyakit pada umumnya
berukuran kecil hingga hanya dapat dilihat
secara mikroskopis.
Hama tergolong ke dalam hewan atau
bianatang ternak seperti ; tikus, belalang,
ulat/larva, kera, gajah, manusia dll. Kelompok
hama pada umumnya ukurannya besar hingga
dapat dilihat secara makroskopis.
14. Penyakit adalah suatu proses, jadi kalimat
diserang penyakit adalah tidak benar,
seharusnya yang benar adalah diserang
penyebab penyakit. Penyakit adalah
proses dimana bagian-bagian tertentu dari
organisme (makhluk hidup) tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan sebaik-
baiknya. Namun demikian mengingat tanaman
mempunyai dua arti dipandang dari dua
sudut/segi yang berbeda, maka penyakit
tanamanpun mempunyai dua arti pula.
15. 2.1.ARTI DAN ISTILAH
Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan
diambil manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut
(pandangan) :
Sudut Biologi yang berarti organisme yang melakukan
kegiatan fisiologis (tumbuh, pertukaran zat, gerak dan
pembiakan) Penyakit tanaman dari sudut BIOLOGI
berarti penyimpangan dari sifat normal, yang
menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan
fisiologis seperti yang seharusnya atau sebagaimana
mestinya.
Sudut Ekonomi yang berarti penghasil bahan yang
berguna bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun,
batang dan lain-lain. Penyakit tanaman dari sudut
EKONOMI berarti ketidakmampuan tanaman untuk
memberikan bahan yang berguna bagi manusia.
16. Contoh :
Kelapa kopyor : dari segi Biologi tanaman
dinyatakan sakit, tetapi dari sudut Ekonomi
tanaman tidak sakit karena justru harganya
jadi lebih mahal.
Bunga tulip yang terserang virus : dari segi
Biologi tanaman dinyatakan sakit, tetapi dari
sudut Ekonomi tanaman tidak sakit karena
terjadi modifikasi warna yang menarik secara
estetika sehingga bunga tulip tersebut jadi
mahal harga jualnya.
17. Batasan Tentang Penyakit
Penyimpangan proses
Fisiologi tanaman
Hilangnya koordinasi
dalam tanaman inang
PENYAKIT
a. Fotosintesis,
b. Transportasi air,
c. Pembentukan cadangan bahan
makanan (dlm bentuk biji, akar,
dan tunas),
d. Pertumbuhan juvenil semai/tunas,
e. Perpanjangan akar dalam usaha
mendapat air dan makanan
18. Penyakit berarti proses di mana bagian-bagian
tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa
organisme, yang tergolong dalam dunia
tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa
disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat
dibedakan menjadi : parasit dan saprofit
Sumber inokulum atau sumber penular adalah
tempat dari mana inokulum atau penular itu
berasal dan sesuai dengan urutan penularannya
dibedakan menjadi sumber penular primer,
sumber penular sekunder, sumber penular
tertier dan seterusnya.
19. Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari penyakit tumbuhan. Berasal dari
gabungan kata bahasa Yunani: phyton berarti
tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita;
logos berati ilmu atau pengetahuan.
Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila
tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara
normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis,
penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain.
Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat
menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti
berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan
lain-lain.
20. Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi:
Studi tentang penyebab penyakit
Studi tentang interaksi antara penyebab
penyakit tumbuhan inang dan lingkungan
Studi tentang fisiologi tanaman sakit.
Studi penyakit tumbuhan dalam populasi
tumbuhan (disebut epidemiologi).
21. 2.2. Perkembangan Penyakit Tumbuhan/Tanaman
Selama perkembangan penyakit dapat kita kenal
beberapa peristiwa yaitu :
Inokulasi adalah jatuhnya inokulum pada tanaman
inangnya.
Penetrasi dalah masuknya patogen ke dalam
jaringan tanaman inangnya.
Infeksi adalah interaksi antara patogen dengan
tanaman inangnya.
Invasi adalah perkembangan patogen di dalam
jaringan tanaman inang. Pada gejala itu sering kita
jumpai adanya tanda, misalnya tubuh buah atau
konidi.
22. Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa di
atas terjadilah :
Periode (masa) inkubasi yaitu waktu antara
permulaan infeksi dengan timbulnya gejala
yang pertama. Namun demikian di dalam
praktek sering dihitung mulai dari inokulasi
sampai terbentuknya sporulasi pada gejala
pertama tersebut hingga waktunya menjadi
jauh lebih panjang.
Periode (masa) infeksi adalah waktu antara
permulaan infeksi sampai reaksi tanaman
yang terakhir, untuk inipun biasanya
dihitung mulai saat inokulasi.
23. Siklus penyakit adalah rangkaian kejadian
selama perkembangan penyakit yaitu ;
Siklus yang meliputi semua tahap perkem-
bangan suatu penyakit
Rangkaian kejadian/tahap yang kurang lebih
nyata dimana terjadi pergantian satu tahap
dengan yang lainnya yang mengarah kepada
perkembangan penyakit dan patogennya.
Rangkaian kejadian yang terlibat dalam
perkembangan penyakit, termasuk tahap-
tahap perkemabngan pathogen dan pengaruh
penyakit terhadap inangnya
24. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup
patogen yaitu perkembangan patogen dari
suatu stadium kembali ke stadium yang sama.
Siklus ini biasanya dapat dibedakan menjadi :
A. Stadium Patogenesis (Fase Patogenesa);
adalah stadium patogen dimana berhubungan
dengan jaringan hidup tanaman inangnya,
prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya penyakit.
2. Patogen berada dalam keadaan aktif sebagai
parasit.
25. 3. Terjadi interaksi antara pathogen dengan tanaman dan
didukung oleh lingkungan (ingat segitiga atau bujur
sangkar penyakit), sehingga timbul penyakit sebagai
resultante dari komponen-komponen tersebut.
4. Pada fase patogenesa terjadi infeksi primer yang
selanjutnya diikuti oleh infeksi-infeksi sekunder yang
berkesinambungan atau terjadi siklus sekunder secara
sinambung.
5. Infeksi primer adalah infeksi yang terjadi akibat
pathogen yang pertama terjadi, setelah pathogen
melewati fase saprogenesa (dorman).
6. Infeksi sekunder adalah infeksi-infeksi yang terjadi
dari pathogen yang berasal dari infeksi primer. Terjadi
berkali-kali dan sinambung. Membentuk siklus sekunder.
26. SIKLUS SEKUNDER
Siklus sekunder terjadi secara berulang dan sinambung
(Continous Infection Chains). Persyaratan siklus
sekunder adalah pathogen dianggap selalu ada, serta ;
1. Inang pokok ; umumnya akan terjadi siklus
sekunder
2. Inang alternative ; bila tidak ada inang pokok atau
inang pengganti.
3. Inang antara ; inang yang diperlukan oleh pathogen
untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya, misalnya
untuk pathogen-patogen karat
4. Vektor; vector mungkin dapat berfungsi sebagai
inang antara, tetapi lebih spesifik sifatnya
Siklus sekunder berkaitan dengan keberadaan inang terus
menerus
27. B.Stadium Saprogenesis (Fase Saprogenesa)
Stadium Saprogenesis; adalah stadium patogen di mana
tidak berhubungan dengan jaringan hidup tanaman
inangnya. Bila syarat-syarat untuk terjadinya siklus
sekunder tidak ada atau fase patogenesa berakhir, maka
pathogen atau penyakit berada pada fase saprogenesa
yaitu ; fase untuk bertahan hidup bagi pathogen
Cara bertahan hidup pathogen :
1. Terutama berperan sebagai saprofit fakultatif atau
sebagai parasit fakultatif (sebagai saprofit)
2. Patogen bertahan pada jaringan dorman, yang
nantinya akan tumbuh, misalnya pada benih atau
stek.
28. 3. Kemampuan pathogen untuk membentuk struktur
rehat misalnya ; klamidospora, oospora, sklerotia,
sista dsb.
4. Kemampuan melakukan infeksi laten
SIKLUS PRIMER
1. Keseluruhan siklus yang terjadi atau keseluruhan
gambar tersebut merupakan siklus primer.
2. Siklus primer bersifat tdak sinambung (Discontinous
Infection Chains), karena terjadi atau ada rantai infeksi
yang terputus yaitu antara fase patogenesa dan fase
saprogenesa
SIKLUS PATOGEN
Yaitu ; rangkaian fase-fase hidup pathogen untuk
mempertahankan kesinambungan generasi berikutnya
29. Berdasarkan kondisi sel yang dipakai
sebagai sumber makanannya maka parasit
atau patogen dapat dibedakan menjadi :
1. Patofit apabila parasit itu mengisap
makanan dari sel inang yang masih hidup.
2. Pertofit apabila parasit itu mengisap
makanan dari sel inang yang dibunuhnya
lebih dahulu.
30. Faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya
tanaman diserang oleh patogen, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Predisposisi apabila faktor yang
menyebabkan kenaikan kerentanan atau
penurunan ketahanan itu berupa
faktor luar seperti suhu, kelembaban dan
lain-lain.
2. Disposisi apabila faktor yang
menyebabkan kenaikkan kerentanan
itu berasal dari dalam artinya bersifat
genetis atau bawaan.
31. Berdasarkan ekspresinya penyakit dapat
dibedakan menjadi :
Endemi (Enfitosis) yaitu penyakit yang
selalu timbul dan menyebabkan kerugian
yang cukup berarti.
Epidemi (Epifitosis) yaitu penyakit yang
timbulnya secara berkala dan menimbulkan
kerugian yang cukup berarti.
Sporadis yaitu penyakit yang timbulnya
tidak menentu dan tidak menimbulkan
kerugian yang berarti.
32. Tanggapan tanaman inang terhadap
patogen dapat merupakan sifat dari
tanaman inang tersebut dan dapat
dibedakan menjadi :
1. Tahan apabila dalam keadaan biasa
tanaman tersebut tidak dapat diserang
oleh patogen.
2. Rentan apabila dalam keadaan biasa
tanaman tersebut dapat diserang oleh
patogen, jadi merupakan lawan dari
tahan.
33. 3. Toleran apabila dalam keadaan biasa
dapat menyesuaikan diri dengan patogen
yang berada dalam jaringan tubuhnya
sehingga tidak mempengaruhi kemampuan
produksinya.
Bentuk yang ekstrim dari ketahanan
tersebut disebut Kekebalan sedang bentuk
ekstrim dari toleran disebut Inapparency,
artinya dalam keadaan yang bagaimanapun
juga tetap memiliki sifat tersebut.
34. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
Fitopatologi
phyton (bhs.Yunani) = tumbuhan
pathos (bhs.Yunani) = penderitaan,
penyakit
logos (bhs.Yunani)= pengetahuan, ilmu
Bagian dari ilmu tumbuhan (botani) yang
mempelajari penyakit tumbuhan
Ilmu Penyakit Tumbuhan
38. KASUS II: PENJELASAN SEORANG
PENYULUH LAPANGAN
Memetik daun kedelai
Menunjuk bercak-bercak pada
daun
Mengatakan
Bercak ini adalah PENYAKITNYA
Mencabut tanaman tomat
Menunjuk busuk pada akar
Mengatakan
Busuk ini adalah PENYAKITNYA
39. KASUS III: PENJELASAN PETUGAS
DISBUN
Pohon kelapa sawit yang mati
Pada pangkal batang kelapa sawit
Bentuk seperti tapal kuda
Petugas mengatakan: Bentuk seperti tapal kuda
adalah PENYAKITNYA
42. PENYAKIT
Adalah suatu proses interaksi
Oleh karena itu penyakit tidak dapat dilihat
Interaksi antara apa?
Interaksi antara tumbuhan dengan patogen
(penyebab penyakit)
Apa yang mempengaruhi interaksi itu?
Lingkungan
Apa akibat interaksi itu?
Terjadinya gangguan/penyimpangan fisiologi atau
struktur tumbuhan
44. A. PENYAKIT BIOTIK
Interaksi antara tumbuhan dgn agens hayati (jasad
hidup) & virus
Jamur
Bakteri
Fitoplasma
Protozoa
Tumbuhan parasit
Nematoda
Patogen dapat menular / ditularkan dari tanaman
sakit
Patogen dapat mengalami variabilitas
-Virus
-Viroid
45. VARIABILITAS PATOGEN
Perubahan sifat genetik patogen
Pembentukan varian (forma speciales dan ras
jamur, patovar bakteri, strain virus, dll.)
Sifat patogen berubah (patogenisitas,
virulensi)
Disebabkan oleh cekaman faktor
lingkungan
Menimbulkan masalah dalam upaya
pengendaliannya
46. CONTOH PENYAKIT BIOTIK
Nama penyakit Penyebab
Bercak daun Jamur
Tepung Jamur
Karat Jamur
Layu Jamur / bakteri
Busuk basah umbi Bakteri
CVPD (jeruk) Bakteri
Mosaik Virus
Keriting Virus
Tungro (padi) Virus
Puru akar Nematoda
Siste keemasan (kentang) Nematoda
47. B. PENYAKIT ABIOTIK
Interaksi antara tumbuhan dgn agens abiotik
(bukan jasad/agens hayati)
Ketidakseimbangan hara
Suhu (tinggi atau rendah)
Lengas rendah
Pencemar udara
Hujan asam
Patogen tidak ditularkan dari tanaman sakit ke
tanaman sehat
48. 1. KETIDAK SEIMBANGAN HARA
Kahat (defisiensi) hara
Kekurangan hara utama
N, P, K, S, Ca, Mg
Keracunan
Kelebihan unsur mikro atau unsur runut
Al, Fe, B, Cu, Co
49. 2. SUHU TINGGI
Radiasi panas
Panas sinar matahari
Pemaparan langsung tanpa naungan (lahan
terbuka)
Panas api (pembakaran sampah, api unggun)
Gejala daun terbakar (scorching)
50. 3. SUHU RENDAH
Chilling injury
Suhu rendah di atas 0O C (= sejuk)
Buah tropika di rak lemari es
Freezing injury
Suhu rendah di bawah 0O C (=beku) kerusakan
jaringan lunak/muda tumbuhan
Buah & sayuran dlm freezer almari es
Diperparah oleh freezing and thawing (keluar-masuk)
Embun upas di dataran tinggi
51. 4. LENGAS RENDAH
Kehilangan air dari jaringan tumbuhan
Layu
Layu sementara (temporary wilt)
Layu permanen (permanent wilt)
Kerusakan permukaan jaringan
Keriput
Retak/pecah
52. 5. PENCEMAR UDARA
Jenis
Gas
Partikel
Pengaruh
Langsung (sebagai Patogen Abiotik)
Kerusakan jaringan/sel
SO2 ===> hujan asam
NOX ===> PAN & ozon
Tidak langsung (sebagai Predisposisi)
Tumbuhan lebih rentan thd. serangan patogen
biotik
Efek rumah kaca (ERK)
Lubang Ozon
54. A. MERUGIKAN
Nilai ekonomi turun
Penyusutan produksi
Bobot, jumlah, ukuran
Penurunan mutu produk
Bentuk, warna, tekstur, aroma, rasa
Gangguan kesehatan konsumen
Zat alergen dalam patogen
Senyawa racun dlm bahan pangan
Penurunan mutu lingkungan hidup
Pengurangan oksigen
Suaka satwa
55. 1. PENURUNAN MUTU PRODUK
Bentuk
Tidak teratur, mengecil, bisul, benjol
Warna
Menjadi kusam, menjadi coklat kehitaman
Tekstur
Mudah menjadi hancur, mudah robek, menjadi
lembek
Aroma
Bau menyengat, bau busuk
Rasa
Menjadi masam, pahit, hambar
57. 2. GANGGUAN KESEHATAN
Apabila manusia atau hewan
Terpapar bahan sakit
Mengkonsumsi bahan sakit
Tidak terjadi pada bahan yang rusak oleh hama
Penyebab: senyawa yang dihasilkan patogen
Zat alergen : menyebabkan alergi
Pengelola gudang biji-bijian: mata merah, batuk, gatal
Mikotoksin (racun jamur dlm bahan pangan/pakan)
Aflatoksin : dihasilkan Aspergillus flavus
Okratoksin : dihasilkan A. ochraceus
Toksin beras kuning : dihasilkan Penicillium islandicum
Toksin T-2 : dihasilkan Fusarium tricinctum
58. CONTOH TOKSIN DLM PANGAN
AFLATOKSIN
Kematian anak-anak kalkun di Inggris (1969)
Turkey-X Disease
Ransum unggas campuran bungkil kacang tanah
impor dari Brasil
Bungkil kacang berjamur (Aspergillus flavus)
Toksin yang dihasilkan diberi nama AFLATOKSIN
TOKSIN DALAM PANGAN
Asam bongkrek : dlm tempe bongkrek
Salmonellosis : dlm makanan kaleng
59. AFLATOKSIN
Dalam produk yg ditumbuhi
Aspergillus flavus
Pangan resiko tinggi:
Kacang tanah &
olahannya
Produk yg mengandung
minyak / lemak
62. B. MENGUNTUNGKAN
Hubungan simbiosis antara tumbuhan dengan
patogen
Mikoriza : antara akar dgn jamur
Bintil akar pada legum : antara akar dgn bakteri
Nilai ekonomi meningkat
Tanaman/bagian tanaman eksotik
Mahkota bunga belang-belang
Daun belang
Kerdil/bonsai
Patogen sebagai bahan farmasi
Kelapa kopyor ?
67. 3. BAHAN FARMASI
Ganoderma lucidum (= ling zhi)
Tubuh buah jamur patogen tanaman tahunan
Produk obat/jamu
DXNR
Sido Muncul
Ergot Claviceps purpurea
Sklerosium jamur pada gandum Secale cereale (rye)
Produk farmasi
ErgodrylR (ergotamine tartrat)