際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PERIKARDITIS
KELOMPOK 3 
 Ria Santi Wibawati 
 Iqlima Sholihat 
 Ilmi Agustiana 
 Erren Dhini 
 Litha Damayanti 
 Dwi Kurniawati 
 Novita Wahyu 
 Rico Adi 
 Bambang Trihantoro 
 Auliya Rahmi 
 Aditya Febriani 
 Erlinda Rizki 
 Nova Rezita
Pengertian 
 Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis 
yang mengelilingi jantung) (H. Winter Griffith M.D, 1994). 
 Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, 
atau kedua-duanya (Arif Mansjoer, 2000). 
 Perikarditis adalah peradangan perikardium parietalis, viseralis dan 
keduanya. Respons perikardium terhadap peradangan bervariasi dari 
akumulasi cairan atau darah (efusi perikard), deposisi fibrin, proliferasi 
jaringan fibrosa, pembentukan granuloma (lesi makrofak yang terjadi dari 
reaksi peradangan lokal dari suatu jaringan tubuh) atau kalsifikasi 
(pengapuran). Itulah sebabnya manifestasi klinis perikarditis sangat 
bervariasi dari yang tidak khas sampai yang khas (Sudoyo,2009). 
 Jadi kesimpulannya perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar 
jantung baik pada parietal maupun viseral.
KLASIFIKASI PERIKARDITIS 
Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium (kantung 
selaput jantung) yang dimulai secara tiba-tiba dan sering 
menyebabkan nyeri. 
Perikarditis kronis (Chronic Pericarditis ) adalah suatu peradangan 
perikardium (kantung jantung) yang menyebabkan penimbunan 
cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta 
berlangsung lama. 
Perikarditis kronis konstriktif adalah suatu penyakit yang terjadi 
karena ada penebalan pada perikardium akibat adanya inflamasi 
yang terjadi sebelumnya sehingga luas ruangan jantung berkurang.
Etiologi Perikarditis 
Perikarditis Akut 
Perikarditis akut dapat disebabkan oleh infeksi virus maupun infeksi bakteri. 
Penyebab lain : 
 a. Idiopatik (biduran); 
 b. trauma; 
 c. sindrom paska infark miokard; 
 d. uremia (kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah 
karena ginjal tidak bekerja secara efektif); 
 e. sindrom paska perikardiotomi; 
 f. neoplasma (neoplasma adalah massa abnormal dari jaringan yang terjadi ketika 
sel-sel membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka 
seharusnya)
LANJUTAN..... 
Perikarditis kronis 
Pada umumnya penyebab perikarditis kronis tidak diketahui, tetapi mungkin 
disebabkan oleh kanker, tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid. 
Penyebab lain : 
 a. operasi jantung sebelumnya; 
 b. radiasi dada; 
 c. pasca infark yang luas; 
 d. sarkoidosis (Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang 
ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, 
paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya); 
 e. trauma dada; 
 f. infeksi virus akut (Adenovirus dan Coxsackie virus) atau kronis 
(Tuberculosis).
PATHWAY 
KLIK DISINI
MANIFESTASI KLINIS 
Manifestasi Klinis pada Perikarditis Akut 
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial 
friction rub dan abnormalitas EKG yang khas. Dari pemeriksaan 
fisik juga dapat ditemukan pembesaran jantung, peningkatan 
tekanan vena, hepatomegali, edema kaki dan mungkin tanda-tanda 
tamponade (merupakan suatu sindroma klinis akibat penumpukan 
cairan berlebihan di rongga perikard yang menyebabkan penurunan 
pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik (Dharma, 2009 
: 67)).
LANJUTAN..... 
Manifestasi Klinis pada Perikarditis Kronik 
Manifestasi klinis perikarditis kronik adalah sesak nafas, 
batuk (karena tekanan tinggi pada vena paru-paru mendorong 
cairan masuk ke dalam kantung-kantung udara), dan kelelahan 
(karena kerja jantung menjadi tidak efisien). Biasanya tidak 
menimbulkan rasa nyeri dan bisa terjadi edema. Gejala-gejala yang 
dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita 
perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri 
koroner atau penyakit katup jantung.
LANJUTAN.... 
Manifestasi Klinis pada Perikarditis Kronik Konstriktif 
Manifestasi klinis perikarditis kronik konstruktif adalah 
keluhan berupa rasa lelah, lemah, dispnea saat beraktifitas, 
orptopnea (napas pendek yang terjadi pada posisi berbaring karena 
pengaruh adanya gaya gravitasi) dan keluhan gagal jantung lainnya. 
Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan vena 
jugularis, bunyi jantung melemah, dapat terdengar perikardial 
knock, pulsus paradoksus (pengecilan amplitudo denyut nadi yang 
tajam selama inspirasi), hepatosplenomegali, ikterus, ascites 
(penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum) dan 
edema.
PROSEDUR DIAGNOSTIK 
1 Perikarditis Akut 
Pada perikarditis akut, pemeriksaan EKG 
ditemukan elevasi segmen ST, depresi segmen PR dan 
sinus takikardia, dan setelah beberapa waktu dapat 
ditemukan inversi gelombang T. Sebagai komplikasi 
dapat ditemukan aritmia supraventrikular, termasuk 
vibrilasi atrium. Foto thoraks tampak normal bila efusi 
perikard hanya sedikit, tetapi bila banyak dapat 
terlihat bayangan jantung membesar seperti botol air. 
Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan 
LED dan leukositosis. Pemeriksaan lain dilakukan atas 
dasar indikasi bila terdapat kecurigaan mengenai 
etiologinya, misalnya test tuberkulin.
Lanjutan.... 
2 Perikarditis Kronis 
Untuk memperkuat diagnosis perikarditis kronis 
dilakukan dua prosedur. Dua prosedur tersebut adalah 
sebagai berikut. 
1. Kateterisasi jantung 
Katerisasi jantung digunakan untuk mengukur tekanan 
darah di dalam bilik jantung dan pembuluh darah utama. 
2. MRI scan atau CT scan 
CT scan digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium. 
Dalam keadaan normal, tebal perikardium kurang dari 0,3 
cm, tetapi pada perikarditis konstriktif kronis tebalnya 
mencapai 0,6 cm atau lebih.
Lanjutan.... 
3 Perikarditis Kronik Konstriktif 
Pada perikarditis konstruktif, pemeriksaan 
EKG memperlihatkan penurunan voltase pada lead 
di ekstremitas. Foto thoraks menunjukkan 
klasifikasi perikardium, kadang dapat terlihat 
kardiomegali. Dengan Ekokardigrafi dapat 
dideteksi penebalan yang terjadi namun sulit. 
Untuk memastikan diagnosis dapat dilakukan 
kateterisasi jantung kiri dan kanan.
Penatalaksanaan Medis 
1 Penatalaksanan Medis Perikarditis Akut 
Terapi pada perikarditis akut bergantung 
dari penyebabnya. Misalnya diberikan salisilat 
atau obat anti-inflamasi non-steroid lain bila 
penyebabnya virus atau idiopatik. Bila gejala 
tidak membaik, dapat diberikan kortikosteroid. 
Sebagian besar kasus sembuh sendiri dalam 
beberapa minggu. Sebagian kambuh kembali dan 
hanya sedikit yang menjadi kronik serta jarang 
yang menjadi perikarditis kronik konstriktif bila 
berasal dari virus atau idiopatik.
Lanjutan... 
2 Penatalaksanan Medis Perikarditis Kronis 
Pemberian obat diuretik (obat yang 
membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki 
gejala, tetapi penyembuhan hanya mungkin 
terjadi jika dilakukan pembedahan 
perikardiektomi untuk mengangkat perikardium.
Lanjutan... 
3 Penatalaksanan Medis Perikarditis Kronis Konstriktif 
Perikardioektomi adalah satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan untuk 
mengatasi perikarditis kronik konstruktif. Perikardiektomi dilakukan untuk 
memperbaiki hemodinamik yang abnormal dan terbukti menghasilkan 
perbaikan klinis. Operasi perikardioektomi dapat dilakukan melalui 2 insisi 
yaitu sebagai berikut : 
1. Sternotomi mediana yaitu insisi sternotomi memberikan paparan yang 
lebih baik untuk membebaskan ventrikel kanan dan merupakan pilihan bila 
akan dilakukan cardiopulmonary bypass. 
2. Torakotomi (torakotomi anterolateral kiri atau torakotomi anterior 
bilateral) yaitu memberikan paparan yang lebih baik untuk membebaskan 
ventrikel kiri dan diafragma.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian 
Anamnesa 
1. Identitas pasien. 
2. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas 
3. Riwayat penyakit sekarang 
Gejala yang timbul seperti edema perifer, gangguan abdominal, lelah, 
ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea . 
Kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat 
timbulnya, dan stimulus apa yang sering menimbulkan nyeri dada. 
4. Riwayat penyakit dahulu 
Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid, uremia, 
ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung lainnya. 
5. Riwayat psikososial 
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga 
penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan 
perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau 
pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun 
dalam masyarakat.
Pemeriksaan fisik 
B1 : Breathing (Respiratory System) 
Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+) 
B2 : Blood (Cardiovascular system) 
takikardi, penurunan TD, aritmia jantung 
B3 : Brain (Nervous system) 
Normal 
B4 : Bladder (Genitourinary system) 
penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat 
gelap 
B5 : Bowel (Gastrointestinal System) 
Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi 
B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument) 
Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas
Diagnosa Keperawatan 
 Nyeri akut b.d efusi perikardium 
 Penurunan Curah jantung b.d kompresi 
perikardial 
 Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan dan 
keletihan fisik 
 Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi cairan di 
perikardium
Intervensi 
 Nyeri akut b.d efusi di perikardium 
Intervensi Rasional 
Kolaborasi : 
Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk 
menurunkan beban kerja jantung dan 
menurunkan ketidaknyamanan berhungan 
dengan iskemia. 
Mandiri : 
Palpasi nadi perifer Mengontrol penurunan curah jantung 
Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal Menurunkan kebutuhan pemompaan 
jantung 
Observasi adanya hipotensi, peningkatan JVP, 
perubahan suara jantung, penuruna tingkat 
kesadaran 
Manifestasi klinis pada kardiak tamponade 
yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika 
akumulasi cairan eksudat pada rongga 
perikardial. 
Pantau perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi 
serebral sebagai dampak sekunder terhadap
LANJUTAN 
 Penurunan curah jantung b.d kompresi perikardial 
Intervensi Rasional 
Mandiri : 
Palpasi nadi perifer Mengontrol penurunan curah jantung 
Pantau output urine Mengetahui respon ginjal dalam menurunkan curah 
jantung 
Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung 
Observasi adanya hipotensi, peningkatan JVP, perubahan suara 
jantung, penuruna tingkat kesadaran 
Manifestasi klinis pada kardiak tamponade yang mungkin 
terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat 
pada rongga perikardial. 
Kaji perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebralk sebagai 
dampak sekunder terhadap penuruna curah jantung 
Kolaborasi : 
Pemberian diet jantung Pembatasan natrium untuk mencegah, mengatur, atau 
mengurangi edema 
Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung, menurunkan volume 
sirkulasi dan tahanan vaskular sistemik, juga kerja 
ventrikel
LANJUTAN 
 Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan dan keletihan fisik 
Intervensi Rasional 
Tingkatkan istirahat dan berikan aktivitas 
senggang yang tidak berat 
Mengurangi kebutuhan oksigen 
Anjurkan menghindari tekanan abdomen, seperti 
mengejan saat defekasi 
Dengan mengejan dapat mengakibatkan 
bradikardi, menurunkan curah jantung dan 
takikardi, serta peningkatan TD 
Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki 
klien 
Untuk meningkatkan vena balik 
Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit 
krisis 
Meningkatkan kontraksi otot sehingga 
membantu vena balik 
Bantu mobilisasi pasien Mencegah dekubitus
LANJUTAN 
 Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi bakteri di perikardium 
Intervensi Rasional 
Mandiri : 
Pantau suhu pasien Suhu pasien merupakan tanda-tanda 
terjadinya infeksi 
Kolaborasi : 
Lakukan tindakan perikardiosentesis Perikardiosentesis merupakan tindakan 
aspirasi efusi 
Kolaborasi : 
Lakukan tindakan pungsi perikardium Pungsi perikardium untuk konfirmasi dan 
mencari etiologi efusi sebagai penegakan 
diagnosis
DAFTAR PUSTAKA 
 Carpentino, Lynda Juall.2001.Buku Saku : 
Diagnosa keperawatan edisi : 8 Penterjemah 
Monica Ester.EGC.Jakarta 
 Doengoes, E Marlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan 
Keperawatan edisi 3 penterjemah Monica 
Ester.EGC.Jakarta 
 Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 
III Edisi IV. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam: Jakarta

More Related Content

Perikarditis

  • 2. KELOMPOK 3 Ria Santi Wibawati Iqlima Sholihat Ilmi Agustiana Erren Dhini Litha Damayanti Dwi Kurniawati Novita Wahyu Rico Adi Bambang Trihantoro Auliya Rahmi Aditya Febriani Erlinda Rizki Nova Rezita
  • 3. Pengertian Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang mengelilingi jantung) (H. Winter Griffith M.D, 1994). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya (Arif Mansjoer, 2000). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietalis, viseralis dan keduanya. Respons perikardium terhadap peradangan bervariasi dari akumulasi cairan atau darah (efusi perikard), deposisi fibrin, proliferasi jaringan fibrosa, pembentukan granuloma (lesi makrofak yang terjadi dari reaksi peradangan lokal dari suatu jaringan tubuh) atau kalsifikasi (pengapuran). Itulah sebabnya manifestasi klinis perikarditis sangat bervariasi dari yang tidak khas sampai yang khas (Sudoyo,2009). Jadi kesimpulannya perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun viseral.
  • 4. KLASIFIKASI PERIKARDITIS Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium (kantung selaput jantung) yang dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri. Perikarditis kronis (Chronic Pericarditis ) adalah suatu peradangan perikardium (kantung jantung) yang menyebabkan penimbunan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama. Perikarditis kronis konstriktif adalah suatu penyakit yang terjadi karena ada penebalan pada perikardium akibat adanya inflamasi yang terjadi sebelumnya sehingga luas ruangan jantung berkurang.
  • 5. Etiologi Perikarditis Perikarditis Akut Perikarditis akut dapat disebabkan oleh infeksi virus maupun infeksi bakteri. Penyebab lain : a. Idiopatik (biduran); b. trauma; c. sindrom paska infark miokard; d. uremia (kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif); e. sindrom paska perikardiotomi; f. neoplasma (neoplasma adalah massa abnormal dari jaringan yang terjadi ketika sel-sel membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka seharusnya)
  • 6. LANJUTAN..... Perikarditis kronis Pada umumnya penyebab perikarditis kronis tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker, tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid. Penyebab lain : a. operasi jantung sebelumnya; b. radiasi dada; c. pasca infark yang luas; d. sarkoidosis (Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya); e. trauma dada; f. infeksi virus akut (Adenovirus dan Coxsackie virus) atau kronis (Tuberculosis).
  • 8. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi Klinis pada Perikarditis Akut Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial friction rub dan abnormalitas EKG yang khas. Dari pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan pembesaran jantung, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, edema kaki dan mungkin tanda-tanda tamponade (merupakan suatu sindroma klinis akibat penumpukan cairan berlebihan di rongga perikard yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik (Dharma, 2009 : 67)).
  • 9. LANJUTAN..... Manifestasi Klinis pada Perikarditis Kronik Manifestasi klinis perikarditis kronik adalah sesak nafas, batuk (karena tekanan tinggi pada vena paru-paru mendorong cairan masuk ke dalam kantung-kantung udara), dan kelelahan (karena kerja jantung menjadi tidak efisien). Biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri dan bisa terjadi edema. Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit katup jantung.
  • 10. LANJUTAN.... Manifestasi Klinis pada Perikarditis Kronik Konstriktif Manifestasi klinis perikarditis kronik konstruktif adalah keluhan berupa rasa lelah, lemah, dispnea saat beraktifitas, orptopnea (napas pendek yang terjadi pada posisi berbaring karena pengaruh adanya gaya gravitasi) dan keluhan gagal jantung lainnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, bunyi jantung melemah, dapat terdengar perikardial knock, pulsus paradoksus (pengecilan amplitudo denyut nadi yang tajam selama inspirasi), hepatosplenomegali, ikterus, ascites (penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum) dan edema.
  • 11. PROSEDUR DIAGNOSTIK 1 Perikarditis Akut Pada perikarditis akut, pemeriksaan EKG ditemukan elevasi segmen ST, depresi segmen PR dan sinus takikardia, dan setelah beberapa waktu dapat ditemukan inversi gelombang T. Sebagai komplikasi dapat ditemukan aritmia supraventrikular, termasuk vibrilasi atrium. Foto thoraks tampak normal bila efusi perikard hanya sedikit, tetapi bila banyak dapat terlihat bayangan jantung membesar seperti botol air. Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan LED dan leukositosis. Pemeriksaan lain dilakukan atas dasar indikasi bila terdapat kecurigaan mengenai etiologinya, misalnya test tuberkulin.
  • 12. Lanjutan.... 2 Perikarditis Kronis Untuk memperkuat diagnosis perikarditis kronis dilakukan dua prosedur. Dua prosedur tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kateterisasi jantung Katerisasi jantung digunakan untuk mengukur tekanan darah di dalam bilik jantung dan pembuluh darah utama. 2. MRI scan atau CT scan CT scan digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium. Dalam keadaan normal, tebal perikardium kurang dari 0,3 cm, tetapi pada perikarditis konstriktif kronis tebalnya mencapai 0,6 cm atau lebih.
  • 13. Lanjutan.... 3 Perikarditis Kronik Konstriktif Pada perikarditis konstruktif, pemeriksaan EKG memperlihatkan penurunan voltase pada lead di ekstremitas. Foto thoraks menunjukkan klasifikasi perikardium, kadang dapat terlihat kardiomegali. Dengan Ekokardigrafi dapat dideteksi penebalan yang terjadi namun sulit. Untuk memastikan diagnosis dapat dilakukan kateterisasi jantung kiri dan kanan.
  • 14. Penatalaksanaan Medis 1 Penatalaksanan Medis Perikarditis Akut Terapi pada perikarditis akut bergantung dari penyebabnya. Misalnya diberikan salisilat atau obat anti-inflamasi non-steroid lain bila penyebabnya virus atau idiopatik. Bila gejala tidak membaik, dapat diberikan kortikosteroid. Sebagian besar kasus sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Sebagian kambuh kembali dan hanya sedikit yang menjadi kronik serta jarang yang menjadi perikarditis kronik konstriktif bila berasal dari virus atau idiopatik.
  • 15. Lanjutan... 2 Penatalaksanan Medis Perikarditis Kronis Pemberian obat diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki gejala, tetapi penyembuhan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembedahan perikardiektomi untuk mengangkat perikardium.
  • 16. Lanjutan... 3 Penatalaksanan Medis Perikarditis Kronis Konstriktif Perikardioektomi adalah satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi perikarditis kronik konstruktif. Perikardiektomi dilakukan untuk memperbaiki hemodinamik yang abnormal dan terbukti menghasilkan perbaikan klinis. Operasi perikardioektomi dapat dilakukan melalui 2 insisi yaitu sebagai berikut : 1. Sternotomi mediana yaitu insisi sternotomi memberikan paparan yang lebih baik untuk membebaskan ventrikel kanan dan merupakan pilihan bila akan dilakukan cardiopulmonary bypass. 2. Torakotomi (torakotomi anterolateral kiri atau torakotomi anterior bilateral) yaitu memberikan paparan yang lebih baik untuk membebaskan ventrikel kiri dan diafragma.
  • 18. Pengkajian Anamnesa 1. Identitas pasien. 2. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Gejala yang timbul seperti edema perifer, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea . Kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang sering menimbulkan nyeri dada. 4. Riwayat penyakit dahulu Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid, uremia, ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung lainnya. 5. Riwayat psikososial Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
  • 19. Pemeriksaan fisik B1 : Breathing (Respiratory System) Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+) B2 : Blood (Cardiovascular system) takikardi, penurunan TD, aritmia jantung B3 : Brain (Nervous system) Normal B4 : Bladder (Genitourinary system) penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap B5 : Bowel (Gastrointestinal System) Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument) Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas
  • 20. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut b.d efusi perikardium Penurunan Curah jantung b.d kompresi perikardial Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan dan keletihan fisik Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi cairan di perikardium
  • 21. Intervensi Nyeri akut b.d efusi di perikardium Intervensi Rasional Kolaborasi : Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan ketidaknyamanan berhungan dengan iskemia. Mandiri : Palpasi nadi perifer Mengontrol penurunan curah jantung Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung Observasi adanya hipotensi, peningkatan JVP, perubahan suara jantung, penuruna tingkat kesadaran Manifestasi klinis pada kardiak tamponade yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat pada rongga perikardial. Pantau perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sebagai dampak sekunder terhadap
  • 22. LANJUTAN Penurunan curah jantung b.d kompresi perikardial Intervensi Rasional Mandiri : Palpasi nadi perifer Mengontrol penurunan curah jantung Pantau output urine Mengetahui respon ginjal dalam menurunkan curah jantung Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung Observasi adanya hipotensi, peningkatan JVP, perubahan suara jantung, penuruna tingkat kesadaran Manifestasi klinis pada kardiak tamponade yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat pada rongga perikardial. Kaji perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebralk sebagai dampak sekunder terhadap penuruna curah jantung Kolaborasi : Pemberian diet jantung Pembatasan natrium untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi dan tahanan vaskular sistemik, juga kerja ventrikel
  • 23. LANJUTAN Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan dan keletihan fisik Intervensi Rasional Tingkatkan istirahat dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat Mengurangi kebutuhan oksigen Anjurkan menghindari tekanan abdomen, seperti mengejan saat defekasi Dengan mengejan dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung dan takikardi, serta peningkatan TD Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien Untuk meningkatkan vena balik Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit krisis Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu vena balik Bantu mobilisasi pasien Mencegah dekubitus
  • 24. LANJUTAN Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi bakteri di perikardium Intervensi Rasional Mandiri : Pantau suhu pasien Suhu pasien merupakan tanda-tanda terjadinya infeksi Kolaborasi : Lakukan tindakan perikardiosentesis Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi Kolaborasi : Lakukan tindakan pungsi perikardium Pungsi perikardium untuk konfirmasi dan mencari etiologi efusi sebagai penegakan diagnosis
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Carpentino, Lynda Juall.2001.Buku Saku : Diagnosa keperawatan edisi : 8 Penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta Doengoes, E Marlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3 penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam: Jakarta