Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan lemak hewani dalam kosmetik. Ia menjelaskan beberapa bahan yang berasal dari hewan seperti kolagen, plasenta, cairan amnion, dan gliserin hewani yang sering digunakan namun dianggap haram oleh umat Islam. Dokumen ini juga menyinggung soal kekejaman terhadap hewan dalam pengujian kosmetik serta pentingnya memilih produk yang bebas uji hewan dan memenuhi kriteria
3. Kosmetika sudah dikenal manusia sejak
berabad-abad yang lalu, dan baru abad ke
19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain
untuk kecantikan juga mempunyai fungsi
untuk kesehatan. Perkembangan ilmu
kosmetik serta industrinya baru di mulai
secara Besar- besaran pada abad ke 20 dan
kosmetik menjadi salah satu bagian dari
dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetik
begitu maju dan merupakan paduan antara
kosmetik dan obat (pharmacuetical atau
dikenal dengan istilah kosmetik medik
Cosmeceuticals
Kosmetik berasal dari kata Yunani
kosmetikosyang mempunyai arti
keterampilan menghias atau mengatur.
4. Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menkes RI no 445
tahun 1998 dijelaskan sebagai berikut :
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan
untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan
dalam, dipergunakan pada badan atau bagian
badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya
tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit.. (Depkes RI,
Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat
Kesehatan, 1976an
5. Bebas uji terhadap hewan (animal test-free). Bahan-
bahan penyusun kosmetik dicobakan terhadap hewan
untuk menguji toksisitas (kandungan & efek racun),
adanya agen penyebab mutasi, alergi, maupun efek
lainnya. Namun penggunaan hewan untuk tes tidak
berarti aman. Misalnya ada bahan yang terbukti tidak
menyebabkan efek berbahaya pada hewan, ternyata
menyebabkan alergi atau mutasi sel bagi manusia
karena kondisi sel & DNA hewan berbeda dengan
manusia. Alternatif dari animal testing adalah uji in
vitro, yaitu menggunakan kultur sel kulit manusia. Ini
pastinya lebih akurat karena dapat menguji efeknya
langsung terhadap manusia.
6. proses persiapan kultur sel kulit untuk tes in vitro
Animal testing tak lepas dari kekejaman terhadap hewan,
seringkali menyebabkan hewan menjadi cacat, contohnya seperti gambar di
bawah ini
8. Tahapan Kosmetik
1. Solvent (Pelarut)Solvent atau pelarut adalah bahan
yang berfungsi sebagai zat pelarut seperti air, alkohol,
eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat
pelarut terdiri atas 3 bentuk yaitu padat (garam), cair
(gliserin) dan gas (amoniak)
2. Emulsier (Pencampur) Emulsier merupakan bahan
yang memungkinkan dua zat yang berbeda jenis dapat
menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air
menjadi satu campuran merata (homogen).
Emulgator, umumnya memiliki sifat menurunkan
tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant).
Contoh emulgator yaitu lilin lebah, lanolin, alkohol
atau ester asam-asam lemak.
9. 3. Preservative (Pengawet) Bahan pengawet
digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-
kuman terhadap kosmetika, sehingga kosmetika
tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa. Bahan
pengawet yang aman digunakan biasanya yang
bersifat alami. Bahan pengawet untuk kosmetika
dapat menggunakan senyawa asam benzoat,
alkohol, Formaldehida dan lain-lain. Jenis
Pengawet Kimia Efeknya Pad akulit seringkali
tidak baik. Untuk mengetahui efek yang
ditimbulkan, penggunaan kosmetik sebaiknya
dicoba dulu misalnya pada kulit di belakang
telinga. Kosmetika yang sudah kadaluwarsa
sebaiknya tidak digunakan lagi. Batas
kadaluwarsa beberapa jenis kosmetik,
10. 4. Adhesive (Pelekat)Bahan yang biasanya terdapat
dalam kosmetika seperti bedak, dengan maksud
agar bedak dapat dengan mudah melekat pada
kulit dan tidak mudah lepas. Bahan pelekat dalam
bedak antara lain menggunakan sengsTearat dan
magnesium Stearat
5. Astringent (Pengencang)Merupakan bahan
pengencang yang mempunyai daya untuk
mengerutkan dan menciutkan jaringan kulit.
Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-
zat yang bersifat asam lemah dalam kadar
rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.
11. 6. Absortent (Penyerap). Bahan penyerap
mempunyai daya mengabsorbsi cairan,
misalnya kalsium karbonat dalam bedak yang
dapat menyerap keringat di wajah.
7.Desinfektan Desinfektan berguna untuk
melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain
terhadap pengaruh-pengaruh mikro-
organisme. Desinfektan dalam kosmetika
sering menggunakan ethyl alkohol,
propilalkohol, asam borat fenol dan senyawa-
senyawa amonium kuaterner
12. Iklan. Konsumen memang mudah dipengaruhi iklan
dalam membeli produk. Makin gencar promosi, makin
penasaran konsumen untuk mencoba produk tersebut
Halal. Kosmetik halal itu penting, terutama jika Anda
muslim. Pastikan kosmetik yang Anda beli telah
mencantumkan logo halal dari MUI. Walaupun
kosmetik itu tidak dimakan, tapi kandungan bahannya
bisa terserap ke dalam tubuh & masuk aliran darah.
Bagaimana kriteria kosmetik halal? Yang pasti tidak
mengandung bahan asal hewan. Bahan asal hewan
yang dapat tergolong haram yaitu kolagen, plasenta,
cairan amnion, gliserin asal hewan, gelatin, sodium
heparin.
13. 1. Kolagen : protein penyusun jaringan ikat antar sel yang
berfungsi untuk menjaga elastisitas kulit. Sifatnya punya
efek melembabkan & menahan air, dapat berasal dari babi
maupun sapi (bovine collagen, zyderm). Namun kolagen
asal babi dianggap lebih ekonomis dan lebih menyerupai
sel tubuh manusia
2. Plasenta : orang awam mengenalnya sebagai ari-ari,
diperoleh dari plasenta manusia, sapi, atau babi. Dalam
kosmetik fungsinya untuk menjaga elastisitas kulit.
3. Cairan amnion : dikenal sebagai air ketuban, diperoleh dari
cairan amnion manusia. Fungsinya untuk menghaluskan
kulit dan menjaga elastisitas
4. Gliserin : gliserin adalah turunan lemak, fungsinya
menjaga kehalusan kulit. Gliserin dapat berasal dari
nabati maupun hewani. Gliserin nabati tentunya halal.
Gliserin hewani berasal dari lemak hewan (tallow)
5. Gelatin : biasanya diekstraksi dari tulang, bisa sapi
maupun babi
6. Sodium heparin : fungsinya sebagai anti penggumpalan
atau stabilizer pada lotion dan krim, biasanya diperoleh
dari babi