1. Perlemakan hati terjadi ketika kandungan lemak di hati melebihi 5% dari berat hati total. Biopsi hati menunjukkan minimal 5-10% sel hati mengandung lemak.
2. Faktor risiko perlemakan hati non-alkoholik termasuk obesitas, diabetes melitus, dan hipertrigliseridemia. Gejala klinisnya sering samar.
3. Diagnosis definitif menggunakan biopsi hati, sedangkan pemeriksaan laboratorium dan p
2. DEFINISI
Dikatakan sebagai perlemakan hati apabila
kandungan lemak dihati (sebagian besar terdiri
atas trigliserida) melebihi 5% dari seluruh berat
hati.
Biopsi -> ditemukan minimal 5-10% sel lemak
dari keseluruhan hepatosit.
3. Alcoholic Liver Disease
Patologi dari ALD meiliputi 3 bentuk utama :
- perlemakan hati alkoholik (Steatosis
sederhana).
- hepatitis alkoholik
- sirosis.
6. Epidemiologi
Perlemakan hati
muncul pada >90%
pemnimum alkohol
kronik.
Faktor resiko
Konsumsi alkohol
lebih dari 60-80 g
alkohol / hari selama
10 tahun pada laki-
laki
- Pada perempuan,
mengkonsumsi 20-
40gr/hari dpt
meningkatkan risiko
kerusakan hari.
1 botol bir atau 4
gelas wine
mengandung sekitar
12 g alkohol.
7. Gambaran Klinis
Biasanya samar
Rasa tdk nyaman dikuadran kanan atas
Mual, ikterus (kadang)
Hepatomegali (satu-satunya temuan)
8. Setelah diminum->etanol diserap tanpa
dirubah dlm lambung & usus halus ->lalu
tersebar ke semua jar & cairan tubuh ->
mengalami biotransformasi (didarah) ->
menjadi asetaldehid (o/ alkohol dehidrogenasi
dlm sel hari & mukosa lambung, dan jg
o/sitokrom P-4650)
9. Efek Etanol
Asupan etanol meningkatkan penimbunan Tg
intrasel, ( dengan meningkatkan penyerapan
asamlemak & mengurangi oksidasi asam lemak)
Kerusakan oksidatif pada membran hepatosit
terjadi karena terbentuknya berbagai spesies
oksigen reaktif.
Asetaldehid = molekul yg sgt reaktif yg berikatan dgn
protein u/membentuk adduct protein-asetaldehihd ->
Kompleks ini dpt menganggu aktivitas enzim & lalu
lintas protein dihati.
10. DX
PEMERIKSAAN Komentar
AST Meningkat 2-7 x lipat <400 U/L lebih
besar daripada ALT
ALT Meningkat 2-7x lipat, <400 U/L
AST/ALT Biasanya >1
GGTP Tdk spesififikuntuk alkoholik (meningkat
pd smua perlemakan hati)
Bilirubin Mungkin sgt meningkat pd hepatitis
alkoholik meskipun fosfatase alkali hnya
sdikit meningkat.
PMN Jika >5500 miu/L, mempereiksikan
hepatitis alkoholik yg parah.
12. DEFINISI
Dikatakan sebagai perlemakan hati apabila
kandungan lemak dihati (sebagian besar terdiri
atas trigliserida) melebihi 5% dari seluruh berat
hati.
Biopsi -> ditemukan minimal 5-10% sel lemak
dari keseluruhan hepatosit.
13. Epidemiologi
Prevalensi perlemakan hati non alkoholik
berkisar sekitar antara 15_20% pd populasi
dewasa di AS,jepang & Italia.
Di indonesia :
Lesmana melaporkan 17 pasien
steohepatitis non alkholik, rata2 berumur 42
tahun.
14. Faktor Resiko
Obesitas
DM
Hipertrigliseridemia
Dapat terjadi pd semua usia
Semua jenis kelamin (paling banyak
perempuan)
15. Manifestasi Klinis
Sebagian besar pasien dengan perlemakan hati non
alkoholik tidak menunjukan gejala maupun tanda-
tanda penyakit hati.
Keluhan biasanya :
Rasa lemah
Malaise
Keluhan tidak enak & seperti mengganjal
diperutkanan.
*pd kebanyakan pasien, hepatomegai merupakan
satunya kelainan fisis.
16. Diagnosis
Biopsi hati merupakan baku emas (gold
standard)
Pemerikasan Histopatologi mampu
menyingkirkan etiologi penyakit hati lain,
memperkirakan prognosis, dan menilai
progresi fibrosis dari waktu kewaktu
17. LABORATORIUM
Tdk ada px.lab yg bs secara akurat
membedakan steatosis dengan
steatohepatitis, atau perlemakan
hati non alkoholik dgn perlemakan
hati alkoholik.
Peningkaan AST (Aspartate
aminotransferase), alanine
aminotransferase (ALT)
Kenaikan enzim hati tdk melebihi 4x
dgn rasio AST
Fosfatase alkali, g-
glutamiltranserase, feritin
darah/saturasi transferin dpt
meningkat/
Hipoalbuminemia, waktu
protrombin memanjang &
hiperbilirubinemia -> biasanya
ditemukan pd pasien yg sudah
menjadi sirosis.
Evaluasi Pencitraan
USG(TERBAIK)
Infiltrasi lemak dihati
menghasilkan gambar
parenkim hati dgn densitas
rendah pada CT scan.
Infiltrasi lemak dihati akann
menghasilkan peningkaan
difus ekogenisitasi(hiperekoik,
bright lier), bila dibandingkan
dgn ginjal
18. Penatalaksanaan
Pengontrolan Faktor Risiko
Mengurangi BB dengan diet latihan Jasmani
Aerobik (30menit sehari)
Mengurangi asupan lemak total menjadi <30% dr total
asupan energi
Mengurangi asupan lemak jenuh (mengganti denga
karbohidrat kompleks yg setidaknya mengandung 15gr
serat serta kaya akan buah & sayuran.
Mengurangi BB dengan tindakan bedah
19. Terapi Farmakologis
- Antidiabetik & Insulin sensitezer
(metformin meningkatkan kerja
insulin pd sel hati dan menurunkan
produksi glukosa hati
Tiazolidindion : obat antidiabetik yg
bekerja sbg ligan untuk PPARg & memperbaiki
sensitivitas insulin pd jar.adiposa, & jg
menghambat ekspresi leptin dan TNF-a
20. - Antihiperlidemia (Gemfibrozil)
- Hepatoprotektor
- Ursodeoxycholic acid (UDCA) adalah asam empedu
dengan banyak potensis : imunomodulator,
pengaturan lipid, & efek sitoproteksi.
- Antioksidan
- Untuk mencegah progresi steosis menjadi
steatohepatitis & fibrosis
- Antara lain: Vit E, C, betain, & N-asetilsistein.
- Vit.E memproduksi sitokin oleh lekosit