Motif batik kreasi dan klasik memiliki perbedaan dalam pola, makna, dan proses pembuatannya. Motif batik klasik diwariskan secara turun-temurun dan memiliki makna budaya yang kuat, sementara motif batik kreasi lebih mengedepankan unsur estetika dan kreativitas dengan pola yang bebas. Proses pembuatan batik klasik terikat pada teknik tradisional sedangkan batik kreasi tidak terikat pada teknik tertentu.
1 of 12
Download to read offline
More Related Content
Perbedaan antara motif batik klasik dan motif batik
3. Sejarah Batik Giriloyo 1
Dusun Giriloyo merupakan sentra kerajinan dan produksi batik
tulis yang ada di Kabupatan Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Di kawasan ini terdapat sekitar 800 pembatik
yang terbagi dalam beberapa kelompok. Para pembatik di
Giriloyo terhimpun dalam organisasi Paguyuban Batik Tulis
Giriloyo. Berdirinya paguyuban pembatik ini diprakarsai oleh
Jogja Heritage Society (JHS) bekerjasama dengan Australian-
Indonesia Partnership tidak lama setelah gempa bumi melanda
Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006.
Sebenarnya, aktivitas membatik di Giriloyo mulai berlangsung
sejak berdirinya Kompleks Makam Raja-raja Mataram Imogiri di
Dusun Pajimatan pada 1654. Sejalan dengan berdirinya makam
raja-raja, pihak keraton menugaskan beberapa abdi dalem untuk
menjaga serta memelihara keberadaan makam tersebut. Karena
sering berhubungan dengan keluarga kraton, penduduk
Pajimatan memperoleh keterampilan membatik dengan motif
batik halus kraton.
4. Sejarah Batik Giriloyo 2
Seiring, berjalannya waktu, jumlah pesanan batik kraton di
Pajimatan semakin meningkat, sementara jumlah perajin batik
yang ada ternyata tidak memadai. Akhirnya, para perajin batik
di Pajimatan mendatangkan tenaga dari Giriloyo. Relasi kerja
sama yang berlaku saat itu adalah, warga Giriloyo mengambil
kain yang akan dibatik dari Pajimatan, kemudian
pengerjaannya dilakukan di Giriloyo, dan setelah jadi baru
dibawa lagi ke Pajimatan. Pada akhirnya, warga Giriloyo yang
sudah piawai membatik dengan motif-motif klasik membuka
usaha batik sendiri. Inilah yang membuat nama batik Giriloyo
lebih mencuat dibandingkan Pajimatan sebagai sentra batik,
warga Giriloyo pernah mengukir prestasi dengan sepanjang
1,2 km. Pencapaian prestasi warga Giriloyo yang tercatat
dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) ini sekaligus
merupakan bukti kebangkitan warga pascagempa tahun 2006.
5. Proses Membatik di
GiriloyoProses pembuatan batik tulis tradisional memang rumit dan
lebih sulit dibandingkan dengan batik cap. Untuk mengubah
selembar kain putih menjadi kain batik yang indah diperlukan
waktu yang cukup lama serta harus melalui berbagai proses.
Adapun urutan proses membatik adalah sebagai berikut: mola
(membuat pola pada kain menggunakan malam), ngelowong
(menggambar pada kain sesuai dengan pola menggunakan
canting atau alat tulis), nembok (proses untuk menahan rembesan
warna), wedelan/nyelup (memberi warna biru menggunakan
indigo), ngerok (menghilangkan lilin klowongan untuk warna
coklat), mbironi (setelah dikerok pada bagian-bagian yang tetap
biru atau putih ditutup dengan lilin), nyoga (warna yang telah
diberi warna biru diberi warna coklat) dan langkah terakhir
adalah ngebyok atau membersihkan seluruh lilin yang masih ada
dalam kain dengan cara dimasak dengan air mendidih
menggunakan soga, gambir, tumbuhan teh, kulit mahoni, dan
temu lawak. Warna merah menggunakan akar mengkudu,
sementara warna biru menggunakan jenis tanaman indigofera.
Sedangkan pewarna sintesis menggunakan bahan-bahan kimia.
6. MOTIF BATIK KREASI
Motif batik kreasi merupakan kreasi dari para
perajin dan desainer, lebih melambangkan
pada kepuasan estetis. Teknik pembuatannya
tidak terikat pada canting, seperti para perajin
batik umumnya. Pembuatannya cenderung
menyerupai melukis, hanya saja
pewarnaannya masih menggunakan teknik
membatik. Pola yang dihadirkan cenderung
bebas, dengan mengambil bentuk-bentuk
primitif seperti patung manusia, hewan/
tumbuhan, alat musik, serta berbagai bentuk
abstrak.
8. MOTIF BATIK KLASIK
Motif batik yang dijaga turun temurun.
Motif yang tergambar memiliki makna dan
akar budaya yang kuat karena itu motif
batik klasik setiap daerah berbeda-beda,
begitu juga warna dasar dari batiknya.
Warna dan motif cenderung statis, tidak
berubah-ubah sesuai dengan jaman.
Proses pembuatannya dapat
menggunakan teknik batik tulis cetak.