2. Latar Belakang
Latar belakang dimulai dengan pendirian Algemene Studie Club
di Bandung pada tahun 1925 oleh Ir. Soekarno. Sesudah kegagalan
pemberontakan rakyat yang digerakkan PKI pada November 1926 - Februari 1927
terjadi "kekosongan" pimpinan pergerakan kemerdekaan. Oleh karena
itu "kekosongan" perlu diisi, untuk menampung aspirasi rakyat. Kemudian atas
inisiatif Algemene Studie Club, pada tanggal 4 Juli 1927 diadakan rapat pendirian
Partai Nasional Indonesia(PNI).
PNI dipelopori oleh Ir. Soekarno, Dr. Tjipto Mangun
Koesoemo, Soerjadi, Iskaq, Tjokrohadi Soeryo, Boediarti, Soenaryo, Dr. Samsi.
Diantara para pelopor ini Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua.
3. Asas dan Tujuan PNI
Tujuan PNI
mencapai kemerdekaan Indonesia
dengan kekuatan sendiri
Asas PNI
Self Help (menolong diri sendiri), artinya
memperbaiki keadaan politik, ekonomi,
dan sosial budaya yang telah rusak oleh
penjajah dengan kekuatan sendiri;
Nonkooperatif, yakni tidak mengadakan
kerja sama dengan pemerintah Belanda;
Marhaenisme, yakni mengentaskan
massa dari kemiskinan dan
kesengsaraan.
4. Kegiatan Kegiatan PNI
Ada dua macam langkah yang ditempuh oleh PNI untuk memperkuat diri dan
pengaruhnya dalam masyarakat yaitu:
Intern, yaitu usaha terhadap lingkungan sendiri (memperkuat anggota
dalam partai) dengan mengadakan kursus kursus dan membentuk
kelompok kelompok diskusi untuk melatih para anggota memecahkan
berbagai persoalan dan meningkatkan pengetahuan mereka, dan
mendirikan sekolah-sekolah.
Ekstern, yaitu usaha memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara
lain melalui rapat-rapat umum, surat kabar Banteng Priangan dan
Persatuan Indonesia.
5. Perkembangan PNI Selanjutnya
Pada tanggal 17 18 Desember 1927 di Bandung PNI memprakarsai
pendirian federasi organisasi politik se-Indonesia dalam bentuk
Permufakatan Perhimpunan - perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI) yang dihadiri oleh PSI (Partai Sarekat Islam), Boedi Oetomo,
Pasundan, Soematranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studieclub dan
Algeemene Studieclub
PNI mengadakan kongres di Surabaya dan Jakarta.
Mendirikan serikat-serikat buruh, rumah sakit, Bank Nasional Indonesia, dan
badan - badan Koperasi.
Mengadakan rapat rapat umum untuk memperoleh dukungan dukungan
rakyat, terutama Ir. Soekarno berpidato membangkitkan semangat dengan
tema utamanya adalah melawan imperialisme dan kolonialisme serta
merebut kemerdekaan. Rapat rapat umum diadakan diberbagai daerah
dan dihadiri oleh ribuan orang.
Dari hasil- hasil propaganda yang dilakukan, PNI memiliki 3 cabang, yakni di
Jakarta, Bandung dan Surabaya.
6. Akhir PNI
Keresahan pemerintah kolonial terhadap pergerakan PNI dan memberikan
peringatan (ancaman) kepada PNI.
Munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan
pemberontakan. Maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia
Belanda mengadakan penggeledahan secara besar besaran dan menangkap
empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan
Supriadinata serta dijatuhi hukuman penjara.
Penangkapan empat pemimpin besar PNI berakibat fatal bagi perkembangan
PNI selanjutnya, maka atas inisiatif Mr. Sartono diadakan Kongres luar biasa di
Jakarta pada tanggal 25 April 1931, dan diambil keputusan untuk
membubarkan PNI.
Mr. Sartono mendirikan Partindo (Partai Indonesia). Mereka yang tidak setuju
dengan pembubaran masuk dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru)
yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.