Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan karakteristik luka yang terinfeksi, tanda dan gejala infeksi luka, serta faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya infeksi luka.
1 of 8
More Related Content
Perawatan luka terinfeksi
1. PERAWATAN LUKA
LUKA TERINFEKSI
OLEH :
RAHIMAH
POLTEKKES KEMENKES RI
PADANG
2. PENGERTIAN INFEKSI
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh
spesies asing terhadap organisme inang, dan
bersifat pilang membahayakan inang. Organisme
penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana
yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak
diri, yang pada akhirnya merugikan inang.
Patogen mengganggu fungsi normal inang dan
dapat berakibat pada luka
kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan
bahkan kematian.
3. Kemampuan bakteri untuk
menghasilkan efek yang merusak
dipengaruhi oleh
Kemampuan system imunitas pasien untuk
menyerang bakteri (host resistence).
Jumlah bakteri pada luka, semakin banyak bakteri
akan semakin beresiko.
Jenis bakteri pada luka. Beberapa bakteri
memiliki kemampuan besar (virulensi) dibanding
jenis lain dan dapat menyebabkan penyakit
walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.
4. Keberadaan bakteri pada luka mungkin
akan menimbulkan:
Kontaminasi : bakteri tidak berkembang biak
dan belum menimbulkan masalah klinis.
Kolonisasi : Bektari berkembang biak tapi tidak
merusak jaringan.
Infeksi : Bakteri berkembang biak,
penyembuhan terganggu dan jaringan luka
mengalami kerusakan (infeksi lokal) bila tidak
ditangani dapat menimbulkan infeksi sitemik.
5. Karakteristik luka yang beresiko untuk
infeksi
Luka Akut
Kontaminasi pembedahan.
Prossedur operasi yang lama.
Trauma, dengan pertolongan yang lambat.
Nekrotik jaringan atau benda asing.
Luka Kronik
Nekrotik jaringan atau benda asing.
Durasi yang lama.
Ukuran luka yang luas dan dalam.
Lokasi luka yang dekat dengan daerah
kontaminasi, seperti anal.
6. TANDA DAN GEJALA
Luka infeksi pada luka akut atau lukoeprasi pada pasien yang
sehat kadang terlihat secara nyata. Namun pada luka kronik
dan pasien yang mengalami kelemahan, diagnosa baru bisa
ditegakkan melalui pertimbangan adanya tanda-tanda lokal
atau tanda-tanda umum non spesifik seperti; penurunan nafsu
makan, kelemahan, memburuknya kondisi pasien atau kadar
glukosa yang tidak terkontrol.
Tingkat luka infeksi akan mempengaruhi terapi. Sangat penting
untuk dipertimbangkan dan dibedakan tanda dan gejala infeksi
lokal, perluasan infeksi, dan infeksi sistemik.
Infeksi dapat menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda
pada setiap jenis luka dan penyebab. Sistem scoring dan
criteria diagnostic telah dikembangkan untuk mengidentifikasi
infeksi pada luka akut, sepeti Surgical site infection ASEPSIS
yang dikembangkan oleh Center for Disease Control (CDC).
7. DIAGNOSA LUKA INFEKSI
Diagnosa luka infeksi dibuat berdasarkan
pertimbangan klinis. Pengkajian hingga
evaluasi harus terus dilakukan secara
continue.
Evaluasi terhadap tanda dan gejala luka infeksi
meliputi keadaan umum pasien, jaringan
sekitar luka, dan luka itu sendiri. Pengkajian
rutin dalam perawatan luka akan membantu
mendeteksi adanya tanda dini luka infeksi.
8. RESIKO INFEKSI
Resiko luka terhadap infeksi akan berbanding lurus dengan
adanya:
a. Faktor-faktor yang melemahkan pasien, penurunan daya
tahan tubuh dan gangguan perfusi jaringan, seperti:
Diabtes mellitus, immunocompromsied status, hypoxia
jaringan akibat anemia atau penyakit cardiovascular/
respirasi, kerusakan ginjal, keganasan, rematik arthritis,
obesitas dan malnutrisi.
b. Pengobatan, seperti:
Kortikosteroid, agens sitotoksik, dan immunosupresants.
c. Faktor Psikologis, sepeti:
Hospitalisasi, personal hygiene yang buruk, dan pola hidup
yang tidak sehat.