Film dokumenter "Di Balik Frekuensi" mengeksplorasi aktivitas pemilik media di balik layar dan bagaimana mereka memanfaatkan media untuk kepentingan politik dan ekonomi. Film ini menganalisis simbol-simbol dan pesan mengenai konglomerasi media dengan menggunakan model analisis semiotik Charles Sander Pierce untuk mengungkap makna dari simbol-simbol tersebut.
Convert to study guideBETA
Transform any presentation into a summarized study guide, highlighting the most important points and key insights.
1 of 7
Download to read offline
More Related Content
Konglomerasi media dalam film dokumenter "Di Balik Frekuensi"
1. Analis
Teks
Media
Konglomerasi Media
D a l a m F i l m D o k u m e n t e r Di Balik
Frekuensi
Oleh : Dwija Nusantara
(Analisis Semiotik model Charles Sander Pierce)
2. Latar belakang
Film Di Balik Frekuensi menceritakan aktifitas pemilik media di balik layar
Luviana adalah seorang jurnalis yang telah bekerja 10 tahun di Metro TV, dianggap bermasalah
karena mempertanyakan system manajemen yang tak berpihak pada pekerja dan mengkritis
newsroom. Merasa di perlakukan tidak adil Luviana melakukan aksi demontrasi bersama
serikat buruh dan pada akhirnya harus berhadapan dengan Seorang Surya Paloh sebagai
pemilik stasiun televisi Metro TV yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai
Nasional Demokrat.
Kemudian Hari Suwandi & Harto Wiyono adalah dua orang warga lumpur sidoarjo yang
melakukan aksi jalan kaki dari Sidoarjo Jakarta untuk mencari keadilan bagi warga lumpur
sidoarjo yang pembayar ganti ruginya belum di lunasi oleh PT. Menarak Lapindo Jaya milik Ir.
H. Aburizal Bakrie yang juga pemilik stasiun TV ONE dan kala itu juga mencalonkan diri
sebagai presiden dari Partai GOLKAR.
3. Latar belakang
Film ini menyorot konglomerasi media yang dalam
penyajiannya menunjukkan aktifitas pengusaha
media di balik semua kontruksi berita yang
mewarnai industri media Indonesia.Sementara kita
menikmati berita grup pengusaha ini memanfaatkan
medianya dan frekuensi publik untuk mencapai
kepentingan politik dan ekonominya.
4. Latar belakang
Berdasarkan fenomena di atas, banyaknya keterkaitan
antara satu fenomena ke fenomena lainnya sesuai
dengan yang di tuliskan Mikhail Bakhtin teks pada
dasarnya bersifat dialogis.Ketika kita bicara apa yang
kita katakan terikat pada sesuatu yang pernah kita
katakan sebelumnya, keterkaitan inilah yang di sebut
intertekstualitas.
Selain dari intertekstulitas fenomena seputar
konglomerasi media masih banyak hal yang perlu di ulas
mendetail dalam film dokumenter Di Balik Frekuensi
sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat fenomena
mengenai bagaimana pesan konglomerasi yang ada
dalam film dokumenter Di Balik Frekuensi
5. Kerangka Berfikir Penelitian
Untuk mendukung
proses penelitian
inilah, peneliti
menggunakan model
analisis semiotika
Charles Sander Pierce.
Karena dari analisis
inilah peneliti
mencoba mengungkap
simbol simbol
tentang konglomerasi
media beserta makna
dari simbol simbol
tersebut sesuai
dengan konteks
situasi yang di sajikan
dalam film Di Balik
Frekuensi.
Produser Ucu
Agustin
Film
Dokumenter
Di Balik
Frekuensi
Makna
Makna
Analisis
semiotik
Charles sander
Pierce
Pesan
konglomerasi
Media
Realita
Konglomerasi
Media
6. Charles Sander Pierce mengungkapkan dalam teorinya Triangle Meaning (segitiga makna) yang terdiri
dari :
SIGN
OBJEKINTERPRETANT
7. Triangle Meaning (segitiga makna) Charles Sander Pierce
Tanda (sign) adalah bentuk fisik yang mampu di tangkap oleh
panca indra manusia dan sesuatu yang merujuk
(merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda
ini di sebut objek. Sebagai contohnya : gambar atau teks yang
menunjukkan aktivitas konglomerasi media pada film Di Balik
Frekuensi
Acuan tanda (objek ) adalah konteks sosial yang menjadi refrensi
dari tanda atau sesuatu yang di rujuk tanda. Kembali pada
konteksnya Objek dalam penelitian ini adalah Pesan Konglomerasi
Media
Penggunaan tanda (interpretan) adalah konsep pemikiran dari
orang yang mengguanakan tanda dan menurunkannya ke suat
makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang
tentang objek yang dirujuk oleh tanda.yang dikupas dari teori
segitiga makna milik Charles Sander Pierce adalah persoalan
bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda tersebut
digunakan orang pada saat berkomunikasi.