Dokumen tersebut membahas berbagai jenis interaksi antara alel yang dapat menyebabkan penyimpangan dari hukum Mendel, seperti dominansi tidak sempurna (semi dominansi), dua alel menghasilkan sifat yang berbeda (kodominansi), alel yang menyebabkan kematian (letal), dan berbagai bentuk epistasis seperti epistasis resesif, dominan, dan ganda.
1 of 18
Downloaded 105 times
More Related Content
Pertemuan 5. interaksi alelik dan epistasisDasar-dasar Genetika Bu Rani
2. INTERAKSI GEN
Dominansi suatu alel terhadap alel yang lain tidak
selalu terjadi
Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan, umur, jenis kelamin,
species, fisiologi, dsb
Tidak adanya/perubahan pengaruh dominansi
timbul karena interaksi alel :
antara alel pada lokus yang sama (intra-allelic)
antara alel pada lokus yang berbeda (inter-allelic)
3. Interaksi gen
penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi menimbulkan
fenotip-fenotip yang merupakan hasil kerjasama atau
interaksi dua pasang gen non-alelik
ex : pewarisan bentuk jengger ayam
P : RRpp x rrPP
mawar kacang
F1 : RrPp
walnut
F2 : 9 R-P- walnut
3 R-pp bulat
3 rrP- kacang walnut : mawar : kacang : tunggal
1 rrpp tunggal 9 : 3 : 3 : 1
4. Modifikasi Nisbah Mendel / INTRA-ALLELIK
Modifikasi nisbah 3 : 1
Semi dominansi
terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi
pengaruh alel resesifnya dengan sempurna,
sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat
antara (intermediate).
dua alele (dominan dan resesif) menghasilkan
fenotif yang sama, kecuali dalam keadaan tertentu,
alel resesif tidak menghasilkan sesuatu
ex : Pewarisan warna bunga pada Bunga Pukul Empat
(Mirabilis jalapa)
5. SEMI DOMINANSI
P : Merah x Putih
MM mm
Gamet M m
F1 : Merah muda
Mm
Menyerbuk sendiri (Mm x Mm)
F2 : 1 MM : 2 Mm : 1 mm
dengan nisbah fenotipe merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
6. Kodominansi
dua alel menghasilkan produk berbeda
yang kerjanya berlainan, dan baru dapat
diketahui pada individu heterozigot
tidak memunculkan sifat antara pada
individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat
yang merupakan hasil ekspresi masing-masing
alel.
7. Kodominansi
ex : Pada pewarisan golongan darah sistem ABO pada
manusia.
IAIB X IAIB
1 IAIA (Golongan darah A)
2 IAIB (Golongan darah AB)
1 IBIB (Golongan darah B)
Golongan darah A : AB : B = 1 : 2 : 1
8. Gen Letal
alel yang menghasilkan suatu produk atau
tanpa menghasilkan suatu produk, namun
menghalangi suatu individu berkembang biak
atau menyebabkan kematian
Gen yang dapat mengakibatkan kematian
pada individu homozigot (embrio).
Macam-macam gen letal :
Gen letal dominan
Gen letal resesif
9. Gen Letal
ex :
1. Alel dominan letal pada tikus untuk warna bulu
kuning
2. peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat
pada ayam redep (creeper).
Apabila sesama ayam redep (Cpcp) dikawinkan,
maka
Cpcp x Cpcp
CpCp, Cpcp, cpCp, cpcp
Letal Redep Normal
1 : 2 : 1
10. Modifikasi Nisbah Mendel / INTER-ALLELIK
Modifikasi Nisbah 9 : 3 : 3 : 1
disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan epistasis, yaitu
penutupan ekspresi suatu gen non-alelik
Epistasis Resesif
suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang
bukan alelnya.
11. ex : Pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus)
P : AACC x aacc
Kelabu Albino
F1 : AaCc
Kelabu
F2 : 9 A-C- Kelabu
3 A-cc Albino
3 aaC- Hitam Kelabu : Hitam : Albino
1 aacc Albino 9 : 3 : 4
ex : Pewarisan warna kulit pada bawang merah
P : CCrr x ccRR
Kuning Putih
F1 : CcRr
Merah
F2 : 9 C- R- : 3 A-cc : 3ccR- : 1ccrr
9 merah : 3 kuning : 4 putih
C : gen dominan yang diperlukan
untuk menghasilkan warna
c : alel tak aktif yang menghalangi
pembentukan warna
R : gen dominan untuk warna merah
R : alel resesif untuk warna kuning
Epistasis Resesif
12. Epistasis resesif ganda
fenotif yang sama dihasilkan oleh kedua
genotip homosigot resesif
apabila gen resesif dari suatu pasangan
gen I, epistasis terhadap pasangan gen II,
sementara gen resesif dari pasangan gen
II ini juga epistasis terhadap pasangan
gen I.
13. Epistasis resesif ganda
ex :
1. Peristiwa pewarisan warna bunga tanaman kacang kapri
2. peristiwa pewarisan kandungan HCN pada tanaman Clover
(Trifolium repens)-semanggi.
P : LLhh x llHH
HCN rendah HCN rendah
F1 : LlHh
HCN tinggi
F2 : 9 L-H- HCN tinggi
3 L-hh HCN rendah
3 llH- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah =
1 llhh HCN rendah 9 : 7
14. Epistasis Dominan
dua pasang gen dominan lengkap mengatur sifat yang
sama, tetapi satu alel dominan pada satu lokus dapat
menutup efek gen lain
penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang
bukan alelnya.
Nisbah fenotipe pada generasi F2 adalah 12 : 3 : 1
15. Epistasis Dominan
ex : Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo).
P : WWYY x wwyy
Putih Hijau
F1 : WwYy
Putih
F2 : 9 W-Y- Putih
3 W-yy Putih
3 wwY- Kuning Putih : Kuning : Hijau
1 wwyy Hijau 12 : 3 : 1
16. Epitasis dominan ganda/Isoepistasis
gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan
gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari
pasangan gen ini juga epistasis terhadap pasangan gen I, maka
epistasis yang terjadi
dua gen berperan sama dan mengatur sifat yang sama, salah
satu dapat menggantikan yang lain
ex : pada pewarisan bentuk buah capsela
P : CCDD x ccdd
segitiga oval
F1 : CcDd
segitiga
F2 : 9 C-D- segitiga
3 C-dd segitiga
3 ccD- segitiga segitiga : oval
1 ccdd oval 15 : 1
17. Epistasis dominan-resesif
satu gen dominan pada satu lokus dan homosigot resesif pada lokus yang
lain bersifat epistatik, yaitu bila terdapat salah satu gen itu, akan mencegah
pembuatan hasil akhir gen (gen dominan I atau gen resesif cc mencegah
pembentukan warna)
terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan
gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga
epistasis terhadap pasangan gen I.
ex : pewarisan warna bulu ayam ras.
P : IICC x iicc
putih putih
F1 : IiCc
putih
F2 : 9 I-C- putih
3 I-cc putih
3 iiC- berwarna putih : berwarna
1 iicc putih 13 : 3
18. Semi Epistasis
Apabila dua gen bukan alelnya bekerja saling
menambah atau memberikan efek kumulatif untuk
menimbulkan suatu karakter
epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari gen
sebelumnya dengan adanya efek kumulatif
Dua gen dominan apabila berdiri sendiri akan
mempengaruhi diameter dan menghasilkan bentuk
bulat, tapi apabila bersama-sama maka pengaruhnya
aditif dan lebih memperbesar diameter sehingga
diperoleh bentuk buah bulat pipih