ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
POSISI TRANSMISI :
         Sebuah Konteks
                        OLEH

                     KELOMPOK 2

1.   ABEL P.PAKPAHAN
2.   TIURMA NULUS ASINA RAJAGUKGUK
3.   YUL AFNIZAR
ï‚— Sebuah filosofi yang empiris di mana posisi
 transmisi sebenarnya sudah ada sejak zaman
 Yunani Kuno, tetapi orientasi yang filosofis ini
 tidak begitu terkenal hingga suatu hari
 dikemukakan oleh ahli filsafat seperti Francis
 Bacon dan Jhon Locke
ï‚— Bacon (1561-1626), seorang ahli filsafat
  berkebangsaan Inggris berpendapat bahwa
  berbagai kesulitan filosofi kita berasal dari ajaran
  agama dan pengambilan keputusan, dan malahan
  kita perlu kembali ke pemikiran induktif atau
  penelitian ilmiah
ï‚— penelitian ilmiah seharusnya menjadi metode yang
  paling utama dalam memperoleh pengetahuan
  baru. Induksi, yang mana merupakan pusat bagi
  penelitian ilmiah, tidak hanya sekedar menghitung
  sederhana; pemikiran induktif harus pula meliputi
  metode pengelompokan cara untuk menilai
  kebenaran suatu hipotesis.
ï‚— Mengembangkan sebuah pandangan filosofi
  empiris, dia dengan konsepsinya menyebutkan
  bahwa fikiran sebagai tabula rasa (batu tulis
  kosong).
ï‚— bahwa yang muncul pertama kali adalah
  sensasi; kemudian diikuti oleh ide-ide yang
  masuk ke dalam fikiran; ide-ide membangkitkan
  tindakan; tindakan mengarah ke kebiasaan;
  kebiasaan membentuk karakter seseorang.
  Dengan kata lain, pendidikan sebenarnya
  merupakan proses tentang formasi kebiasaan.
ï‚— Analisa pilosofis yang berproses dengan sedikit
  demi sedikit penguraian tentang segala hal
  pokok ke dalam kelogisan komponen-
  komponen terakhir. (Barrett, 1979, hal.36)
ï‚— Filosofi analitik fokus pada bahasa, yang
  mencoba membaginya ke dalam komponen-
  komponen kecil, sehingga verifikasi dan
  kejelasan dapat dicapai. Daya dorong untuk
  mengurai ke dalam atom bahasa dan,
  akhirnya, kenyataan adalah terletak di pusat
  kedua paradigma yang atomistik dan posisi
  transmisi
ï‚— Dalam bidang psikologi, akar dari posisi
 transmisi dapat ditemukan dalam karya
 Thorndike dan baru-baru ini dalam karya B.F.
 Skinner, dari keduanya itu dikembangkan suatu
 orientasi tingkah laku untuk pelajaran.
ï‚— Uraian Thorndike, tentang kecerdasan binatang
 (1911), mencerminkan pengaruh dari
 penelitiannya tentang binatang atas
 pandangannya terhadap sifat dasar manusia.
 Thorndike melukiskan tingkah laku manusia
 dalam kaitan dengan stimulus dan Respon (S ->
 R).
ï‚— berdasar pada asumsi bahwa tujuan
 pendidikan akan menyiapkan para siswa untuk
 mendapat kedewasaan bagi hidup mereka;
 secara terperinci, pendidikan, dalam
 pendapatnya, diperlukan persiapan para siswa
 "untuk aktivitas segala macam tatanan dimana,
 atau hendaknya menata, dengan baik
 kedewasaan hidup"
ï‚— Bobbitt ( 1942) membagi daftar aktifitas hariannya ke dalam 10
    kategori:
ï‚—
ï‚— Aktivitas berbahasa; komunikasi satu dengan lain secara sosial.
ï‚— Aktivitas kesehatan
ï‚— Aktivitas kewarganegaraan.
ï‚— Aktivitas sosial umum-bertemu dan berbaur dengan orang lain.
ï‚— Aktivitas waktu senggang, hiburan, rekreasi.
ï‚— Pemeliharaan diri seseorang secara mental sejalan dengan aktivitas
    kesehatan tentang pemeliharaan diri seseorang secara fisik.
ï‚—   Aktivitas religius.
ï‚—   Aktivitas berkenaan dengan orangtua, pengasuhan anak-anak,
    pemeliharaan hidup rumah tangga.
ï‚—   Aktivitas praktis bukan kejuruan atau tidak khusus
ï‚—   Tenaga kerja panggilan.
ï‚—
ï‚— Menurut Bobbitt (1924), aktivitas ini harus dipecah ke dalam sasaran
    khusus.
ï‚—
ï‚— Skinner dikenal baik dalam teorinya lakon pengaruh
  keadaan, yang menjelaskan bahwa perilaku dapat
  dikendalikan oleh situasi:" Jika kejadian dari suatu
  operant (suatu perilaku yang dapat dikendalikan melalui
  penguatan) diikuti oleh suatu presentasi penguatan
  stimulus, kekuatan meningkat"(Skinner, 1968,hal.4).
ï‚— Skinner menyarankan bahwa penguatan secara alami
  yang terjadi di dalam lingkungan adalah terlalu lambat
  membawa perubahan. Adalah pendapatnya bahwa
  jika guru bersandar pada lingkungan untuk penguatan,
  dia benar-benar meninggalkan perannya sebagai
  seorang guru. Sebagai gantinya, guru harus campur
  tangan untuk menggerakkan lingkungan tersebut. Satu
  teknik Skinner (1968) yaitu merekomendasikan program
  belajar.
ï‚— Di antara banyaknya variasi konservatisme
 adalah azas keagamaan, Tory Concervatism,
 Laissez-Faire, Sosial Darwinisme, dan
 Konservatisme
ï‚— Adam Smith.
Konservatisme laissez-faire dapat ditelusuri dari
 Adam Smith, Pandangan Smith menyangkut
 pasar bebas didasarkan pada kompetisi dan
 kepentingan diri individu: kepentingan diri
 individu menciptakan pasar yang kompetitif
 yang menghasilkan masyarakat jasa dan
 barang-barang yang dibutuhkan.
ï‚— Milton Friedman
Friedman (1962) menyatakan kebebasan
  berpolitik dan ekonomi itu saling berkaitan:
kebebasan ekonomi adalah suatu akhir di dalam
  dirinya sendiri. Pada tempat yang kedua,
  kebebasan ekonomi adalah juga suatu alat-
  alat yang sangat dibutuhkan ke arah prestasi
  dari kebebasan berpolitik.
ï‚— ORIENTASI PADA ISI/SUBJEK
ï‚— Gerakan Kembali ke Dasar
ï‚— Orientasi transmisi budaya
ï‚— Konteks. Posisi ini merefleksikan paradigma atomistik
  yang realitasnya akan diruaikan dalam sebuah
  perbedaan, elemen terpisah. Ini berlaku dengan
  pandangan dunia yang empiris, yang secara psikologi
  berkaitan dengan pola perilaku
ï‚— Tujuan. Penguasaan subjek atau pelajaran sekolah
  dan inkulkalsi siswa alam norma sosial adalah
  merupakan tujuan utama program ini.
ï‚— Pengalaman belajar. Siswa diharapkan mempelajari
  fakta dan kosneop yagn berkaitan dengan subjek
  dan menguaai keahlian tertentu. Belajar adalah
  dipandang sebagai aksi dalam model dimana dia
  merespon situasi belajar yang ada. Mereka
  diharapkan untuk menerapkan akademi sekolah,
  sosial dan kerangka kerja disipliner.
ï‚— Peranan guru. Guru dalam jabatan ini cenderung
      emainkan peanan mengarahkand alam proses
      belajar. Isntrukid alam posisi ini sering bersifat didaktik
      dengan siswa yang merespon inisiatif guru. Dalam CBE
      dan belajar penguaai, guru merencanakan dan
      melhat materi yang tepat untuk dipoelajari oleh siswa.
    ï‚— Evaluasi. Evlauasi sering terfokus pada uji prestasi
      tradisional untuk menunjukkan bagaimana siswa
      menguaai subjek tertentu. Dalam belajar menguaai,
      evaluasi formatif memainkan poeranan utama yang
      memungkinkan defisiensi dalam belajar.
ï‚—
ï‚—
Posisi transmisi

More Related Content

Posisi transmisi

  • 1. POSISI TRANSMISI : Sebuah Konteks OLEH KELOMPOK 2 1. ABEL P.PAKPAHAN 2. TIURMA NULUS ASINA RAJAGUKGUK 3. YUL AFNIZAR
  • 2. ï‚— Sebuah filosofi yang empiris di mana posisi transmisi sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, tetapi orientasi yang filosofis ini tidak begitu terkenal hingga suatu hari dikemukakan oleh ahli filsafat seperti Francis Bacon dan Jhon Locke
  • 3. ï‚— Bacon (1561-1626), seorang ahli filsafat berkebangsaan Inggris berpendapat bahwa berbagai kesulitan filosofi kita berasal dari ajaran agama dan pengambilan keputusan, dan malahan kita perlu kembali ke pemikiran induktif atau penelitian ilmiah ï‚— penelitian ilmiah seharusnya menjadi metode yang paling utama dalam memperoleh pengetahuan baru. Induksi, yang mana merupakan pusat bagi penelitian ilmiah, tidak hanya sekedar menghitung sederhana; pemikiran induktif harus pula meliputi metode pengelompokan cara untuk menilai kebenaran suatu hipotesis.
  • 4. ï‚— Mengembangkan sebuah pandangan filosofi empiris, dia dengan konsepsinya menyebutkan bahwa fikiran sebagai tabula rasa (batu tulis kosong). ï‚— bahwa yang muncul pertama kali adalah sensasi; kemudian diikuti oleh ide-ide yang masuk ke dalam fikiran; ide-ide membangkitkan tindakan; tindakan mengarah ke kebiasaan; kebiasaan membentuk karakter seseorang. Dengan kata lain, pendidikan sebenarnya merupakan proses tentang formasi kebiasaan.
  • 5. ï‚— Analisa pilosofis yang berproses dengan sedikit demi sedikit penguraian tentang segala hal pokok ke dalam kelogisan komponen- komponen terakhir. (Barrett, 1979, hal.36) ï‚— Filosofi analitik fokus pada bahasa, yang mencoba membaginya ke dalam komponen- komponen kecil, sehingga verifikasi dan kejelasan dapat dicapai. Daya dorong untuk mengurai ke dalam atom bahasa dan, akhirnya, kenyataan adalah terletak di pusat kedua paradigma yang atomistik dan posisi transmisi
  • 6. ï‚— Dalam bidang psikologi, akar dari posisi transmisi dapat ditemukan dalam karya Thorndike dan baru-baru ini dalam karya B.F. Skinner, dari keduanya itu dikembangkan suatu orientasi tingkah laku untuk pelajaran.
  • 7. ï‚— Uraian Thorndike, tentang kecerdasan binatang (1911), mencerminkan pengaruh dari penelitiannya tentang binatang atas pandangannya terhadap sifat dasar manusia. Thorndike melukiskan tingkah laku manusia dalam kaitan dengan stimulus dan Respon (S -> R).
  • 8. ï‚— berdasar pada asumsi bahwa tujuan pendidikan akan menyiapkan para siswa untuk mendapat kedewasaan bagi hidup mereka; secara terperinci, pendidikan, dalam pendapatnya, diperlukan persiapan para siswa "untuk aktivitas segala macam tatanan dimana, atau hendaknya menata, dengan baik kedewasaan hidup"
  • 9. ï‚— Bobbitt ( 1942) membagi daftar aktifitas hariannya ke dalam 10 kategori: ï‚— ï‚— Aktivitas berbahasa; komunikasi satu dengan lain secara sosial. ï‚— Aktivitas kesehatan ï‚— Aktivitas kewarganegaraan. ï‚— Aktivitas sosial umum-bertemu dan berbaur dengan orang lain. ï‚— Aktivitas waktu senggang, hiburan, rekreasi. ï‚— Pemeliharaan diri seseorang secara mental sejalan dengan aktivitas kesehatan tentang pemeliharaan diri seseorang secara fisik. ï‚— Aktivitas religius. ï‚— Aktivitas berkenaan dengan orangtua, pengasuhan anak-anak, pemeliharaan hidup rumah tangga. ï‚— Aktivitas praktis bukan kejuruan atau tidak khusus ï‚— Tenaga kerja panggilan. ï‚— ï‚— Menurut Bobbitt (1924), aktivitas ini harus dipecah ke dalam sasaran khusus. ï‚—
  • 10. ï‚— Skinner dikenal baik dalam teorinya lakon pengaruh keadaan, yang menjelaskan bahwa perilaku dapat dikendalikan oleh situasi:" Jika kejadian dari suatu operant (suatu perilaku yang dapat dikendalikan melalui penguatan) diikuti oleh suatu presentasi penguatan stimulus, kekuatan meningkat"(Skinner, 1968,hal.4). ï‚— Skinner menyarankan bahwa penguatan secara alami yang terjadi di dalam lingkungan adalah terlalu lambat membawa perubahan. Adalah pendapatnya bahwa jika guru bersandar pada lingkungan untuk penguatan, dia benar-benar meninggalkan perannya sebagai seorang guru. Sebagai gantinya, guru harus campur tangan untuk menggerakkan lingkungan tersebut. Satu teknik Skinner (1968) yaitu merekomendasikan program belajar.
  • 11. ï‚— Di antara banyaknya variasi konservatisme adalah azas keagamaan, Tory Concervatism, Laissez-Faire, Sosial Darwinisme, dan Konservatisme
  • 12. ï‚— Adam Smith. Konservatisme laissez-faire dapat ditelusuri dari Adam Smith, Pandangan Smith menyangkut pasar bebas didasarkan pada kompetisi dan kepentingan diri individu: kepentingan diri individu menciptakan pasar yang kompetitif yang menghasilkan masyarakat jasa dan barang-barang yang dibutuhkan.
  • 13. ï‚— Milton Friedman Friedman (1962) menyatakan kebebasan berpolitik dan ekonomi itu saling berkaitan: kebebasan ekonomi adalah suatu akhir di dalam dirinya sendiri. Pada tempat yang kedua, kebebasan ekonomi adalah juga suatu alat- alat yang sangat dibutuhkan ke arah prestasi dari kebebasan berpolitik.
  • 14. ï‚— ORIENTASI PADA ISI/SUBJEK ï‚— Gerakan Kembali ke Dasar ï‚— Orientasi transmisi budaya
  • 15. ï‚— Konteks. Posisi ini merefleksikan paradigma atomistik yang realitasnya akan diruaikan dalam sebuah perbedaan, elemen terpisah. Ini berlaku dengan pandangan dunia yang empiris, yang secara psikologi berkaitan dengan pola perilaku ï‚— Tujuan. Penguasaan subjek atau pelajaran sekolah dan inkulkalsi siswa alam norma sosial adalah merupakan tujuan utama program ini. ï‚— Pengalaman belajar. Siswa diharapkan mempelajari fakta dan kosneop yagn berkaitan dengan subjek dan menguaai keahlian tertentu. Belajar adalah dipandang sebagai aksi dalam model dimana dia merespon situasi belajar yang ada. Mereka diharapkan untuk menerapkan akademi sekolah, sosial dan kerangka kerja disipliner.
  • 16. ï‚— Peranan guru. Guru dalam jabatan ini cenderung emainkan peanan mengarahkand alam proses belajar. Isntrukid alam posisi ini sering bersifat didaktik dengan siswa yang merespon inisiatif guru. Dalam CBE dan belajar penguaai, guru merencanakan dan melhat materi yang tepat untuk dipoelajari oleh siswa. ï‚— Evaluasi. Evlauasi sering terfokus pada uji prestasi tradisional untuk menunjukkan bagaimana siswa menguaai subjek tertentu. Dalam belajar menguaai, evaluasi formatif memainkan poeranan utama yang memungkinkan defisiensi dalam belajar. ï‚— ï‚—