Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau berada di dekat mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berbahaya selama kehamilan akhir. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan USG dan konfirmasi lokasi implantasi plasenta. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, istirahat, dan persalinan melalui vagina atau sesar secara terencana
Ketuban pecah dini adalah kondisi pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen ini membahas definisi, klasifikasi, epidemiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ketuban pecah dini.
Dokumen tersebut membahas mengenai pemantauan kesehatan janin dalam rahim melalui beberapa metode seperti ultrasonografi, tes non-stres, analisis cairan ketuban, dan profil biofisik guna mengetahui tingkat kematangan dan kemungkinan asfiksia janin. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan untuk pertimbangan mengenai induksi persalinan.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah kesehatan penting yang berkontribusi terhadap angka kematian ibu dan bayi. KPD dapat terjadi pada kehamilan prematur maupun aterm dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti infeksi, vitamin C, usia, paritas, dan sosioekonomi. Diagnosa KPD didasarkan pada pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Patofisiologi KPD terkait
Plasenta previa dan akreta merupakan komplikasi kehamilan berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Penanganan yang tepat diperlukan untuk menurunkan angka kematian, seperti pengawasan ketat dan persalinan melalui operasi caesar pada umur kehamilan yang tepat.
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Perdarahan post partum dan retensio plasenta masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat bersalin. Manajemen retensio plasenta meliputi penghentian perdarahan, penggantian darah, dan pengeluaran plasenta secara manual untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti infeksi dan syok.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum proses persalinan berlangsung setelah kehamilan berusia 22 minggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin seperti kematian janin di dalam rahim, asfiksia, dan prematuritas, serta komplikasi pada ibu seperti infeksi dan perdarahan. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid untuk meningkatkan kematangan paru-
Dokumen tersebut membahas tentang kematian janin dalam kandungan yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Ada beberapa klasifikasi dan penyebab plasenta previa. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, penanganan darurat seperti sesar, serta persalinan dengan berbagai metode sesuai kondisi ibu dan janin. Kasus yang diringkas memu
Dokumen tersebut membahas kasus prolapsus tali pusat pada seorang wanita hamil 25 tahun. Berdasarkan pengkajian, wanita tersebut mengalami prolapsus tali pusat jenis tali pusat terkemuka dimana tali pusat berada di bawah bagian janin sedangkan ketuban masih utuh. Tindakan selanjutnya adalah memasang infus dan merujuk ke rumah sakit serta berkolaborasi dengan dokter kandungan
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi dimana sel telur tidak menempel di rahim melainkan di tempat lain seperti saluran telur. Dokumen menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada triwulan pertama kehamilan karena beresiko menyebabkan perdarahan he
1. Dokumen tersebut membahas berbagai tindakan bantuan persalinan seperti sectio caesarea, embriotomi, dan komplikasi yang dapat terjadi beserta teknik penanganannya.
2. Beberapa komplikasi yang dijelaskan antara lain shoulder dystocia, janin meninggal, dan ruptur rahim pasca sectio.
3. Berbagai teknik seperti decapitasi, kleidotomi, eviserasi digunakan untuk menangani kondisi tersebut.
Sectio caesaria (SC) adalah tindakan bedah untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Terdapat beberapa jenis SC antara lain SC klasik, SC transperitoneal profunda, dan SC ekstraperitoneal. Indikasinya meliputi komplikasi kehamilan seperti CPD, PEB, KPD, dan kelainan letak janin. Teknik pembedahannya meliputi tahapan pembukaan rahim, pengeluaran janin, pen
Perdarahan post partum dan retensio plasenta masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat bersalin. Manajemen retensio plasenta meliputi penghentian perdarahan, penggantian darah, dan pengeluaran plasenta secara manual untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti infeksi dan syok.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum proses persalinan berlangsung setelah kehamilan berusia 22 minggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin seperti kematian janin di dalam rahim, asfiksia, dan prematuritas, serta komplikasi pada ibu seperti infeksi dan perdarahan. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid untuk meningkatkan kematangan paru-
Dokumen tersebut membahas tentang kematian janin dalam kandungan yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Ada beberapa klasifikasi dan penyebab plasenta previa. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, penanganan darurat seperti sesar, serta persalinan dengan berbagai metode sesuai kondisi ibu dan janin. Kasus yang diringkas memu
Dokumen tersebut membahas kasus prolapsus tali pusat pada seorang wanita hamil 25 tahun. Berdasarkan pengkajian, wanita tersebut mengalami prolapsus tali pusat jenis tali pusat terkemuka dimana tali pusat berada di bawah bagian janin sedangkan ketuban masih utuh. Tindakan selanjutnya adalah memasang infus dan merujuk ke rumah sakit serta berkolaborasi dengan dokter kandungan
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi dimana sel telur tidak menempel di rahim melainkan di tempat lain seperti saluran telur. Dokumen menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada triwulan pertama kehamilan karena beresiko menyebabkan perdarahan he
1. Dokumen tersebut membahas berbagai tindakan bantuan persalinan seperti sectio caesarea, embriotomi, dan komplikasi yang dapat terjadi beserta teknik penanganannya.
2. Beberapa komplikasi yang dijelaskan antara lain shoulder dystocia, janin meninggal, dan ruptur rahim pasca sectio.
3. Berbagai teknik seperti decapitasi, kleidotomi, eviserasi digunakan untuk menangani kondisi tersebut.
Sectio caesaria (SC) adalah tindakan bedah untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Terdapat beberapa jenis SC antara lain SC klasik, SC transperitoneal profunda, dan SC ekstraperitoneal. Indikasinya meliputi komplikasi kehamilan seperti CPD, PEB, KPD, dan kelainan letak janin. Teknik pembedahannya meliputi tahapan pembukaan rahim, pengeluaran janin, pen
This presentation aims to explain the anatomical features and clinical implications of the lower uterine segment (LUS). The LUS is the part of the uterus between the attachment of the peritoneum superiorly and the internal cervical os inferiorly. It contains less muscle fibers and blood vessels than the upper segment. During pregnancy, the LUS stretches to form the lower part of the uterine cavity in the third trimester. Placental attachment to the LUS can lead to bleeding risks as the area thins in preparation for labor. The LUS is the site of incision for caesarean sections due to its weaker muscles and blood supply.
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ìý
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang plasenta previa, yaitu kondisi di mana plasenta terletak di bagian bawah rahim sehingga menutupi pembukaan jalan lahir. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Diagnosis didasarkan pada gejala perdarahan tanpa rasa sakit, dan pemeriksaan lebih lanjut seperti USG dan pemeriksaan di ruang operasi. Penanganannya meliputi pen
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis pendarahan pada kehamilan muda, yaitu abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum 20 minggu dengan gejala perdarahan dan keluarnya daging. Kehamilan ektopik terjadi di luar rahim dengan gejala nyeri perut dan perdarahan. Mola hidatidosa adalah tumor janin dengan gejala perdarahan dan keluarnya gumpalan
Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan pada kehamilan tua yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks atau ostium uteri. Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi perbaikan cairan dan darah, pemant
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Ìý
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
Plasenta previa adalah kondisi abnormal di mana plasenta tumbuh terlalu rendah di rahim sehingga dapat menutupi atau mendekati pembukaan kanal kelahiran. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya selama kehamilan akhir dan persalinan. Diagnosis definitif dilakukan dengan ultrasonografi dan manajemennya meliputi pengawasan ketat pasien, persiapan untuk persalinan secara sesar, dan transfusi darah jika diper
Makalah ini membahas tentang kehamilan ektopik dan kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana implantasi terjadi di luar rahim, seperti di saluran telur, ovarium, atau rongga perut. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur. Makalah ini memperkenalkan definisi, penyebab, gejala, patofisiologi, komplikasi, diagnosis, dan penanganan
Dokumen tersebut membahas berbagai komplikasi kehamilan lanjut, termasuk perdarahan, plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, preeklampsia, eklampsia, kehamilan ganda, dan partus lama. Komplikasi-komplikasi ini dapat berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
1. PERSALINAN LAMA
( PLASENTA PREVIA )
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Plasenta Previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah
rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum
Secara teoritis Plasenta Previa dibagi dalam :
1) Plasenta Previa Totalis : plasenta menutupi seluruh osteum uteri internum
2) Plasenta Previa Parsialis : plasenta menutupi sebagian ostium uteri
internum
3) Plasenta Previa Marginalis : tepi plasenta berada di pinggir osteum uteri
internum
4) Plasenta Letak Rendah : plasenta tertanam di segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga tepi plasenta tidak mencapai ostium uteri
internum tetapi sangat dekat dengannya. (Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
B. ETIOLOGI
Disamping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui
/ belum jelas, bermacam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai
etiologinya
1) Endometrium yang inferior
1
2. 2) Chorion leave yang persisten
3) Korpus luteum yang bereaksi lambat
Faktor etiologi ;
1) Usia ibu : usia ibu diatas 35 tahun lebih meningkatkan resiko plasenta
previa
2) Paritas : resiko plasenta previa meningkat pada multiparitas
3) Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang ; riwayat SC, kretase
dan manual plasenta (Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
C. PATOFISIOLOGI
Plasenta previa sering ditandai dengan terjadinya perdarahan. Mekanisme
perdarahan karena pembentukan segmen bawah rahim menjelang kehamilan
aterm sehingga plasenta lepas dari implantasi dan menimbulkan perdarahan.
Bentuk perdarahan dapat sedikit/banyak dan dapat menimbulkan penyulit pada
janin maupun ibu. Implantasi plasenta di segmen bawah rahim menyebabkan
bagian terendah tidak mungkin masuk pintu atas panggul atau menimbulkan
kelainan letak janin dalam rahim.
(Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
D. TANDA DAN GEJALA
1) Secara anamnesis
2
3. 2) Gejala pertama pada plasenta previa ialah perdarahan pada kehamilan
setelah 28 minggu atau pada trimester III. Sifat perdarahannya tanpa sebab,
tanpa nyeri dan berulang. Perdarahan ini bervariasi dari ringan sampai
berat, tergantung pada besar dan banyaknya pembuluh darah yang sobek
dan plasenta yang lepas.
3) Secara Inspeksi
4) Bila telah berdarah banyak, ibu terlihat pucat/anemis.
5) Dari palpasi abdomen
a) Fundus uteri masih rendah
b) Sering dijumpai kesalahan letak janin
c) Bagian terbawah janin belum turun
(Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
E. PROGNOSIS
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas dan
morbiditas ibu tinggi walaupun separuh wanita memiliki kehamilan mendekati
aterm saat perdarahan pertama kali terjadi, persalinan prematur masih
menimbulkan masalah besar. Karena semua wanita dengan plasenta previa dan
janin prematur dapat menjalani penatalaksanaan menunggu. Sekarang,
penanganan relatif bersifat dini, maka angka kematian dan kesakitan ibu akibat
plasenta previa menurun tajam. (Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
3
4. 1. Lab : Darah lengkap, urine lengkap
2. CTG, Doppler
3. USG untuk menilai implantasi plasenta, usia kehamilan dan keadaan
janin secara keseluruhan.(Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
II. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif : -
b. Data Obyektif : -
III. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penanganan pasif
1) Dilakukan pengawasan ketat. Pada sebagian kasus mungkin perlu rawat inap
berkepanjangan. Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih
hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37minggu, berat badan janin
dibawah 2500gr, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat dan pemberian
obat-obatan seperti spasmolitika, obat penambah darah sambil dilakukan
pem.lab, DPL, gol.darah dan persiapan transfusi darah jika kekurangan darah.
2) Cara persalinan, ditentukan berdasarkan
a) Jenis plasenta previa
b) Perdarahan : banyak atau sedkit tetapi berulang – ulang
c) Keadaan umum ibu hamil
d) Keadaan janin : hidup, gawat atau meninggal
e) Pembukaan jalan lahir
4
5. f) Paritas/jumlah anak hidup
g) Fasilitas penolong dan RS
Ada 2 hal pilihan persalinan :
a) Persalinan per vaginam
b) Persalinan per abdominam, dengan SC
(Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
5
6. f) Paritas/jumlah anak hidup
g) Fasilitas penolong dan RS
Ada 2 hal pilihan persalinan :
a) Persalinan per vaginam
b) Persalinan per abdominam, dengan SC
(Ida bagus Gde Manuaba, 1998)
5