Dokumen tersebut membahas tentang perancangan campuran beton, mulai dari tujuan perancangan campuran beton untuk memenuhi komposisi dan proporsi bahan penyusunnya, metode-metode perancangan seperti ACI, DEO, PCA, hingga langkah-langkah perancangan menurut metode-metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
The document provides calculations for determining the required reinforcement of a concrete beam (balok) with the following information:
- Concrete compressive strength is 20 MPa
- Steel yield strength is 400 MPa
- Beam dimensions are 25cm x 40cm
- Loads include wall weight, floor finish weight, and live loads from balconies
Bending moments are calculated at different points along the beam due to the varying loads. Required steel reinforcement is then determined based on the bending moment values and reinforcement ratios from code tables. Reinforcement amounts are provided for three sections of the beam labeled A-B, B-C, and C-D.
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
油
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Dokumen tersebut melakukan perhitungan stabilitas dinding penahan tanah dengan menghitung berat dan momen berbagai bidang pembentuk dinding serta tekanan tanah aktif dan pasif. Perhitungan menunjukkan bahwa faktor keamanan terhadap penggulingan dan pergeseran melebihi batas minimum yang diisyaratkan, sehingga dinding penahan tanah tersebut stabil.
kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung di dalam agregat atau perbandingan antara berat air dalam agregat dengan berat agregat dalam kondisi kering tungku. presentasi ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh kadar air agregat terhadap beton dan hubungannya dengan faktor air semen dan kuat tekan beton.
Pelat dibagi menjadi pelat satu arah dan pelat dua arah. Pelat satu arah memiliki panjang lebih besar dari lebarnya dan ditumpu oleh balok sejajar. Pelat dua arah ditumpu oleh balok pada keempat sisinya. Metode perencanaan pelat meliputi penentuan tebal, perhitungan beban, momen, penentuan rasio penulangan, dan pemilihan tulangan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsolidasi tanah lempung, termasuk cara menentukan tekanan prakonsolidasi, pengaruh gangguan pada sampel uji, koreksi indeks pemampatan, dan hitungan penurunan konsolidasi.
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
油
Pondasi telapak digunakan untuk bangunan 1-3 tingkat dengan daya dukung tanah lebih dari 2 kg/cm2. Terdiri dari tulangan lentur dan susut, serta dihitung untuk kuat geser dan beban. Ukuran pondasi ditentukan melalui coba-coba agar memenuhi syarat tegangan tanah dan geser.
Contoh soal perencanaan pondasi telapak untuk mendukung beban 150 KN/m pada tanah lempung dengan tebal fondasi 20 cm. Lebar pondasi yang dibutuhkan adalah 1,25 m dengan mempertimbangkan faktor aman 3. Contoh kedua membahas perencanaan pondasi bujur sangkar untuk struktur dengan kedalaman air tanah yang dalam. Dimensi pondasi yang dibutuhkan adalah lebar 1,55 m.
Metode ini menjelaskan prosedur pengujian kuat lentur beton dengan menggunakan mesin uji sederhana dan sistem beban titik di tengah sesuai dengan standar nasional Indonesia. Pengujian dilakukan untuk memperoleh parameter kuat lentur dengan mempersiapkan sampel silinder atau balok beton, melakukan pengujian patah dengan beban berangsur-angsur, dan menghitung kuat lentur berdasarkan rumus yang sesuai dengan pola keruntuhan.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
油
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
油
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Dokumen tersebut melakukan perhitungan stabilitas dinding penahan tanah dengan menghitung berat dan momen berbagai bidang pembentuk dinding serta tekanan tanah aktif dan pasif. Perhitungan menunjukkan bahwa faktor keamanan terhadap penggulingan dan pergeseran melebihi batas minimum yang diisyaratkan, sehingga dinding penahan tanah tersebut stabil.
kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung di dalam agregat atau perbandingan antara berat air dalam agregat dengan berat agregat dalam kondisi kering tungku. presentasi ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh kadar air agregat terhadap beton dan hubungannya dengan faktor air semen dan kuat tekan beton.
Pelat dibagi menjadi pelat satu arah dan pelat dua arah. Pelat satu arah memiliki panjang lebih besar dari lebarnya dan ditumpu oleh balok sejajar. Pelat dua arah ditumpu oleh balok pada keempat sisinya. Metode perencanaan pelat meliputi penentuan tebal, perhitungan beban, momen, penentuan rasio penulangan, dan pemilihan tulangan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsolidasi tanah lempung, termasuk cara menentukan tekanan prakonsolidasi, pengaruh gangguan pada sampel uji, koreksi indeks pemampatan, dan hitungan penurunan konsolidasi.
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
油
Pondasi telapak digunakan untuk bangunan 1-3 tingkat dengan daya dukung tanah lebih dari 2 kg/cm2. Terdiri dari tulangan lentur dan susut, serta dihitung untuk kuat geser dan beban. Ukuran pondasi ditentukan melalui coba-coba agar memenuhi syarat tegangan tanah dan geser.
Contoh soal perencanaan pondasi telapak untuk mendukung beban 150 KN/m pada tanah lempung dengan tebal fondasi 20 cm. Lebar pondasi yang dibutuhkan adalah 1,25 m dengan mempertimbangkan faktor aman 3. Contoh kedua membahas perencanaan pondasi bujur sangkar untuk struktur dengan kedalaman air tanah yang dalam. Dimensi pondasi yang dibutuhkan adalah lebar 1,55 m.
Metode ini menjelaskan prosedur pengujian kuat lentur beton dengan menggunakan mesin uji sederhana dan sistem beban titik di tengah sesuai dengan standar nasional Indonesia. Pengujian dilakukan untuk memperoleh parameter kuat lentur dengan mempersiapkan sampel silinder atau balok beton, melakukan pengujian patah dengan beban berangsur-angsur, dan menghitung kuat lentur berdasarkan rumus yang sesuai dengan pola keruntuhan.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
油
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
1. Geometri jalan rel meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal, serta peninggian rel. Lebar sepur di Indonesia adalah 1067 mm.
2. Ada tiga jenis lengkung horizontal: lengkung lingkaran, lengkung S, dan lengkung transisi untuk mengurangi perubahan gaya sentrifugal.
3. Peninggian rel ditentukan oleh kecepatan kereta api, jari-jari lengkung, dan stabilitas kereta api dalam berhenti. Perlebaran
Laporan ini merangkum hasil pengujian elemen struktur beton pada bangunan ekisting di Denpasar menggunakan alat palu beton tipe N. Pengujian dilakukan pada 5 lokasi untuk memperkirakan kuat tekan beton. Hasilnya menunjukkan kuat tekan berkisar antara 313-379 kg/cm2.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
油
Dokumen tersebut merinci langkah-langkah perencanaan campuran beton untuk mencapai kuat tekan 30 MPa pada umur 28 hari. Langkahnya meliputi estimasi berat agregat kasar dan halus, jumlah air dan semen, serta koreksi untuk kelengasan agregat. Perhitungan menghasilkan komposisi berat semen 342,6 kg, agregat halus 706,05 kg, agregat kasar 1163,52 kg, dan air 185 kg per meter kubik beton dengan ber
Laporan ini membahas tentang praktek kerja industri siswa di Safira Profil Beton. Siswa melakukan berbagai aktivitas seperti desain eksterior rumah menggunakan software Revit, finishing eksterior rumah, dan pembuatan elemen eksterior seperti profil-profil beton. Laporan ini berisi ringkasan kegiatan, urutan kerja, serta kesimpulan dan saran.
[Ringkasan]
Pengetahuan umum beton membahas tiga poin utama:
1) Definisi beton sebagai material komposit yang terdiri dari semen, air, agregat halus dan kasar.
2) Jenis-jenis beton yaitu beton ringan, normal dan berat yang dibedakan berdasarkan berat jenisnya.
3) Proporsi bahan penyusun beton yang terdiri dari semen, air, dan agregat.
By: Tony Hartono Bagio Mix Design - ACI 211.1-2002 Table Model
No : 168
A Kuat tekan beton pada umur 28 hari 24 Nama : CONTOH
Slump 25-50
Fw (Fly Ash) = 15% Air Fly Ash Semen Kerikil Pasir TOTAL
147 51 287 1007 736 2228
The mix design provides the materials and proportions to produce 1 cubic meter of concrete with a 28-day compressive strength of 24 MPa and a slump of 25-50 mm. The mix includes 147 kg of water, 51 kg of fly ash, 287 kg of cement, 1007 kg of coarse aggregate,
9 perencanaan campuran beton (mix design) di baliEdi Supriyanto
油
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah perencanaan campuran beton (mix design) yang meliputi penentuan kuat tekan beton, deviasi standar, nilai tambah, kuat tekan rata-rata, faktor air semen, slump, ukuran agregat maksimum, kadar air bebas, kebutuhan semen, persentase agregat, berat jenis agregat gabungan, berat isi beton, dan proporsi campuran beton untuk 1 m3.
Laporan ini membahas perencanaan campuran beton untuk praktikum teknologi bahan konstruksi. Terdapat penjelasan mengenai perhitungan tegangan karakteristik, deviasi standar, nilai tambah margin, tegangan rata-rata yang dibutuhkan, jenis semen dan agregat, serta perhitungan faktor air-semen yang diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana campuran beton normal yang mencakup penentuan jenis semen dan agregat, perhitungan faktor air semen, kadar air bebas, berat isi beton, dan proporsi campuran beton berdasarkan standar SNI 03 2834 2000."
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...Debora Elluisa Manurung
油
Perhitungan metode analitis pada penelitian ini menggunakan program KENPAVE. Langkah awal perencanaan ini adalah dengan mengasumsikan tebal lapis perkerasan. Dan juga dibutuhkan parameter modulus elastisitas dan poisson ratio. Dari data tersebut maka akan didapatkan nilai tegangan dan regangan pada struktur perkerasan. Dengan menggunakan analisa kerusakan struktur perkerasan, dari nilai regangan tarik horisontal dapat diperoleh jumlah repetisi beban yang terjadi dengan menggunakan persamaan retak fatik (Nf). Dari nilai regangan tekan vertikal juga dapat diperoleh jumlah repetisi beban dengan menggunakan persamaan kerusakan rutting (Nd). Hasil nilai Nf dan Nd harus lebih besar dari Nrencana.
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana campuran beton normal sesuai standar SNI 03 2834 2000. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu menentukan komposisi bahan campuran beton, menetapkan faktor air-semen, serta menghitung jumlah semen dan agregat yang dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang perbandingan kuat tekan beton dengan menggunakan perbandingan volume dan perbandingan berat agregat untuk produksi beton massa menggunakan agregat batu pecah Merapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat tekan dan mutu pelaksanaan beton dengan menguji sampel silinder beton hasil produksi menggunakan kedua perbandingan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata ku
Dokumen tersebut membahas metode analisis komponen untuk merencanakan tebal perkerasan lentur jalan. Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti daya dukung tanah, faktor regional, volume lalu lintas, dan beban kendaraan untuk menentukan tebal perkerasan yang tepat. Mahasiswa dapat mempelajari metode ini untuk merancang perkerasan sesuai dengan kondisi lingkungan dan lalu lintas.
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah menentukan proporsi campuran beton normal menggunakan metode ACI 211.1-1999 untuk mendapatkan mutu beton 25 MPa, meliputi pemilihan slump dan ukuran agregat maksimum, perkiraan air dan udara, rasio air-semen, perhitungan semen dan volume agregat kasar serta halus.
Modul ini membahas desain perkerasan jalan kaku. Topik utama meliputi metode perhitungan tebal perkerasan kaku menggunakan persamaan AASHTO dan parameter desain yang relevan, serta desain penguat seperti penentuan jumlah penulangan baja dan sambungan antar pelat beton.
Dokumen tersebut melakukan analisis perencanaan perkerasan jalan kaku untuk jalan arteri di Kabupaten Manyaran yang menghubungkan Kecamatan Pugutan dan Desa Pulutan Wetan. Langkah-langkahnya meliputi menentukan CBR tanah dasar, jenis kendaraan yang melalui jalan, perhitungan beban lalu lintas, dan perencanaan struktur perkerasan beton berupa BBTT dengan ruji dan bahu beton untuk umur rencana 40 tahun.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
2. Perancangan campuran beton (Mix desain) bermaksud untuk
memenuhi komposisi dan proporsi bahan bahan penyusun
beton. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat
memenuhi syarat teknis dan ekonomis.
Kriteria dasar perancangan beton adalah kekuatan tekan dan
hubungannya dengan factor air semen yang digunakan.
Pada dasarnya perancangan campuran dimaksudkan untuk
mendapatkan proporsi campuran yang optimum dengan
kekuatan yang maksimum.
6. Macam-macam perancangan campuran :
ACI (American Concrete Institute, USA)
DOE (Departement of Environment, Inggris)
PCA (Portland Cement Association)
Road Note N.04
Dreux (Prancis)
SNI 03-2834-2000
Coba-coba (trial mix), dll
7. Mix Design Beton American Association (ACI)
Metode Absolute Volume
Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik
akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya
akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).
Pada metode ini, input data perancangan meliputi data standar deviasi hasil
pengujian yang berlaku untuk pekrjaan yang sejenis dengan karakteristik yang
sama. Selanjutnya data tentang kuat tekan rencana, data butir nominal agregat
yang digunakan, data slump, (jika diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis
agregat, serta karakteristik lingkungan yang diinginkan.
Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan harus dicari. Jika
data-data yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang
telah dibuat untuk membantu penyelesaian perancangan cara ACI ini. Bagian
alir perancangan dengan metode ACI dapat dilihat sebagai berikut:
9. Langkah Perancangan ACI
Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana dan margin, fcr
= m + fc
1. m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada
diambil dari Tabel 8.1 berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan.
2. Kuat tekan rencana (fc) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji yang
lalu.
Volume Pekerjaan
Mutu Pelaksanaan (Mpa)
Baik Sekali Baik Cukup
Kecil (< 1000 m3)
Sedang (1000 - 3000 m3)
Besar ( > 3000 m3)
4.5 < sd <5.5
3.5 < sd <4.5
2.5 < sd <3.5
5.5 < sd <6.5
4.5 < sd <5.5
3.5 < sd <4.5
6.5 < sd <8.5
5.5 < sd <7.5
4.5 < sd <6.5
Tabel Nilai Standar Deviasi
10. Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat
1. Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil dari Tabel berikut:
1. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih
antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil
bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel 8.3.
Jenis Konstruksi
Slump (mm)
Maksimum Minimum
- Dinding Penahan dan Pondasi
- Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding sub struktur
- Balok dan dinding beton
- Kolom struktural
- Perkerasan dan slab
- Beton masal
76.2
76.2
101.6
101.6
76.2
50.8
25.4
25.4
25.4
25.4
25.4
25.4
Tabel 8.2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai konsentrasi kenurut ACI.
Dimensi Minimim,
mm
Balok / kolom Plat
62.5
150
300
750
12.5 mm
40 mm
40 mm
80 mm
20 mm
40 mm
80 mm
80 mm
Tabel 8.3
Ukuran Maksimum
Agregat
11. Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump
dari Tabel 8.4
Slump (mm)
Air (lt/m3)
9.5 mm 12.7 mm 19.1 mm 25.4 mm 38.1 mm 50.8 mm 76.2 mm 152.4 mm
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127
152.4 s/d 177.8
Mendekati jumlah kandungan
udara dalam beton air entrained
(%)
210
231
246
3.0
201
219
231
2.5
189
204
216
2.0
180
195
204
1.5
165
180
189
1.0
156
171
180
0.5
132
147
162
0.3
114
126
-
0.2
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127
152.4 s/d 177.8
Kandungan udara total rata-rata
yang disetujui (%)
183
204
219
177
195
207
168
183
195
162
177
186
150
165
174
144
159
168
123
135
156
108
120
-
Diekspose sedikit
Diekspose menengah
Sangat ekspose
4.5
6.0
7.5
4.0
5.5
7.0
3.5
5.0
6.0
3.0
4.5
6.0
2.5
4.5
5.5
2.0
4.0
5.0
1.5
3.5
4.5
1.0
3.0
4.0
Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan
Ukuran Nominal Agregat Masimum
12. Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang
berada di antara nilai yang diberikan dilakukan interpolasi.
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa)
FAS
Beton
Air-entrained
Beton
Non Air-entrained
41.4
34.5
27.6
20.7
13.8
0.41
0.48
0.57
0.68
0.62
-
0.4
0.48
0.59
0.74
13. Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor air
semen.
Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan
Modulus Halus Butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen
agregat kasar (Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya berada di
antaranya, maka dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen
agregat dikalikan dengan berat kering agregat kasar.
Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel 8.7, kemudian hitung
agregat halus, yaitu berat beton segar (berat air + berat semen + berat
agregat kasar).
Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus,
kemudian koreksi berdasarkan nilai daya serap air pada agregat.
Koreksi Proporsi Campurannya.
16. Kekurangan dan Kelebihan Metode ACI
Cara ini merupakan cara coba-coba untuk memperoleh
proporsi bahan yang menghasilkan konsistensi. Jika dipakai
agregat yang berbeda akan menyebabkan konsistensi yang
berbeda juga.
Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya kurang
menggambarkan gradasi agregat yang tepat. Untuk agregat
dengan berat jenis yang berbeda, perlu dilakukan koreksi lagi.
17. Mix Design Metode Portland Cement
Association (PCA)
Metode desain campuran Portland Cement Association (PCA)
pada dasarnya serupa dengan metode ACI sehingga secara
umum hasilnya akan saling mendekati. Penjelasan lebih detail
dapat dilihat dalam Publikasi PCA, Portland Cement
Association, Design and Control of Concrete Mixtures.
12thedition, Skokie, Illinois, USA: PCA, 1979, 140 pp.
18. Mix Design Metode DEO
(Department of Environment)
Department of Environment (DeO), Building Research
Establishment Britain. Metode ini diadopsi oleh
Indonesia pada SK.SNI T-15-1990-03 Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
19. Adapun langkah-langkahnya secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f'c) pada umur tertentu.
2. Penetapan nilai standar deviasi (Sd). Standar deviasi ditetapkan berdasarkan tingkat
mutu pengendalian pelaksanaan campuran beton-nya. Makin baik mutu pelaksanaan
makin kecil nilai standar deviasinya.
3. Perhitungan nilai tambah ('Margin/M')
4. Jika nilai tambah sudah ditetapkan sebesar 12 MPa, maka langsung ke langkah
5. Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai standar deviasi Sd, maka margin dihitung
dengan rumus:
M = k. Sd
dimana:
M : Nilai tambah (MPa)
K : 1.64
Sd : Standar deviasi (MPa)
20. 6. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan, dihitung dengan rumus:
f'cr = f'c + M
dimana:
f'cr : Kuat tekan rata-rata (MPa)
f'c : Kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M : Nilai tambah (MPa)
6. Penetapan jenis semen Portland.
7. Penetapan jenis agregat, memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau agregat
jenis batu pecah.
8. Menetapkan faktor air semen.
9. Penetapan faktor air semen maksimum, dari fas maksimum yang diperoleh
dibandingkan dengan fas langkah 8, dicari nilai yang terkecil.
21. 11. Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan,
pengangkutan, penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.
12. Penetapan ukuran maksimum agregat kasar.
13. Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran
maksimum agregat, jenis agregat dan nilai slump.
14. Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen per kubik dihitung
dengan membagi jumlah air (langkah 12) dengan faktor air semen
(langkah 8)
15. Kebutuhan semen minimum.
16. Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah
13 lebih kecil dari kebutuhan semen minimum (langkah 14), maka
kebutuhan semen harus dipakai yang minimum.
17. Penyesuain jumlah air dan faktor air semen.
22. 18. Penentuan daerah gradasi agregat halus. Gradasi agregat halus dibagi menjadi 4
daerah : daerah I, II, III dan IV.
19. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar. Dicari berdasarkan besar butir
maksimum, nilai slump, faktor air semen dan daerah gradasi agregat halus,
berdasarkan data tersebut dapat dicari perbandingan agregat halus dan agregat
kasar.
20. Berat jenis agregat campuran, dihitung dengan:
Bj agr.ksrs 100 K x Bj agr.hls 100 = P Bj camp
dimana:
Bj camp : Berat jenis agregat campuran
Bj agr.hls : Berat jenis agregat halus
Bj agr.ksr : Berat jenis agregat kasar
P : Persentase agregat halus terhadap agregat campuran
K : Persentase agregat kasar terhadap agregat campuran
23. 21.Penentuan berat jenis beton. Dengam data berat jenis agregat campuran
(langkah 18) dan kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat
diperkirakan berat jenis betonnya.
22.Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan mengurangi berat beton
per meter kubikdengan kebutuhan air dan semen.
23.Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat
campuran (langkah 20)dengan prosentase berat agregat halusnya
(langkah 17)
24.Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat
campuran (langkah 20) dengan kebutuhan agregat halus (langkah 21).
24. Mix Design Metode ROAD NOTE NO. 4
Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glanville.,et.al, yang
ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pengerjaan.
Secara umum langkah perancangan dengan menggunakan metode ini adalah
sebagai berikut:
Hitung kuat tekan rata-rata rencana, berdasarkan kekuatan tekan rencana dan nilai
margin.
1. Nilai margin (m)=1.64*Standar Deviasi
2. Nilai standar deviasi ditentukan dari data yang lalu atau diambil dari Tabel 8.10
berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.
Tingkat pengendalian mutu
pekerjaan
S (Mpa)
Memuaskan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Jelek
Tanpa Kendali
2.8
3.5
4.2
5.6
7.0
8.4
Tabel 8.7 Deviasi Standar
25. Tentukan FAS dari Grafik dan berdasarkan keawetan Tabel 8.8. Pilih nilai yang
terkecil
Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan antara agregat halus
dengan agregat kasar), sehingga masuk dalam salah satu kurfa dalan grafik 8.3.1
sampai 8.3.4 ASTM C-33.
Jenis Beton Kondisi Lingkungan FAS Maks
Beton Bertulang Biasa
Ringan
Sedang
Berat
0.65
0.55
0.45
Pra-Tegang
Ringan
Sedang
Berat
0.65
0.55
0.45
Beton Tak Bertulang
Ringan
Sedang
Berat
0.70
0.60
0.50
Tabel 8.8 Persyaratan FAS
26. Tetapkan proporsi antara agregat dengan semen berdasarkan tingkat kemudahan
pengerjaan, diameter maksimum agregat, bentuk dan FAS ( Tabel 8.9).
Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi
antara agregat semen.
JenisAgregat
Kasar
Ukuran
Maksimum
FAS Agrefat/Ceme
nt (A/C)
Alami 40 mm
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
2.9
4.3
5.7
7.1
8.1
Di Pecah 40 mm
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65
3.2
3.9
4.7
5.4
6.1
6.8
Alami 20 mm
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
2.8
3.9
5.0
5.9
7.4
8.0
Di Pecah 20 mm
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65
0.70
2.3
2.9
3.4
3.9
4.5
4.9
5.4
5.8
27. Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolute, prinsip hitungan ialah
volume beton padat sama dengan jumlah absolute kbahan-bahan dasarnya.
Proporsi campuran dapat dihitung jika diketahui:
gs = Berat jenis semen
gag.h = Berat jenis agregat halus
gag.k = Berat jenis agregat kasar
gair = Berat jenis air
v = Prosentase udara dalam beton
S = Berat semen yang diperlukan dalam I m3.
情
+
基..
基.
+
基.
基.
+
.
+ 0.01. v = 1 3