2. Pengertian
Pluralisme ( pluralism ), terdiri dari dua kata plural
=beragam dan isme =paham yang berarti beragam
pemahaman, atau bermacam-macam paham.
Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka
dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok
yang menunjukkan rasa saling menghormat dan
toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik
asimilasi.
3. Cont...
Pluralisme dapat dikatakan salah satu ciri khas
masyarakat modern dan kelompok sosial yang paling
penting, dan mungkin merupakan pengemudi utama
kemajuan dalam ilmu pengetahuan, masyarakat dan
perkembangan ekonomi.
Dalam sebuah masyarakat otoriter atau oligarkis, ada
konsentrasi kekuasaan politik dan keputusan dibuat
oleh hanya sedikit anggota. Sebaliknya, dalam
masyarakat pluralistis, kekuasaan dan penentuan
keputusan (dan kemilikan kekuasaan) lebih tersebar.
4. Cont...
Dipercayai bahwa hal ini menghasilkan
partisipasi yang lebih tersebar luas dan
menghasilkan partisipasi yang lebih luas
dan komitmen dari anggota masyarakat,
dan oleh karena itu hasil yang lebih baik.
Contoh
kelompok-kelompok dan situasisituasi di mana pluralisme adalah penting
ialah: perusahaan, badan-badan politik dan
ekonomi, perhimpunan ilmiah.
5. KONSEP PLURARITAS
MASYARAKAT
Dari seluruh anggota PBB saat ini (192 negara)
hanya sekitar 17 negara yang tidak memiliki
masyarakat beragam.
Terkait keamanan dan ketenteraman, negara
dengan multi-etnik lebih sulit menjaganya
dibanding negara dengan masyarakat yang
homogen.
6. Delapan Tipe Masyarakat Multi-etnik
1 Penduduknya terdiri dari sejumlah suku bangsa, salah satu
suku bangsa merupakan suku bangsa yang dominan.
1
Ex. Hongaria, Polandia, Rumania, Bulgaria, dan Albania.
2 Negara-negara yang ditinggali oleh keturunan para imigran
yang berasal dari Eropa hampir satu abad yang lampau dan
menjadi penduduk atau suku bangsa yang dominan.
Penduduk pribumi dan para imigran bukan Eropa yang datang
kemudian dipandang sebagai warga kelas dua (minoritas). Ex.
Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
7. Cont...
3
4
Penduduk negara yang pada umumnya merupakan keturunan
dari bangsa-bangsa yang dipindahkan atau berimigrasi ke
Amerika atau Eropa, yang kemudian dikembalikan lagi ke
daerah asalnya.
Liberia (Afrika Barat) dan Israel.
Negara-negara Asia dan Afrika yang memiliki peradaban kuno
dan kerajaan-kerajaan tradisional serta memiliki sejarah yang
panjang, pernah dijajah salah satu negara Eropa Barat.
Masih kerajaan : Maroko, Swaziland, Kuwait, Oman, Qatar
Nepal, Laos, dan Malaysia.
Menghapus kerajaan : Libia, Madagaskar, Myanmar.
Kerajaan digulingkan : Tunisia, Rwanda, Burundi, Mesir,
Vietnam, dan Kamboja.
8. Cont...
5
Sama dengan tipe keempat, tetapi tidak pernah dijajah
oleh negara Eropa Barat, kecuali oleh pendudukan
militer yang tidak banyak membekas pada
masyarakatnya.
6
Kerajaan digulingkan oleh revolusi : Ethiopia, Iran,
Afganistan, dan Cina.
Kerajaan menyesuaikan diri dengan zaman : Thailand.
Terbentuk oleh sistem kolonial, penduduk dominan
para migran yang dibawa penjajah, kedaulatan jatuh
ditangan para migran, suku bangsa pribumi menjadi
minoritas.
Guyana, Jamaika, Barbados, Trinidad, Suriname, dan
Singapura.
9. Cont...
7
Suku-suku bangsa yang tinggal punya pengalaman yang
sama, yaitu pernah dijajah. Semua suku bangsa mempunyai
kedudukan yang sama.
8
Nigeria, Zaire, Kamerun, Kenya, Uganda, Yordania, dan Philipina .
Hampir sama dengan tipe ketujuh, kecuali ada beberapa
suku bangsa yang memiliki peradaban sangat tua dan ada
suatu bahasa nasional yang dipahami oleh sebagian besar
warga.
Tanzania, Aljazair, Syria, Irak, Pakistan, India, Srilanka, Indonesia di
Asia, negara-negara pecahan Czeskoslovakia dan Yugoslavia, serta
Belgia dan Swiss di Eropa.
10. Karakteristik Masyarakat Majemuk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masyarakat terbagi-bagi ke dalam kelompok-kelompok yang
memiliki sub-kebudayaan yang berbeda.
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam beberapa
lembaga nonkomplementer (yang tidak saling melengkapi).
Tidak begitu memfokuskan, kepada adanya konsensus diantara
para anggotanya terhadap nilai-nilai yang sangat mendasar.
Relatif sering mengalami konflik diantara kelompok-kelompok
mereka sendiri.
Integrasi sosial lebih sering karena adanya paksaan dan adanya
saling ketergantungan di bidang ekonomi.
Terciptanya dominasi politik oleh suatu kelompok kepada
kelompok lain
Bagi Mutakin dan Pasya (2003) karakteristik tersebut tidak dapat
diterapkan di Indonesia, kecuali di zaman penjajahan Belanda.
11. Masyarakat Indonesia Masa Penjajahan
Oleh penjajah (hukum Belanda), masyarakat
Indonesia digolongkan atas tiga golongan :
1.
2.
3.
Golongan Eropa
Golongan Asia dan Timur Jauh
Golongan Pribumi
Adanya dominasi dari Golongan Eropa
12. Masyarakat Indonesia Setelah
Kemerdekaan
Pasca kolonialisme menjadikan Indonesia begitu banyak
keragaman etnik, agama, dan budaya.
Berbagai upaya membangun identitas nasional memunculkan
perbedaan persepsi dan pemaknaan atas identitas nasional.
Namun begitu, kecenderungan melakukan penyeragaman
terhadap suatu masyarakat bangsa dan negara yang terdiri atas
bermacam suku bangsa, agama, dan budaya akan selalu berarti
mengingkari atau mengabaikan makna keunikan, kekhasan serta
perbedaan yang ada dan berkembang di dalamnya.
13. Tiga Jenis Kemajemukan
Diferensiasi tingkatan (rank differentation).
Ketimpangan yang menyangkut distribusi barang.
Diferensiasi fungsional (functional
differentation).
Ketimpangan pembagian kerja.
Diferensiasi adat (custom differentation).
Perbedaan yang berkaitan dengan adat.
14. Asumsi Penyebab Perubahan Sosial
Teori Struktural Fungsional
1.
2.
3.
4.
Masyarakat adalah statis atau
masyarakat berada dalam
keadaan berubah se-cara
seimbang.
Menekankan keteraturan
masyarakat.
Setiap elemen masyarakat
berperan dalam menjaga
stabilitas.
Masyarakat secara informal
diikat oleh norma, nilai, dan
moral.
Teori Konflik
1.
2.
3.
4.
Masyarakat setiap saat tunduk
pada proses perubahan.
Teoritisi konflik meli-hat
pertikaian dan konflik dalam
sistem sosial.
Berbagai
elemen
kemasyarakatan me-nyumbang
terhadap disintegrasi dan perubahan.
Keteraturan dalam masyarakat
berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya dari mereka
yang berada di atas.
15. Kesamaan Sintesa antara Teori
Struktural Fungsional dan Teori
Konflik
1.
2.
3.
4.
Keduanya memiliki sifat holistic atau universal.
Sama-sama dapat berperan ganda terkait perubahan sosial.
Keduanya memandang proses perubahan sosial sebagai
perubahan yang bersifat evolusioner.
Keduanya dapat dikategorikan sebagai model penyeimbang
(equilibrium model) terkait perubahan sosial yang terjadi.
16. Karakteristik Masyarakat Indonesia
Karakteristik yang bersifat horizontal ditandai
dengan perbedaan :
Suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
Karakteristik yang bersifat vertikal ditandai
dengan perbedaan :
Lapisan sosial (kaya-miskin) yang sangat tajam.
17. Kegunaan Penelitian Multi-etnik
Membantu pembangunan di negara-negara
multi-etnik.
Upaya meredakan ketegangan-ketegangan dalam
hubungan antar suku bangsa di dalam negaranegara multi-etnik yang sudah maju ekonominya.
18. Sumber-sumber Konflik pada
Masyarakat Indonesia
Dominasi suatu suku bangsa secara politis. Cth : Konflik Aceh dan Papua.
Persaingan antar warga suku bangsa dalam mendapatkan lapangan pekerjaan
atau sumber mata pencaharian. Cth : Konflik Sambas (Kalbar).
Warga dari suatu suku bangsa memaksakan unsur-unsur kebudayaannya
kepada warga suku bangsa lain. Cth : Konflik Sampit (Kalteng).
Suatu suku bangsa berusaha mendominasi secara ideologis. Cth : Konflik
Maluku dan Poso.
Konflik terpendam dalam hubungan antara suku bangsa yang telah
bermusuhan secara adat. Cth : Konflik antar suku di pedalaman Papua.
19. Sikap Primordialistik dari Konflik
di Indonesia terjadi karena :
1.
2.
3.
Adanya krisis kebudayaan.
Pemerintah
dalam
menyusun
rencana
pembangunan memosisikan diri sebagai perumus
semua rencana dan menganggap paling tahu
kebutuhan rakyat.
Dalam pengambilan keputusan, pemerintah
terkesan terlalu memaksakan kehendak.
20. INTEGRASI NASIONAL
Struktur masy Indonesia yg majemuk tlh menimbulkan
persoalan ttg bgm masy Indonesia terintegrasi pd
tingkat nasional.
Pluralitas masy yg multidimensional menimbulkan persoalan
bgm masy terintegrasi secara horizontal.
Stratifikasi sosial yg terdpt dlm masy Indonesia menimbulkan
persoalan bgm masy terintegrasi secara vertikal.
21. Integrasi Sistem Sosial
(Struktural Fungsional)
Suatu masyarakat terintegrasi di atas :
Tumbuhnya konsensus diantara sebagian besar
anggota masyarakat akan nilai-nilai kemasyarakatan
yang bersifat fundamental.
Berbagai anggota masyarakat sekaligus juga anggota
dari berbagai kesatuan sosial.
22. Integrasi Nasional Indonesia
Faktor yg mengintegrasikan masy Indonesia adalah
kesepakatan para warga masyarakat akan NILAINILAI UMUM tertentu.
Bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu,
Indonesia. (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928)
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat,, adil dan makmur. (Pembukaan UUD 1945 Alinea 2)
Pancasila.
23. Permasalahan Integrasi Nasional
(Alfian)
Pertentangan ideologi,
Multipartai,
Perbedaan suku bangsa dan aliran,
Kesenjangan sosial ekonomi,
Hubungan pusat dan daerah,
Minoritas dan mayoritas,
Pribumi dan non pribumi,
Pertikaian politik,
Hubungan elite-massa,
Perbedaan agama,
Dsb.
24. Hambatan Integrasi
(William Liddle)
Dimensi horizontal.
Suku bangsa, ras, agama, aliran, dll.
Dimensi vertikal.
Elite dan massa, kaya dan miskin, mayoritas dan
minoritas, dll.
25. Menurut William Liddle, Integrasi
Nasional akan berkembang bila :
Sebaian besar anggota masyarakat sepakat
tentang:
Batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu
kehidupan politik.
Struktur masyarakat dan peraturan dari prosesproses politik yang berlaku.
26. Menurut Howard Wriggins, Integrasi
Nasional akan berkembang bila :
Penciptaan musuh dari luar,
Gaya politik para pemimpin,
Ciri lembaga politik, spt Birokrasi, Tentara,
Partai Politik, dan Badan Legislatif,
Ideologi Nasional,
Kesempatan dan perluasan ekonomi.
27. Aspek-aspek yang berkaitan dengan
Integrasi Nasional
1.
2.
3.
4.
Sumber-sumber konflik.
Potensi untuk toleransi.
Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau
golongan terhadap sesama.
Tingkat masyarakat dimana hubungan dan
pergaulan suku bangsa atau golongan
berlangsung.
Koentjaraningrat