際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Lembar Kerja
PPKn
Peran Tokoh-Tokoh Kebangkitan Nasional
Nama :
Kelas :
No :
MTs N 2 Bangka
MATERI dan SOAL-soal
Peran Tokoh Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan indonesia
1. Wahidin Soedirohoesodo
dr. Wahidin Soedirohoesodo lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 meninggal
di Yogyakarta, 26 Mei 1917 pada umur 65 tahun.
Dokter lulusan STOVIA ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga tak
heran bila ia banyak mengetahui penderitaan rakyat. Ia juga sangat menyadari
bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda. Menurutnya,
salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu,
rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah.
Sebagai dokter, ia sering mengobati rakyat tanpa memungut bayaran. Wahidin
Sudirohusodo sering berkeliling kota-kota besar di Jawa mengunjungi tokoh-tokoh
masyarakat sambil memberikan gagasannya tentang "dana pelajar" untuk membantu
pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Akan tetapi, gagasan
ini kurang mendapat tanggapan.
Gagasan itu juga dikemukakannya pada para pelajar STOVIA di Jakarta tentang perlunya
mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan
martabat bangsa. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh para pelajar STOVIA tersebut.
Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo. Dua pokok yang menjadi
perjuangannya ialah memperluas pendidikan dan pengajaran dan memupuk kesadaran
kebangsaan.
SOAL 1
a. Tuliskan peran dr. Wahidin Sudirohusodo dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia !
Jawab :
b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari dr. Wahidin Sudirohusodo
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
2. Soetomo
dr. Sutomo lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888 dengan nama asli Subroto.
Ketika belajar di STOVIA Jakarta, bersama rekan-rekannya mendirikan organisasi Budi
Utomo, atas gagasan dr. Wahidin Soedirohusodo. Tujuan perkumpulan ini adalah untuk
memajukan nusa dan bangsa di tingkat pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan,
teknik dan industri, kebudayaan, dan mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk
mencapai kehidupan yang terhormat.
Sutomo pada 1911 lulus dari STOVIA, dan bertugas sebagai dokter di Semarang. Kemudian
ia dipindah tugas ke Tuban, Lubuk Pakam, dan akhirnya ke Malang. Di sana ia membasmi
wabah pes. Pada 1919, ia memperoleh kesempatan untuk memperdalam pengetahuan di
Belanda. Sekembalinya ke Tanah Air, dokter Sutomo melihat kelemahan yang ada di
organisasi yang didirikannya.
Ia pun giat mengusahakan agar Budi Utomo bergerak di bidang politik, dan
keanggotaannya terbuka untuk seluruh rakyat. Selain bergerak di bidang politik, dan
kedokteran, dr. Sutomo juga aktif di bidang kewartawanan. Pada usia 50 tahun,
tepatnya 30 Mei 1938, Sutomo menghembuskan napas terakhirnya di Surabaya.
SOAL 2
a. Tuliskan peran dr. Sutomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari dr. Sutomo dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
3. H. O. S. Tjokroaminoto
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 
meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun.
Beliau lebih dikenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto, merupakan salah satu pemimpin
organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam (SI). Tjokroaminoto adalah salah
satu pelopor pergerakan di Indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di
Indonesia.
Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam ideologi bangsa
Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar
untuk menimba ilmu padanya yaitu Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo,
bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak
untuk tunduk pada Belanda.
Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia
dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres
SI di Banjarmasin.
SOAL 3
a. Tuliskan peran HOS Tjokroaminoto dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia !
Jawab :
b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari HOS Tjokroaminoto
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
4. E.F.E. Douwes Dekker (Danoedirja Setiabudi)
Selain para pribumi yang menjadi tokoh pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia,
ternyata ada pula beberapa tokoh Belanda yang ikut berjuang demi meraih kemerdekaan
Indonesia. Salah satunya Douwes Dekker, yang memiliki nama lengkap Ernest Francois
Eugene Douwes Dekker. Dia lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 8 Oktober 1879, berdarah
campuran Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa. Meski bukan penduduk Indonesia asli,
semangat nasionalismenya lebih menggelora daripada penduduk bumiputra.
Dengan sifat kritis dan penuh keberanian, dia mengkritisi kekejaman pemerintahan
Hindia-Belanda dan menolak diskriminasi. Hal inilah yang akhirnya membuat pemerintah
Belanda berang dan menganggapnya berbahaya. Bersama Tjipto Mangoenkoesoemo
dan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker mendirikan partai politik pertama di Indonesia,
bernama Indische Partij, guna membangkitkan patriotisme orang Indonesia untuk tanah
yang memberi kehidupan. Juga mendorong bekerja sama atas dasar persamaan hak
politik nasional guna mengembangkan tanah air Hindia. Tujuan lain, untuk
mempersiapkan sebuah kehidupan bangsa yang merdeka.
Dia pernah menjalani hukuman penjara di beberapa negara. Lalu, bersama Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker dibuang ke Belanda. Tapi,
mereka malah melanjutkan sekolah. Douwes Dekker juga pernah dituduh menjadi kaki
tangan Jepang. Dia ditahan di Jakarta, kemudian dibawa ke Ngawi dan Magelang. Dia juga
pernah diasingkan di Suriname. Namun, semua kejadian itu tetap tidak membuat gentar
berjuang meraih kemerdekaan. Ketika akhirnya kembali ke Indonesia, dia memilih
berjuang melalui jalur pendidikan. Dia mengajar di Ksatrian Institut, sekolah yang
dibangun bersama beberapa tokoh pentolan Indische Partij. Douwes Dekker serius
mengajarkan pentingnya kemerdekaan dan mandiri. Douwes Dekker mengganti nama
menjadi Danudirja Setiabudi. Dia meninggal tanggal 28 Agustus 1950 karena sakit.
SOAL 4
a. Tuliskan peran Douwes Dekker dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari Douwes Dekker dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
5. Tjipto Mangunkusumo
Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo merupakan dokter profesional yang lebih
dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah satu
pendiri Indische Partij, organisasi partai pertama yang berjuang mencapai
Indonesia merdeka. Ia banyak melakukan perjuangan melalui tulisan-tulisan
yang mengkritik pemerintah Belanda di Indonesia. Kegiatan yang
berseberangan dengan Belanda membuatnya sering dibuang, dan ditahan ke
berbagai pelosok negeri, bahkan ke negeri Belanda. Pria kelahiran Ambarawa
1886 ini sering menulis tentang penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda,
yang diterbitkan di harian De Express. Ini dianggap sebagai usaha menanamkan
kebencian terhadap Belanda. Akibatnya, dr. Tjipto yang kala itu bertugas
sebagai dokter pemerintah di Demak, usai memperoleh ijazah STOVIA
diberhentikan dari pekerjaannya. Hal ini membuatnya lebih intens melakukan
perjuangan. Pada 1912, bersama Douwes Dekker, dan Ki Hajar Dewantara
(Suwardi Suryaningrat) mendirikan Indische Partij, sebuah partai politik.
SOAL 5
a. Tuliskan peran Tjipto Mangunkusumo dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia !
Jawab :
b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari Tjipto Mangunkusumo
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
6. Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara)
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara
lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau dibesarkan di lingkungan keraton
Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar
Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera)
tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.
Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara
lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal penulis handal. Tulisan-
tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan
semangat antikolonial bagi pembacanya. Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda,
Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi social, dan politik. Pada tahun
1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk
menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu
mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo yang nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai, Ki Hadjar
Dewantara mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme
Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia
merdeka.
Mereka sempat diasingkan ke Belanda karena tulisan-tulisannya yang tajam dan
mengkritik pemerintah Belanda. Akan tetapi justru mereka memanfaatkan kesempatan
di Belanda untuk bersekolah.
Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air. Di tanah air Ki Hadjar
Dewantara semakin mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari
alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun
mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal
Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.
Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik
agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh
kemerdekaan.
Ada tiga macam semboyan yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara yang menjadi dasar
pendidikan di Indonesia yaitu :
1. Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi teladan)
2. Ing Madya Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa)
3. Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan
SOAL 6
a. Tuliskan peran Ki Hajar Dewantara dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia !
Jawab :
b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari Ki Hajar Dewantara dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia !
Jawab :
dr. Sutomo
dr. Tjipto Mangunkusumo
Douwes Dekker
Ki Hajar Dewantara
Menjodohkan
Jodohkanlah gambar di sebelah kiri dengan keterangan di
sebelah kanan, dengan cara menarik garis !

More Related Content

pkn print.pdf

  • 1. Lembar Kerja PPKn Peran Tokoh-Tokoh Kebangkitan Nasional Nama : Kelas : No : MTs N 2 Bangka
  • 2. MATERI dan SOAL-soal Peran Tokoh Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan indonesia 1. Wahidin Soedirohoesodo dr. Wahidin Soedirohoesodo lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 meninggal di Yogyakarta, 26 Mei 1917 pada umur 65 tahun. Dokter lulusan STOVIA ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga tak heran bila ia banyak mengetahui penderitaan rakyat. Ia juga sangat menyadari bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda. Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah. Sebagai dokter, ia sering mengobati rakyat tanpa memungut bayaran. Wahidin Sudirohusodo sering berkeliling kota-kota besar di Jawa mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat sambil memberikan gagasannya tentang "dana pelajar" untuk membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Akan tetapi, gagasan ini kurang mendapat tanggapan. Gagasan itu juga dikemukakannya pada para pelajar STOVIA di Jakarta tentang perlunya mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh para pelajar STOVIA tersebut. Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo. Dua pokok yang menjadi perjuangannya ialah memperluas pendidikan dan pengajaran dan memupuk kesadaran kebangsaan. SOAL 1 a. Tuliskan peran dr. Wahidin Sudirohusodo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab : b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari dr. Wahidin Sudirohusodo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab :
  • 3. 2. Soetomo dr. Sutomo lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888 dengan nama asli Subroto. Ketika belajar di STOVIA Jakarta, bersama rekan-rekannya mendirikan organisasi Budi Utomo, atas gagasan dr. Wahidin Soedirohusodo. Tujuan perkumpulan ini adalah untuk memajukan nusa dan bangsa di tingkat pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, kebudayaan, dan mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kehidupan yang terhormat. Sutomo pada 1911 lulus dari STOVIA, dan bertugas sebagai dokter di Semarang. Kemudian ia dipindah tugas ke Tuban, Lubuk Pakam, dan akhirnya ke Malang. Di sana ia membasmi wabah pes. Pada 1919, ia memperoleh kesempatan untuk memperdalam pengetahuan di Belanda. Sekembalinya ke Tanah Air, dokter Sutomo melihat kelemahan yang ada di organisasi yang didirikannya. Ia pun giat mengusahakan agar Budi Utomo bergerak di bidang politik, dan keanggotaannya terbuka untuk seluruh rakyat. Selain bergerak di bidang politik, dan kedokteran, dr. Sutomo juga aktif di bidang kewartawanan. Pada usia 50 tahun, tepatnya 30 Mei 1938, Sutomo menghembuskan napas terakhirnya di Surabaya. SOAL 2 a. Tuliskan peran dr. Sutomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab : b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari dr. Sutomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab :
  • 4. 3. H. O. S. Tjokroaminoto Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Beliau lebih dikenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto, merupakan salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam (SI). Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di Indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia. Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam ideologi bangsa Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimba ilmu padanya yaitu Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada Belanda. Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin. SOAL 3 a. Tuliskan peran HOS Tjokroaminoto dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab : b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari HOS Tjokroaminoto dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab :
  • 5. 4. E.F.E. Douwes Dekker (Danoedirja Setiabudi) Selain para pribumi yang menjadi tokoh pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia, ternyata ada pula beberapa tokoh Belanda yang ikut berjuang demi meraih kemerdekaan Indonesia. Salah satunya Douwes Dekker, yang memiliki nama lengkap Ernest Francois Eugene Douwes Dekker. Dia lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 8 Oktober 1879, berdarah campuran Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa. Meski bukan penduduk Indonesia asli, semangat nasionalismenya lebih menggelora daripada penduduk bumiputra. Dengan sifat kritis dan penuh keberanian, dia mengkritisi kekejaman pemerintahan Hindia-Belanda dan menolak diskriminasi. Hal inilah yang akhirnya membuat pemerintah Belanda berang dan menganggapnya berbahaya. Bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker mendirikan partai politik pertama di Indonesia, bernama Indische Partij, guna membangkitkan patriotisme orang Indonesia untuk tanah yang memberi kehidupan. Juga mendorong bekerja sama atas dasar persamaan hak politik nasional guna mengembangkan tanah air Hindia. Tujuan lain, untuk mempersiapkan sebuah kehidupan bangsa yang merdeka. Dia pernah menjalani hukuman penjara di beberapa negara. Lalu, bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker dibuang ke Belanda. Tapi, mereka malah melanjutkan sekolah. Douwes Dekker juga pernah dituduh menjadi kaki tangan Jepang. Dia ditahan di Jakarta, kemudian dibawa ke Ngawi dan Magelang. Dia juga pernah diasingkan di Suriname. Namun, semua kejadian itu tetap tidak membuat gentar berjuang meraih kemerdekaan. Ketika akhirnya kembali ke Indonesia, dia memilih berjuang melalui jalur pendidikan. Dia mengajar di Ksatrian Institut, sekolah yang dibangun bersama beberapa tokoh pentolan Indische Partij. Douwes Dekker serius mengajarkan pentingnya kemerdekaan dan mandiri. Douwes Dekker mengganti nama menjadi Danudirja Setiabudi. Dia meninggal tanggal 28 Agustus 1950 karena sakit. SOAL 4 a. Tuliskan peran Douwes Dekker dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab : b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari Douwes Dekker dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab :
  • 6. 5. Tjipto Mangunkusumo Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo merupakan dokter profesional yang lebih dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah satu pendiri Indische Partij, organisasi partai pertama yang berjuang mencapai Indonesia merdeka. Ia banyak melakukan perjuangan melalui tulisan-tulisan yang mengkritik pemerintah Belanda di Indonesia. Kegiatan yang berseberangan dengan Belanda membuatnya sering dibuang, dan ditahan ke berbagai pelosok negeri, bahkan ke negeri Belanda. Pria kelahiran Ambarawa 1886 ini sering menulis tentang penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda, yang diterbitkan di harian De Express. Ini dianggap sebagai usaha menanamkan kebencian terhadap Belanda. Akibatnya, dr. Tjipto yang kala itu bertugas sebagai dokter pemerintah di Demak, usai memperoleh ijazah STOVIA diberhentikan dari pekerjaannya. Hal ini membuatnya lebih intens melakukan perjuangan. Pada 1912, bersama Douwes Dekker, dan Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) mendirikan Indische Partij, sebuah partai politik. SOAL 5 a. Tuliskan peran Tjipto Mangunkusumo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab : b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari Tjipto Mangunkusumo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab :
  • 7. 6. Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau dibesarkan di lingkungan keraton Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan. Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal penulis handal. Tulisan- tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi social, dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo yang nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Mereka sempat diasingkan ke Belanda karena tulisan-tulisannya yang tajam dan mengkritik pemerintah Belanda. Akan tetapi justru mereka memanfaatkan kesempatan di Belanda untuk bersekolah. Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air. Di tanah air Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Ada tiga macam semboyan yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara yang menjadi dasar pendidikan di Indonesia yaitu : 1. Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi teladan) 2. Ing Madya Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa) 3. Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan
  • 8. SOAL 6 a. Tuliskan peran Ki Hajar Dewantara dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab : b. Tuliskan 1 nilai positif yang dapat kita teladani dari Ki Hajar Dewantara dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ! Jawab :
  • 9. dr. Sutomo dr. Tjipto Mangunkusumo Douwes Dekker Ki Hajar Dewantara Menjodohkan Jodohkanlah gambar di sebelah kiri dengan keterangan di sebelah kanan, dengan cara menarik garis !