際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PERJUANGAN 
MEMPERTAHANKAN 
KEMERDEKAAN (1945-1949) 
Kelompok 5: 
 Haeza Sabrina 
Esahstia 
 Hana Prilenia 
 Putri Nadhilah
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan (1945 1949)
A.LATAR BELAKANG 
立 Kekalahan Jepang pada sekutu mengakibatkan 
hilangnya daerah jajahannya di Asia termasuk 
Indonesia 
立 Semua wilayah kekuasaan Jepang jatuh ketangan 
sekutu, lalu pasukan sekutu di Indonesia dari Komando 
Asia Tenggara (SEAC) dibawah pimpinan Laksamana 
Lord Louis Mountbatten membentuk suatu komando 
khusus di Indonesia. (AFNEI)
 Pasukan AFNEI mendarat di Jakarta pada 
tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari 3 
devisi, yaitu sebagai berikut : 
Divisi India ke-23 dibawah pimpinan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn 
yang bertugas untuk daerah Jawa Barat, 
 Divisi India ke-5, dibawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh 
yang bertugas untuk daerah Jawa Timur, dan 
 Divisi India ke-26, dibawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers 
yang bertugas untuk daerah Sumatra.
 Kedatangan pasukan sekutu ini semula disambut 
pihak Indonesia dengan sikap terbuka. 
 Setelah diketahui bahwa pasukan sekutu 
tersebut,diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil 
Administration) yang dengan terang-terangan 
hendak menegakkan kembali kekuasaan hindia 
Belanda 
 Sikap Indonesia berubah menjadi curiga dan 
bermusuhan
 Kedatangan pasukan sekutu dan NICA ini tidak 
diterima Indonesia, karena dianggap ancaman 
kemerdekaan Indonesia. Karena itu timbulah 
pertentangan antar Rakyat Indonesia dengan 
pasukan sekutu dan belanda
B. PERAN DUNIA INTERNASIONAL DALAM KONFLIK 
INDONESIA-BELANDA 
A. Peranan PBB 
Peranan PBB dalam ikut menyelesaikan 
pertikaian Indonesia dengan Belanda diwujudkan dengan 
dibentuknya Badan Perdamaian yang bertugas menengahi 
perselisihan dan menjadi mediator dalam perundingan 
perdamaian Indonesia Belanda. 
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah 
proklamasi tercatat ebeberapa badan Perdamaian yang dibentuk 
PBB untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Komisi Jasa Baik (Komisi Tiga Negara) 
 dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947 sebagai reaksi PBB terhadap 
Agresi Militer Belanda I. 
 Lembaga ini beranggotakan 3 negara : 
Australia (dipilih oleh Indonesia) : Richard Kirby 
Belgia (dipilih oleh Belanda) : Paul Van Zealand 
Amerika Serikat (pihak netral) : dr. Frank Graham 
 Badan ini berperan dalam : 
a) mengawasi secara langsung penghentian tembak menembak sesuai 
resolusi Dewan Keamanan PBB 
b) memasang patok-patok wilayah status quo yg dibantu oleh TNI 
c) mempertemukan kembali Indonesia Belanda dalam Perundingan 
Renville.
2. UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) 
 dibentuk pada tanggal 28 Januari 1949 untuk menggantikan 
Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal mendamaikan Indonesia 
 Belanda (Belanda kembali melakukan Agresi Militer setelah P. 
Renville) 
Peranan UNCI adalah : 
a) mengadakan Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949) 
b) mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda
C. PENGARUH KONFLIK INDONESIA-BELANDA 
TERHADAP NKRI 
1. Belanda menyerahkan Konferensi Malino 
 berlangsung di Sulawesi Selatan, 15-25 Juli 1946 atas 
prakarsa Dr.H.J Van Mook 
 Membahas tentang rencana pembentukan negara-negara 
di Indonesia yang akan menjadi negara 
bagian suatu negara federal
Konferensi MALINO
2. Konferensi Pangkal Pinang 
 Lanjutan Konferensi Malino 
 Berlangsung pada 1 Oktober 1946 
 Membicarakan masalah golongan minoritas 
3. Konferensi Denpasar 
 Berlangsung pada 7-24 Desember 1946 
 Sebab : Karena adanya perbedaan pendapat dan konflik 
politik antara Kalimantan Barat dan Selatan untuk bekerja 
di bawah satu unit pemerintahan, maka peserta konferensi 
Denpasar hanya terdiri atas perwakilan daerah-daerah 
Indonesia timur
D. PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA 
DI DUNIA INTERNASIONAL 
1. Perundingan Hooge Veluwe di Belanda 
 Waktu : 14 - 25 April 1946 
 Wakil : RI = Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, Mr. A.K Pringgodigdo. 
Belanda = Dr. Van Mook, Van Aasbek, Van Royen Logemann, Sultan 
Hamid II. 
 Hasil : Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri 
atas Jawa dan Sumatra
2. Perundingan Linggarjati 
 Waktu : 10 - 15 November 1946 (ditanda tangani 25 Maret 1947) 
di Linggarjati dekat Cirebon. 
 Wakil : RI = Sutan Syahrir Belanda = Prof. Schermerhorn, De 
Boer, Van Pool Inggris: Lord Killearn (sebagai pihak penengah) 
 Hasil /isi perjanjian: 
a. Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri 
dari Madura, Jawa, Sumatra 
b. Terbentuknya RIS 
c. RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia  Belanda 
dengan ratu Belanda selaku ketuanya.
 Alasan Indonesia menerima hasil persetujuan 
Linggarjati 
a. Cara damai merupakan jalan terbaik, mengingat 
militer Indonesia masih di bawah Belanda. 
b. Cara damai akan mengundang simpati dunia 
internasional. 
c. Perdamaian dan gencatan senjata memberi peluang 
bagi Indonesia untuk melakukan konsolidasi.
3. Agresi militer Belanda I 
 Direncanakan : Van Mook, karena perbedaan penafsiran persetujuan 
Linggarjati. 
 Agresi militer I (21 juli 1947) belanda berhasil menguasai jawa barat, 
sebagian jawa tengah, jawa timur, madura, dan sumatra timur (didirikan 
negara federasi) 
 Tujuan agresi militer belanda I : 
a. tujuan politik : mengepung ibu kota RI dan menghapus kedaulatan RI. 
b. tujuan ekonomi : merebut pusat penghasil makanan dan bahan 
ekspor. 
c. tujuan militer : menghancurkan TNI.
4. Perundingan Renville 
 Berlangsung 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948 (tanda 
tangan naskah) 
 Pihak-pihak yang menghadiri: 
a. PBB : mediator diwakili oleh Frank Graham (ketua) 
dan Richard Kirby (anggota) 
b. Delegasi Belanda : diwakili oleh R. Abdul Kadir 
Wijoyoatmodjo 
c. Delegasi Indonesia : diwakili oleh Mr.Amir Syarifuddin
Hasil perjanjian Renville: 
a. Penghentian tembak-menembak. 
b. Daerah-daerah di belakang garis Van Mook harus 
dikosongkan dari pasukan RI. 
c. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di 
daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui plebisit 
terlebih dahulu. 
d. Dalam Uni Indonesia- Belanda, negara Indonesia Serikat 
akan sederajat dengan Kerajaan Belanda.
5. Peristiwa Madiun tahun 1948 
 terjadi di Jawa Timur bulan September- Desember 1948 
antara pemberontak komunis PKI dan TNI 
 Sebab peristiwa : jatuhnya Amir Syarifuddin dari kabinet 
dalam perundingan Renville yang menimbulkan kekecewaan 
padanya danberusaha merebut kembali jabatan itu. 
 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) 
dan merongrong kabinet Hatta.
 Sekitar bulan Agustus 1948 Amir menyatakan 
bergabung dengan partai komunis indonesia (PKI) 
bersama dengan Musso yang baru kembali dari 
Moskow 
 19 September 1948 Musso memproklamasikan 
berdirinya Republik Soviet Indonesia di Madiun 
 Pemerintah RI menentang hal tersebut dan pada 30 
September 1948 kota Madiun direbut TNI. 
 Musso ditembak mati dan Amir di tangkap
6. Agresi Militer Belanda II 
 Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19 
Desember 1948 yang diawali dengan serangan 
terhadap Yogyakarta, Ibu Kota Indonesia 
 Dalam agresi kedua, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan 
menangkap para pemimpin politik serta militer 
 Sebelum ditangkap Presiden Soekarno menginstruksikan melalui 
radiogram kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin 
Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik 
Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat.
 Agresi Militer II memperoleh kemenangan besar karena berhasil 
menangkap semua pemimpin RI, tetapi tidak melenyapkan 
perjuangan RI 
 Belanda harus menghadapi pasukan Gerilya yang dipimpin oleh 
Jendral Sudirman 
 Perang Geriliya: jendral Sudirman memimpin perang geriliya dari 
satu tempat ke tempat yang lain. Ia juga memerintahkan untuk 
menghancurkan bangunan-bangunan penting dan jembatan yang 
sekiranya digunakan oleh Belanda. 
 Belanda mengakhiri agresi militernya karena desakan yang gencar 
dari dunia internasional
Jendral Sudirman ditandu ketika 
perang gerilya berlangsung
7. Perjanjian Roem Royen 
 Sidang pertama (20 Desember 1948) menghasilkan desakan 
supaya terhentinya permusuhan Indonesia Belanda 
 14 April 1949 UNCI mengadakan perundingan RI dan 
Belanda di Hotel Des Indes,Jakarta. 
 Pihak-pihak yang hadir 
 Delegasi RI : Mr.Moh.Roem 
 Delegasi Belanda: Dr.J.H.Van Royen
 7 Mei 1949 dikenal dengan nama Roem Royen 
Statement 
 Isi persetujuan Roem Royen 
 Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan 
Pemerintah RI untuk: 
1. menghentikan perang gerilya. 
2. Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian 
dan menjaga ketertiban dan keamanan. 
3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den 
Haag.
 Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi: 
1. Menyetujui kembalinya pemerintah Republik 
Indonesia ke Yogyakarta. 
2. Membebaskan semua tahanan politik dan menjamin 
penghentian gerakan militer. 
3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di 
daerah RI 
4. Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB 
segera diadakan setelah pemerintah Republik kembali 
ke Yogyakarta.
8. Konferensi Inter Indonesia 
 Konferensi Inter Indonesia berlangsung 2 kali 
a. Konferensi Inter Indonesia I Di Yogyakarta (19  22 Juli 1949) 
telah disepakati bahwa: 
1) negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia 
Serikat; 
2) Merah Putih adalah bendera kebangsaan; 
3) Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan; 
4) Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia; 
5) 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan.
Di bidang militer/pertahanan konferensi memutuskan antara lain: 
1) Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang 
Nasional. 
2) TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam 
KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan 
ditentukan lebih lanjut. 
3) Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian 
tidak mempunyai angkatan perang sendiri. 
b. Di Jakarta (31 Juli  2 Agustus 1949) 
 Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. 
Salah satu keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan 
Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun 
ekonomi.
9. Konferensi Meja Bundar 
 Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara 
pemerintah RI dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, 
Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 
 Delegasi yang hadir dalam KMB: 
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. 
Mr. Soepomo. 
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. 
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen. 
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan (1945 1949)
 KMB dipimpin oleh PM. Belanda, W.Dress dari tanggal 23 Agustus-2 November 
1949. 
 2 November 1949 keluarnya hasil persetujuan KMB 
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Pengakuan 
kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949. 
b. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun 
setelah pengakuan kedaulatan RIS. 
c. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan 
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS. 
d. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang 
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa 
paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan (1945 1949)

More Related Content

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan (1945 1949)

  • 1. PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN (1945-1949) Kelompok 5: Haeza Sabrina Esahstia Hana Prilenia Putri Nadhilah
  • 3. A.LATAR BELAKANG 立 Kekalahan Jepang pada sekutu mengakibatkan hilangnya daerah jajahannya di Asia termasuk Indonesia 立 Semua wilayah kekuasaan Jepang jatuh ketangan sekutu, lalu pasukan sekutu di Indonesia dari Komando Asia Tenggara (SEAC) dibawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mountbatten membentuk suatu komando khusus di Indonesia. (AFNEI)
  • 4. Pasukan AFNEI mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari 3 devisi, yaitu sebagai berikut : Divisi India ke-23 dibawah pimpinan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn yang bertugas untuk daerah Jawa Barat, Divisi India ke-5, dibawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur, dan Divisi India ke-26, dibawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatra.
  • 5. Kedatangan pasukan sekutu ini semula disambut pihak Indonesia dengan sikap terbuka. Setelah diketahui bahwa pasukan sekutu tersebut,diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dengan terang-terangan hendak menegakkan kembali kekuasaan hindia Belanda Sikap Indonesia berubah menjadi curiga dan bermusuhan
  • 6. Kedatangan pasukan sekutu dan NICA ini tidak diterima Indonesia, karena dianggap ancaman kemerdekaan Indonesia. Karena itu timbulah pertentangan antar Rakyat Indonesia dengan pasukan sekutu dan belanda
  • 7. B. PERAN DUNIA INTERNASIONAL DALAM KONFLIK INDONESIA-BELANDA A. Peranan PBB Peranan PBB dalam ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia dengan Belanda diwujudkan dengan dibentuknya Badan Perdamaian yang bertugas menengahi perselisihan dan menjadi mediator dalam perundingan perdamaian Indonesia Belanda. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah proklamasi tercatat ebeberapa badan Perdamaian yang dibentuk PBB untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
  • 8. 1. Komisi Jasa Baik (Komisi Tiga Negara) dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947 sebagai reaksi PBB terhadap Agresi Militer Belanda I. Lembaga ini beranggotakan 3 negara : Australia (dipilih oleh Indonesia) : Richard Kirby Belgia (dipilih oleh Belanda) : Paul Van Zealand Amerika Serikat (pihak netral) : dr. Frank Graham Badan ini berperan dalam : a) mengawasi secara langsung penghentian tembak menembak sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB b) memasang patok-patok wilayah status quo yg dibantu oleh TNI c) mempertemukan kembali Indonesia Belanda dalam Perundingan Renville.
  • 9. 2. UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) dibentuk pada tanggal 28 Januari 1949 untuk menggantikan Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal mendamaikan Indonesia Belanda (Belanda kembali melakukan Agresi Militer setelah P. Renville) Peranan UNCI adalah : a) mengadakan Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949) b) mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda
  • 10. C. PENGARUH KONFLIK INDONESIA-BELANDA TERHADAP NKRI 1. Belanda menyerahkan Konferensi Malino berlangsung di Sulawesi Selatan, 15-25 Juli 1946 atas prakarsa Dr.H.J Van Mook Membahas tentang rencana pembentukan negara-negara di Indonesia yang akan menjadi negara bagian suatu negara federal
  • 12. 2. Konferensi Pangkal Pinang Lanjutan Konferensi Malino Berlangsung pada 1 Oktober 1946 Membicarakan masalah golongan minoritas 3. Konferensi Denpasar Berlangsung pada 7-24 Desember 1946 Sebab : Karena adanya perbedaan pendapat dan konflik politik antara Kalimantan Barat dan Selatan untuk bekerja di bawah satu unit pemerintahan, maka peserta konferensi Denpasar hanya terdiri atas perwakilan daerah-daerah Indonesia timur
  • 13. D. PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL 1. Perundingan Hooge Veluwe di Belanda Waktu : 14 - 25 April 1946 Wakil : RI = Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, Mr. A.K Pringgodigdo. Belanda = Dr. Van Mook, Van Aasbek, Van Royen Logemann, Sultan Hamid II. Hasil : Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri atas Jawa dan Sumatra
  • 14. 2. Perundingan Linggarjati Waktu : 10 - 15 November 1946 (ditanda tangani 25 Maret 1947) di Linggarjati dekat Cirebon. Wakil : RI = Sutan Syahrir Belanda = Prof. Schermerhorn, De Boer, Van Pool Inggris: Lord Killearn (sebagai pihak penengah) Hasil /isi perjanjian: a. Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri dari Madura, Jawa, Sumatra b. Terbentuknya RIS c. RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia Belanda dengan ratu Belanda selaku ketuanya.
  • 15. Alasan Indonesia menerima hasil persetujuan Linggarjati a. Cara damai merupakan jalan terbaik, mengingat militer Indonesia masih di bawah Belanda. b. Cara damai akan mengundang simpati dunia internasional. c. Perdamaian dan gencatan senjata memberi peluang bagi Indonesia untuk melakukan konsolidasi.
  • 16. 3. Agresi militer Belanda I Direncanakan : Van Mook, karena perbedaan penafsiran persetujuan Linggarjati. Agresi militer I (21 juli 1947) belanda berhasil menguasai jawa barat, sebagian jawa tengah, jawa timur, madura, dan sumatra timur (didirikan negara federasi) Tujuan agresi militer belanda I : a. tujuan politik : mengepung ibu kota RI dan menghapus kedaulatan RI. b. tujuan ekonomi : merebut pusat penghasil makanan dan bahan ekspor. c. tujuan militer : menghancurkan TNI.
  • 17. 4. Perundingan Renville Berlangsung 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948 (tanda tangan naskah) Pihak-pihak yang menghadiri: a. PBB : mediator diwakili oleh Frank Graham (ketua) dan Richard Kirby (anggota) b. Delegasi Belanda : diwakili oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmodjo c. Delegasi Indonesia : diwakili oleh Mr.Amir Syarifuddin
  • 18. Hasil perjanjian Renville: a. Penghentian tembak-menembak. b. Daerah-daerah di belakang garis Van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI. c. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui plebisit terlebih dahulu. d. Dalam Uni Indonesia- Belanda, negara Indonesia Serikat akan sederajat dengan Kerajaan Belanda.
  • 19. 5. Peristiwa Madiun tahun 1948 terjadi di Jawa Timur bulan September- Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI Sebab peristiwa : jatuhnya Amir Syarifuddin dari kabinet dalam perundingan Renville yang menimbulkan kekecewaan padanya danberusaha merebut kembali jabatan itu. Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) dan merongrong kabinet Hatta.
  • 20. Sekitar bulan Agustus 1948 Amir menyatakan bergabung dengan partai komunis indonesia (PKI) bersama dengan Musso yang baru kembali dari Moskow 19 September 1948 Musso memproklamasikan berdirinya Republik Soviet Indonesia di Madiun Pemerintah RI menentang hal tersebut dan pada 30 September 1948 kota Madiun direbut TNI. Musso ditembak mati dan Amir di tangkap
  • 21. 6. Agresi Militer Belanda II Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, Ibu Kota Indonesia Dalam agresi kedua, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menangkap para pemimpin politik serta militer Sebelum ditangkap Presiden Soekarno menginstruksikan melalui radiogram kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • 22. Agresi Militer II memperoleh kemenangan besar karena berhasil menangkap semua pemimpin RI, tetapi tidak melenyapkan perjuangan RI Belanda harus menghadapi pasukan Gerilya yang dipimpin oleh Jendral Sudirman Perang Geriliya: jendral Sudirman memimpin perang geriliya dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia juga memerintahkan untuk menghancurkan bangunan-bangunan penting dan jembatan yang sekiranya digunakan oleh Belanda. Belanda mengakhiri agresi militernya karena desakan yang gencar dari dunia internasional
  • 23. Jendral Sudirman ditandu ketika perang gerilya berlangsung
  • 24. 7. Perjanjian Roem Royen Sidang pertama (20 Desember 1948) menghasilkan desakan supaya terhentinya permusuhan Indonesia Belanda 14 April 1949 UNCI mengadakan perundingan RI dan Belanda di Hotel Des Indes,Jakarta. Pihak-pihak yang hadir Delegasi RI : Mr.Moh.Roem Delegasi Belanda: Dr.J.H.Van Royen
  • 25. 7 Mei 1949 dikenal dengan nama Roem Royen Statement Isi persetujuan Roem Royen Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah RI untuk: 1. menghentikan perang gerilya. 2. Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan. 3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
  • 26. Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi: 1. Menyetujui kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta. 2. Membebaskan semua tahanan politik dan menjamin penghentian gerakan militer. 3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah RI 4. Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera diadakan setelah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta.
  • 27. 8. Konferensi Inter Indonesia Konferensi Inter Indonesia berlangsung 2 kali a. Konferensi Inter Indonesia I Di Yogyakarta (19 22 Juli 1949) telah disepakati bahwa: 1) negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia Serikat; 2) Merah Putih adalah bendera kebangsaan; 3) Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan; 4) Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia; 5) 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan.
  • 28. Di bidang militer/pertahanan konferensi memutuskan antara lain: 1) Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional. 2) TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan ditentukan lebih lanjut. 3) Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian tidak mempunyai angkatan perang sendiri. b. Di Jakarta (31 Juli 2 Agustus 1949) Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. Salah satu keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.
  • 29. 9. Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah RI dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 Delegasi yang hadir dalam KMB: a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo. b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen. d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
  • 31. KMB dipimpin oleh PM. Belanda, W.Dress dari tanggal 23 Agustus-2 November 1949. 2 November 1949 keluarnya hasil persetujuan KMB a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949. b. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS. c. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS. d. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

Editor's Notes

  • #4: AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dibawah pimpinan Letnan Jend.Sir Philip Christison Tugas Afnei : menerima penyerahan kekuasaan dari tangan jepang, membebaskan para tawanan perang, melucuti dan mengumpulkan org jepang, menegakkan dan mepertahankan keadaan damai, menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut di depan pengadilan serikat
  • #11: Republikfederaladalah sebuahfederasidari beberapanegarabagian dengan bentuk pemerintahan republik
  • #13: noritasialahkelompok sosialyang tak menyusun mayoritas populasi total dari voting dominan secara politis dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Minoritas dapat pula merujuk ke kelompok bawahan maupun marginal
  • #19: Plebisit(plebiscite) adalah pemungutan suara yang dilakukan pada seluruh populasi suatu negara untuk menyikapi proposal atau kebijakan tertentu.
  • #20: MussoatauPaul Mussotte[1]bernama lengkapMuso Manowar[2]atauMunawar Muso(lahir:Kediri,Jawa Timur,1897-Madiun,Jawa Timur,31 Oktober1948) adalah seorang tokoh komunisIndonesiayang memimpinPartai Komunis Indonesia(PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan padaPemberontakan Madiun 1948. Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah pengikutStalindan anggota dari Internasional Komunis diMoskwa
  • #22: TUGAS PDRI (Memberi instruksi kepada delegasi Indonesia di forum PBB untuk menerima penghentian tembak-menembak dan bersedia berunding dengan Belanda)
  • #25: UNCI (United nation Commssion for Indonesia)
  • #26: 3. dengan maksud untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang sunguh dan lengkap kepada negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat
  • #29: KNILadalah singkatan daribahasa Belanda;het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secaraharafiah:Tentara KerajaanHindia Belanda