Transform any presentation into a summarized study guide, highlighting the most important points and key insights.
1 of 12
Download to read offline
More Related Content
Pertanian di masa depan
1. PERTANIAN DI MASA DEPAN
PERTANIAN DI MASA KINI
Pertanian masa kini sudah melakukan usaha pertanian agar kegiatan yang ada dalam
pertanian dapat berjalan secara efektif. Selain itu masalah yang ada dalam pertanian
dihadapi secara ilmiah. Penelitian-penelitian mengenai irigasi dan drainase telah
dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimum. Selain itu juga
dilakukan pemuliaan tanaman untuk mendapatkan jenis varietas unggul yaitu
berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, dan tahan terhadap serangan penyakit
(Soetriono et al, 2003:4).
1. Penggunaan Sumber Daya Alam
Penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) sektor pertanian belum optimal. Bahkan tanah
yang digunakan untuk pertanian mengalami penurunan kesuburannya karena berbagai
penyebab antara lain erosi, terpolusi, tidak seimbang unsure hara dalam tanah, adanya
ketergantungan tanah terhadap masukan aspek pupuk, pestisida dan produksi tanaman
lebih rendah (Nurmala, 2012: 32). Menurut Ibrahim (dalam Nurmala, 2012:32),
tantangan yang paling penting dalam abad mendatang adalah tanah yang miskin,
defisiensi unsure hara dan tanah-tanah tererosi.
Namun di sisi lain, juga terjadi kerusakan pada sumber daya alam dan lingkungan.
Beberapa kerusakan alam yang saat ini sering terjadi seperti banjir, kebakaran hutan,
longsor, badai, wabah hama penyakit, hilangnya keanekaragaman hayati
mengakibatkan berbagai kerugian baik material maupun nonmaterial. Semua itu
merupakan cerminan dari semakin lemahnya daya dukung lingkungan atau alam. Daya
dukung lingkungan yang tidak berkelanjutan dapat berakibat terhadap menurunnya
produksi pertanian, khususnya pada ketahanan pangan. Kerusakan lahan di Indonesia
terjadi akibat penggunaan bahan kimia tanpa tindakan konservasi yang memadai.
Belum diterapkannya konservasi pada lahan pertanian cenderung disebabkan oleh
faktor sosial ekonomi dan budaya serta kesadaran petani yang rendah (Solahuddin et
al, 2005:7).
2. Produksi Pertanian
Garis-garis besar haluan negara menetapkan bahwa prioritas pembangunan
diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor
pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian
guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri serta
meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan
kerja, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Mufti, 2009:36). Namun
menurut Nurmala (2012:39), hasil pertanian di lapangan tidak semulus apa yang
diharapkan. seiring dengan proses pertumbuhan dan hasil dalam kurun waktu tertentu
memungkinkan adanya gangguan baik disebabkan oleh factor abiotik terutama
pengaruh factor iklim dan media tumbuh yang kurang menguntungkan, ataupun
disebabkan oleh factor biotic terutama gangguan gulma, hama dan penyakit sehingga
hasil pertanian akan berkurang.
2. 3. Kebutuhan dan Ketahanan Pangan
Indonesia secara umum tidak memiliki masalah terhadap ketersediaan pangan.
Indonesia memproduksi sekitar 31 juta ton beras setiap tahunnya dan mengkonsumsi
sedikit diatas tingkat produksi tersebut; dimana impor umumnya kurang dari 7%
konsumsi. Lebih jauh jaringan distribusi swasta yang berjalan secara effisien turut
memperkuat ketahanan pangan di seluruh Indonesia (Wordbank). Banyak orang
memperkirakan bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk di dunia, yang tetap tinggi
di Indonesia, sementara lahan yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan pertanian
semakin sempit, maka pada suatu saat akan mengalami krisis pangan atau kekurangan
stok (Tambunan, 2003:175).
GAMBARAN PERTANIAN DI MASA DEPAN
Salah satu faktor yang akan memperngaruhi perubahan pada kondisi masyarakat di
masa yang akan datang adalah berkembang pesatnya teknologi telekomunikasi dan
informasi. Teknologi komunikasi dan informasi seperti internet, televisi, telepon akan
banyak merubah kondisi sosial, ekonomi, budaya bahkan komposisi geografis umat
manusia. Teknologi komunikasi dan informasi juga menyebabkan semakin
mengglobalnya dunia, sehingga saat ini seluruh dunia dapat dilihat dan dirasakan
kehadirannya di depan meja kerja, ruang tamu dan sangat dekat dengan kehidupan
manusia.
Perubahan teknologi juga menyebabkan berubahnya kondisi sosial budaya manusia.
Saat ini dengan kehadiran teknogi terjadi kesadaran bersama akan kondisi antar umat
manusia di berbagai belahan dunia. Isu-isu yang selama ini menjadi milik kawasan
tertentu atau regional seperti perang di Timur Tengah, perganitan rezim kepemimpinan
di Kuba, hingga Pemilihan Presiden di Amerika dapat dirasakan keberadaanya hingga
ke seluruh dunia.
Kemajuan teknologi juga membuat ekonomi dan kondisi geografis masyarakat berubah.
Semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di perkotaan juga mendorong terjadinya
urbanisasi yang cukup besar di berbagai negara. Sehingga suatu saat komposisi
penduduk akan bergeser dari pedesan menuju perkotaan. Kemajuan teknologi
informasi juga membuat transaksi ekonomi di dunia maya semakin besar dan
diramalkan akan semakin besar setiap tahunnya.
Pertanian di Masa Depan
Sebagai salah satu dari hasil peradaban manusia, pertanian juga mengalami banyak
perubahan. Di awali dengan munculnya teknik bercocok tanam dari ladang berpindah,
ditemukannya irigasi hingga saat ini ditemukannya bibit dengan hasil teknologi
rekayasa genetika. Saat ini sudah banyak bermunculan riset mengenai bioteknologi
terutama untuk menghasilkan benih genetically modified organism (GMO). GMO sendiri
merupakan salah satu terobosan dalam bidang sains untuk bidang pertanian. Teknologi
GMO atau dalam beberapa hal disebut trans genik tidak hanya dapat menghasilkan
tanaman yang lebih tinggi produktivitasnya namun juga kebal terhadap hama penyakit,
memiliki rasa yang dapat dimodifikasi dll. Walaupun sampai saat ini masih banyak
perdebatan panjang mengenai teknologi ini, namun ke depan teknologi GMO akan
3. semakin berkembang. Saat ini saja mayoritas petani kedelai di Amerika Serikat
pengguna benih tanaman kedelai hasil GMO. Perdebatan panjang mengenai tanaman
GMO adalah adanya kemungkinan bahwa tanaman tersebut dapat menyebabkan
penyakit kanker bagi manusia.
Teknologi bio dalam hal kloning juga akan semakin berkembang. Hal ini menjadikan
dunia peternakan menjadi berevolusi menggunakan teknologi tersebut. Petani /
peternak di masa yang akan datang, tidak harus mengembangkan hewan piaraannya
dengan cara yang konvensional seperti saat ini. Peternak dapat menghasilkan ternak
maupun produk turunannya seperti susu dengan baik dan berkualitas seragam karena
pemakaian teknologi kloning tersebut.
Pertanian di masa yang akan datang juga akan semakin dirumitkan dengan adanya
penyusutan lahan pertanian akibat konversi lahan dari pertanian ke non pertanian.
Koversi lahan adalah suatu hal yang tak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu, di masa
yang akan datang akan muncul teknik pertanian dengan cara vertikal dengan
menggunakan semacam gedung-gedung layaknya gedung bertingkat. Suatu saat lahan
pertanian akan dibangun ke atas dan mengingatkan manusia akan taman-taman
bergantung dari Babylonia. Penggunaan konsep pertanian secara vertikal merupakan
konsukensi logis akan adanya pertambahan penduduk yang semakin menyita lahan
pertanian.
Di masa depan, pertanian juga akan berkembang menggunakan teknologi informasi.
Informasi mengenai cuaca dan iklim serta harga pasar dapat diterima petani secara real
time di rumah maupun di lahan pertanian secara langsung. Instansi pemerintah dapat
langsung mengirim informasi tentang kondisi dan pantauan panen tiap daerah,
kegagalan panen, iklim, arus barang melalui pantauan satelit dan hasilnya langsung
dapat diterima oleh petani di rumah maupun di lahan pertanian. Pertanian sebagaimana
sektor yang lain akan semakin menglobal menyebabkan persaingan yang semakin
terbuka antar petani di setiap negara di dunia.
Pertanian di masa yang akan datang juga akan mampu menjadi alternatif bahan bakar
bagi umat manusia. Saat ini telah banyak dikembangkan teknologi biodiesel yang
berasal dari tanaman. Teknologi GMO juga pada akhirnya akan mendukung revolusi
pennggunaan bahan bakar nabati tersebut dengan menciptakan varoets baru yang
dapat tumbuh dengan cepat dan mengabaikan produk pertanian yang aman
dikonsumsi. Hal tersebut wajar karena di masa yang akan datang akan muncul varietas
tanaman baru dari spesies yang sama, semisal kedelai atau jagung yang berbeda
fungsi. Yakni tanaman pangan yang digunakan untuk bahan makanan manusia dengan
mengindahkan nilai-nilai keamanan pangan. Dan tanaman pangan yang berfungsi
sebagai bahan bakar dengan tingkat produktivitas, rasa serta keamanan pangan yang
dapat diabaikan untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar nabati.
MANFAAT PERTANIAN DI MASA DEPAN
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian
dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi
penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai
sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan
4. pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi petani
dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan
nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara,
penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan
kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa
kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat
perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana
agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif.
Dalam jangka panjang, pengembangan lapangan usaha pertanian difokuskan pada
produk-produk olahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi
perekonomian nasional, seperti pengembangan agroindustri. Salah satu lapangan
usaha pertanian yang berorientasi ekspor dan mampu memberikan nilai tambah adalah
sektor perekebunan. Nilai PDB sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang semakin
membaik dari tahun ke tahun. Jika diperhatikan dengan baik, peranan sektor pertanian
masih dapat ditingkatkan sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
tani di Indonesia. Secara empirik, keunggulan dan peranan pertanian/agribisnis tersebut
cukup jelas, yang pertama dilihat h叩dala peranan penting agribisnis (dalam bentuk
sumbangan atau pangsa realtif terhadap nilai tambah industri non-migas dan ekspor
non-migas), yang cukup tinggi.
Penting pula diperhatikan bahwa pangsa impor agribisnis relatif rendah, yang mana ini
berarti bahwa agribisnis dari sisi ekonomi dan neraca ekonomi kurang membebani
neraca perdagangan dan pembayaran luar negeri. Sehingga dengan demikian sektor
agribisnis merupakan sumber cadangan devisa bagi negara. Diharapkan sektor
pertanian mampu menjadi sumber pertumbuhan perekonomian status bangsa, terutama
negara-negara berkembang yang perekonomiannya masih 60persen bertumpu pada
sektor pertanian.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil sumberdaya alam yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Dengan daratan yang cukup luas yang tersusun rapi oleh
ribuan pulau yang ada seolah menetapkan bahwa negara kita adalah negara agraris.
Memang tak dapat dipungkiri, namun hal tersebut lah yang menjadi sumber mata
pencaharian dari sekitar 60 % rakyatnya yang kemudian menjadi salah satu sektor rill
yang memiliki peran sangat nyata dalam membantu penghasilan devisa negara.
CONTOH
1. Dapat menyerap banyak tenaga kerja
Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional tersebut
diindikasikan juga dengan besarnya penyerapan tenaga kerja. Indikasi ini didukung
kenyataan bahwa sektor pertanian masih bersifat padat karya (labor intensive)
dibandingkan padat modal (capital intensive). Data BPS menunjukkan bahwa
kemampuan sektor pertanian menyerap tenaga kerja mengalami peningkatan dari 43,3
persen pada tahun 2004 menjadi 44,0 persen pada tahun 2005. Bahkan data BPS
5. Februari 2006 menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
mencapai 44,5 persen.
2. Memenuhi ketahanan pangan.
Pada umumnya masyarakat Indonesia yang dijadikan bahan pangan adalah padi
(beras), sementara saat ini produksi padi petani di dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia belum mencukupi. Hal ini terlihat dari adanya
kebijakan pemerintah yang melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand guna
memenuhi stok beras dalam negeri yang aman. Menurut pemerintah untuk memenuhi
stok beras yang aman guna memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun harus tersedia
stok beras 1,5 juta ton. Sementara kini stok beras yang ada hanya sebesar 963.000 juta
ton, sehingga pemerintah mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand sebanyak
600.000 ton.
Pada tahun 2010 produksi padi dalam negeri diperkirakan mencapai 64,9 juta ton
Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 36,5 juta ton beras naik sebesar 0,88 persen
dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 64,3 juta ton GKG. Sementara untuk
kebutuhan dalam negeri untuk satu tahun diperkirakan 35,3 juta ton beras. Kecilnya
kenaikan hasil produksi padi pada tahun 2010 di karenakan perubahan iklim yang
ekstrim seperti terjadi banjir, angin besar yang membuat tanaman padi menjadi roboh
dan mati serta adanya hama penyakit
3. Merupakan kebutuhan pokok manusia
Sektor pertanian merupakan sumber kehidu pan manusia dan juga sektor yang
menjanjikan bagi perekonomian Indonesia. Pertanian salah satu pilar bagi kehidupan
bangsa. Bertani adalah pekerjaan yang mulia, selain untuk kehidupannya sendiri, juga
penting bagi kelestarian alam dan makluk hidup lainnya.
4. Di dukung oleh alam di Indonesia
Dengan kegiatan di sektor pertanian,, masyarakat memperoleh pangan yang
merupakan kebutuhan pokok untuk keberlanjutan hidup dan kehidupannya. Manusia
tidak dapat hidup dengan baik tanpa makan yang berkecukupan baik jumlah dan
mutunya. Oleh karena itu kemampuan negara atau daerah untuk menyediakan pangan
yang cukup bagi penduduknya melalui kemandirian pangan adalah kewajiban.
Satu hal yang paling penting disini adalah, program pertanian ini sudah ada dan terbina
sejak puluhan tahun yang lalu. Tinggal meneruskan dan merawat yang sudah ada,
program pertanian juga sangat minim KKN, mudah terdeteksi jika terjadi korupsi (
banyak yang bisa menghitung kebutuhan dananya) mungkin inilah alasan utama,
program2 pertanian di tinggalkan ( disisihkan) dari program2 pemerintah.
6. KENDALA DALAM PERTANIANDI MASA DEPAN DI INDONESIA
Kendala-kendala apa saja ?
Seiring dengan usaha-usaha pembangunan pertanian, muncul masalah-masalah baru
yang kemudian memperlambat laju perkembangan pertanian di Indonesia. Mulai dari
kerusakan alam yang diakibatkan oleh pelaku produksi dan konsumen pertanian
sampai minimnya pendidikan petani. Hal ini disebabkan adanya pola hidup yang
berubah dari petani itu sendiri, minimnya pengetahuan akan pemanfaatan dan
pengembangan pertanian modern, politik pertanian serta pudarnya nilai-nilai budaya
dan spirit yang dimiliki oleh pelaku pertanian. Belum lagi masalah adanya pertentangan
antara pertanian modern dengan pertanian berkelanjutan yang semestinya dapat
dikombinasikan dalam sistem pertanian terpadu, kepemilikan hak paten atas produk
pertanian asli Indoneia yang tak dimiliki lagi oleh bangsa kita dan segelintir masalah-
masalah lainnya.
Di sisi lain, saat ini penyebab sulitnya perkembangan sektor pertanian adalah karena
masalah lahan pertanian, seperti ;
(1) Luas pemilikan lahan petani kini semakin sempit, setengah dari petani memiliki
lahan kurang dari 0,5 hektar sehingga sebagian besar bekerja sebagai buruh tani.
Sebagai solusinya dengan membangun agroindustri di perdesaan dalam upaya
merasionalisasi jumlah petani dengan lahan yang ekonomis.
(2) Alih fungsi lahan produktif ke industri maupun perumahan. Saat ini lahan pertanian
yang tersedia sekitar 7,7 juta hektar, padahal untuk memenuhi kebutuhan lahan dan
dalam rangka mendukung ketahanan pangan petani membutuhkan lahan seluas 11-15
hektar. Sebagai solusinya pemerintah agar bisa membatasi terjadinya alih fungsi lahan
pertanian. Di samping itu, perlu juga penggalakan sistem pertanian yang berbasis pada
konservasi lahan serta pemanfaatan lahan tidur untuk lahan pertanian.
(3) Produktifitas lahan menurun akibat intansifikasi berlebihan dalam penggunaan
pupuk kimia secara terus menerus, sebagai solusinya perlu dikembangkan sistem
pertanian yang ramah lingkungan (organik).
Dengan melihat beberapa permasalahan sektor pertanian sebagai mana tersebut di
atas tentunya kita semua harus semakin berhati-hati, sebab jika masalah tersebut tidak
segera di atasi mungkin 5 hingga 10 tahun kedepan sektor pertanian di Indonesia tidak
akan bisa lagi memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia
sehingga bukan tidak mungkin krisis pangan pun akan bisa saja terjadi.
Terlebih, dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah Indonesia sudah beberapa kali
melakukan impor bahan pokok (pangan) seperti kedelai, beras maupun gula pasir. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi sektor pertanian di Indonesia belum kokoh.
7. STRATEGI INDONESIA DALAM MENERAPKAN PERTANIAN MASA DEPAN
Pembangunan adalah kelanjutan dan peningkatan. Jika terdapat pandangan bahwa
pembangunan ekonomi itu suatu proses untuk merubah suatu perekonomian dari yang
menghasilkan barang-barang pertanian menjadi menghasilkan barang-barang industri
dan jasa, maka akan terjadi banyak penafsiran yang salah terhadap teori tahapan
pertumbuhan yang dikemukakan Rostow (1960). Memahami kritik-kritik yang
dikemukakan sehubungan dengan teori pertumbuhan Rostow maka negara Indonesia
dengan jumlah penduduk sekitar 220 jutaan paling tidak, harus tetap dapat
berswasembada pangan untuk memenuhi konsumsi penduduknya. Sekarang tinggal
bagaimana merencanakan dan melaksanakan pembangunan pertanian yang
berkualitas. Di masa lalu, dengan orientasi pada peningkatan produksi, maka yang
menjadi motor penggerak sektor pertanian adalah usahatani dimana hasil usahatani
menentukan perkembangan agribisnis hilir dan hulu. Hal ini memang sesuai pada masa
itu, karena target pembangunan sektor pertanian masih diorientasikan untuk mencapai
tingkat produksi semaksimal mungkin. Selain itu, konsumen juga belum demanding
demand pada atribut-atribut produk yang lebih rinci dan lengkap. Dewasa ini, dan
terlebih lagi di masa yang akan datang, orientasi sektor pertanian telah berubah kepada
orientasi pasar. Dengan berlangsungnya perubahan preferensi konsumen yang makin
menuntut atribut produk yang lebih rinci dan lengkap serta adanya preferensi konsumen
akan produk olahan, maka motor penggerak sektor pertanian harus berubah dari
usahatani tradisional menuju pertanian yang modern. Dalam hal ini, untuk
mengembangkan sektor pertanian yang moderen dan berdaya saing, agroindustri harus
menjadi lokomotif dan sekaligus penentu kegiatan sub-sektor usahatani dan selanjutnya
akan menentukan sub-sektor agribisnis hulu. Memang diakui bahwa tidak mudah
membangun sektor pertanian di Indonesia, mengingat petani yang jumlahnya jutaan
dengan luas lahan yang relatif sempit. Bahkan ada lokasi lahan pertanian yang
terpencar-pencar sehingga menyulitkan konsolidasi dan pembinaan, sarana dan
prasarana yang tersedia tidak dimanfaatkan secara baik, sarana transportasi, terutama
di luar Jawa, yang kurang mendukung menyebabkan biaya produksi menjadi mahal,
dan masih banyak contoh yang lain. Disamping itu pertanian juga tidak terlepas dari
decreasing returns in production karena dibatasi oleh ketersediaan lahan. Pemerintah
8. memang telah bekerja keras untuk membangun sektor pertanian. Berbagai pendekatan
pembangunan sektor pertanian telah dicoba seperti pembangunan pertanian terpadu,
pembangunan pertanian berwawasan lingkungan, dan pembangunan pertanian
berwawasan agroindustri. Kalau diperhatikan secara baik maka upaya pendekatan
pembangunan pertanian pada dasarnya berupaya untuk:
1. tetap menjaga dan memperhatikan prinsip keunggulan komparatif sehingga
produk pertanian mampu berkompetisi;
2. terus meningkatkan keterampilan petani (masyarakat tani) sehingga mampu
meningkatkan produktivitas pertanian;
3. terus mengupayakan sarana produksi yang mencukupi setiap saat diperlukan
dengan tingkat harga yang terjangkau;
4. menyediakan dan meningkatkan fasilitas kredit bagi petani guna proses
produksinya;
5. Penyediaan infrastruktur dan institusi/kelembagaan yang dapat meningkatkan
nilai tambah hasil produksi pertanian.
Penampilan sektor pertanian memang bukan saja dipengaruhi oleh faktor internal
tetapi faktor eksternal juga tidak kalah penting pengaruhnya pada penampilan sektor
pertanian.
PENERAPAN PERTANIAN DI MASA DEPAN
menempatkan pembangunan pertanian sebagai penggerak utama pembangunan
ekonomi nasional (agricultural-led development) maka persoalan ekonomi Indonesia
saat ini seperti pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja dan berusaha,
peningkatan devisa, pemerataan, percepatan pembangunan ekonomi daerah,
membangun ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan hidup, akan dapat
dipecahkan sekaligus dan berkelanjutan. Kedepan pembangunan pertanian tidak cukup
hanya melalui dorongan pemerintah dalam upaya peningkatan produksi, pembukaan
lahan pertanian, tetapi lebih kearah pembangunan yang hasilnya tidak dapat dirasakan
pada waktu singkat yaitu perubahan perilaku (baca: sikap mental dan budaya
9. masyarakat pertanian) dalam berusahatani. Dan sependapat dengan paparan
Pakpahan dalam Rekonstruksi dan Restrukturiasasi Pertanian (2004) bahwa dalam
rangka membangun pertanian dalam arti seluas-luasnya sebagai alternatif solusi masa
depan Indonesia maka perlu dicermati, dipahami dan ditindaklanjuti terhadap beberapa
hal berikut:
1. Kekuatan itu terletak dalam diri kita. Dalam era global, saling ketergantungan
hanyadapatterwujud apabila didahului oleh kemandirian, tanpa kemandirian yang terjadi
adalah ketergantungan.
2. Potensi besar hasil investasi petani. Dari karya nyata yang sudah ada tidak dapat
dipungkiri bahwa petani dengan berbagai jenis tanaman dengan luasan jutaan hektar
berada pada barisan terdepan sebagai investor utama negeri Indonesia. Kalau
pertanian tidak berkembang, penyebabnya bukan kesalahan petani, tetapi kekeliruan
dari pengambil kebijakan dan pelaku ekonomi lainnya yang tak dapat mensyukuri,
memberdayakan dan melanjutkan hasil petani tersebut. Kekuatan besar pertanian
dewasa ini tersumbat atau mencari jalan sendiri-sendiri dalam kosmologinya.
3. Membalik arus dan gelombang sejarah. Jeff Sachd dalam Pakpahan (2004)
mengemukakan bahwa terjadi kesenjangan yang makin lebar antara pendapatan per
kapita negara-negara berkembang yang pada umumnya berada pada daerah tropika
dengan negara maju yang pada umumnya berada di daerah dengan iklim temperate.
Barang yang kita hasilkan langsung masuk ke lautan pasar tanpa kita olah dulu. Yang
mengolah adalah pihak lain yang menguasai bendungan-bendungan berupa storage
dan industri pengolahannya. Akibatnya flow yang lebih besar dan bernilai tinggi ada
disana, di negara yang sudah maju. Arus ini harus dibalik, sehingga kita tidak hanya
menghasilkan barang mentah berdasarkan comparative advantage tapi kita juga
mampu meningkatkan keunggulan daya saing berdasarkan keunikan tanaman yang
hanya dapat tumbuh di daerah tropis. Pada akhirnya sejarah nantinya yang menjawab
apakah negara agraris mampu membalik sejarah.
4. Menggeser trend harga riil menurun menjadi sejajar. Dalam perjalanannya makin
tampak bahwa organisasi perdagangan internasional seperti WTO tidak sepenuhnya
dapat menjadi harapan bagi negara-negara berkembang untuk dapat menyelesaikan
dan hidup dalam perdangangan global. Perdanganan kedepan harus mampu
10. menggeser kurva harga-harga komoditas primer pertanian yang terus menurun,
menjadi sejajar dengan produk olahannya.
5. Kekuatan bargaining petani sebagi instrumen menggeser kurva; Tidak ada cara lain
untuk mengatasi over supply dan struktur pasar monopoli saat petani menjual
produknya kecuali dengan membangun kelembagaan (a set of working rules of going
concern) yang dapat meningkatkan bargaining bagi petani. Institusi petani yang kuat,
besarnya perhatian serta dukungan pemerintah terhadap petani dan pertanian akan
memberikan kekuatan bargaining petani.
6. Reinvestasi, Rekapitalisasi Social Capital dan Sumber Pertumbuhan Mendatang.
Diperlukan reinvestasi baru terhadap investasi yang telah ditanamkan oleh pertanian,
sekaligus melakukan rekapitalisasi Social Capital, mengingat kedua hal dimaksud
merupakan syarat untuk membangun sumber-sumber pertumbuhan dan kesejahteraan
di masa mendatang. Kiranya masih relevan apa yang disarankan oleh A.T. Mosher
pada tahun 1960-an yang mengingatkan tentang perlunya penguasaan teknologi baru
(Mosher, 1974). Pembangunan pertanian tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi
baru mengingat dinamika perubahan preferensi konsumen akan produk pertanian yang
cepat berubah. Bahkan saat itu A.T. Mosher mengingatkan untuk memperhatikan lima
faktor pokok yang senantiasa perlu dipenuhi, yaitu:
Adanya pasar produk pertanian
Adanya teknologi yang selalu berubah yang dikuasai petani
Adanya atau tersedia sarana produksi secara lokal
Adanya insentif produksi bagi petani
Adanya transpor yang memadai.
Hanya saja sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang mempengaruhi corak
berpikir petani, konsumen dan pelaku pembangunan pertanian yang lain, maka konsep
klasik Mosher tersebut perlu disesuaikan dengan memperhatikan empat faktor di bawah
ini, yaitu:
Pemanfaatan sumberdaya dengan tanpa harus merusak lingkungannya (resource
endowment)
Pemanfaatan teknologi yang senantiasa berubah (technological endowment)
11. Pemanfaatan institusi atau kelembagaan yang saling menguntungkan
pembangunan pertanian (institutional endowment)
Pemanfaatan budaya untuk keberhasilan pembangunan pertanian (cultural
endowment)
Semenjak krisis, sektor pertanian menjadi tempat pelarian tenaga kerja dari
sektorsektor lainnya yang ambruk diterpa krisis. Sementara pertanian yang dihadapkan
pada decreasing returns in production karena dibatasi oleh ketersediaan lahan selama
ini kurang mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, maka dapat dibayangkan
semakin rendahnya produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian pada masa-masa
krisis tersebut. Keadaan ini makin diperburuk dengan adanya kecenderungan
penurunan ketersediaan lahan sebagai akibat terjadinya alih fungsi (konversi) lahan
pertanian menjadi lahan non-pertanian (untuk keperluan manufaktur dan perumahan).
Untuk itu diperlukan peran pemerintah yang berpihak pada pertanian dengan tetap
menopang tumbuhnya gairah investasi swasta untuk dapat mulai menampung tenaga
kerja yang berlebihan dari sektor pertanian.
12. DAFTAR PUSTAKA
PERTANIAN DI MASA KINI
http://mohammadridwan.student.unej.ac.id/?page_id=77
PERTANIAN DI MASA DEPAN
http://errwindouble99.blogspot.co.id/2012/02/pertanian-di-masa-depan.html
MANFAAT PERTANIAN DI MASA DEPAN
https://adventuspratama.wordpress.com/%E2%80%A2mengapa-pertanian-itu-
begitu-penting-di-perekonomian-indonesia/
KENDALA DALAM PERTANIAN MASA DEPAN DI INDONESIA
https://adventuspratama.wordpress.com/%E2%80%A2mengapa-pertanian-itu-
begitu-penting-di-perekonomian-indonesia/
STRATEGI INDONESIA DALAM MENERAPKAN PERTANIAN DI MASA DEPAN
http://indaharitonang-
fakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/05/pembangunan-pertanian-sebagai-
basis_3075.html
PENERAPAN PERTANIAN DI MASA DEPAN
http://indaharitonang-
fakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/05/pembangunan-pertanian-sebagai-
basis_3075.html