Terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan mencoba menjawabnya sesingkat mungkin:
1. Kenaikan harga barang dan jasa secara berlebihan.
2. Blokade ekonomi dengan membatasi perdagangan dan ekspor-impor antara Indonesia dengan negara lain.
3. Perundingan masalah keuangan dan ekonomi antara Indonesia dan Belanda.
4. Sumitro Djojohadikusumo.
5. Kondisi ekonomi yang melambat atau resesi dimana
1 of 15
More Related Content
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
1. Perekonomian Setelah Pengakuan
Kedaulatan
Kelompok 4:
Anggita Intania R D
Deviana Perdana
Dhia Akhsya R
Eunike Novana T
Fahma Waluya R
Indri Lestari
Mochammad Iqbal B
Mochammad Irham S
Uswah Larasati
Widni Agusya
2. Latar Belakang
Pada awal kemerdekaan
Indonesia, ekonomi Indonesia masih sangat
terpuruk. Diantara lain faktor faktor yang
menyebabkan keburukan ekonomi :
Adanya blokade ekonomi oleh pihak
Belanda
Inflasi yang tinggi
Kas negara kosong
Eksploitasi besar besaran di masa
penjajahan
Tanah pertanian rusak.
3. Usaha-UsahaMengatasi Keterpurukkan
Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri
keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP,
dilakukan pada bulan Juli 1946.
Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras
ke India seberat 500000 ton, mangadakan kontak dengan
perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade
Belanda di Sumatera dengan tujuan
ke Singapura dan Malaysia.
Konferensi ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk
memperoleh kesepakatan yang bulat dalam
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang
mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi
makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi
perkebunan-perkebunan.
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang
(Rera) 1948 yaitu mengalihkan tenaga bekas angkatan
perang ke bidang-bidang produktif.
4. Pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk Planing
Board (badan perancang ekonomi yang
bertugas untuk membuat rencana
pembangunan ekonomi jangka waktu 2 sampai
tiga tahun). Kemudian IJ Kasimo sebagai
menteri Persediaan Makanan Rakyat
menghasilkan rencana produksi lima tahun yang
dikenal dengan nama Kasimo Plan, yang isinya:
1. Memperbanyak kebun bibit dan padi
unggul
2. Pencegahan penyembelihan hewan
pertanian
3. Penanaman kembali tanah kosong
4. Pemindahan penduduk (transmigrasi) 20
juta jiwa dari Jawa ke Sumatera dalam
jangka waktu 1-15 tahun.
6. 1.Pada Masa Demokrasi Terpimpin
A. Gunting Syarifudin
Program ini adalah program yang di adakan oleh Syarifuddin Prawiranegara
yang bertujuan untuk memulihkan defisit anggaran sebesar Rp 5, 1 miliar.
Setiap pecahan nila Rp 2,50 di potong hingga setengahnya sehingga
peredaran uang di luar yang menyebabkan Belanda percaya terhadap
indonesia dan memberikan pinjaman uang.
B. Sistem Ekonomin Benteng
Sistem ini dicetuskan oleh Sumitro Djojohadikusumo. Sistem ini bertujuan
untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi
nasional. Antara lain program dalam sistem ini adalah :
Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia
Pengusaha yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Dan dibangun dan
diberikan bantuan kredit.
Pengusaha pribumi secara bertahap akan berkembang menjadi maju
7. C. Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
Ini terjadi pada 5 Desember tahun 1951 berdasarkan UU No.24
tahun 1951 dengan tujuan untuk menaikkan pendapatan,
menurunkan ekspor, dan melakukan penghematan. Sedangkan
perubahan nama de javasche bank menjadi bank Indonesia yang
berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi terjadi setelah
dikeluarkannya UU No.11 tahun 1953 dan Lembaran Negara
No.40 tentang UU Pokok BI.
D. Sistem Ekonomi Ali Baba
Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq
Tjokrohadisurjo (menteri perekonomian kabinet Ali I). Tujuan
dari program ini adalah:
1. Untuk memajukan pengusaha pribumi.
2. Agar para pengusaha pribumi bekerjasama memajukan
ekonomi nasional.
3. Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional
pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
4. Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama
antara pengusaha pribumi dan non pribumi.
8. Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan baba
digambarkan sebagai pengusaha non pribumi. Tetapi sistem ekonomi
ali-baba ini tidak berjalan baik, karena:
1. Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya
dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari
pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih
berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
2. Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih
mengutamakan persaingan bebas.
3. Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar
bebas.
E. Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi
ke Jenewa untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara
pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Tanggal 13 Februari 1956 .
Karena Belanda tidak menyetujui hasilnya, kabinet Burhanuddin
Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara
sepihak. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden
Soekarno menandatangani undang-undang pembatalan KMB.
9. F. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan
membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang
disebut Biro Perancang Negara. Biro ini berhasil menyusun Rencana
Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan
dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada
tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT
diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap).
Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.
RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :
1. Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada
akhir tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan
pendapatan negara merosot.
2. Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan
nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia
menimbulkan gejolak ekonomi.
3. Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak
daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
10. 2. Pada Masa Orde Baru
Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto
melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-
10%, rupiahstabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem
anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai
melalui bantuan asing. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987-
1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Krisis
finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat
berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia
terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk
mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan
memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia
dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program
reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan
penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain
Program Permobilan Nasional dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga
Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup
lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada
Mei 1998.
11. 3. Pasca Soeharto
Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF
menyetujui program pinjaman dana di bawah
Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang
terpilih sebagai presiden pada
Oktober 1999 kemudian memperpanjang
program tersebut.
Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil dan
tumbuh pesat. PDB bisa dipastikan melebihin Rp
6300 Trilyun meningkat lebih dari 100 kali lipat
dibanding PDB tahun 1980. Setelah India dan
China, Indonesia adalah negara dengan ekonomi
yang tumbuh paling cepat di antara 20 negara
anggota Industri ekonomi terbesar didunia G20.
Ini adalah tabel PDB (Produk Domestik Bruto)
Indonesia dari tahun ke tahun oleh IMF dalam
juta rupiah.
12. Kajian Pengeluaran Publik
Saat ini, satu dekade
kemudian, Indonesia telah
keluar dari krisis dan berada
dalam situasi dimana sekali lagi
negara ini mempunyai sumber
daya keuangan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan. Perubahan ini
terjadi karena kebijakan
makroekonomi yang berhati-
hati, dan yang paling penting
defisit anggaran yang sangat
rendah.
14. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud inflasi?
2. Blokade seperti apa yang dilakukan Belanda?
3. Apa isi persetujuan Finek?
4. Siapa kah dia?
15. 5. Apakah depresi ekonomi?
6. Apakah isi Rencana Produksi lima tahun?
7. Siapakah pencetus Sistem Benteng?
8. Kenapa RPLT tidak berhasil?
9. Pada masa orde baru berapa persen inflasi
yang dapat ditahan?
10.Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil
dan tumbuh pesat. Meningkat berapa kali
lipatkah PDB tahun 2010 dari PDB tahun
1980?