Transform any presentation into ready-made study materialselect from outputs like summaries, definitions, and practice questions.
1 of 9
Download to read offline
More Related Content
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
1. Sejauh Mana Perbaikan Budaya
Sekolah di Indonesia Melalui
Optimalisasi Peran Proses Sosialisasi
Dalam Bentuk Akomodasi yang
Maksimal Guru
Franciscus Asisi Dwi Kristanto
15504241025 / A
Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
2. Latar Belakang
Proses sosialisasi pada era perkembangan teknologi seperti saat ini menjadi
semakin mengkhawatirkan. Dimana orang menjadi pasif atau jarang berinteraksi
satu sama lain, tetapi lebih memilih bermain dengan gadgetnya masing-masing.
Menjadi beban atau tanggung jawab sekolah untuk mendidik siswanya menjadi
seseorang yang jujur, cendikia, dan bertaqwa kepada Tuhan. Namun pada beberapa
hari belakangan ini ada berita mengejutkan yaitu seorang siswa membunuh
gurunya sendiri, hal ini mengindikasikan bahwa sekolah belum berhasil mendidik
siswanya.
Di sekolah seorang guru tidak hanya memiliki tugas memberikan pengetahuan
akademik saja, akan tetapi guru seharusnya dapat memberikan pengetahuan nilai-
nilai hidup bermasyarakat seperti sopan santun dan nilai-nilai moral yang berlaku di
masyarakat secara konkret agar siswa dapat memiliki tingkah laku yang baik. Nilai-
nilai tersebut tersebut dapat di terpkan melalui budaya sekolah.
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pendidikan dan budaya sekolah di zaman yang
perkembangan teknologinya sudah sangat maju seperti saat ini?
2. Sejauh mana budaya sekolah melalui optimalisasi peran proses
sosialisasi yang dilakukan oleh guru di era pendidikan seperti saat
ini?
4. Kajian Pustaka
KBBI mendifinisikan budaya dalam dua pandangan, yaitu pertama, hasil kegiatan
dan pencinptaan batin. Kedua, menggunakan pendekatan antropologi yaitu
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk
memahami lingkungan serta pengalaman dan yang menjadi pedoman tingkah
lakunya.
C.A. Van Perusen Berpendapat bahwa budaya meliputi segala manifestasi dari
kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani, seperti: agama,
kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, dll.
Menurut Robbins dan Alvy (1995) budaya sekolah adalah sebuah realita yang nyata
dari sekolah, dimana realita ini menggambarkan apa saja yang dipertahankan oleh
anggota organisasi, apa yang dilakukan untuk mengisi waktu, apa dan bagaimana
perayaan-perayaan mereka, dan tentang apa yang mereka bicarakan.
5. Kajian Pustaka Lanjutan
Menurut Peter L. Berger Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar
menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam
masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat.
Menurut Sucann Robinson Ambron (Yusuf, 2004:123) menyatakan bahwa sosialisasi itu
sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial
sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan lingkungan
sekolah dalam membimbing anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial
atau norma-norma kehidupan bermasyarakat.
Melalui beberapa pendapat tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan budaya sekolah
melalui proses sosialisasi adalah upaya sekolah untuk meningkatkan perilaku siswa
melalui proses belajar di sekolah dan dirumah. Dalam hal ini upaya sekolah untuk
meningkatkan budaya sekolah tergantung dari guru yang mengajar.
6. Pembahasan
Dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi dapat berdampak positif namun juga
dapat berdampak negatif bagi pendidikan.
Kondisi budaya sekolah di Indonesia saat ini tidak dapat dikatakan baik. Hal itu dapat
dibuktikan dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi di sekolah maupun diluar sekolah.
Seperti dilansir pada Liputan6.com, Jakarta. Kekerasan di pendidikan yang semakin masif dan
menggerikan, baik yang dilakukan oleh siswa maupun dilakukan guru," ucap Sekjen FSGI Heru
Purnomo di Kantor LBH Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Kesimpulan itu merujuk pada kasus kekerasan yang terjadi. Heru mencontohkan kasus
tewasnya siswa kelas 3 SD di Sukambumi akibat berkelahi dengan temannya.
Kemudian di Lombok Barat, juga pernah ada laporan menerima laporan terkait kasus
pemukulan terhadap sejumlah siswa yang kerap dilakukan oleh seorang oknum guru.
Beberapa video kekerasan di lingkungan sekolah juga sempat viral di media sosial. Heru
menyinggung peristiwa penamparan empat siswi oleh seorang guru di Maluku yang terekam
video.
Yang paling menyedot perhatian adalah peristiwa adu tarung gladiator. Beberapa persitiwa
berujung pada jatuhnya korban tewas.
7. Pembahasan Lanjutan
Budaya sekolah di Indonesia tidak sepenuhnya buruk, beberapa penelitian membuktikan
bahwa guru di sekolah dapat meningkatkan hasil belajar, sikap disiplin, religious dengan
menerapkan budaya sekolah.
Seperti dilansir di salah satu jurnal yang dibuat oleh Naniek Sulistya Wardani, FKIP UKSW
Salatiga menyimpulkan bahwa melalui pengembangan nilai-nilai budaya sekolah
berkarakter dapat meningkatkan sebagai berikut :
berupa kedisiplinan mengikuti pelajaran mencapai 100 %, kesehatan yang baik mencapai
97,04 %, kecerdasan ditunjukkan oleh tingkat kelulusan siswa selama 3 tahun mencapai
100% dan tingkat kenaikan kelas 97,40%. Kemudian nilai kesopanan, nilai kepedulian
terhadap sesama dan nilai kerjasama mencapai 84,22%, 87,52% dan 84,81%.
Kemudian penelitian lain seperti Skripsi yang berjudul Penerapan Manajemen Budaya
Sekolah Islami dibuat oleh Ana Rosdiana dari UIN Jakarta. Skripsi tersebut menyimpulkan
bahwa manajemen budaya sekolah yang cukup baik mulai dari segi perencanaan,
pelaksanaan, sampai pada evaluasi.
Masih banyak lagi penelitian atau jurnal yang mengungkapkan keberhasilan sekolah dalam
menerapkan budaya sekolah pada sekolahnya.
8. Kesimpulan
Budaya Sekolah melalui proses sosialisasi di Indonesia dapat dikatakan belum
maksimal. Hal tersebut berdasarkan masih banyaknya kasus-kasus seperti
tawuran, bullying, anak tidak naik kelas, kasus kekerasan guru terhadap murid
maupun sebaliknya.
Namun demikian beberapa sekolah berhasil memaksimalkan budaya sekolah
melalui proses sosialisasi. Keberhasilan tersebut dikarenakan beberapa faktor
penting seperti :
Peran pemerintah dalam membuat regulasi tentang pendidikan, seperti indikator
kompetensi untuk menjadi seorang guru.
Peran pemimpin sekolah dalam membuat kebijakan, visi misi tujuan sekolah, dll.
Guru sebagai ujung tombak. Dimana guru adalah orang yang harus mendidik dan
mensosialisasikan budaya sekolahnya kepada siswa. Sehingga guru menjadi faktor
penting dalam keberhasilan menerapkan budaya sekolah. Seorang guru yang
berkompeten dapat dinilai dari apakah dia bisa mensosialisasikan budaya
sekolahnya kepada siswa.
9. Daftar Pustaka
Maryamah, Eva. (2016). Pengembangan Budaya Sekolah. IAIN : Banten
Wardani, Naniek Sulistya. (2016). Pengembangan Nilai-Nilai Budaya
Sekolah Berkarakter. UKSW : Salatiga.
Sari, Puji Nofita. (2017). Pengembangan Karakter Siswa Melalui Budaya
Sekolah Yang Religius Di SD Aisyah Unggulan Gemolong Tahun 2017. IAIN :
Surakarta.
Vitaria, Lia. (2017). Budaya Sekolah Menengah Atas 17 Bantul. UNY :
Yogyakarta.
Rosdiana, Ana. (2017). Penerapan Manajemen Budaya Sekolah Islami Di
SMP It Al Madinah Bogor. UIN : Jakarta.
Wardani, Kristi. (2014). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya
Sekolah Di SD Negeri Taji Prambanan Klaten. UST : Yogyakarta.
News.Liputan6.com (diakses pada tanggal 30 Maret 2017)