際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PERAWATAN LUKA
   LUKA TERINFEKSI

       OLEH :
      RAHIMAH

POLTEKKES KEMENKES RI
       PADANG
PENGERTIAN INFEKSI
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh
spesies asing terhadap organisme inang, dan
bersifat pilang membahayakan inang. Organisme
penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana
yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak
diri, yang pada akhirnya merugikan inang.
Patogen mengganggu fungsi normal inang dan
dapat          berakibat       pada        luka
kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan
bahkan kematian.
Kemampuan bakteri untuk
   menghasilkan efek yang merusak
         dipengaruhi oleh
 Kemampuan system imunitas pasien untuk
  menyerang bakteri (host resistence).
 Jumlah bakteri pada luka, semakin banyak bakteri
  akan semakin beresiko.
 Jenis bakteri pada luka. Beberapa bakteri
  memiliki kemampuan besar (virulensi) dibanding
  jenis lain dan dapat menyebabkan penyakit
  walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.
Keberadaan bakteri pada luka mungkin
        akan menimbulkan:
 Kontaminasi : bakteri tidak berkembang biak
  dan belum menimbulkan masalah klinis.
 Kolonisasi : Bektari berkembang biak tapi tidak
  merusak jaringan.
 Infeksi : Bakteri berkembang biak,
  penyembuhan terganggu dan jaringan luka
  mengalami kerusakan (infeksi lokal) bila tidak
  ditangani dapat menimbulkan infeksi sitemik.
Karakteristik luka yang beresiko untuk
                 infeksi
Luka Akut
 Kontaminasi pembedahan.
 Prossedur operasi yang lama.
 Trauma, dengan pertolongan yang lambat.
 Nekrotik jaringan atau benda asing.
Luka Kronik
 Nekrotik jaringan atau benda asing.
 Durasi yang lama.
 Ukuran luka yang luas dan dalam.
 Lokasi luka yang dekat dengan daerah
 kontaminasi, seperti anal.
TANDA DAN GEJALA
 Luka infeksi pada luka akut atau lukoeprasi pada pasien yang
  sehat kadang terlihat secara nyata. Namun pada luka kronik
  dan pasien yang mengalami kelemahan, diagnosa baru bisa
  ditegakkan melalui pertimbangan adanya tanda-tanda lokal
  atau tanda-tanda umum non spesifik seperti; penurunan nafsu
  makan, kelemahan, memburuknya kondisi pasien atau kadar
  glukosa yang tidak terkontrol.
 Tingkat luka infeksi akan mempengaruhi terapi. Sangat penting
  untuk dipertimbangkan dan dibedakan tanda dan gejala infeksi
  lokal, perluasan infeksi, dan infeksi sistemik.
 Infeksi dapat menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda
  pada setiap jenis luka dan penyebab. Sistem scoring dan
  criteria diagnostic telah dikembangkan untuk mengidentifikasi
  infeksi pada luka akut, sepeti Surgical site infection ASEPSIS
  yang dikembangkan oleh Center for Disease Control (CDC).
DIAGNOSA LUKA INFEKSI
 Diagnosa luka infeksi dibuat berdasarkan
  pertimbangan klinis. Pengkajian hingga
  evaluasi harus terus dilakukan secara
  continue.
 Evaluasi terhadap tanda dan gejala luka infeksi
  meliputi keadaan umum pasien, jaringan
  sekitar luka, dan luka itu sendiri. Pengkajian
  rutin dalam perawatan luka akan membantu
  mendeteksi adanya tanda dini luka infeksi.
RESIKO INFEKSI

 Resiko luka terhadap infeksi akan berbanding lurus dengan
  adanya:
a. Faktor-faktor yang melemahkan pasien, penurunan daya
   tahan tubuh dan gangguan perfusi jaringan, seperti:
   Diabtes mellitus, immunocompromsied status, hypoxia
   jaringan akibat anemia atau penyakit cardiovascular/
   respirasi, kerusakan ginjal, keganasan, rematik arthritis,
   obesitas dan malnutrisi.
b. Pengobatan, seperti:
    Kortikosteroid, agens sitotoksik, dan immunosupresants.
c. Faktor Psikologis, sepeti:
   Hospitalisasi, personal hygiene yang buruk, dan pola hidup
   yang tidak sehat.

More Related Content

Perawatan luka terinfeksi

  • 1. PERAWATAN LUKA LUKA TERINFEKSI OLEH : RAHIMAH POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
  • 2. PENGERTIAN INFEKSI Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.
  • 3. Kemampuan bakteri untuk menghasilkan efek yang merusak dipengaruhi oleh Kemampuan system imunitas pasien untuk menyerang bakteri (host resistence). Jumlah bakteri pada luka, semakin banyak bakteri akan semakin beresiko. Jenis bakteri pada luka. Beberapa bakteri memiliki kemampuan besar (virulensi) dibanding jenis lain dan dapat menyebabkan penyakit walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.
  • 4. Keberadaan bakteri pada luka mungkin akan menimbulkan: Kontaminasi : bakteri tidak berkembang biak dan belum menimbulkan masalah klinis. Kolonisasi : Bektari berkembang biak tapi tidak merusak jaringan. Infeksi : Bakteri berkembang biak, penyembuhan terganggu dan jaringan luka mengalami kerusakan (infeksi lokal) bila tidak ditangani dapat menimbulkan infeksi sitemik.
  • 5. Karakteristik luka yang beresiko untuk infeksi Luka Akut Kontaminasi pembedahan. Prossedur operasi yang lama. Trauma, dengan pertolongan yang lambat. Nekrotik jaringan atau benda asing. Luka Kronik Nekrotik jaringan atau benda asing. Durasi yang lama. Ukuran luka yang luas dan dalam. Lokasi luka yang dekat dengan daerah kontaminasi, seperti anal.
  • 6. TANDA DAN GEJALA Luka infeksi pada luka akut atau lukoeprasi pada pasien yang sehat kadang terlihat secara nyata. Namun pada luka kronik dan pasien yang mengalami kelemahan, diagnosa baru bisa ditegakkan melalui pertimbangan adanya tanda-tanda lokal atau tanda-tanda umum non spesifik seperti; penurunan nafsu makan, kelemahan, memburuknya kondisi pasien atau kadar glukosa yang tidak terkontrol. Tingkat luka infeksi akan mempengaruhi terapi. Sangat penting untuk dipertimbangkan dan dibedakan tanda dan gejala infeksi lokal, perluasan infeksi, dan infeksi sistemik. Infeksi dapat menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda pada setiap jenis luka dan penyebab. Sistem scoring dan criteria diagnostic telah dikembangkan untuk mengidentifikasi infeksi pada luka akut, sepeti Surgical site infection ASEPSIS yang dikembangkan oleh Center for Disease Control (CDC).
  • 7. DIAGNOSA LUKA INFEKSI Diagnosa luka infeksi dibuat berdasarkan pertimbangan klinis. Pengkajian hingga evaluasi harus terus dilakukan secara continue. Evaluasi terhadap tanda dan gejala luka infeksi meliputi keadaan umum pasien, jaringan sekitar luka, dan luka itu sendiri. Pengkajian rutin dalam perawatan luka akan membantu mendeteksi adanya tanda dini luka infeksi.
  • 8. RESIKO INFEKSI Resiko luka terhadap infeksi akan berbanding lurus dengan adanya: a. Faktor-faktor yang melemahkan pasien, penurunan daya tahan tubuh dan gangguan perfusi jaringan, seperti: Diabtes mellitus, immunocompromsied status, hypoxia jaringan akibat anemia atau penyakit cardiovascular/ respirasi, kerusakan ginjal, keganasan, rematik arthritis, obesitas dan malnutrisi. b. Pengobatan, seperti: Kortikosteroid, agens sitotoksik, dan immunosupresants. c. Faktor Psikologis, sepeti: Hospitalisasi, personal hygiene yang buruk, dan pola hidup yang tidak sehat.