3. A.LATAR BELAKANG
立 Kekalahan Jepang pada sekutu mengakibatkan
hilangnya daerah jajahannya di Asia termasuk
Indonesia
立 Semua wilayah kekuasaan Jepang jatuh ketangan
sekutu, lalu pasukan sekutu di Indonesia dari Komando
Asia Tenggara (SEAC) dibawah pimpinan Laksamana
Lord Louis Mountbatten membentuk suatu komando
khusus di Indonesia. (AFNEI)
4. Pasukan AFNEI mendarat di Jakarta pada
tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari 3
devisi, yaitu sebagai berikut :
Divisi India ke-23 dibawah pimpinan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn
yang bertugas untuk daerah Jawa Barat,
Divisi India ke-5, dibawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh
yang bertugas untuk daerah Jawa Timur, dan
Divisi India ke-26, dibawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers
yang bertugas untuk daerah Sumatra.
5. Kedatangan pasukan sekutu ini semula disambut
pihak Indonesia dengan sikap terbuka.
Setelah diketahui bahwa pasukan sekutu
tersebut,diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) yang dengan terang-terangan
hendak menegakkan kembali kekuasaan hindia
Belanda
Sikap Indonesia berubah menjadi curiga dan
bermusuhan
6. Kedatangan pasukan sekutu dan NICA ini tidak
diterima Indonesia, karena dianggap ancaman
kemerdekaan Indonesia. Karena itu timbulah
pertentangan antar Rakyat Indonesia dengan
pasukan sekutu dan belanda
7. B. PERAN DUNIA INTERNASIONAL DALAM KONFLIK
INDONESIA-BELANDA
A. Peranan PBB
Peranan PBB dalam ikut menyelesaikan
pertikaian Indonesia dengan Belanda diwujudkan dengan
dibentuknya Badan Perdamaian yang bertugas menengahi
perselisihan dan menjadi mediator dalam perundingan
perdamaian Indonesia Belanda.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah
proklamasi tercatat ebeberapa badan Perdamaian yang dibentuk
PBB untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
8. 1. Komisi Jasa Baik (Komisi Tiga Negara)
dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947 sebagai reaksi PBB terhadap
Agresi Militer Belanda I.
Lembaga ini beranggotakan 3 negara :
Australia (dipilih oleh Indonesia) : Richard Kirby
Belgia (dipilih oleh Belanda) : Paul Van Zealand
Amerika Serikat (pihak netral) : dr. Frank Graham
Badan ini berperan dalam :
a) mengawasi secara langsung penghentian tembak menembak sesuai
resolusi Dewan Keamanan PBB
b) memasang patok-patok wilayah status quo yg dibantu oleh TNI
c) mempertemukan kembali Indonesia Belanda dalam Perundingan
Renville.
9. 2. UNCI (United Nations Commisions for Indonesia)
dibentuk pada tanggal 28 Januari 1949 untuk menggantikan
Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal mendamaikan Indonesia
Belanda (Belanda kembali melakukan Agresi Militer setelah P.
Renville)
Peranan UNCI adalah :
a) mengadakan Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949)
b) mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda
10. C. PENGARUH KONFLIK INDONESIA-BELANDA
TERHADAP NKRI
1. Belanda menyerahkan Konferensi Malino
berlangsung di Sulawesi Selatan, 15-25 Juli 1946 atas
prakarsa Dr.H.J Van Mook
Membahas tentang rencana pembentukan negara-negara
di Indonesia yang akan menjadi negara
bagian suatu negara federal
12. 2. Konferensi Pangkal Pinang
Lanjutan Konferensi Malino
Berlangsung pada 1 Oktober 1946
Membicarakan masalah golongan minoritas
3. Konferensi Denpasar
Berlangsung pada 7-24 Desember 1946
Sebab : Karena adanya perbedaan pendapat dan konflik
politik antara Kalimantan Barat dan Selatan untuk bekerja
di bawah satu unit pemerintahan, maka peserta konferensi
Denpasar hanya terdiri atas perwakilan daerah-daerah
Indonesia timur
13. D. PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
1. Perundingan Hooge Veluwe di Belanda
Waktu : 14 - 25 April 1946
Wakil : RI = Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, Mr. A.K Pringgodigdo.
Belanda = Dr. Van Mook, Van Aasbek, Van Royen Logemann, Sultan
Hamid II.
Hasil : Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri
atas Jawa dan Sumatra
14. 2. Perundingan Linggarjati
Waktu : 10 - 15 November 1946 (ditanda tangani 25 Maret 1947)
di Linggarjati dekat Cirebon.
Wakil : RI = Sutan Syahrir Belanda = Prof. Schermerhorn, De
Boer, Van Pool Inggris: Lord Killearn (sebagai pihak penengah)
Hasil /isi perjanjian:
a. Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri
dari Madura, Jawa, Sumatra
b. Terbentuknya RIS
c. RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia Belanda
dengan ratu Belanda selaku ketuanya.
15. Alasan Indonesia menerima hasil persetujuan
Linggarjati
a. Cara damai merupakan jalan terbaik, mengingat
militer Indonesia masih di bawah Belanda.
b. Cara damai akan mengundang simpati dunia
internasional.
c. Perdamaian dan gencatan senjata memberi peluang
bagi Indonesia untuk melakukan konsolidasi.
16. 3. Agresi militer Belanda I
Direncanakan : Van Mook, karena perbedaan penafsiran persetujuan
Linggarjati.
Agresi militer I (21 juli 1947) belanda berhasil menguasai jawa barat,
sebagian jawa tengah, jawa timur, madura, dan sumatra timur (didirikan
negara federasi)
Tujuan agresi militer belanda I :
a. tujuan politik : mengepung ibu kota RI dan menghapus kedaulatan RI.
b. tujuan ekonomi : merebut pusat penghasil makanan dan bahan
ekspor.
c. tujuan militer : menghancurkan TNI.
17. 4. Perundingan Renville
Berlangsung 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948 (tanda
tangan naskah)
Pihak-pihak yang menghadiri:
a. PBB : mediator diwakili oleh Frank Graham (ketua)
dan Richard Kirby (anggota)
b. Delegasi Belanda : diwakili oleh R. Abdul Kadir
Wijoyoatmodjo
c. Delegasi Indonesia : diwakili oleh Mr.Amir Syarifuddin
18. Hasil perjanjian Renville:
a. Penghentian tembak-menembak.
b. Daerah-daerah di belakang garis Van Mook harus
dikosongkan dari pasukan RI.
c. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di
daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui plebisit
terlebih dahulu.
d. Dalam Uni Indonesia- Belanda, negara Indonesia Serikat
akan sederajat dengan Kerajaan Belanda.
19. 5. Peristiwa Madiun tahun 1948
terjadi di Jawa Timur bulan September- Desember 1948
antara pemberontak komunis PKI dan TNI
Sebab peristiwa : jatuhnya Amir Syarifuddin dari kabinet
dalam perundingan Renville yang menimbulkan kekecewaan
padanya danberusaha merebut kembali jabatan itu.
Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR)
dan merongrong kabinet Hatta.
20. Sekitar bulan Agustus 1948 Amir menyatakan
bergabung dengan partai komunis indonesia (PKI)
bersama dengan Musso yang baru kembali dari
Moskow
19 September 1948 Musso memproklamasikan
berdirinya Republik Soviet Indonesia di Madiun
Pemerintah RI menentang hal tersebut dan pada 30
September 1948 kota Madiun direbut TNI.
Musso ditembak mati dan Amir di tangkap
21. 6. Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19
Desember 1948 yang diawali dengan serangan
terhadap Yogyakarta, Ibu Kota Indonesia
Dalam agresi kedua, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan
menangkap para pemimpin politik serta militer
Sebelum ditangkap Presiden Soekarno menginstruksikan melalui
radiogram kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin
Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat.
22. Agresi Militer II memperoleh kemenangan besar karena berhasil
menangkap semua pemimpin RI, tetapi tidak melenyapkan
perjuangan RI
Belanda harus menghadapi pasukan Gerilya yang dipimpin oleh
Jendral Sudirman
Perang Geriliya: jendral Sudirman memimpin perang geriliya dari
satu tempat ke tempat yang lain. Ia juga memerintahkan untuk
menghancurkan bangunan-bangunan penting dan jembatan yang
sekiranya digunakan oleh Belanda.
Belanda mengakhiri agresi militernya karena desakan yang gencar
dari dunia internasional
24. 7. Perjanjian Roem Royen
Sidang pertama (20 Desember 1948) menghasilkan desakan
supaya terhentinya permusuhan Indonesia Belanda
14 April 1949 UNCI mengadakan perundingan RI dan
Belanda di Hotel Des Indes,Jakarta.
Pihak-pihak yang hadir
Delegasi RI : Mr.Moh.Roem
Delegasi Belanda: Dr.J.H.Van Royen
25. 7 Mei 1949 dikenal dengan nama Roem Royen
Statement
Isi persetujuan Roem Royen
Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan
Pemerintah RI untuk:
1. menghentikan perang gerilya.
2. Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian
dan menjaga ketertiban dan keamanan.
3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den
Haag.
26. Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi:
1. Menyetujui kembalinya pemerintah Republik
Indonesia ke Yogyakarta.
2. Membebaskan semua tahanan politik dan menjamin
penghentian gerakan militer.
3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di
daerah RI
4. Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB
segera diadakan setelah pemerintah Republik kembali
ke Yogyakarta.
27. 8. Konferensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia berlangsung 2 kali
a. Konferensi Inter Indonesia I Di Yogyakarta (19 22 Juli 1949)
telah disepakati bahwa:
1) negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia
Serikat;
2) Merah Putih adalah bendera kebangsaan;
3) Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan;
4) Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia;
5) 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan.
28. Di bidang militer/pertahanan konferensi memutuskan antara lain:
1) Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang
Nasional.
2) TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam
KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan
ditentukan lebih lanjut.
3) Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian
tidak mempunyai angkatan perang sendiri.
b. Di Jakarta (31 Juli 2 Agustus 1949)
Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta.
Salah satu keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan
Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun
ekonomi.
29. 9. Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara
pemerintah RI dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag,
Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949
Delegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr.
Mr. Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
31. KMB dipimpin oleh PM. Belanda, W.Dress dari tanggal 23 Agustus-2 November
1949.
2 November 1949 keluarnya hasil persetujuan KMB
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Pengakuan
kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
b. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
setelah pengakuan kedaulatan RIS.
c. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
d. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa
paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Editor's Notes
#4: AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dibawah pimpinan Letnan Jend.Sir Philip Christison
Tugas Afnei : menerima penyerahan kekuasaan dari tangan jepang, membebaskan para tawanan perang, melucuti dan mengumpulkan org jepang, menegakkan dan mepertahankan keadaan damai, menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut di depan pengadilan serikat
#11: Republikfederaladalah sebuahfederasidari beberapanegarabagian dengan bentuk pemerintahan republik
#13: noritasialahkelompok sosialyang tak menyusun mayoritas populasi total dari voting dominan secara politis dari suatu kelompok masyarakat tertentu.
Minoritas dapat pula merujuk ke kelompok bawahan maupun marginal
#19: Plebisit(plebiscite) adalah pemungutan suara yang dilakukan pada seluruh populasi suatu negara untuk menyikapi proposal atau kebijakan tertentu.
#20: MussoatauPaul Mussotte[1]bernama lengkapMuso Manowar[2]atauMunawar Muso(lahir:Kediri,Jawa Timur,1897-Madiun,Jawa Timur,31 Oktober1948) adalah seorang tokoh komunisIndonesiayang memimpinPartai Komunis Indonesia(PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan padaPemberontakan Madiun 1948.
Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah pengikutStalindan anggota dari Internasional Komunis diMoskwa
#22: TUGAS PDRI (Memberi instruksi kepada delegasi Indonesia di forum PBB untuk menerima penghentian tembak-menembak dan bersedia berunding dengan Belanda)