Fluktuasi ekonomi terjadi secara tidak teratur dan berdampak pada berbagai variabel ekonomi seperti produksi, pendapatan, dan pengangguran. Model permintaan dan penawaran agregat digunakan untuk menjelaskan fluktuasi jangka pendek dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran agregat. Pergeseran pada kedua kurva dapat menyebabkan perubahan output dan harga dalam jangka pendek maupun panjang.
Convert to study materialsBETA
Transform any presentation into ready-made study material—select from outputs like summaries, definitions, and practice questions.
1 of 3
Downloaded 74 times
More Related Content
permintaan dan penawaran agregat
1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
Kegiatan perekonomian berfluktuasi dari tahun ketahun. Pada tahun tertentu perekonomian suatu
negara mengalami peningkatan yang ditadai dengan pertambahan jumlah produksi barang dan jasa
serta peningkatan pada faktor-faktor produksi, sehingga suatu negara akan menikmati standar hidup
yang lebih baik. Namun sebaliknya pada tahun yang lain, perekonomian suatu negara dapat
mengalami suatu penurunan dimana produksi barang dan jasa akan menurun sehingga pabrik
banyak yang tidak beroperasi, akibatnya banyak terjadi PHK dan PDB riil dan pendapatan lainnya
akan menurun. Periode dimana terjadinya penurunan pendapatan dan peningkatan pengangguran
yang tidak terlalu parah disebut dengan resesi, sedangkan jika sangat parah akan disebut dengan
depresi.
Ada tiga fakta utama mengenai fluktuasi ekonomi :
• Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapat diprediksi
Fluktuasi ekonomi ini dapat disebut sebagai siklus bisnis, dimana ketika PDB riil suatu
negara naik maka usaha akan lancar, dalam artian bahwa daya beli konsumen naik dan
keuntunganpun akan naik. Namun ketika PDB riil suatu negara mengalami penurunan,
berarti perusahaan tidak beroperasi dengan baik sehingga keuntunganpun akan menurun
dan akan mengakibatkan pengangguran meningkat.
• Kebanyakan variabel ekonomi makro berfluktuasi bersama-sama
Mengapa dikatakan berfluktuasi bersama-sama karena ketika terjadi penurunan pada
variabel satu maka akan berpengaruh pada variabel lainnya, seperti ketika PDB riil turun
pada saat terjadi resesi, maka pendapatan individu juga akan turun, kemudian keuntungan
perusahaan juga akan turun, konsumsi, investasi, penjualanpun akan turun.
• Saat hasil produksi turun tingkat pengangguran naik
Ketika perusahaan mengurangi jumlah produksi akan berdampak pada tenaga kerja, karena
produksi yang sedikit hanya membutuhkan karyawan yang sedikit pula sehingga banyak
karyawan yang akan di PHK.
Fluktuasi jangka pendek berbeda dengan fluktuasi jangka panjang. Sebagian dari ekonom
berpendapat bahwa teori ekonomi makro klasik hanya menjelaskan dalam jangka panjang dan tidak
dalam jangka pendek, sehingga perlu model baru untuk menjelaskan fluktuasi dalam Jangka pendek.
Kita menganalisis fluktuasi-fluktuasi dalam perekonomian secara keseluruhan dengan model
permintaan dan penawaran agregat dimana model ini banyak digunakan oleh ekonom untuk
menjelaskan fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi selama kecendrungan jangka
panjangnya. Dalam teori ini kita akan menggunakan dua kurva yaitu kurva permintaan agregat dan
kurva penawaran agregat. Kurva permintaan agregat yaitu kurva yang menunjukkan jumlah barang
dan jasa yang diinginkan oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada tingkat harga
2. tertentu, sedangkan kurva penawaran agregat yaitu kurva yang menunjukkan jumlah barang dan
jasa yang dipilih oleh perusahaan untuk diproduksi dan dijual pada tingkat harga tertentu.
Adapun bentuk dari kurva permintaan agregat yaitu miring kebawah, dengan alasan yaitu efek
kekayaan dimana tingkat harga mempengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa. ketika harga
barang turun maka uang yang kita pegang akan lebih bernilai dan dapat digunakan untuk belanja
dalam jumlah yang banyak, sehingga kita akan merasa lebih kaya. Selanjutnya yaitu efek suku bunga,
dimana ketika harga barang turun maka masyarakat akan lebih sedikit memegang uang dan
kelebihan uangnya akan di tabung sehingga suku bunga turun dan mendorong masyarakat untuk
berinvestasi misalnya dalam bentuk tempat tinggal baru sehingga menngkatkan jumlah permintaan
barang dan jasa. terkahir yaitu efek nilai tukar. Ketika harga dalam negeri turun maka akan
berdampak pada penurunan suku bunga sehingga penduduk lokal akan memilih untuk membeli
obligasi luar negeri dibandingkan dengan obligasi dalam negeri, akibatnya penawaran mata uang
lokal untuk mata uang asing meningkat. Peningkatan ini kemudian mengakibatkan penurunan nilai
pada mata uang lokal terhadap mata uang asing, sehingga harga barang diluar negeri akan lebih
mahal dari harga dalam negeri yang kemudian berdamapak pada peningkatan ekspor dan
penurunan impor dan ekspor nettopun naik sehingga meningkatkan jumlah barang dan jasa.
kurva permintaan agregat dapat mengalami pergeseran yang timbul dari konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan ekspor netto.
Selanjutnya akan dibahas mengenai kurva penawaran agregat yang menyatakan bahwa jumlah
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan dan dijual pada tingkat harga
tertentu. Bentuk dari kurva penawaran agregat ini bergantung pada periodenya. Ketika jangka
panjang kurva ini berbentuk veertikal, sedngkan dalam jangka pendek bentuknya miring ke atas
(upward sloping). Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa ekonomi (PDB Riilnya)
bergantung pada penawaran tenaga kerja, modal dan sumber daya alam, serta pada penguasaan
tenologi yang digunakan untuk mengubah faktor-faktor produksi tersebut menjadi barang dan jasa,
serta berpengaruh pada pergeseran kurva penawaran. Dalam jangka pendek kurvanya akan bersifat
positif dimana ketika harga naik maka penawaran naik. Adapun penyebab dari hubungan positif
tersebut yaitu teori kekakuan upah, teori kekakuan harga, teori kesalahan persepsi. Ketiga teori ini
memiliki kesamaan yaitu jumlah penawaran output menyimpang dari sifat jangka panjang atau
tingkat alamiahnya ketika tingkat harga menyimpang dari tingkat harga yang diharapakan. Ketika
tingkat harga naik diatas tingkat yang diharapkan, output juga meningkat diatas tingkat alamiahnya.
Sementara itu, ketika harga jatuh dibawah tingkat harga yang diharapkan, output turun dibawah
tingkat alamiahnya. Teori pertama yaitu teori kekakuan upah yang menjelaskan bahwa upah tidak
menyesuaikan diri dengan cepat terhadap tingkat harga, tingkat harga yang rendah membuat
pegawai dan produksi kurang menguntungkan sehingga perusahaan mengurangi jumlah barang dan
jasa yang mereka tawarkan. Teori kedua yaitu teori kekakuan harga yang menjelaskan bahwa tidak
semua harga menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan kondisi, penurunan tingkat harga
yang tidak diharapkan menjadikan beberapa perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi dari
yang diharapakan. Harga yang lebih tinggi dari yang diinginkan ini menekan penjualan dan memaksa
perusahaan untuk mengurangi jumlah barang dan jasa yang mereka produksi. Terakhir yaitu teori
3. kesalahan persepsi yang menjelaskan bahwa tingkat harga yang lebih rendah menyebabkan salah
persepsi tentang harga relatif dan kesalahan persepsi ini memaksa produsen untuk merespon
rendahnya tingkat harga dengan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa.
Dampak dari pergeseran permintaan agregat :
• Dalam jangka pendek pergeseran-pergeseran pada permintaan agregat menyebabkan
fluktuasi pada output barang dan jasa dalam perekonomian.
• Dalam jangka panjang pergeseran pada permintaan agregat mempengaruhi keseluruhan
tingkat harga, tetapi tidak mempengaruhi output.
Dampak dari pergeseran penawaran agregat :
• Pergeseran-pergeseran pada penawaran agregat dapat menyebabkan stagflasi yakni periode
merosotnya output (stagnasi) dan naiknya harga-harga (inflasi)
• Para pembuat kebijakan yang dapat mempengaruhi permintaan agregat tidak dapat
menyeimbangkan kedua dampak yang berlawanan ini secara bersamaan.