ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
PERAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA
   PERUBAHAN YANG DILAKUKAN DAHLAN ISKAN
                             TERHADAP PT PLN


                                   Oleh : Fauziya Ardilla
                Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya


       Dahlan Iskan merupakan figur yang sering perbincangkan di Negeri ini akhir-akhir ini,
karakter yang kuat mencuri perhatian khayalak ramai. Mengawali karir sebagai seorang reporter
surat kabar kecil di Samarinda pada tahun 1975, kemudian menjadi wartawan di majalah Tempo
pada tahun 1976, lalu menjadi pemimpin surat kabar Jawa Pos sejak tahun 1982 hingga
sekarang, karir Dahlan di dunia jurnalistik tidak perlu diragukan, Dahlan Iskan adalah sosok
yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam
waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar, setelahnya seorang Dahlan
Iskan mampu membentuk Jawa Pos News Network salah satu jaringan surat kabar tersebsar di
Indonesia dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan
percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung
pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia
mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam
dan Riau TV di Pekanbaru. Pada tahun 2009, Dahlan iskan diangkat sebagai direktir utama PLN
menggantikan Fahmi Mochtar, dalam kepemimpinannya Dahlan membuat beberapa gebrakan.
Dunia PLN merupakan dunia yang baru bagi Dahlan Iskan, karena sudah bertahun-tahun Beliau
menggeluti dunia jurnalistik, sehingga beliau harus lebih banyak belajar mengenai PLN yang
memang bukan dunianya.

       Sebagai orang awam yang masih belum tau menau tentang PLN, Dahlan memulai belajar
dari orang-orang sekelilingnya, sebuah knowledge management bergerak penting dalam hal ini.
Menurut Scarboroug (1999) Knowledge management adalah any process or practice of creating,
acquiring, capturing, sharing and using knowledge, wherever it resides, to enhance learning and
performance in organizations. Setiap lini dari anggota organisasi mepunyai knowledge masing-
masing di bidangnya, dan peran knowledge management adalah untuk mengatur, memanfaatkan
dan mendistribusikan knowledge dari masing-masing bagian agar menjadi keunggulan dari
sebuah organisasi. Dahlan Iskan, menyerap pengetahuan-pengetahuan yang dipunya oleh
karyawan-karyawan PLN yang memang sudah ahli dibidangnya, dan dipelajarinya, sehingga
knowledge management tepat sasaran. Strategi knowledge management yang diterapkan Dahlan
Iskan merupakan personalization strategy Beliau langsung membagikan pengetahuan dari satu
orang ke orang-orang yang lain. Adanya CEO’s note, Dahlan Iskan menerapkan menerapkan
sistem knowledge management groupware, dimana beliau menggunakan teknologi untuk
berkomunikasi dengan ribuan karyawannya, dalam CEO’s note memungkinkan komunikasi dua
arah, beliau dengan mudah dapat mengetahui pendapat dan ide-ide yang ada dalam pikiran
karyawannya demi mencapai tujuan perusahaan, Dahlan dapat mengetahui apa yang adi pikiran
karyawan-karyawannya begitu juga sebaliknya. Adanya hubungan komunikasi yang baik antara
atasan dan bawahan dapat meningkatkan usaha untuk mencapai tujuan bersama.

       Dengan adanya CEO’s note, semua orang dapat mengakses dan melihat ide-ide yang
dikemukakan oleh karyawan-karyawan yang ada di PLN, hal tersebut juga merupakan upaya
perubahan Explicit Knowledge menjadi Tacit Knowledge, yakni pengetahuan yang bersifat
database atau portopolio, dapat dimunculkan kepermukaan dan dimanfaatkan dengan baik, untuk
kemajuan organisasi itu sendiri, knowledge management tersebut efektif untuk menyalurkan
pengetahuan yang dimiliki perseorangan untuk membuat organisasi menjadi lebih maju karena
karyawan tidak hanya menyimpan ide-ide untuk perusahaannya, namun juga membagikan dan
memunculkan ide-ide tersebut dalam sebuah tulisan di CEO’s note yang kemudain dapat
direspon oleh karyawan lainnya.



Referensi :
Armstrong, Michael. 2010. Armstrong’s Essential Human Resource Management Practice.
India: Replica Press Pvt Ltd.
http://dahlaniskan.wordpress.com/profil-dahlan-iskan/
http://www.pln.co.id/?category_name=ceo-notes&paged=4

More Related Content

Pmdo knowledge management-dahlan-iskan

  • 1. PERAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUBAHAN YANG DILAKUKAN DAHLAN ISKAN TERHADAP PT PLN Oleh : Fauziya Ardilla Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Dahlan Iskan merupakan figur yang sering perbincangkan di Negeri ini akhir-akhir ini, karakter yang kuat mencuri perhatian khayalak ramai. Mengawali karir sebagai seorang reporter surat kabar kecil di Samarinda pada tahun 1975, kemudian menjadi wartawan di majalah Tempo pada tahun 1976, lalu menjadi pemimpin surat kabar Jawa Pos sejak tahun 1982 hingga sekarang, karir Dahlan di dunia jurnalistik tidak perlu diragukan, Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar, setelahnya seorang Dahlan Iskan mampu membentuk Jawa Pos News Network salah satu jaringan surat kabar tersebsar di Indonesia dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Pada tahun 2009, Dahlan iskan diangkat sebagai direktir utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar, dalam kepemimpinannya Dahlan membuat beberapa gebrakan. Dunia PLN merupakan dunia yang baru bagi Dahlan Iskan, karena sudah bertahun-tahun Beliau menggeluti dunia jurnalistik, sehingga beliau harus lebih banyak belajar mengenai PLN yang memang bukan dunianya. Sebagai orang awam yang masih belum tau menau tentang PLN, Dahlan memulai belajar dari orang-orang sekelilingnya, sebuah knowledge management bergerak penting dalam hal ini. Menurut Scarboroug (1999) Knowledge management adalah any process or practice of creating,
  • 2. acquiring, capturing, sharing and using knowledge, wherever it resides, to enhance learning and performance in organizations. Setiap lini dari anggota organisasi mepunyai knowledge masing- masing di bidangnya, dan peran knowledge management adalah untuk mengatur, memanfaatkan dan mendistribusikan knowledge dari masing-masing bagian agar menjadi keunggulan dari sebuah organisasi. Dahlan Iskan, menyerap pengetahuan-pengetahuan yang dipunya oleh karyawan-karyawan PLN yang memang sudah ahli dibidangnya, dan dipelajarinya, sehingga knowledge management tepat sasaran. Strategi knowledge management yang diterapkan Dahlan Iskan merupakan personalization strategy Beliau langsung membagikan pengetahuan dari satu orang ke orang-orang yang lain. Adanya CEO’s note, Dahlan Iskan menerapkan menerapkan sistem knowledge management groupware, dimana beliau menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan ribuan karyawannya, dalam CEO’s note memungkinkan komunikasi dua arah, beliau dengan mudah dapat mengetahui pendapat dan ide-ide yang ada dalam pikiran karyawannya demi mencapai tujuan perusahaan, Dahlan dapat mengetahui apa yang adi pikiran karyawan-karyawannya begitu juga sebaliknya. Adanya hubungan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dapat meningkatkan usaha untuk mencapai tujuan bersama. Dengan adanya CEO’s note, semua orang dapat mengakses dan melihat ide-ide yang dikemukakan oleh karyawan-karyawan yang ada di PLN, hal tersebut juga merupakan upaya perubahan Explicit Knowledge menjadi Tacit Knowledge, yakni pengetahuan yang bersifat database atau portopolio, dapat dimunculkan kepermukaan dan dimanfaatkan dengan baik, untuk kemajuan organisasi itu sendiri, knowledge management tersebut efektif untuk menyalurkan pengetahuan yang dimiliki perseorangan untuk membuat organisasi menjadi lebih maju karena karyawan tidak hanya menyimpan ide-ide untuk perusahaannya, namun juga membagikan dan memunculkan ide-ide tersebut dalam sebuah tulisan di CEO’s note yang kemudain dapat direspon oleh karyawan lainnya. Referensi : Armstrong, Michael. 2010. Armstrong’s Essential Human Resource Management Practice. India: Replica Press Pvt Ltd. http://dahlaniskan.wordpress.com/profil-dahlan-iskan/ http://www.pln.co.id/?category_name=ceo-notes&paged=4