際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Peristiwa Sekitar
Proklamasi
Kemerdekaan
Angga Putra Hafidzin
Shinta Nada Puspita
Stefanus Raditya
Syipa Komariah Hasanah
1. Pemanggilan Tokoh Indonesia ke Dalat, Vietnam
Marsekal Terauchi memanggil sejumlah
besar tokoh-tokoh nasional, yaitu Ir. Soekarno,
Moh. Hatta dan Dr. Radjiman
Wedyodiningrat kemarkasnya di Dalat (Saigon).
Dalam pertemuan ini disampaikan kepada
tokoh-tokoh nasional tersebut bahwa Jepang
akan memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia. Keputusan ini dilatar belakangi
keinginan menarik dukungan dan simpati lebih
banyak dari bangsa Indonesia yang saat itu
tentara Jepang semakin terdesak oleh sekutu.
Sebenarnya, pertemuan di Dalat tersebut
merupakan momentum penting bagi bangsa
Indonesia. Akan tetapi, peristiwa ini merupakan
pemicu dari terjadinya perbedaan pendapat
antara tokoh golongan tua dan golongan muda.
2. Berita Kekalahan Jepang Dalam Perang Pasifik
Memasuki tahun 1945 kedudukan Jepang terus
terdesak oleh tentara sekutu di dalam Perang Asia
Timur Raya (Perang Asia-Pasifik). Satu per satu daerah
kekuasaan Jepang Jatuh ke Tangan tentara Amerika
Serikat. Bahkan, Pada pertengahan tahun 1945 Jepang
benar-benar tidak mampu lagi memberikan
perlawanan. Namun,keadaan itu tetap tidak membuat
Jepang menyerah. Oleh karena itu, pada tanggal 6
Agustus 1945 tentara Amerika menjatuhkan bom atom
di Kota Hiroshima. Menyusul tanggal 9 Agustus 1945
Tentara Amerika Serikat membom Kota Nagasaki.
Akibatnya, ke dua Kota penting Jepang hancur.
Jepang pun lumpuh dan tidak berkutik. Akhirnya,
pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu. Namun, upacara penyerahan
secara resmi baru akan dilaksanakan pada tanggal 2
September 1945. Penyerahan itu dilakukan di kapal
perang USS Missouri milik Amerika Serikat yang sedang
merapat di teluk Tokyo.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda
berkumpul diruang belakang gedung Bakteriologi,
Jalan Pegangsaan Timur no.13, Jakarta, dibawah
pimpinan Chaerul Saleh.Pertemuan ini membahas
kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Hasil keputusannya adalah
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah masalah
bangsa Indonesia sendiri yang tidak dapat
digantungkan pada bangsa lain. Oleh karena itu
proklamasi kemerdekaan harus dilakukan oleh
bangsa Indonesia sendiri.
Para pemuda segera mengirimkan utusan
(Wikana dan Darwis) untuk segera menghadap Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta agar segera
menyampaikan hasil rapat tersebut. Namun kedua
tokoh tersebut menolak gagasan para pemuda
dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap
dan mempunyai tugas untuk memelihara status quo
sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia.
Selain itu, Soekarno-Hatta baru akan
membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia
dalam sidang PPKI pada tangal 16 Agustus 1945.
Setelah para pemuda mendengar hasil laporan tersebut, para
pemuda merasa kecewa sehingga suasana rapat menjadi panas.
Akhirnya diputuskan perlunya untuk mengamankan Soekarno-Hatta
keluar kota yang jauh dari pengaruh Jepang. Persoalan Soekarno dan
Hatta selanjutnya diserahkan kepada Syudanco Singgih dan kawan-
kawan dari Peta Jakarta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Syudanco Singgih didampingi
Sukarni dan Yusuf Kunto. Menurut Singgih Soekarno dan Hatta akan
dibawa ke Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan
Soekarno-Hatta dengan alasan:
1. Rengasdengklok dilatar belakangi laut Jawa, sehingga jika ada
serangan dari tentara Jepang dapat segera pergi melalui laut.
2. Didaerah sekitar Rengasdengklok, di Purwakarta, Cilamaya
(barat), Kedung Gedeh (selatan), dan Bekasi (Timur) telah siap
pasukan Peta untuk menjaga segala kemungkinan.
Setelah rapat selesai, dengan mengendarai
mobil, Singgih bersama Sutrisno, Sampun dan
Surachmat menuju rumah Ir. Soekarno dan
menjemput Moh. Hatta untuk membawa mereka
beserta keluarga ke Rengasdengklok.
Setelah sampai di Rengasdengklok, Soekarno-
Hatta tetap tidak bersedia menyatakan
kemerdekaan sebelum ada surat pernyataan resmi
menyerah dari Jepang. Namun ditengah perdebatan
itu, Ahmad Subarjo muncul dan memberitahukan
kepada Soekarno dan Hatta bahwa Jepang memang
telah menyerah kepada sekutu. Mendengar kabar
itu, Soekarno dan Hatta akhirnya bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya, diadakan perundingan dengan
kelompok pemuda dan Ahmad Subarjo memberikan
jaminan kepada para pemuda bahwa Soekarno dan
Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Setelah tercapai, pada sore harinya Soekarno-Hatta
kembali ke Jakarta bersama Ahmad Subarjo dan
Sudiro.
4. Perumusan Teks proklamasi
Sekitar pukul 02.00 wib dini hari, Soekarno dan
Hatta tiba di Jakarta. Atas usaha Ahmad Subarjo
diperoleh sebuah tempat, yaitu
dirumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, seorang
perwira Jepang dengan jabatan Wakil Komandan
Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Rumah tersebut
terletak dijalan Imam Bonjol No.1 Jakarta Pusat.
Tempat tersebut dianggap sebagai tempat paling
aman dari ancaman pemerintah militer.
Sebelum Soekarno dan Hatta merumuskan teks
Proklamasi, ia menghadap dulu Jendral
Nishimura yang menyatakan bahwa Jepang tetap
akan mempertahankan kekuasaannya di
Indonesia. Soekarno dan Hatta akhirnya
memutuskan untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan
Jepang. Mereka kemudian menuju rumah
laksamana Muda Tadashi Maeda. Disana ternyata
telah berkumpul para pemuda dan beberapa
tokoh PPKI. Ketika para pemimpin nasional
sedang merumuskan teks proklamasi. Laksamana
muda Tadashi Maeda mengundurkan diri dan
pergi keruang tidurnya. Sementara itu datang
orang kepercayaan Nishimura, yaitu Miyosi
bersama Sukarni, Sudiro dan B.M. Diah
menyaksikan Soekarno-Hatta dan Ahmad Subarjo
merumuskan naskah teks proklamasi dan diketik
oleh Sayuti Melik
Sumber Penulisan
 Indonesiabelajarsejarah.blogspot.com
 Jasmerah-Indonesia.blogspot.com
 Wikipedia.org
Terima Kasih Atas
Perhatiannya

More Related Content

Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

  • 1. Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Angga Putra Hafidzin Shinta Nada Puspita Stefanus Raditya Syipa Komariah Hasanah
  • 2. 1. Pemanggilan Tokoh Indonesia ke Dalat, Vietnam Marsekal Terauchi memanggil sejumlah besar tokoh-tokoh nasional, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat kemarkasnya di Dalat (Saigon). Dalam pertemuan ini disampaikan kepada tokoh-tokoh nasional tersebut bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan ini dilatar belakangi keinginan menarik dukungan dan simpati lebih banyak dari bangsa Indonesia yang saat itu tentara Jepang semakin terdesak oleh sekutu. Sebenarnya, pertemuan di Dalat tersebut merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, peristiwa ini merupakan pemicu dari terjadinya perbedaan pendapat antara tokoh golongan tua dan golongan muda.
  • 3. 2. Berita Kekalahan Jepang Dalam Perang Pasifik Memasuki tahun 1945 kedudukan Jepang terus terdesak oleh tentara sekutu di dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Asia-Pasifik). Satu per satu daerah kekuasaan Jepang Jatuh ke Tangan tentara Amerika Serikat. Bahkan, Pada pertengahan tahun 1945 Jepang benar-benar tidak mampu lagi memberikan perlawanan. Namun,keadaan itu tetap tidak membuat Jepang menyerah. Oleh karena itu, pada tanggal 6 Agustus 1945 tentara Amerika menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima. Menyusul tanggal 9 Agustus 1945 Tentara Amerika Serikat membom Kota Nagasaki. Akibatnya, ke dua Kota penting Jepang hancur. Jepang pun lumpuh dan tidak berkutik. Akhirnya, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Namun, upacara penyerahan secara resmi baru akan dilaksanakan pada tanggal 2 September 1945. Penyerahan itu dilakukan di kapal perang USS Missouri milik Amerika Serikat yang sedang merapat di teluk Tokyo.
  • 4. 3. Peristiwa Rengasdengklok Tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul diruang belakang gedung Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur no.13, Jakarta, dibawah pimpinan Chaerul Saleh.Pertemuan ini membahas kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hasil keputusannya adalah bahwa kemerdekaan Indonesia adalah masalah bangsa Indonesia sendiri yang tidak dapat digantungkan pada bangsa lain. Oleh karena itu proklamasi kemerdekaan harus dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Para pemuda segera mengirimkan utusan (Wikana dan Darwis) untuk segera menghadap Ir. Soekarno dan Moh. Hatta agar segera menyampaikan hasil rapat tersebut. Namun kedua tokoh tersebut menolak gagasan para pemuda dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan mempunyai tugas untuk memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Selain itu, Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia dalam sidang PPKI pada tangal 16 Agustus 1945.
  • 5. Setelah para pemuda mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda merasa kecewa sehingga suasana rapat menjadi panas. Akhirnya diputuskan perlunya untuk mengamankan Soekarno-Hatta keluar kota yang jauh dari pengaruh Jepang. Persoalan Soekarno dan Hatta selanjutnya diserahkan kepada Syudanco Singgih dan kawan- kawan dari Peta Jakarta. Dalam melaksanakan tugasnya, Syudanco Singgih didampingi Sukarni dan Yusuf Kunto. Menurut Singgih Soekarno dan Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan alasan: 1. Rengasdengklok dilatar belakangi laut Jawa, sehingga jika ada serangan dari tentara Jepang dapat segera pergi melalui laut. 2. Didaerah sekitar Rengasdengklok, di Purwakarta, Cilamaya (barat), Kedung Gedeh (selatan), dan Bekasi (Timur) telah siap pasukan Peta untuk menjaga segala kemungkinan.
  • 6. Setelah rapat selesai, dengan mengendarai mobil, Singgih bersama Sutrisno, Sampun dan Surachmat menuju rumah Ir. Soekarno dan menjemput Moh. Hatta untuk membawa mereka beserta keluarga ke Rengasdengklok. Setelah sampai di Rengasdengklok, Soekarno- Hatta tetap tidak bersedia menyatakan kemerdekaan sebelum ada surat pernyataan resmi menyerah dari Jepang. Namun ditengah perdebatan itu, Ahmad Subarjo muncul dan memberitahukan kepada Soekarno dan Hatta bahwa Jepang memang telah menyerah kepada sekutu. Mendengar kabar itu, Soekarno dan Hatta akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, diadakan perundingan dengan kelompok pemuda dan Ahmad Subarjo memberikan jaminan kepada para pemuda bahwa Soekarno dan Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Setelah tercapai, pada sore harinya Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta bersama Ahmad Subarjo dan Sudiro.
  • 7. 4. Perumusan Teks proklamasi Sekitar pukul 02.00 wib dini hari, Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta. Atas usaha Ahmad Subarjo diperoleh sebuah tempat, yaitu dirumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, seorang perwira Jepang dengan jabatan Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Rumah tersebut terletak dijalan Imam Bonjol No.1 Jakarta Pusat. Tempat tersebut dianggap sebagai tempat paling aman dari ancaman pemerintah militer.
  • 8. Sebelum Soekarno dan Hatta merumuskan teks Proklamasi, ia menghadap dulu Jendral Nishimura yang menyatakan bahwa Jepang tetap akan mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Soekarno dan Hatta akhirnya memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan Jepang. Mereka kemudian menuju rumah laksamana Muda Tadashi Maeda. Disana ternyata telah berkumpul para pemuda dan beberapa tokoh PPKI. Ketika para pemimpin nasional sedang merumuskan teks proklamasi. Laksamana muda Tadashi Maeda mengundurkan diri dan pergi keruang tidurnya. Sementara itu datang orang kepercayaan Nishimura, yaitu Miyosi bersama Sukarni, Sudiro dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno-Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah teks proklamasi dan diketik oleh Sayuti Melik
  • 9. Sumber Penulisan Indonesiabelajarsejarah.blogspot.com Jasmerah-Indonesia.blogspot.com Wikipedia.org