Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf otonom yang terdiri atas sistem saraf simpatik dan parasimpatik. Sistem saraf simpatik bekerja menggunakan norepinefrin sebagai neurotransmiter utamanya dan memiliki efek yang berlawanan dengan sistem parasimpatik yang menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiter. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis obat yang dapat mempengaruhi kerja kedua sistem saraf otonom ter
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmaka yang merupakan obat-obatan untuk gangguan jiwa. Dokumen menjelaskan definisi psikofarmaka, konsep psikofarmakologi, golongan psikofarmaka beserta jenis obatnya, efek samping, dan peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf, analgesika, dan obat-obatan tertentu. Analgesika dibagi menjadi opioid dan non-opioid, sedangkan opioid mencakup morfin, kodein, dan fentanil. AINS merupakan analgesik non-steroid yang memiliki efek anti-inflamasi seperti ibuprofen dan indometasin. Dokumen juga membahas antiepilepsi seperti fenitoin dan penobarbital, serta hipnotika seperti diazepam, nitrazepam
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
Ìý
1. Dokumen tersebut membahas pengelompokan obat-obat sistem pencernaan dan sistem saraf berdasarkan cara kerja dan contohnya.
2. Juga dijelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa jenis obat anestetik, hipnotik, sedative, dan psikofarmaka.
3. Informasi penting lainnya adalah persyaratan obat anestetik lokal dan obat hipnotik serta sedative.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kardiovaskular dan obat-obat yang digunakan untuk mengobatinya. Jenis penyakit kardiovaskular yang dijelaskan meliputi gagal jantung, infark miokard, angina, aritmia, dan shock jantung beserta gejala dan pengobatannya. Berbagai macam obat seperti nitrogliserin, beta blocker, dan antiaritmia digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfSugeng Ners
Ìý
Obat-obat emergensi yang kerap digunakan antara lain epinefrin, norepinefrin, dopamin, dobutamin dan atropin. Epinefrin merupakan obat yang digunakan untuk menangani reaksi alergi berat, henti jantung pada resusitasi jantung paru (RJP), serta tekanan darah turun akibat syok.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Sistem saraf parasimpatis menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmitter utamanya dan bekerja melalui reseptor muskarinik dan nikotinik, (2) Sistem saraf simpatis menggunakan noradrenalin sebagai neurotransmitter dan bekerja melalui reseptor alfa dan beta, (3) Kedua sistem saraf tersebut berperan penting dalam pengaturan organ tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan obat-obat golongan sistem saraf otonom (SSO) untuk mengetahui efek terapinya. Terdapat dua golongan utama obat SSO yaitu kolinergik dan adrenergik, yang bekerja dengan memacu atau menghambat neuron dalam sistem saraf otonom. Percobaan dilakukan dengan memberikan beberapa obat SSO seperti metaklopramid, pseudoefedrin dan propanolol kepada hewan uji untuk
Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf otonom dan pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang mengatur organ-organ otonom seperti jantung, usus, paru-paru, dan kelenjar. Neurotransmiter utama sistem simpatis adalah norepinefrin sedangkan sistem parasimpatis menggunakan asetilkolin. Obat-obatan dapat mempengaruhi ked
Obat yang bekerja pada sistem saraf otonom dibagi menjadi 4 kelompok utama yaitu parasimpatomimetik, simpatomimetik, parasimpatolitik, dan simpatolitik yang masing-masing memiliki indikasi klinis seperti pengobatan asma, hipertensi, dan gangguan jantung.
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
Ìý
1. Dokumen tersebut membahas pengelompokan obat-obat sistem pencernaan dan sistem saraf berdasarkan cara kerja dan contohnya.
2. Juga dijelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa jenis obat anestetik, hipnotik, sedative, dan psikofarmaka.
3. Informasi penting lainnya adalah persyaratan obat anestetik lokal dan obat hipnotik serta sedative.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kardiovaskular dan obat-obat yang digunakan untuk mengobatinya. Jenis penyakit kardiovaskular yang dijelaskan meliputi gagal jantung, infark miokard, angina, aritmia, dan shock jantung beserta gejala dan pengobatannya. Berbagai macam obat seperti nitrogliserin, beta blocker, dan antiaritmia digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfSugeng Ners
Ìý
Obat-obat emergensi yang kerap digunakan antara lain epinefrin, norepinefrin, dopamin, dobutamin dan atropin. Epinefrin merupakan obat yang digunakan untuk menangani reaksi alergi berat, henti jantung pada resusitasi jantung paru (RJP), serta tekanan darah turun akibat syok.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Sistem saraf parasimpatis menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmitter utamanya dan bekerja melalui reseptor muskarinik dan nikotinik, (2) Sistem saraf simpatis menggunakan noradrenalin sebagai neurotransmitter dan bekerja melalui reseptor alfa dan beta, (3) Kedua sistem saraf tersebut berperan penting dalam pengaturan organ tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan obat-obat golongan sistem saraf otonom (SSO) untuk mengetahui efek terapinya. Terdapat dua golongan utama obat SSO yaitu kolinergik dan adrenergik, yang bekerja dengan memacu atau menghambat neuron dalam sistem saraf otonom. Percobaan dilakukan dengan memberikan beberapa obat SSO seperti metaklopramid, pseudoefedrin dan propanolol kepada hewan uji untuk
Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf otonom dan pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang mengatur organ-organ otonom seperti jantung, usus, paru-paru, dan kelenjar. Neurotransmiter utama sistem simpatis adalah norepinefrin sedangkan sistem parasimpatis menggunakan asetilkolin. Obat-obatan dapat mempengaruhi ked
Obat yang bekerja pada sistem saraf otonom dibagi menjadi 4 kelompok utama yaitu parasimpatomimetik, simpatomimetik, parasimpatolitik, dan simpatolitik yang masing-masing memiliki indikasi klinis seperti pengobatan asma, hipertensi, dan gangguan jantung.
2. Siste
m
tanpa mengikuti kehendak kita, contoh :
detak jantung, berkedip, kesadaran,
• Berdasarkan fungsinya SSO
dibagi:
• Saraf simpatis (adrenergik dan
adrenolitik)
• Saraf parasimpatis (kolinergik dan
antikolinergik
3. dalam beberapa hal bisa
bersifat
sinergis
• Rangsangan dari NS
memerlukan
neurohormon /
neurotransmiter
• Saraf simpatis :
4. Penggolongan
• Obat yang berkhasiat terhadap saraf
simpatis :
a. Simpatomimetik/adrenergik, obat
yang meniru efek perangsangan saraf
simpatis, mis efedrin, isoprenalin, dll
b. Simpatolitik/adrenolitik , obat yang
meniru efek bila saraf simpatis ditekan
atau melawan efek adrenergik, mis
propanolol, dll
5. parasimpati
s
a. Parasimpatomimetik/kolinergik,
yaitu obat yang meniru perangsangan
dari saraf parasimpatis, cth pilokarpin,
fisostigmin
b. Parasimpatolitik/antikolinergik, obat
yang meniru bila saraf parasimpatis
ditekan, cth alkaloid belladona
6. Adrenergik
dalam 7 jenis
:
1. Perangsangan perifer terhadap otot
polos pembuluh darah kulit dan
mukosa, kelenjar liur dan keringat
2. Penghambatan perifer terhadap
otot polos usus, bronkus, pembuluh
darah otot rangka
8. • Obat adrenergik bekerja secara langsung
pada reseptor adrenergik di membran sel
efektor
, mis isoproterenolbekerja pada
reseptor beta
• Beberapa obat adrenergik bekerja secara
tidak langsung, dimana menimbulkan efek
adrenergik melalui pelepasan noradrenalin,
mis efedrin, amfetamin.
10. noradrenalin pada saraf-saraf
adrenergik dengan efek turunnya
tekanan darah
• Beta-1 : memperkuat daya dan
frekuensi kontraksi jantung
• Beta-2 : bronkodilatasi dan
stimulasi
metabolisme glikogen dan lemak
13. Penggunaan Epinefrin
• Bronchospasme : mrp obat utama
yg
digunakan pada keadaan gawat asma akut
dan syok anafilaktik
• Glaukoma : epinefrin 2 o/mengurangi
TIO,
mengurangi produksi cairan humor
• Syok anafilaktik : obat pilihan untuk reaksi
hipersensitifitas
• Anestesi : memperpanjang efek
anestesi
lokal dengan vasokonstriksi di tempat
suntikan
14. . Kerja kardiovaskuler :
vasokonstriksi,
refleks baroreseptor
.
2. Penggunaan : syok karena
dapat meningkatkan tahanan
tepi, tidak digunakan pada
asma.
15. • Isoproteren
ol Kerja :
Kardiovaskuler : inotropik
+, kronotropik +
Paru-paru :
bronchodilatasi,
mengatasi
serangan asma akut
16. • Dopami
n
merupakan prekursor metabolik awal
norepinefrin. Mengaktifkan reseptor
adrenergik a dan .
Kerja :
Kardiovaskuler : inotropik +,
kronotropik +
Ginjal dan alat viscera : di atasi arteriol
ginjal.
18. Adrenergik bekerja tidak
Adrenergik bekerja tidak langsung
menyebabkan pelepasan norepinefrin
dari ujung pre sinaptik, obat ini
memperkuat epinefrin endogen tetapi
tidak langsung
mempengaruhi reseptor
pasca sinaptik.
19. Dapat memacu SSP
sehingga
digunakan pada pengobatan
depresi
• Tiramin
tidak digunakan dalam klinik,
ditemukan pada makanan
fermentasi seperti keju dan
anggur
20. Adrenergik kerja
ganda
Bekerja ganda memacu pelepasan norepinefrin
dari ujung presinaptik dan juga mengaktifkan
adrenoreseptor pada membran pasca sinapt
• Efedrin
• Metaraminol
21. Penggunaan
Spesifisitas
Reseptor
a1, a2, 1 2
a1, a2, 1
1,
2
Dopaminergik
1
Penggunaan
Terapi
Asma akut,
glaukoma, shOk
anafilaktik, anestesi
lokal
nPoesngo t o
Bronchodilator
stimulan
jantung
Shock, Gagal
jantung kongesti
Gagal jantung
22. Penggunaan
• Shock, dengan memperkuat kerja
jantung
( 1) dan melawan hipotensi (a1) cth
adrenalin dan noradrenalin
• Asma dengan efek bronkodilatasi ( 2),
Ș cth
salbutamol dan turunannya, adrenalin,
efedrin, dll
• Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan
perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin
(aIfa-2), cth metildopa, klonidin, dll
23. • Rhinitis, menciutkan selaput lendir yang
bengkak (alfa), cth imidazolin, efedrin, dl
• Midriatikum, memperlebar pupil mata (alfa),
cth fenileprin, nafazolin
• Anoreksan, mengurangi nafsu makan pada
obesitas, cth fenfluramin mazindol.
• Penghambat his dan dismenore/
relaksasi
pada otot rahim ( 2), cth isoxuprin, ritordin
24. Adrenolitik
• Berdasarkan mekanisme
kerjanya,
digolongkan menjadi :
• Alfa bloker : obat yang memblokir dan
menduduki reseptor alba sehingga
melawan vasokonstriksi perifer
. Efek
utamanya adalah vasodilatasi perifer
dan digunakan pada gangguan
sirkulasi, cth imidazolin, prazosin,
dll
25. • Beta bloker : obat yang menduduki
reseptor beta sehingga melawan efek
stimulasi noradrenalin pada jantung
dan efek bronkodilatasinya. Digunakan
pada pengobatan ggn jantung (angina
pektoris, aritmia, hipertensi), cth
propanolol
• Penghambat neuron adrenergik post
ganglion : mencegah pembebasan
neurohormon, efeknya : di atasi otot polos
dan pembuluh darah
27. Kolinergik
• Efek yang
ditimbulkan :
- stimulasi aktivitas sal cerna, sekresi kel
ludah, getah lambung, air mata, d
- memperlambat sirkulasi darah dan
mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi
dan penurunan tekanan darah
- memperlambat pernafasan dengan
menciutkan saluran nafas, meningkatkan
sekresi dahak
28. menurunkan TIO dan memperlancar
keluarnya air mata
- Kontraksi kandung kemih dan
ureter
.
Efek samping kolinergik : mual, muntah,
diare, sekresi ludah, keringat dan air
mata, bradikardi, bronkokonstriksi.
30. Asetilkoli
n
• Kerja :
• Menurunkan denyut jantung dan curah
jantung
• Menurunkan tekanan darah
• Pada sal. Cerna : meningkatkan
sekresi saliva, memacu peristaltik
31. Betanekol
• Mempunyai struktur yang berkaitan
dengan asetilkolin
• Penggunaan terafi : pada
urologi
untuk kasus atonic bladder
• Efek samping : berkeringat,
salivasi,
penurunan TD, bronkospasme